You are on page 1of 18

Laporan study tour

Penyusun: 1.reza kurnia hendra(viiia) 2.sigit ardyanto(viiia) 3.tri hendra(viiia) 4.muhammad rifai(viiib)

Kata pengantar
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dapat menyelesaikan laporan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah. Banyak manfaat yang di dapat pada tempat-tempat bersejarah tersebut, kami membuat laporan study tour agar bermanfaat untuk menambah pengetahuanpengetahuan tentang sejarah di Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu guru, yang telah mengawasi dalam rangka study tour. Kritik dan saran yang sangat membangun kami harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan laporan tersebut. Semoga kita dapat mengambil manfaat dan menambah ilmu pengetahuan.

DAFTAR ISI
-Cover -Kata pengantar -Motto -Latar belakang -Museum Purna Bhakti -TMII -IPTEK -Keong Mas -Masjid Istiqlal -Istana Bogor -Cibaduyut -Monas -Kesimpulan

MOTTO
-Keberhasilan terletak pada ketekunan dan kerugian yang mencapai keberhasilan. -Pengabdian yang luhur tetapi keluhuran itu belum tentu. -Semangat tanpa cita-cita adalah musuh, namun cita-cita tanpa doa akan lumpuh.

Latar belakang: # sekolah mewajibkan untuk mengikuti study tour ke Jakarta-Bandung. # Agar tidak dikatakan ketinggalan jaman. # Mengisi waktu luang yang hanya dirumah saja.

Tujuan: # Untuk menambah wawasan. # Agar mengetahui sejarah zaman dahulu. # jika sudah mengetahui asal sejarah supaya dapat merawat atau menjaga Kelestarian sejarah zaman dahulu agar tidak di ambil oleh penjabat.

Museum Purna Bhakti

Pintu masuk Museum Purna Bhakti Pertiwi

Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP) didirikan oleh Yayasan Purna Bhakti Pertiwi atas prakarsa Ibu Tien Soeharto. Museum yang berada di Jl. Taman Mini I, Jakarta 13560. berisi koleksi benda-benda dan cennderamata yang bersangkut-paut dengan perjalanan pengabdian Presiden Republik Indonesia Ke-2, HM Soeharto.

Sejarah
Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP) ini diresmikan pada tanggal 23 Agustus 1993 oleh Bapak Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia. Peresmian MPBP bertepatan dengan hari ulang tahun ke-70 Ibu Tien Soeharto, Pembangun dan Pemrakarsa museum ini. Luas bangunan MPBP 25.095 meter persegi di atas tanah seluas 19,7 hektar. Museum Purna Bhakti merupakan wahana pelestarian benda-banda bersejarah tentang perjuangan dan pengabdian Bpk. Soeharto dan Ibu Tien Soeharto kepada bangsa Indonesia. Pengabdian dan perjuangan beliau sejak masa perang kemerdekaan hingga masa pembagunan. Sebagai obyek wisata edukasi yang bermatra sejarah, museum ini juga menyimpan bendabenda seni bermutu tinggi, yang diperoleh Bapak Soeharto dan Ibu Tien Soeharto dari berbagai kalangan, baik rekan maupun sahabat sebagai cenderamata. MPBP memiliki koleksi kurang lebih 13.000 -an, koleksi tersebut memiliki hubungan dengan peran sejarah pengabdian Bapak Presiden Soeharto. Sebelumnya sebagian besar koleksi ini dirawat dan disimpan Ibu Tien Soeharto sebagai pendamping setia Pak Harto. Kemudian, Ibu Tien menyadari bahwa pengalaman hidup Pak Harto bukanlah hanya milik keluarga. Pak Harto adalah milik bangsa Indonesia. Maka,

koleksi barang-barang pribadi dan cenderamata yang dimilikinya harus dinikmati oleh khalayak ramai. Tentu, tempat yang paling baik untuk itu adalah di museum.

Arsitektur dan Koleksi


Memasuki bangunan yang arsitekturnya mirip nasi tumpeng atau gunungan (sebagai kelengkapan inti upacara tradisional) itu -melambangkan rasa syukur, keselamatan dan keabadian- pengunjung disambut dua patung Panyembrama, patung selamat datang. Patung karya seniman Dewa Made Windia sumbangan Ny Siti Hardiyanti Rukmana ini, terbuat dari lempengan uang kepeng dengan tinggi 240 sentimeter. Panyembrama adalah tarian Bali yang biasa diperagakan untuk penyambutan tamu-tamu terhormat. Bangunan museum dikelompokkan dalam dua kategori, yakni bangunan utama dan bangunan penunjang. Bangunan utama berfungsi sebagai ruang pamer benda-benda koleksi seluas 18.605 meter persegi terdiri enam lantai dengan tinggi 45 meter sampai puncak ornamen lidah api berwarna keemasan di atas kerucut terbesar, dikelilingi sembilan kerucut kecil. Ruang Utama diapit empat tumpengan warna kuning. Ruang terdepan adalah Ruang Perjuangan, dikitari Ruang Khusus, Ruang Asthabrata, dan Ruang Perpustakaan. Ruang Perjuangan berbentuk kerucut berukuran sedang seluas 1.215 meter persegi terletak di bagian barat kelompok Ruangan Utama. Ruang Khusus seluas 567 meter persegi terletak di bagian utara. Ruang Asthabrata seluas 1.215 terletak di bagian timur. Dan, Ruang Perpustakaan seluas 567 meter persegi di bagian selatan. Di Ruang Utama tersimpan berbagai ragam cinderamata persembahan Tamu Negara RI, kenalan atau sahabat Presiden Soeharto. Tetapi juga ada cinderamata persembahan tamutamu atau pejabat dalam negeri. Semua cinderamata tersimpan dalam kotak kaca. Di antaranya, cinderamata pemberian PM Kamboja Hun Sen dan PM Malaysia Mahathir Mohamad masing-masing berupa tempat sirih terbuat dari perak. Dari PM Belanda Lubbers berupa patung burung dara terbuat dari perak, Presiden Meksiko Carlos Salinas de Gortari berupa kerajinan perak berbentuk labu, dan Presiden Kazakstan Nursultan Nazarbayev berupa seperangkat piring perak. Masih banyak lagi. Cinderamata pemberian pejabat atau rekan kerja mantan Presiden Soeharto maupun Ny Tien Soeharto, semisal sebuah kerajinan batu hias berupa mangkuk persembahan istri Bupati Tulungagung. Pada cinderamata itu tertulis: "Dipersembahkan kepada Ibu Tien Soeharto dari Ny Hardjanti Poernanto". Pengusaha Sudwikatmono mempersembahkan ukiran kayu Johar (Cassia Siamea) berupa pasangan suami-istri yang "dikerubuti" 11 anak mereka. Pada keterangan patung yang diberi nama Menbrayut karya I Ketut Modern itu tertulis: "Zaman dahulu orang percaya banyak anak banyak rejeki. Saat ini kita percaya, banyak anak banyak masalah". Masih di Ruang Utama berbentuk lingkaran dan luas itu, terdapat replika Peraduan Putri Cina. Replika ini terbuat dari batu giok-jadeite berwarna hijau dan berasal dari Propinsi Yunan, Cina. Konon replika dengan ukuran panjang 2,77 meter, lebar 2,14 meter, dan panjang 3,04 meter itu meniru peraduan putri Cina pada masa Dinasti Sung (960-1279) dan Dinasti Ming (1384-1644).

Di Ruang Khusus, tersimpan tanda-tanda kehormatan yang pernah diberikan kepada Presiden Soeharto. Untuk menyebut beberapa, misalnya Bintang RI Adipura I yang diberikan pemerintah RI (1968), Bintang Mahaputra Adipurna (1968), dan Bintang Gerilya (1965). Tanda kehormatan dari beberapa negara sahabat, dari Uni Emirat Arab, Brunei Darussalam, Singapura, Jepang, dan lain-lain. Di Ruang Khusus ini pula tersimpan koleksi pedang kehormatan yang di antaranya dipersembahkan oleh Pemimpin PLO Yasser Arafat dan pedang kristal dari Presiden Kroasia Franjo Tudman.

TMII

TMII

Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektar atau 1,5 kilometer persegi ini terletak pada koordinat 6186.8LS,1065347.2BT. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan seharihari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, seta menampilkan aneka busana, tarian dan tradisi daerah. Disamping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.

Sejarah
Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita. TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektar. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.

IPTEK

MERISTIK Menristek, Gusti Muhammad Hatta kunjungi Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) pada Senin (9/4/12) kemarin. Dalam kesibukan kegiatannya sebagai menteri, Beliau masih menyempatkan diri meninjau PP-IPTEK yang merupakan instansi di bawah Kementerian Riset dan Teknologi (RISTEK). Pada kesempatan ini Beliau dengan disampingi Direktur PP-IPTEK, Sukro Muhab mengunjungi galeri alat peraga serta mencoba langsung beberapa alat peraga yang ada seperti simulasi rumah gempa, alat peraga yang mendemonstrasikan bagaimana gempa bumi terjadi dan bagaimana goncangan gempa itu bias dirasakan. Selain itu Menristek juga mengunjungi

bengkel workshop PP-IPTEK, tempat di mana ide pengembangan dan pembuatan alat peraga dilakukan. Selian itu Menristek juga sempat berinteraksi dengan salah satu pengunjung yang sedang bermain di dalam wahana Anak Usia Dini. Selama berkeliling galeri, Sukro Muhab menyampaikan bahwa PP-IPTEK terus melakukan pengembangan alat peraga di galeri melalui berbagai baru seperti wahana Robotik yang telah diresmikan Januari lalu serta wahana Kesiapsiagaan Pandemi Influenza yang rencananya akan dibuka pada Juni Mendatang. Selain itu Sukro Muhab juga menyampaikan masih ada wahana Dinosaurus yang rencananya juga akan dikerjakan tahun 2012 ini. Setelah berkeliling galeri, Direktur PP-IPTEK menjelaskan perkembangan dan capaian yang telah diraih PP-IPTEK selama ini melalui paparannya di hadapan Menristek yang dilakukan di ruang rapat VIP. Dalam tanggapannya mengenai paparan yang telah dilakukan Direktur PP-IPTEK, Menristek berharap PP-IPTEK dapat menjadi contoh dan dapat memfasilitasi perintisan dan perkembangan Science Center di setiap daerah.(pp-iptek)

ROKET AIR.
Roket Air PP-IPTEK melesat bersama cita-cita UNS Solo untuk menjadi Universitas internasional pada Dies Natalies ke 36. Peluncuran Roket Air tersebut dilakukan oleh Rektor UNS, Prof. Dr Ravik Karsidi, M.Sc saat membuka Pameran Industri Kreatif yang diikuti oleh puluhan stand termasuk stand PPIPTEK dan Kementerian Ristek. Dalam sambutannya Rektor UNS Solo mengutarakan bahwa : Orang yang kreatif dan inofatif adalah yang akan menguasai persaingan, Melalui pameran ini mudah-mudahan bisa menjembatani UNS menuju universitas internasional berbasis kearifan lokal sesuai tema dies kali ini. Selama 3 hari Pameran ini, PP-IPTEK mengelar 4 Alat Peraga Iptek Interaktif dan demonstrasi roket air bagi seluruh pengunjung pameran. Alat peraga Ilusi mata kerap membuat pengunjung terperangah akan perbedaan warna yang berada pada dasar/background yang berbeda. Begitu pula

saat mengetahui bahwa system kendali pesawat terbang dapat dilihat pada alat peraga giroskop. Juga pada peragaan tentang magnet listrik dan pemahaman tentang konduktor dan isolator. Selain 4 alat peraga tersebut, demontsrasi roket air merupakan kegiatan yang paling digemari oleh ratusan pengunjung pameran karena mereka bisa mencoba sendiri dan memahami tentang prinsip tekanan dan teori newton.

KEONG MAS

Teater Imax Keong Emas berbentuk keong raksasa, merupakan tempat pemutaran dan pertunjukan film khusus dengan teknologi canggih, didirikan atas prakarsa lbu Tien Soeharto, dan mulai dioperasikan pada tanggal 20 April 1984. Gedung teater yang sangat khas ini dimaksudkan sebagai sarana rekreasi yang mendidik guna memperkenalkan kekayaan alam dan budaya bangsa melalui tanyangan film layar raksasa dengan menggunakan kecanggihan teknologi sinematografi modem Proyektor IMAX. Menonton film di teater ini, penonton serasa ikut berada di dalamnya dan ikut pula berperan sebagai pemain. Teknologi film imax menunjukkan kecanggihan dan kemampuannya untuk menimbulkan daya tarik kuat yang membuat penonton berdecak kagum. Beberapa film tersedia untuk diputar, antara lain film Indonesia Indah I, Indonesia Indah II (Anakanak Indonesia), Indonesia Indah III (Indonesia Untaian Manikam di Khatulistiwa), dan Indonesia Indah IV (Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia). Semuanya menunjukkan keindahan lingkungan, kekayaan alam, dan keragaman budaya Indonesia.

Dalam perkembangan selanjutnya pemutaran film tidak hanya menampilkan film-film seri Indonesia Indah saja, namun juga diselingi pemutaran film-film impor yang bernuansa pendidikan dengan tema-tema hiburan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tema-tema lingkungan hidup. Sejak tahun 1984 Teater Imax Keong Emas telah memutar 20 judul film impor dengan masa sewa antara 1 dan 2 tahun. Film-film itu antara lain To Fly, Speed, Blue Planet, The Living Sea, Forces of Nature, TRex, The First Emperor of China, Island Adventure, dan Mistic India. Pada tahun 2004, teater ini mampu meng-upgrade sistem dan sekaligus memutar film IMAX DMR (Digital Re-Mastering), yakni teknologi revolusioner yang memungkinkan transfer film laga format 35 mm ke dalam IMAX EXPERIENCE 70 mm.

MASJID ISTIQLAL

Masjid Istiqlal adalah masjid negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibukota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Soekarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan. Lokasi masjid ini berada di timur laut lapangan Medan Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas). Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai. Masjid ini mempunyai kubah yang diameternya 45 meter. Masjid ini mampu menampung orang hingga lebih dari dua ratus ribu jamaah. Selain digunakan sebagai aktifitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan

yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Masyarakat non-Muslim juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun demikian bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi pemandu. Pada tiap hari besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah, Maulid Nabi Muhammad dan Isra dan Mi'raj.

Sejarah

Proyek pembangunan Masjid Istiqlal. Setelah perang kemerdekaan Indonesia, mulai berkembang gagasan besar untuk mendirikan masjid nasional. Ide pembangunan masjid tercetus setelah empat tahun proklamasi kemerdekaan. Gagasan pembangunan masjid kenegaraan ini sejalan dengan tradisi bangsa Indonesia yang sejak zaman kerajaan purba pernah membangun bangunan monumental keagamaan yang melambangkan kejayaan negara. Misalnya pada zaman kerajaan HinduBuddha bangsa Indonesia telah berjaya membangun candi Borobudur dan Prambanan. Karena itulah di masa kemerdekaan Indonesia terbit gagasan membangun masjid agung yang megah dan pantas menyandang predikat sebagai masjid negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.

ISTANA BOGOR

erawal dari keinginan orang - orang Belanda yang bekerja di Batavia ( kini Jakarta ) untuk mencari tempat peristirahatan. Karena mereka beranggapan bahwa kota Batavia terlalu panas dan ramai, sehingga mereka perlu mencari tempat - tempat yang berhawa sejuk di luar kota Batavia. Gubernur Jendral Belanda bernama G.W. Baron van Imhoff, ikut melakukan pencarian itu dan berhasil menemukan sebuah tempat yang baik dan strategis di sebuah kampung yang bernama Kampong Baroe, pada tanggal 10 Agustus 1744. Setahun kemudian, yaitu pada tahun 1745 Gubernur Jendral van Imhoff ( 1745 - 1750 ) memerintahkan pembangunan atas tempat pilihannya itu sebuah pesanggrahan yang diberi nama Buitenzorg, ( artinya bebas masalah / kesulitan ). Dia sendiri yang membuat sketsa bangunannya dengan mencontoh arsitektur Blenheim Palace, kediaman Duke of Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Proses pembangunan gedung itu dilanjutkan oleh Gubernur Jendral yang memerintah selanjutnya yaitu Gubernur Jendral Jacob Mossel yang masa dinasnya 1750 - 1761 Dalam perjalanan sejarahnya, bangunan ini sempat mengalami rusak berat sebagai akibat serangan rakyat Banten yang anti Kompeni, di bawah pimpinan Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang, yang disebut Perang Banten 1750 - 1754. Pada masa Gubernur Jendral Willem Daendels ( 1808 - 1811 ), pesanggrahan tersebut diperluas dengan memberikan penambahan baik ke sebelah kiri gedung maupun sebelah kanannya. Gedung induknya dijadikan dua tingkat. Halamannya yang luas juga dipercantik dengan mendatangkan enam pasang rusa tutul dari perbatasan India dan Nepal. Kemudian pada masa pemerintahan Gubernur Jendal Baron van der Capellen ( 1817 - 1826 ), dilakukan perubahan besar - besaran. Sebuah menara di tengah - tengah gedung induk didirikan sehingga istana semakin megah, Sedangkan lahan di sekeliling istana dijadikan Kebun Raya yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 18 Mei 1817.

Gedung ini kembali mengalami kerusakan berat, ketika terjadi gempa bumi yang pada tanggal 10 oktober 1834. Pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Albertus Yacob Duijmayer van Twist ( 1851 1856 ), bangunan lama sisa gempa dirubuhkan sama sekali. Kemudian dengan mengambil arsitektur eropa Abad IX, bangunan baru satu tingkat didirikan. Perubahan lainnya adalah dengan menambah dua buah jembatan penghubung Gedung Induk dan Gedung Sayap Kanan serta Sayap Kiri yang dibuat dari kayu berbentuk lengkung. Bangunan istana baru terwujud secara utuh pada masa kekuasaan Gubernur Jendral Charles Ferdinand Pahud de Montager ( 1856 - 1861 ). Dan pada pemerintahan, selanjutnya tepatnya tahun 1870, Istana Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jendral Belanda. Akhir perang dunia II, Jepang menyerah kepada tentara Sekutu, kemudian Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Barisan Keamanan Rakyat ( BKR ) sempat menduduki Istana Buitenzorg untuk mengibarkan bendera merah putih. Istana Buitenzourg yang namanya kini menjadi Istana Kepresidenan Bogor diserahkan kembali kepada pemerintah republik ini pada akhir tahun 1949. Setelah masa kemerdekaan , Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia pada bulan Januari 1950.

CIBADUYUT

Cibaduyut buat semua orang sudah tidak asing lagi, adalah sebuah daerah di Kota Bandung yang terkenal sebagai sentra pengrajin sepatu, sudah menjadi icon persepatuan di Indonesia.

Pusat perbelanjaan sepatu cibaduyut adalah pasar penjualan sepatu terpanjang di dunia, dimana di lokasi tersebut merupakan sentra penjualan sepatu hasil kreasi para pengrajin yang ilmu pembuatannya didapat secara turun menurun, pada tahun 1989 pemerintah R.I meresmikan cibaduyut ini sebagai daerah tujuan wisata. Jika Anda berkunjung ke kota Bandung, tidak ada salahnya Anda mampir ke daerah Cibaduyut ini, banyak sekali toko toko sepatu yang menawarkan sepatu sepatu unik, yang semuanya adalah produksi dari masyarakat setempat. Saya pernah beberapa bulan yang lalu berkunjung ke Cibaduyut ini, keluar masuk ke toko toko sepatu yang ada, wah menarik sekali, para pedagang sepatu disana ramah ramah dan sopan, dengan logat bahasa sunda yang sangat terasa enak di telinga. Akhirnya saya belanja beberapa pasang sepatu dan sendal Cibaduyut, sepatu JK yang saat ini sering saya pakai, enak juga di pakai, kuat dan yang terpenting lagi saya cinta buatan sepatu Cibaduyut. Dari toko sepatu JK di Cibaduyut akhirnya terus menyururi jalan Cibaduyut, masuk dari toko yang satu ke toko yang lainnya, akhirnya dapat juga sendal yang di cari, sendal anak anak.wah banyak sekali model modelnya, bagus bagus semuangak kalah dengan buatan luar.. Pengalaman berwisata belanja sepatu di kota Bandung Cibaduyut.

MONAS

Tempat tersebut belum dikunjungi, karena hambatan waktu tidak sesuai jadwal.

Kesimpulan
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak dan ibu guru yang telah membimbing Dan menjaga kami dalam karya wisata. Semoga bapak dan ibu guru mendapat Imbalan yang setimpal dan dapat menjaga siswa-siswi SMP N 3 TEMPEL dengan baik. Semoga dengan buku laporan ini, semua siswa dapat mengambil hikmahnya dan kita bisa mengambil manfaatnya.

Tanda tangan,

Tanda tangan,

Ibu Retno Dwi Indrasti

Ibu Lilik Mardiningsih

You might also like