You are on page 1of 3

BAB III CONTOH KASUS

POLA MAKAN ORANG PALEMBANG DENGAN BAHAN BAKU IKAN BELIDA Ikan belida adalah ikan yang sering digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan makanan. Ikan ini biasanya berkembangbiak pada musim penghujan. Ikan belida atau juga disebut dengan ikan lopis merupakan jenis ikan sungai yang tergolong dalam suku ikan berpunggung pisau. Ikan ini dapat ditemui di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Ikan ini sering digunakan untuk membuat sejenis kerupuk khas dari Palembang. Akan tetapi, karena berpotensi ekonomi dan terancam punah, lembaga penelitan berusaha untuk membudidayakan dan memperbanyak ikan belida. Spesies ikan Belida (chitala spp.) telah disadari memiliki arti penting bagi manusia sebagai sumber makanan, budaya (maskot daerah), dan ikan hias. Identifikasi stok ikan belida sedikit diketahui di Indonesia baik pada tingkat inter maupun intra populasi bahkan Kottelat & Wijanarti (2005) mengatakan sampai dengan saat ini belum tersedia identifikasi yang valid untuk spesies ikan belida (Chitala spp.), paling tidak ada 2 sampai dengan 4 spesies Chitala lopis di Asia tenggara. Sebelumnya famili Notopteridae telah direvisi oleh Robert (1992b) yang mengatakan semua Chitala yangb berasal dari indonesia merupakan satu spesies. Di provinsi Sumatera Selatan sering kali menjadi dampak timbulnya suatu isu permasalahan, salah satu contoh kasus yang beredar di Palembang adalah penangkapan ikan belidah dengan cara-cara illegal. seperti setruman listrik maupun putas (racun ikan). Penangkapan ikan dengan setrum listrik sudah dilarang dalam perda untuk menjaga populasi ikan. Soalnya, dengan menggunakan setruman, aliran listrik yang masuk ke air bisa membunuh bibit ikan yang masih kecil, Dari pantauan beberapa waktu lalu, kemungkinan populasi ikan belida di Sungai Musi tinggal 50% dari tahun sebelumnya. Kepala dinas Pertanian peternakan

dan kehutanan kota palembang Sudirman Teguh menyatakan pola penangkapan ikan menggunakan strum listrik dan racun potas membawa dampak yang signifikan terhadap berkurangnya ikan diperairan sungai Musi. Menurutnya penangkapan dengan pola tersebut, selain membunuh indukan dan anak ikan sekaligus juga membunuh makhluk hayati lain. Terdapat Undang-Undang yang membahas tentang kelestarian ikan. UndangUndang Nomor 31 Pasal 84 Tahun 2004 tentang Perikanan berbunyi, Pelaku yang menangkap ikan dengan listrik dan bom dikenakan kurungan paling lama enam tahun penjara atau denta paling banyak Rp 1,2 miliar. Walaupun sudah ditetapkan Undang-Undang tersebut, masih saja banyak orang yang menangkap ikan dengan menggunakan bom atau listrik. Hal ini dapat membahayakan ekosistem yang ada. Oleh sebab itu, penangkapan ikan dengan menggunakan bom atau listrik harus segerfa dicegah. Dan contoh kasus yang lainnya yaitu pada pola makan masyarakat yang banyak menggunakan bahan baku ikan seperti pembuatan pempek, pindang dan kerupuk juga mempercepat penurunan populasi ikan di perairan sungai Musi. Penurunan tersebut terlihat dari banyaknya pemasok ikan dari propinsi Jambi dan Riau. Menurutnya hal tersebut mengindikasikan bahwa populasi ikan yang ada di provinsi Sumatera Selatan telah mengalami penurunan. Tetapi untuk menutupi kekurangan stok ikan belida dalam pembuatan pempek dan kerupuk, masyarakat Palembang mengganti ikan belida sebagai bahan baku utama pembuatan pempek dengan ikan gabus, tenggiri dan udang. Tetapi pada akhirnya masyarakat kota Palembang untuk pembuatan pempek dan kerupuk bahan bakunya menggunakan udang sebagai bahan baku alternative, dikarenakan ikan-ikan yang digunakan dalam pembuatan pempek semakin sedikit (punah). Untuk menjaga serta melestarikan ikan-ikan yang digunakan sebagai bahan baku makanan khas Palembang, Dinas pemerintah kota Palembang telah menyiapkan berbagai program untuk melestarikan ikan-ikan tersebut yaitu:

1. melarang menangkap ikan secara berlebihan dan menangkap ikan secara illegal seperti menggunakan bom dan aliran listrik (strum), 2. Dinas pemerintahan kota Palembang telah mencari solusi dengan cara mendatangan indukan ikan belida dari kepulauan Riau ke kota Palembang. 3. Dinas pemerintahan kota Palembang juga telah mencari beberapa orang untuk belajar membudidayakan ikan belida di IPB

You might also like