Professional Documents
Culture Documents
5/24/12
Tugas HPI
NAMA KELOMPOK : AJI RHIDO UTAMA 1012011307 ALIF ARMANDO 1012011311 ANDHIKA NAFKA RAZAK 1012011312 ARISTO EVANDI 1012011316 DENDRI SATRIAWAN 1012011322 DIAH AYU SARTIKA 1012011323 GHEA ELIANA ABRAR 1012011337 M.ADITYA RAHMAN 1012011352 M.TAUFAN ARIFIN 1012011361 Master subtitle style OCKTARIA TRIRANTI 1012011376 ODY MARSA JP 1012011377 SYLVIA WIDYA CHANDRA 1012011402 YULIO CAESAR PUTRA 1012011412 JIMMY FERIAJI 1012011346
Click to edit
5/24/12
Permasalahan
Globex adalah suatu perusahaan Amerika yang menjual produk-produk makanan ke seluruh dunia. Globex telah mengadakan kontrak denganMacromex, sebuah perusahaan di 5/24/12 Rumania, dalam kontrak tersebut,
Analisis Kasus
A. Pengadilan yang Berwenang dalam Mengadili Kasus. Dalam perkara di atas, hakim atau badan peradilan yang berwenang menyelesaikan persoalan-persoalan yuridis yang mengandung unsur asing. tersebut ialah Arbitrase Inggris sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak yang telah diatur dalam perjanjian yang telah dibuat antara Globex dengan Marcomex.
5/24/12
2. Tempat pembuatan perjanjian / tempat pelaksanaan kontrak (Locus Contractus / Locus Solutionis), yaitu di Rumania sebagai tempat tujuan pengiriman ayam oleh Globex. 3. Tempat didirikan PT, yaitu Globex didirikan di Amerika dan Marcomex didirikan di Rumania.
5/24/12
c. Hukum perjanjian
2. Setelah hal di atas ditentukan, langkah berikutnya adalah kualifikasi fakta yang dilakukan berdasarkan Lex Fori, dalam rangka penetapan kategori yuridik dari perkara yang sedang dihadapi. Kualifikasi Lex Fori ialah kualifikasi sekumpulan fakta dalam perkara ke dalam kategori-kategori yuridik yang ada. Kualifikasi Lex Fori berdasarkan hukum dari pengadilan yang mengadili perkara. Dalam kasus ini yang mengadili perkara ialah Arbitrase Inggris.
5/24/12
3. Setelah kategori yuridik ditentukan maka langkah berikutnya adalah penentuan kaidah HPI mana dari Lex Fori yang harus digunakan untuk menetukan Lex Causae. Pada tahap ini adalah menentukan titik taut sekunder apa yang bersifat menetukan (decisive) berdasar kaidah HPI Lex Fori. Titik taut sekunder ialah unsur-unsur dalam sekumpulan fakta yang menentukan hukum manakah yang harus berlaku untuk mengatur peristiwa HPI yang bersangkutan. Dalam kasus ini choice of law ialah hukum Inggris sebagai hukum yang 5/24/12
4. Setelah Lex Causae ditentukan maka dengan menggunakan titik-titik taut yang dikenal di dalam Lex Causae, hakim berusaha menetapkan kaidah kaidah hukum internal apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan perkara
5/24/12
5. Apabila berdasar titik-titik taut dari Lex Causae hakim telah dapat menentukan Kaidah hukum Internal atau material apa yang harus diberlakukan, maka barulah pokok-pokok perkara dapat diputuskan.
5/24/12
TERIMA KASIH
5/24/12