You are on page 1of 9

Askep leukimia

1.1. PENGERTIAN Leukemia merupakan penyakit neoplastik yang ditandai adanya proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoitik (Sylvia anderson, 1995). Leukimia merupakan penyait maligna yang disebabkan abnormal overproduksi dari tipe sel darah putih tertentu, biasanya sel-sel imatur dalam sumsum tulang. Karakteristi dari leukimia adalah sel-sel yang abnormal, tidak terkontrolnya proliferasi dari suatu tipe sel darah putih seperti granulosit, linnfosit, monosit. 1.2. ETIOLOGI LEUKIMIA Tidak diketahui penyebabnya. Genetik, pada kembar monozigot, syndrome down, insidennya lebih tinggi Zat kimia (Benzene, arsen, loromfenikol, fenilbutazon dan agen anti neoplastik) Radiasi dan kemoterapi Defisiensi immune primer Infeksi virus Berdasarkan perbedaan tipe luekema diedakan menjadi dua yaitu: 1. Leukemia akut Leukemia akut mempunyai kejadian yang cepat dengan tipe yang progresif, dimana pasien dapat meninggal beberapa hari atau beberapa bulakn jika tidak diobati. Menurut french-American-British (FAB), leukemia akut terdiri dari Leukimia Limfoblastik akut (LLA) dan Leukemia Myeloid Akut (LMA) a. Leukemia Limfobasilik Akut (LLA) Adanya kerusakan pada limfoid dengan arakteristik proliferasi sel limfoid imatur pada sumsum tulang. Limpadenopati, hepatosplenomegali dan gangguan susunan saraf pusat dapat terjadi pada jumlah leuosit sampai dengan 100.000/mm3. Secara morfologis LLA dibagi menjadi 3 yaitu: L1 : jenis LLA yang paling banyak pada masa anak-anak, sel limfoblas kecil-kecil. L2 : LLA pada orang dewasa, sel lebih besar, inti ireguler, populasi sel heterogen. L3 : sel-sel besar, populasi sel homogen.

1.3. KLASIFIKASI LEUKEMIA

b.

Leukemia Myeloid Akut (LMA) Pada leukemia jenis ini terjadi erusakan dalam pertumbuhan dan pematangan sel megakariosit, monosit, granulosit dan eritrosit. Prognosisnya dalam jangka panjang biasanya jelek. Menurut FAB, LMA terdiri atas:

M1 M2 M3 M4 M5

: Myelositik leukkemia akut tanpa diferensiasi : Myelositik leukemia akut dengan diferensiasi : Promyelositik leukemia akut : Myelomonositik leukemia akut : Monositik leukemia akut dengan deferensiasi

M5A : monositik leukemia akut tanpa diferensiasi M6 : Eritroleukemia (Sumber : Joan Luckmann, 1987)

2. Leukemia kronis Leukemia kronis terdiri dari: a. Leukemia Myelogenus Kronik (LMK) Terjadi akibat kerusakan murni di pluripotent stem cell. Pada pemeriksaan darah perifer ditemukan juga adanya leukositosis dan trobositosis. Ditemukan juga adanya peningkatan produksi dari granuosit seperti netropil, eosinofil dan basofil. b. Leuemia Lympositik Kronik (LLK) Karakteristik leukemia jenis ini adalah adanya proliferasi awal linfosit B. Hasil pemeriksaan darah perifer ditemukan penngkatan jumlah sel limfosit baik matur maupun imatur. Peningkatan jumlah limfosit akan menfiltrasi kelenjar limfe, hati, limpa dan sumsum tulang. Perkembangan penyakit ini mulai stage 0 - IV sampai dengan 5 tahun. 1.4. PATOFISIOLOGI Leukemia mempunyai sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Ada dua masalah terkait dengan sel leukemia yaitu adanya overproduksi dari sel darah putih, kedua adanya sel abnormal atau imatur dari sel darah putih, sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi sel darah putih yang sagat meningkat akan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan produsi eritrosit mengakibatkan anemia, trombosit menjadi menurun mengakibatan trombositopenia

dan leukopenia dimana sel darah putih yang normal menjadi sedikit. Adanya trombositopenia mengakibatkan mudahnya terjadi perdarahan dan keadaan leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi. Sel-sel kanker darah putih juga dapat menginvasi pada sumsum tulang dan periosteum yang daat mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping itu infilrasi keerbagai organ seperti otak, ginjal, hati, limpa, kelenjar limfe menyebabkn pembesaran dan gangguan pada organ terkait. patway Etiologi proliferasi sel tidak teratur/akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang

menggantikan elemen sumsum tulang normal

sel leukemia

overproduksi dari sel darah putih

imatur dari sel darah putih

penurunan produKsi eritrosit

leukopenia

mudahnya terjadi infeksi

Sel-sel kanker darah putih periosteum perdarahan

trombositopenia

menginvasi pada sumsum tulang

menjadirapuh nyeritulang

infiltrasi keberbagai organ seperti otak, ginjal, hati, limpa,

kelenjar pembesaran dan organ terkait.

limfe

menyebabkn pada

gangguan

1.5. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan penyakit penyerta. 1. Radioterapi dan Kemterapi, dilakukan etika sel leukemia sudah terjadi metastasis.kemoterapi dilakukan juga pada fase induksi remisi yang bertujuan mempertahankan remisi selama mungkin. 2. 3. Terapi modlitas, untu mencegah komplikasi, karen adanya pansitopenia, anemia, perdarahan, infeksi. Pemberian antibiotik dan mungkin transfusi dapat diberikan. Pencegahan terpaparnya mikroorgansme dengan isolasi Transplantasi sumsum tulang, transplantasi sumsum tulang merupakan alternatif terbaik dalm penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa dilakukan pada pasien dengan limphoma, anemia aplastik. 1.6. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit

lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur. b. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat c. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum. d. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis. e. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang. f. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik. 302). 1.7. Gambaran Klinik Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut : a) Pilek tidak sembuh-sembuh b) Pucat, lesu, mudah terstimulasi c) Demam dan anorexia d) Berat badan menurun e) Ptechiae, memar tanpa sebab f) Nyeri pada tulang dan persendian g) Nyeri abdomen h) Lumphedenopathy i) j) Hepatosplenomegaly Abnormal WBC (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177) ASUHAN KEPERAWATAN PADA LEUKEMIA
1. Pengkajian Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994) Pengkajian pada leukemia meliputi : 1. 2. Riwayat penyakit Kaji adanya tanda-tanda anemia :

g. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 301-

a) Pucat b) Kelemahan

c) Sesak d) Nafas cepat 3. Kaji adanya tanda-tanda leucopenia a) .Demam b) Infeksi 4. a) Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : Ptechiae

b) Purpura c) Perdarahan membran mukosa 5. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola : a) .Limfadenopati b) Hepatomegali c) Splenomegali 6. Kaji adanya : a) Hematuria b) Hipertensi c) Gagal ginjal d) Inflamasi disekitar rectal e) Nyeri (Suriadi,R dan Rita Yuliani,2001 : 17) 3. Diagnosa Keperawatan Diagnosa pada anak dengan leukemia adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh oleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosiT Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan. 10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia. 11. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.

4. Rencana keperawatan Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut (Wong,D.L,2004 ) 1. B. a) b) c) Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh Intervensi : Pantau suhu dengan teliti Tempatkan anak dalam ruangan khusus Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi mencuci tangan dengan baik Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif d) e) Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasive Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi f) Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organism g) h) Berikan periode istirahat tanpa gangguan Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh i) Berikan antibiotik sesuai ketentuan Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus A. Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi

2.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

A. Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas B. Intervensi : a) Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan b) Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan

Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan c) Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervens d) 3. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia anak B. Intervensi : a) Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5 Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi b) Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses vena Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman c) Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat d) Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat Rasional : sebagai analgetik tambahan e) Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri 4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas A. Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit B. Intervensi : a) Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi b) Ubah posisi dengan sering Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit c) Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit d) Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi e) Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit A. Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima

f)

Dorong masukan kalori protein yang adekuat Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif

You might also like