You are on page 1of 16

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)

(Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung turut memperkaya hidup kita (Suriasumantri, 2000). Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indrawi (Wikipedia, 2008). Jadi pengetahuan tentang Pencegahan Penularan DBD adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang tentang pengetahuan

masyarakat tentang penularan virus demam berdarah dengue berdasarkan tingkatan tahu, memahami dan mengaplikasikan.

2.

Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoadmojo (2005) ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu: a. Cara Coba-Salah (Trial and Error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and errol (gagal atau salah) atau metode coba-salah/ coba-coba. b. Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaankebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas

pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar. c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. d. Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

e.

Cara Moderen dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research methodology).

3.

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah: a. Pengalaman Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu. b. Pendidikan Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

10

c.

Kepercayaan Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama (Notoatmodjo, 2005).

4.

Tingkat Pengetahuan Di Dalam Domain Kognitif Dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut: (Notoadmojo, 2005) a. Tahu (Knowledge) Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts). b. Memahami (Comprehension) Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun

11

diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan,

meramalkan dan mengeksplorasikan. c. Menerapkan (Aplication) Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai. d. Analisa (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti. e. Sintesis (Syntesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.

12

5.

Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan domain diatas (Notoatmodjo, 2003) Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: a. b. Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay. Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choise), bentul salah, dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang lainnya. Pertanyaan pilihan ganda, betul salah, menjodohkan disebut pertanyaan obyektif karena pertanyaanpertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilai. Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Arikunto, 2001)

13

B. Demam Berdarah Dengue 1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah contoh dari penyakit yang disebabkan oleh vector. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui populasi manusia yaitu oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk hidup didaerah tropis dan berkembang biak pada sumber air yang mendek. (Brunner & Suddart. 2001) Demam Berdarah merupakan suatu penyakit demam yang sering kali fatal dan berat serta disebabkan oleh virus dengue. (Nelson. 1998) Dengue Haemorargic Fever (DHF) merupakan penyakit yang disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. (Hidayat, Aziz Alimul. 2006) Dengue Haemoraric Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. DHF terutama menyerang anak remaja dan dewasa serta sering kali menyebabkan kematian pada penderita (Effendi, Christantie. 1995) Dengue Haemoraric Fever (DHF) adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda tanda klinis berupa : demam, nyeri otot, nyeri sendi yang disertai leucopenia dengan atau tanpa ruam (rash) dan limfodenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa

14

mengecap, trombositopenia ringan dan petekie spontan. (Mansjoer Arif. 2000)

2.

Etiologi Secara etiologi DBD adalah Penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus, jika terserang virus itu, maka akan terjadi gangguan pada pembuluh darah Kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga mengkibatkan perdarahan yang juga menimbulkan kematian karena menggangu (Geogle.co.id) Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui populasi manusia yaitu oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini hidup di daerah tropis dan berkembang biak pada sumbe air yang mendek. (Brunner & Suddart. 2001; 2446) pembuluh darah, terjadi pula perdarahan-perdarahan

3.

Manifestasi Klinis Empat gejala utama DHF adalah : a. Demam Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus menerus selama 2 7 hari, naik turun, tidak mempan dengan obat antipiretik. Kadang suhu tubuh sangat tinggi sampai 40C dan dapat terjadi kejang demam. Akhir fase demam merupakan fase kritis pada

15

DBD. Pada saat fase demam mulai cenderung menurun dan pasien tampak seakan sembuh. Hati hati karena fase tersebut dapat sebagai awal kejadian syok. Hari ke 3, 4, 5 adalah fase kritis yang harus dicermati pada hari ke 6 dapat terjadi syok. Kemungkinan terjadi perdarahan dan kadar trombosit sangat rendah (<200.000) b. Perdarahan Penyebab perdarahan pada pasien DBD adalah vaskulopati, trobositopenia dan gangguan fungsi trombosit serta koagulasi intravaskuler yang menyeluruh, jenis perdarahan yang terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji tourniquet (uji rumple leede/ uji bendung) positif, petekie, purpura, ekimosis, dan perdarahan konjungtiva. Petekie merupakan tanda perdarahan yang sering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari hari pertama demam tetapi dapat pula dijumpai pada hari ke 3, 4, 5 demam. c. Hepatomegali Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba sampai 2 4 cm dibawah lengkungan iga kanan. Proses pembesaran hati dan tidak teraba dapat meramalkan perjalanan penyakit DBD. Derajat pembesaran hati sejajar dengan beratnya penyakit, namun nyeri tekan pada daerah tepi hati berhubungan dengan adanya perdarahan. Nyeri

16

perut lebih tampak jelas pada anak dewasa dari pada anak kecil. Pada sebagian kecil kasus dapat terjadi ikterus. d. Shock Saat akan terjadi syok beberapa pasien tampak sangat lemah dan sangat gelisah. Sesaat sebelum syok sering kali pasien mengeluh nyeri perut. Syok ditandai dengan denyut nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang). Jadi untuk menilai tekanan nadi perhatikan tekanan sitolik dan diastolic, misalnya 100/90 mmHg (berarti tekanan nadi 10 mmHg) atau hipotensi (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg aau kurang), kulit dingin dan lembab. Syok merupakan tanda kegawatan yang harus mendapat perhatian serius karena bila tidak diatasi sebaik-baiknya dan secepatnya dapat menyebabkan kematian. Pasien dapat dengan cepat masuk ke dalam fase kritis yaitu syok berat (profound syok), pada saat itu tekanan darah dan nadi tidak dapat terukur lagi. Syok dapat terjadi dalam waktu yang sangat singkat, pasien dapat meninggal daam waktu 12 14 jam atau sembuh cepat setelah dapat penggantian cairan yang memadai.

Gejala yang khas : a. b. Suhu meningkat tiba tiba. Perdarahan pada kulit (petekie, ekimosis, hematom, epitaksis, melena)

17

Gejala yang tidak khas : a. Keluhan pada saluran pernapasan, seperti : batuk, pilek, sakit waktu menelan. b. Keluhan pada saluran pencernaan, seperti : mual, muntah, tidak nafsu makan (anorexia), diare, konstipasi. c. Keluhan sistem tubuh, seperti : sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan persendian, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal pegal seluruh tubuh, kemeraan pada kulit muka, pembengkakan sekitar kulit muka, pembengkakan sekitar mata, lakrimaris dan fotophobia, otot otot mata sakit bila disentuh dan pergerakan mata terasa pegal. d. Pembesaran hati (hepatomegali), pembsaran limfa (slenomegali) dan kelenjar getah bening. e. Pada penderita yang mengalami renjatan akan mengalami sianosis perifer (terutama ujung-ujung jari dan bibir), kulit lembab dan dingin tekanan darah menururn, nadi cepat dan lemah. (Effendi. 1995)

4.

Klasifikasi DHF menurut WHO a. Derajat I Demam disertai gejala tidak khas, terdapat menaifestasi perdarahan (ujutourniguet)

18

b.

Derajat II Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain

c.

Derajat III Kegagalan Sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi)

d.

Derajat IV Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur

5.

Penularan Virus-virus Dengue Virus-virus dengue ditularkan ketubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi terutama Aedes Aegypty, dan karenanya dianggap sebagai Arbovirus (virus yang ditularkan melalui Artropoda). Bila terinfeksi, nyamuk tetap akan terinfeksi sepanjang hidupnya, menularkan virus ke individu rentan selama menggigit dan menghisap darah. Nyamuk betina terinfeksi juga dapat menurunkan virus kegenerasi nyamuk dengan penularan transovarian, tetapi ini jarang terjadi dan kemungkinan tidak mempercepat penularan yang signifikan pada manusia. Manusia adalah penjamu utama yang dikenai virus, meskipun studi telah menunjukkan bahwa monyet pada beberapa bagian dunia dapat terinfeksi dan mungkin bertindak sebagai sumber virus untuk nyemuk penggit-virus bersikulasi dan mungkin bertindak sebagai sumber virus untuk nyamuk penggigit.

19

Virus bersikulasi dalam darah manusia terinfeksi pada kurang lebih waktu dimana mereka mengalami demam, dan nyamuk tak terinfeksi mungkin mendapatkan virus bila mereka menggigit Individu saat ia dalam keadaan viraemik. Virus kemudia berkembang didalam nyamuk selama periode 8-10 hari sebelum ini dapat ditularkan kemanusia lain selma mengigit atau menghisap darah berikutnya. Lama waktu yang diperlukan untuk inkubasi ekstrinsik ini tergantung pada kondisi lingkungan, khususnya suhu sekitar (WHO, 1999).

6.

Cara Pencegahan Pencegahan wabah DHF didasarkan pada pengendalian vektor, karena vaksin belum tersedia. Saat ini satu-satunya cara yang efektif untuk menghindari infeksi virusdengue adalah menghindari tergigit dari nyamuk yang terinfeksi. Pendekatan yang luas untuk pencegahan DHF meliputi Integritasi tindakan yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Program-program tersebut akan mengkobinasikan dua atau lebih komponen berikut : Surveilens dan pengobatan penyakit, apakah didasarkan pada sentralisasi atau pada sistem perawatan kesehatan setempat. Surveilens dan pengendalian vektor, dengan penatalaksanaan

lingkungan terpadu dan pengendalian kimiawi serta biologis.

20

Pengawasan air tampungan baik, sanitasi serta penanganan sampah padat.

Pendidikan kesehatan komunikasi kesehatan masyarakat dan partisipasi komunitas. Penularan virus dengue sering menjadi masalah penatalaksanaan

lingkungan setempat, dan anggota penghuni rumah tangga dapat dengan sering menurunkan resiko mereka terhadap DF dan DHF dengan sedikit biaya atau tanpa biaya dengan mengontrol habitat larva dan melawan nyamuk dewasa dengan pemasangan tirai jendela dan pintu menggunakan semprotan Insektisida ruangan.

7.

Pengobatan Penyakit Demam Berdarah Dengue Kandungan kalium Kurma yang tinggi, sangat menguntungkan jantung dan pembuluh darah. Denyut nadi menjadi semakin teratur dan otototot menjadi kontraksi sehingga membantu menstabilkan tekanan darah. Hanya saja kadar kalium yang tinggi tidak diimbangi dengan kadar garam yang tinggi (Natrium) sehingga bagi mereka yang dimiliki tekanan darah tinggi (hipertensi tidak cocok untuk mengkonsumsi kurma). Fase demam akut terdapat resiko kejang. Antipiretik dapat diberikan pada pasien dengan hiperpireksia, terutama bagi mereka yang mempunyai riwayat kejang demam. Salisilat harus dihindari karena dapat menyebabkan

21

perdarahan dan asidosis, atau mencetuskan syndrom reye atau seperti reye. Parasetamol lebih dipilih untuk menurunkan demam tetapi harus digunakan dengan kewaspadaan. Dengan dosis berikut. (1 tahun 60 mg/ dosis) 1 3 tahun 60 120 mg/ dosis 3 6 tahun 120 mg/ dosis 6 12 tahun 240 mg/ dosis Dosis harus diberikan bila suhu tubuh lebih tinggi dari 39o C, tidak lebih dari 6 dosis harus diberikan dalam periode 24.

You might also like