Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
PENDAHULUAN
Bagaimana Mengetahuiny a?
Gelombang Seismik
Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 Yogyakarta, November 2011
GELOMBANG SEISMIK?
Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang merupakan rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer.. Pendekatan teori deformasi didasarkan pada model stress dan strain. Stress didefenisikan sebagai gaya per satuan luas, sedangkan strain didefenisikan sebagai deformasi per satuan volume. Berdasarkan hokum Hookes untuk benda-benda elastik sempurna, strain akan proporsional (sebanding) dengan stress.
Gelombang Badan
Gelombang Permuka
Gelomban g Tipe P
Gelomban g Tipe S
Gelomban g Reyleigh
Gelomba ng Love
Gelomban g Badan
GELOMBANG P
Merambat Secara Longitudinal Dapat merambat melalui medium solid (padat) maupun liquid (cair) Mendeformasi batuan dengan mengubah volume medium yang dilaluinya
Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 Yogyakarta, Oktober 2011
GELOMBANG S
Gelombang ini terekam pada stasiun gempa setelah gelombang P Merambat Secara Transversal Dapat merambat hanya pada medium solid (padat) Gelombang ini terbagi menjadi dua, yaitu seri gerak vertikal (SV) dan seri gerak horizontal (SH).
Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 Yogyakarta, Oktober 2011
Gelombang Love
Gelomban g Permukaa n
Gelombang Reyleigh
Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 Yogyakarta, Oktober 2011
GELOMBANG RAYLEIGH
Gelombang ini menjalar dipermukaan benda padat, pada bidang vertikal, dan menjalar searah dengan arah penjalarannya
Pergerakan partikelnya melingkar berputar (Circular orbit) sepanjang arah perambatan gelombangnya
Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 Yogyakarta, Oktober 2011
GELOMBANG LOVE
Arah pergerakan partikel medium yang dilaluinya tegak lurus dengan arah perambatan gelombang
Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 Yogyakarta, Oktober 2011
Gambar 10. Perambatan Gelombang Bawah Permukaan (atas) dan Gelombang Permukaan (bawah) Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 Yogyakarta, November 2011
Gambar 11. Proses perambatan gelombang seismik pada struktur internal bumi.
Bumi dianggap sebagai media elastik sempurna yang terdiri dari berbagai lapisan. Semua anggota lapisan bumi merupakan media homogen isotropis (Wahyu Triyoso, 1991)
Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 Yogyakarta, November 2011
GEOMETRI BERKAS SEISMIK PADA PEMODELAN BUMI Model Bumi Homogen Istotropis Untuk kasus yang sederhana yaitu, apabila bumi diasumsikan sebagai media homogen isotropis, sedemikian sehingga sifat-sifat mekanisnya serba sama dalam semua arah yang mengakibatkan lintasan berkas seismiknya berbentuk garis lurus, maka waktu tempuh yang diperlukan untuk menjalar dari episenter ke stasiun perekam dengan jalur amguler, adalah Model Bumi Berlapis Bumi diasumsikan tersusun atas lapisan selubungselubung konsentris yang jumlahnya tak berhingga dengan kecepatan seismik yang semakin besar secara perlahan terhadap pertambahan kedalaman (pengurangan jari-jari). Setiap selubung yang homogen isotropis
INTERPRETASI GELOMBANG SEISMIK Untuk merekam gelombang seismik diperlukan sebuah alat yang dinamakan seismograf. Seismograf merekam gelombang seismik yang merambat pada bumi ketika gempa bumi terjadi. Kemudian dari data hasil rekaman tersebut kita dapatkan parameter waktu tempuh gelombang untuk sampai pada seismograf di stasiun gempa. Selain itu kita juga dapat mengukur jarak hiposentrum dan episentrum (lokasi gempa bumi terjadi) terhadap stasiun gempa. Sehingga, dari kedua variabel ini dapat dihitung harga kecepatan gelombang seismik Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 Yogyakarta, November 2011 yang merambat di dalam bumi.
q = dengan 2(1 + v )
Informasi internal bumi diketahui dari observasi pergerakan gelombang elastik (rambatan energi yang mempunyai kelembaman dan kelentingan) yang dibangkitkan oleh gempa bumi. Gelombang P dan S mempunyai kecepatan yang dinyatakan dengan: 4
VS =
VP =
K+3
K=
q 3(1 2v)
di mana VP dan VS masing-masing adalah kecepatan gelombang P dan S, q = modulus Young, K = modulus Bulk, = densitas, : modulus geser atau rigiditas dan v : rasio Poisson. Dari hasil analisis gelombang gempa bumi yang pernah terjadi di bumi, menunjukkan bahwa struktur internal bumi tidak homogen akan tetapi barvariasi.
GELOMBANG SEISMIK?
Hubungan antara konstanta-konstanta sederhana tersebut dengan konstanta Lames dinyatakan sederhana berikut:
1. Prinsip Fermat dan Konsep Berkas Seismik Prinsip ini menyatakan bahwa waktu jalar gelombang elastic antara dua titik, misalnya titik A dan B, sama dengan waktu tempuh yang terukur sepanjang lintasan minimum yang menghubungkan titik A dan B. Oleh karena itu, prinsip Fermat disebut juga waktu minimum Jadi: Sinar Gelombang Selalu Melintas Pada Lintasan terpedek (garis lurus)
Untuk penjalaran gelombang seismik, konsep raipat dikenal dengan istilah konsep berkas seismik (seismik ray). Suatu berkas seismik digambarkan sebagai sebuah garis yang menunjukkan arah perambatan energi gelombang seismik. Garis ini tegak lurus terhadap muka gelombang (wavefront),
2. Hukum Snellius
Hukum Snelius pada dasarnya menjelaskan perubahan arah berkas seismik apabila gelombang seismik menjalar melalui lapisanlapisan bumi dengan kuantitas kecepatan yang berbeda-beda (terdapat bidang batas antar lapisan). Perubahan arah ini akan direalisasikan dalam bentuk gelombang yang terpantul (gelombang refleksi) dan gelombang yang terbias (gelombang refleksi)
Gambar 7. Peristiwa pemantulan, pembiasan dan mode conversion yang terjadi pada saat gelombang SV melewati bidang batas antara dua media (Stacey, 1977)
2. Hukum Snellius
Gambar 7. Peristiwa pemantulan, pembiasan dan mode conversion yang terjadi pada saat gelombang SV melewati bidang batas antara dua media (Stacey, 1977)
Gambar 8. Konstruksi Huygens untuk gelombang seismik yang dibiasakan pada saat melewati bidang batas antara dua media dengan kecepatan berbeda (Stacey, 1977)
4. Mode Conversion
Mode conversion atau konversi tipe gelombang seismik merupakan proses dimana sebagian energi gelombang P dikonversikan menjadi energi gelombang S, atau sebaliknya. Salah satu contoh mode conversion, ditunjukkan pada gambar 7, peristiwa mode conversion secara jelas dapat dilihat pada penjalaran gelombang P ketika melewati bidang batas. Pembagian energi gelombang pada bidang batas merupakan fungsi dari sudut datang gelombang pada bidang batas, karena persamaannya diberikan oleh Bullen, 1963 (stacey, 1977)
mengalami perubahan kecepatan secara tiba-tiba di beberapa antarmuka (permukaan batas), maka gelombang seismik akan direfleksikan dari antarmuka (perm
Dua kasus refleksi dan refraksi gelombang dapat
Metode seismik refraksi bekerja berdasarkan gelombang seismik yang direfraksikan mengikuti lapisan-lapisan bumi di bawah permukaan bumi. Waktu tempuh gelombang antara sumber getar dan penerima akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman lapisan. Metode seismik refraksi ini banyak digunakan untuk kepentingan eksplorasi dangkal atau keteknikan, misalnya penentuan dasar fondasi dan penggalian. Berdasarkan Hukum Snellius jika gelombang terkena bidang lapisan antarlapisan maka sudut datang 2-5 Juni 2009 akan Yogyakarta, Yogyakarta, menentukan apakah dibiaskanNovember 2011 atau
RefleksiSinar Seismik
Metode seismik refleksi menggunakan sumber gelombang buatan (bukan sumber gelombang alamiah seperti gempa bumi). Dengan menggunakan selang waktu rambat gelombang yang direfleksikan kembali dan tergambarkan sebagai perubahan amplitudo akan diperoleh gambaran keadaan di bawah permukaan bumi). Refleksi gelombang seismik tersebut direkam dengan alat dan menunjukkan berbagai variasi amplitudo sebagai respon dari berbagai pelapisan di bawah permukaan bumi, sehingga lapisan lapisan tersebut akan muncul sebagai horizon reflektor (lapisan atau batasan yang dapat memantulkan sinar seismik). Jika kecepatan masing-masing lapisan tadi dapatYogyakarta, 2-5 Juni 2009 dihitung dari Yogyakarta, November waktu pantul yang direkam maka kedalaman 2011
Gambar 20. Distribusi kecepatan gelombang P dan gelombang S di dalam bumi berdasarkan model bumi yang dibuat oleh Dziewonski, Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 dkk.
Yogyakarta, Oktober 2011
Gambar 21. Lintasan berkas seismik dan muka gelombang yang terjadi untuk penjalaran gelombang P di Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 dalam bumi (Stacey, 1977)
Yogyakarta, Oktober 2011
Gambar 22. Diskontunuitas Mohorovicic memisahkan bagian kerak bumi dan selubung bumi. Ditunjukkan pula beberapa bagian bumi dengan densitas rata-rata material penyusunnya (Summer, 1970) 2009 Yogyakarta, 2-5 Juni
Yogyakarta, Oktober 2011
Gambar 23. Rekonstruksi model bumi, lintasan-lintasan berkas seismik yang menembus bagian dalam bumi (Garland, 1984)
KERAK BUMI
Densitas Rata-rata 3,9 gram/cm3 Merupakan 0,3% dari massa bumi dan 0,5% volume bumi
Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 Yogyakarta, Oktober 2011
MANTEL BUMI
Tersusun atas mantel atas dan mantel bawah Tersusun atas batuan ultra basa dan mineral (magnesium, silikat dan ferum Densitas antara 3,9 5,1 gram/cm3 Merupakan 68,4% massa bumi dan 83,3% volume bumi
Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 Yogyakarta, Oktober 2011
INTI BUMI
Terdiri atas inti luar (Outer core) dan inti dalam (inner core)
Inti luar tersusun atas besi dan nikel dalam bentuk cair. Kecepatan gel 8-10 km/s. Densitas rata2 10,5 gram/cm3, 29,2% massa bumi dan 15,4 volume bumi Inti dalam tersusun atas besi dan nikel dalam bentuk padat. Kecepatan 10-13,7 km/s. Densitas rata2 14,53 gram/cm3, 2,1 massa bumi dan 20,8 volume bumi Sebagai penyebab munculnya medan magnet utama bumi
Yogyakarta, 2-5 Juni 2009 Yogyakarta, Oktober 2011
TERIMA KASIH