You are on page 1of 10

BAGIAN ISI

A. Tujuan Penulisan 1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Perpajakan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. 2. Menganalisa seberapa besar pengaruh perubahan peraturan terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai atas PKP Pedagang Eceran pada KPP Bandung Cicadas 3. Memberikan gambaran tentang perkembangan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai atas PKP Pedagang Eceran pada KPP Bandung Cicadas sebelum dan sesudah perubahan peraturan. 4. Mencoba memberikan sumbangan pemikiran yang mungkin berguna dalam mengatasi masalah yang dihadapi KPP Bandung Cicadas dalam pengawasan kewajiban pembayaran PPN oleh PKP Pedagang Eceran. 5. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis sebagai bekal untuk terjun langsung di lapangan.

B. Metode Pengumpulan Data Dalam rangka memperoleh data yang relevan sebagai dasar penyusunan laporan, penulis merencanakan pengumpulan data-data dengan metode sebagai berikut: 1. Metode Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan, membaca, dan menelaah berbagai literatur, artikel, dan bahan bahan kuliah yang mempunyai relevansi

dengan materi pembahasan, seperti: buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, catatan-catatan selama kuliah, majalah, dan surat kabar. 2. Metode Penelitian Lapangan Terdiri dari dua metode yaitu: a.Metode wawancara, yaitu mewancarai pihakpihak yang

berkompeten dalam pembayaran PPN oleh PKP Pedagang Eceran. b.Metode observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan dan penelitian secara langsung di KPP Bandung Cicadas.

C.

Rencana Daftar Isi HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PERNYATAAN LULUS UJIAN KOMPREHENSIF KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I A. B. C. D. BAB II A. PENDAHULUAN

Latar Belakang Penulisan Tujuan Penulisan Metode Pengumpulan Data Sistematika Penulisan LANDASAN KONSEP, DATA, DAN FAKTA Kerangka Teori 1. Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai 2

2. Pengertian PKP Pedagang Eceran dan Prosedur Pengukuhan 3. Dasar Hukum Pemungutan PPN atas PKP Pedagang Eceran 4. Tata Cara Penghitungan PPN atas PKP pedagang Eceran Sebelum Masa Pajak Juni 2002 5. Tata Cara Penghitungan PPN atas PKP pedagang Eceran Mulai Masa Pajak Juni 2002 6. Mekanisme Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan PPN atas PKP Pedagang Eceran. B. Gambaran Keadaan KPP Bandung Cicadas 1. Potensi Penerimaan PPN di KPP Bandung Cicadas 2. Perkembangan Penerimaan PPN atas PKP Pedagang Eceran 3. Mekanisme Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan PPN atas PKP Pedagang Eceran di KPP Bandung Cicadas 4. Masalah-masalah Yang Dihadapi Dalam Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan PPN atas PKP Pedagang Eceran di KPP Bandung Cicadas 5. Pembatasan Masalah BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH A. Analisis Data 1. Analisis Pelaksanaan Pengenaan PPN atas PKP Pedagang Eceran Sebelum Masa Pajak Juni 2002 2. Analisis Pelaksanaan Pengenaan PPN atas PKP Pedagang Eceran Mulai Masa Pajak Juni 2002 3

3. Analisis Perbandingan Penerimaan PPN atas PKP Pedagang Eceran Sebelum dan Mulai Masa Pajak Juni 2002 B. C. Alternatif Pemecahan Masalah Evaluasi Alternatif Pemecahan Masalah BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

D. Sinopsis Usaha untuk mewujudkan tujuan Nasional seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 mutlak memerlukan dukungan dari seluruh elemen bangsa baik dukungan moral maupun material. Tanpa adanya landasan dan modal yang kuat, cita-cita luhur untuk menjadikan Bangsa Indonesia menjadi Bangsa yang besar, mandiri dan mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat akan menjadi suatu hal yang sulit tecapai. Merupakan suatu keniscayaan bahwa sektor keuangan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan menuju kesejahteraan. Kondisi keuangan negara yang sehat dan dinamis mampu menjadi indikator akan kelangsungan pembangunan dan keberhasilan mewujudkan tujuan nasional.

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2004 mejadi acuan Pemerintah Indonesia dalam menjalankan Kebijakan Ekonomi baik Mikro maupun Makro, Fiskal maupun Moneter. Arah kebijakan Fiskal tahun 2004 menempatkan Penyehatan APBN dengan mengurangi defisit anggaran sebagai prioritas utama untuk dilaksanakan. Usaha tersebut dijalankan melalui peningkatan disiplin anggaran, mengurangi subsidi dan pinjaman luar negeri, peningkatan penerimaan pajak progresif yang adil dan jujur serta penghematan pengeluaran. RAPBN 2004 juga mengatur langkah-langkah kebijakan di bidang perpajakan secara khusus melalui lima kebijakan. Pertama, menyempurnakan sistem administrasi perpajakan. Kedua, menyempurnakan peraturan perpajakan. Ketiga, melanjutkan program ekstensifikasi Wajib Pajak. Keempat, meningkatkan intensifikasi pemungutan pajak. Dan terakhir, meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak. Dari uraian di atas, dapat dilihat betapa pentingnya keberadaan pajak bagi perekonomian Bangsa Indonesia. Usaha untuk meningkatan pendapatan negara pada tahuntahun terakhir ini, lebih menitikberatkan pada intensifikasi dan ekstensifikasi bidang perpajakan. Subsidi dan pinjaman luar negeri mulai dikurangi secara bertahap karena pada dekade sebelumnya, ketergantungan terhadap subsidi dan pinjaman luar negeri nyata-nyata menjadi upaya yang kontra produktif bagi kondisi keuangan bangsa Indonesia. RAPBN 2004 menargetkan penerimaan perpajakan sebesar Rp 271,0 trilyun atau 78,80% dari total rencana pendapatan sebesar Rp 343,2 trilyun. Pada APBN 2003 yang lalu, pendapatan dari sektor pajak yang mampu direalisasikan adalah Rp 248,5 trilyun atau sekitar 72,49% dari total pendapatan negara. Walaupun turun dari target yang ditetapkan pemerintah (75,58%),

penerimaan sektor pajak yang mencapai lebih dari 70% total penerimaan negara semakin memperkuat fakta bahwa pajak adalah ujung tombak penerimaan negara. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mempunyai peran yang cukup signifikan dalam mendongkrak pendapatan negara sektor pajak. Penerimaan PPN yang menempati posisi kedua setelah Pajak Penghasilan (PPh) seharusnya mendapatkan perhatian yang besar dari Direktorat Jendral Pajak agar pengenaan PPN dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Perkembangan yang pesat dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial dan budaya semakin memperlihatkan kelemahan Undang-undang Pajak Indonesia, termasuk Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai. Beberapa kekurangan yang dapat dijumpai diantaranya keadilan dan hak-hak wajib pajak yang belum terpenuhi dengan baik, belum adanya kepastian hukum serta belum terrwujudnya kemudahan dan kesederhanaan bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya. Karena itu, reformasi terhadap Undang-undang PPN mutlak dilaksanakan dengan sasaran menciptakan sistem perpajakan yang lebih adil, sederhana, memberikan kepastian hukum bagi masyarakat serta sesuai fungsi budgeter pajak mengamankan dan meningkatkan penerimaan negara. Reformasi terhadap Undang-undang PPN tidak hanya dilaksanakan terhadap UU PPN 1984 namun juga diikuti oleh perubahan berbagai peraturan pelaksanaannya. Pengenaan PPN terhadap PKP pedagang Eceran mengalami perubahan peraturan pada masa pajak Juni tahun 2002. Pedagang Eceran yang memiliki potensi cukup besar bagi penerimaan pajak dalam hal ini PPN membuat penulis tertarik untuk membuat suatu tinjauan dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul Implikasi Keputusan

Menteri Keuangan No. 252/KMK.03/2002 dan 253/KMK.03/2002 terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di KPP Bandung Cicadas. E Ringkasan Isi BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI, DATA, DAN FAKTA Bab ini memberikan beberapa pengertian yang merupakan landasan teoritis dari permasalahan yang akan dibahas, gambaran keadaan yang ada, masalah, dan pembatasan masalah. BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Dalam bab ini penulis akan mencoba melakukan analisis terhadap data dan fakta yang ada dengan menerapkan teori dan pengetahuan yang penulis miliki, dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang paling efektif menurut penulis. BAB IV PENUTUP Bab ini berisi simpulan dari uraian-uraian pada bab sebelumnya dan sumbang saran atau usul sebagai masukan terhadap permasalahan yang dihadapi di lapangan.

F. RENCANA DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000. Jakarta : Sekretaris Negara, 2000 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000. Jakarta : Sekretaris Negara, 2000 Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Perturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2002 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 1983 tentang PPN dan PPnBM sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000. Jakarta : Sekretaris Negara, 2000 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 251/KMK.03/2002 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 567/KMK.04/2000 tentang Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak. Jakarta : Sekretaris Jenderal Departemen, 2002. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 252/KMK.03/2002 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 553/KMK.03/2000 tentang Pedoman Penghitungan Pajak Masukan bagi Pengusaha yang berdasarkan UU PPh 1984 Memilih Dikenakan Pajak dengan Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto. Jakarta : Sekretaris Jenderal Departemen, 2002. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 253/KMK.03/2002 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan barang Dagangan oleh Pedagang Eceran selain yang Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto. Jakarta : Sekretaris Jenderal Departemen, 2002. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-12/PJ/1995 tentang SPT Masa PPN 1195 dan 1195 PE. Jakarta : Sekretariat Direktur Jenderal, 1995. Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE-06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak. Sekretariat Direktur Jenderal, 2001. Brotodihardjo, R, Santoso. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Eresco, 1995. Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2002. Yogyakarta : Andi, 2002. Sihaloho, Cyrus. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002. 8

Sukardji, Untung. Pajak Prertambahan Nilai Edisi Revisi 2003. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003. Sumantri, Uwon Gustiawan. Materi Pokok Pajak Pertambahan Nilai. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpajakan, 2002 Waluyo, Wirawan B. Ilyas. Perpajakan Indonesia. Jakarta; Penerbit Salemba Empat,2002

BAGIAN PENUTUP 9

A. Jadwal Penyusunan Laporan PKL Jadwal kegiatan penyusunan Laporan PKL direncanakan sebagai berikut : Kegiatan Penyusunan Laporan PKL Penyusunan Outline Laporan PKL Persetujuan Outline Laporan PKL Pelaksanaan PKL Penyusunan Laporan PKL Penyerahan Laporan PKL : : : : : Rencana Waktu 24 Mei 4 Juni 2004 Juni 2004 07 Juni 03 Juli 2004 05 Juli 24 Juli 2004 Juli 2004

Kegiatan kegiatan dan rencana waktu tersebut sudah termasuk konsultasi dengan dosen pembimbing.

B. Kontinjensi Dengan mempertimbangkan kondisi yang akan dijumpai di lapangan maka penulis akan melakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya yang disesuaikan dengan kondisi yang ada sepanjang tidak menyimpang atau mengubah materi pokok yang dibahas.

10

You might also like