You are on page 1of 7

EKONOMI SUMBER DAYA PERIKANAN Dalam kegiatan ekonomi, produksi dan konsumsi suatu barang dapat menimbulkan manfaat

atau menghasilkan produk yang bernilai guna pada pemiliknya atau pada orang lain. Tetapi sebaliknya juga dapat menghasilkan dampak yang merugikan atau menurunkan daya guna bagi orang lain. Keadaan dimana suatu proses dapat menimbulkan manfaat maupun kerugian pada orang lain disebut eksternalitas (Grafton, et al., 2004). Dalam konsep ekonomi, pencemaran merupakan suatu eksternalitas yang terjadi bila satu atau lebih individu mengalami atau menderita kerugian berupa hilangnya kesejahteraan mereka (Monke dan Pearson, 1989). Meskipun setiap kegiatan ekonomi dapat menimbulkan eksternalitas, ahli ekonomi tidak merekomendasikan untuk menghilangkan eksternalitas. Hal ini karena ekternalitas optimal tidak harus sama dengan nol. Pandangan bahwa bebas externalitas bukan merupakan keputusan yang optimal, dapat dijelaskan dengan dua hal, yaitu: pada dasarnya lingkungan itu cenderung memiliki kemampuan asimilatif sehingga pada tingkat pencemaran tertentu, lingkungan masih dapat mengatasi secara alamiah; dan kenyataan menunjukkan bahwa pada tingkat tertentu, kegiatan ekonomi masih mampu mengatasi persoalan pencemaran ini dengan menggunakan teknologi pembersih limbah (Turner dan Pearce, 1991). Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan. Eksternalitas hanyalah apabila tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap orang lain atau segolongan orang lain tanpa adanya kompensasi apapun juga sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi. Fakta lain menunjukkan bahwa eksternalitas tidak selamanya negatif. Artinya bahwa jika dalam proses produksi (dan konsumsi) memberikan dampak berupa manfaat bagi pihak lain maka eksternalitas yang dihasilkan ini bersifat positif sehingga disebut dengan ekternalitas positif.

Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem, maka keterkaitan antar berbagai aktivitas tersebut tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula keterkaitan

antar kegiatan yang tidak melalui mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam masalah. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar adalah apa yang disebut dengan eksternalitas. Efisiensi alokasi sumberdaya dan distribusi konsumsi dalam ekonomi pasar dengan kompetisi bebas dan sempurna bisa terganggu, jika aktivitas dan tindakan individu pelaku ekonomi baik produsen maupun konsumen mempunyai dampak (externality) baik terhadap mereka sendiri maupun terhadap pihak lain. Eksternalitas itu dapat terjadi dari empat interaksi ekonomi, seperti ini: Eksternalitas dari kegiatan produsen terhadap produsen lain.

Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen lain jika kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi produksi dari produsen lain. Contohnya suatu proses produksi (misalnya perusahaan pulp) menghasilkan limbah residu produk sisa yang beracun dan masuk ke aliran sungai, danau dan lainnya, sehingga produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain yakni para pembudidaya atau penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan produksi pulp tersebut mempunyai dampak negatif terhadap produksi lain pembudidaya ikan atau nelayan. Dan inilah yang dimaksud dengan eksternalitas dari kegiatan produsen terhadap produsen lain. Eksternalitas dari kegiatan produsen terhadap konsumen.

Suatu produsen dikatakan mempunyai eksternal efek terhadap konsumen, jika aktivitasnya merubah atau menggeser fungsi utilitas rumah tangga (konsumen). Dampak atau efek samping yang sangat populer dari kategori kedua yang populer adalah pencemaran atau polusi. Kategori ini meliputi polusi suara (noise), berkurangnya fasilitas daya tarik alam (amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun pembangkit (polusi udara) serta polusi air, yang semuanya mempengaruhi kenyamanan konsumen atau masyarakat luas. Dalam hal ini, suatu agen ekonomi (perusahaan/produsen) yang menghasilkan limbah (waste products) ke udara atau ke aliran sungai mempengaruhi pihak dan agen lain yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, kepuasan konsumen terhadap pemanfaatan daerah rekreasi pemancingan di daerah Jakarta Timur (kali Banjir Kanal Timur) akan berkurang karena adanya polusi air sungai (airnya berwarna hitam dan menyebarkan bau tak sedap, ikan pun tak bisa hidup di air limbah industri)

Eksternalitas dari suatu konsumen terhadap konsumen lain.

Dampak konsumen terhadap yang lain terjadi jika aktivitas seseorang atau kelompok tertentu mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas konsumen yang lain. Konsumen seorang individu bisa dipengaruhi tidak hanya oleh efek samping dari kegiatan produksi tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain. Dampak atau efek dari kegiatan suatu konsumen yang lain dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, para nelayan modern yang memiliki kapal dan alat tangkap ikan yang canggih akan menimbulkan keresahan bagi para nelayan tradisional karena nelayan yang modern akan menguasai daerah fishing ground lebih cepat.

Eksternalitas dari suatu konsumen terhadap produsen.

Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu fungsi produksi suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Dampak jenis ini misalnya terjadi ketika limbah rumah tangga (sampah) terbuang ke aliran sungai dan mencemarinya sehingga mengganggu perusahaan tertentu yang memanfaatkan air, seperti pembudidaya ikan (karamba jaring apung di sekitar sungai citarum). Eksternalitas Perikanan Tangkap Eksternalitas dalam perikanan didefinisikan sebagai setiap efek eksternal yang disebabkan oleh nelayan individu tetapi tidak termasuk dalam sistem akuntansi mereka. Perikanan eksternalitas umumnya negatif dan terjadi ketika nelayan secara bebas bisa masuk dan menangkap sumber daya, dan di mana perjanjian sukarela kerjasama tidak ada, dalam kasus ini, pengguna sumberdaya tidak mempertimbangkan efek eksternal memaksakan pada orang lain. Penangkapan ikan yang menggunakan peralatan dan bahan-bahan berbahaya menyebabkan masalah bagi ekosistem perairan terlebih bagi masyarakat yang menggunakan air perairan tersebut. Hal tersebut merugikan bagi kesehatan masyarakat dan keseimbangan ekosistem perairan tersebut. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi eksternalitas negatif yang dilakukan nelayan dalam penangkapan ikan adalah dengan peraturan-peraturan serta larangan yang dirumuskan pemerintah serta penyuluhan bagi para nelayan. Contoh eksternalitas perikanan tangkap : Istilah "tragedy of the commons" pertama kali muncul dalam artikel yang ditulis Garret Hardin di jurnal Science pada tahun 1968. Yang dimaksud dengan "the commons"adalah sumber

(resources) yang dapat digunakan bersama-sama olch beberapa orang atau kelompok. Contoh dari hal ini adalah udara yang kita hirup atau air yang kita gunakan untuk minum. Cerita tragedy of the commons dapat ditemukan Inggris pada abad ke-14. Kala itu negara Inggris masih terdiri atas perkampungan, yang masing-masing kampung memiliki padang rumput yang dapat digunakan bersama-sama untuk memberi makan ternak. Scorang petcrnak yang menggiring ternaknya di sana, diharapkan juga memberikan kontribusi kepada padang rumput tersebut secara kolektif. Pada mulanya, tidak banyak orang yang menggunakan padang rumput milik umum ini. Peternak yang menggunakan padang rumput ini memperoleh keuntungan yang lebih besar karena tidak harus mengelola padang rumput miliknya sendiri tetapi cukup menggunakan padang rumput milik umum. Akhirnya semakin banyak peternak yang ikutan menggiring ternaknya ke sana, dan tidak ikut kontribusi dalam mcnjaga kondisi padang rumput. Akibatnya padang rumput menjadi rusak karena digunakan melebihi kemampuannya. Pertambahan jumlah ternak kemudian makin meningkat, demikian pula kerakusan peternak juga mulai muncul, dan kekeliruan percaya akan logic of the commons. Akibatnya semua menjadi merugi. Kampung demi kampung mulai rontok. Inilah yang disebut "tragedy of the commons".

Hal tersebut sama akan terjadi dengan penggunaan sumber daya laut, bila tidak diatur dengan baik. Semua orang merasa memiliki hak untuk menggunakan sumberdaya tersebut, tanpa tanggung jawab. Masing-masing kemudian menggunakannya sesuai dengan kehendak masingmasing, untuk berbagai kepentingan, tanpa mengindahkan kepentingan publik. Masing-masing ingin mencari untung sebanyak-banyaknya dari penggunaan sumberdayai ini. Sama seperti para peternak yang berlomba-lomba menggiring ternaknya ke padang rumput umum dalam tulisan Hardin tersebut. Sebagai suatu sumberdaya properti bersama dan sumberdaya tersebut berada dalam suatu wadah (pool) sehingga tidak dapat dengan mudah dipisahkan atau dibagi-bagikan, pemanfaatan sumberdaya yang dilakukan seorang individu akan berpengaruh pada individu yang lain. Jika sumberdaya terdistribusi secara merata menurut waktu dan lokasi, persoalan eksternalitas akan muncul pada saat sumberdaya tersebut dimanfaatkan. Untuk sumberdaya perikanan, eksternalitas adalah suatu dilema.Eksternalitas muncul ketika nelayan mengambii ikan dari but tanpa memperhitungkan akibat pengambilan ikan tersebut bagi nelayan lain. Dilema muncul

karena ketika nelayan yang mengambil ikan memetik keuntungan, nelayan lain ternyata mengalami kerugian karena berkurangnya ikan. Dalam perhitungan ekonomi ketika seorang nelayan menangkap ikan dari stok ikan yang tersedia di laut, proses tersebut meningkatkan biaya marjinal dari setiap tambahan ikan yang ditangkapnya sekaligus menurunkan manfaat marjinal dari setiap tambahan upaya penangkapannya. Dengan demikian, peningkatan biaya penangkapan ikan karena mengecilnya stok ikan di laut tidak hanya berpengaruh pada nelayan yang menangkap ikan, tetapi juga nelayan lainnya yang ikut memanfaatkan stok ikan tersebut. Oleh karena setiap nelayan tidak menyadari adanya peningkatan biaya marjinal akibat aktivitas penangkapan ikan yang dilakukannya, nelayan secara keseluruhan cenderung menempatkan terlalu banyak modal atau kapital pada perikanan. Hal ini berarti eksternalitas cenderung mengarah pada overexploitation sumberdaya.

Dilema lain yang sering dihadapi nelayan adalah adanya eksternalitas teknologi. Kondisi ini terjadi ketika nelayan saling melakukan intervensi di lokasi penangkapan ikan yang pada akhimya melahirkan konflik antamelayan. Eksternalitas teknologi terjadi karena nelayan cenderung melakukan penangkapan ikan pada lokasi yang sama atau setidaknya saling berdekatan satu dengan yang lain sehingga terjadi pertemuan antara alat tangkap ikan yang digunakan mereka yang menjurus pada kerusakan atau perusakan.

Dilema ketiga berkaitan dengan masalah penentuan lokasi penangkapan ikan. Oieh karena ikan biasanya berkumpul atau berkosentrasi di lokasi dan perairan tertentu, seperti lokasi berlindung ikan, mereka yang memang diberikan izin untuk menangkap ikan di lokasi itu pasti akan memiliki produktivitas yang relatif lebih tinggi. Masalah muncul ketika harus menentukan dan cara menentukan siapa yang memiliki akses ke lokasi tersebut. Tentu saja, mereka yang tidak memiliki akses ke lokasi yang lebih produktif ini menanggung biaya yang ditimbulkan pihak yang memegang akses.

TUGAS EKONOMI SUMBERDAYA PERIKANAN EKSTERNALITAS PERIKANAN

Boy Dwikyarto 230110090054

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PERIKANAN 2011

You might also like