You are on page 1of 6

BAB VII FITOPATOMETRI

Pendahuluan Fitopatometri adalah pengetahuan yang mempelajari bagaimana mengukur besarnya penyakit tanaman. Pada umumnya penyakit diukur dari besarnya gejala yang timbul. Namun demikian sebenarnya besarnya penyakit juga bisa digambarkan dari jumlah patogen yang ada. Tidak ada resep umum yang dapat digunakan untuk menduga besarnya penyakit untuk semua penyakit tanaman, namun demikian ada strategi penyelidikan yang umum. Large (1966) dalam Zadok dan Schein (1979) menjelaskan persyaratan seperti berikut ini: (1) suatu studi diskriptif yang mendalam penanaman morfologi sampai dan perkembangan tanaman sehat dengan panen, (2) Studi yang mulai dari sama untuk

perkembangan penyakit pada tanaman di lapangan pada semua tingkat serangan, (3) menggambarkan standar diagram atau kunci penelitian untuk pendugaan penyakit yang kemudian menjadi kunci lapang yang sederhana dapat digunakan oleh pengamat penyakit tanaman, (4) pelaksanaan percobaan lapang dalam beberapa tahun, kurva perkembangan penyakit yang diperoleh diplotkan dengan kunci lapang dan hasilnya dicatat, (5) Penentuan pilihan pendugaan penyakit tertentu dan kalibrasinya dikaitkan dengan kehilangan hasil. Setelah mempelajarai pokok bahasan ini diharapkan: 1. Mampu membedakan definisi keparahan dan kejadian penyakit tumbuhan 2. Mengetahui tumbuhan? 3. Mampu mengukur keparahan dan kejadian penyakit tumbuhan? teknik mengukur keparahan atau kejadian penyakit

54

7.2 Penting Fitopatometri Besarnya penyakit sering dikemukakan dengan istilah serangan ringan, sedang, berat, atau sangat berat. Ungkapan yang demikian masih bersifat kualitatif, tidak memiliki makna ilmiah. Pernyataan demikian sangat bersifat subyektif. Dalam arti bahwa data kualitatif demikian tidak dapat dibandingkan antara ahli yang satu dengan ahli yang lain dan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Data yang bersfat kuantitati tentang intensitas penyakit sangat diperlukan untuk berbagai kepentingan, terutama untuk kepentingan pengelolaan/pengendalian penyakit tanaman. 7.3 Intensitas Penyakit Besarnya atau intensitas penyakit tanaman menurut James (1974 dalam Zadoks dan schein, 1979) dapat dinyatakan dalam istilah Keterjadian Penyakit dan Keparahan Penyakit. Intensitas penyakit dinyatakan dengan keterjadian penyakit apabila penyakitnya bersifat sistemik atau adanya serangan patogen cepat atau lambat akan menyebabkan kematian atau tidak berproduksi. Penyakit-penyakit yang gejala dan akibatnya bervariasi, maka intensitas penyakit dinyatakan dengan Keparahan penyakit 7.3.1 Keterjadian Penyakit Keterjadian Penyakit (KiP) merupakan persentase jumlah tanaman dalam rumus berikut: n KiP = -------------- x 100% N yang

terserang patogen (n) dari total tanaman yang diamati (N), seperti dinyatakan

55

7.3.2 Keparahan Penyakit Keparahan Penyakit (KeP) didefinisikan sebagai persentase luasnya

jaringan tanaman yang terserang patogen dari total luasan yang diamati, seperti dinyatakan dalam rumus berikut: nxv KeP = ----------------- x 100% ZxN Dimana KeP adalah keparahan penyakit; n adalah jumlah jaringan terserang pada setiap kategori (skor); v adalah kategori (skor) serangan; diamati. Keparahan penyakit dapat dijelaskan dengan cara membagi kisaran dari tak ada gejala penyakit sampai penuh gejala penyakit kedalam kelas-kelas atau kategori-kategori. Jaringan diamati dengan cara mencocokan termasuk kategori atau kelas yang mana. Proses pencocokan tersebut harus dilakukan secara hati-hati. Jika jumlah kelas terlalu sedikit, maka kunci tersebut tidak memiliki kemampuan diskriminatif; sebaliknya kalau jumlah kelas terlalu besar maka diperlukan banya waktu untuk menentukas suatu jaringan masuk kelas yang mana. Oleh karena itu sebaiknya jumlah kelas tidak lebih dari 10. Menurut hukum Weber-Fechner pencocokan secara visual berjalan secara logaritmis. Pada saat jaringan bergejala semakin luas, maka kemampuan membedakan semakin menurun. Oleh karena itu, suatu peningkatan 20% antara 30% dan 50% tidak lebih mudah untuk membedakannya dibandingkan peningkatan 4% antara 1% dan 5%, keterbatasan ini harus disadari. Pada saat gejala belum melebihi separuh dari jaringan mata cenderung untuk lebih bisa menduga luasnya jaringan sakit; sebaliknya apabila jaringan yang sakit Z adalah kategori serangan tertinggi; dan N adalah total dari jumlah jaringan yang

56

telah melebihi separuh luas jaringan maka mata lebih mampu menduga luasnya daerah yang sehat. Dalam penentuan keparahan penyakit ada beberapa istilah yang perlu difahami, yaitu skala penyakit, standar diagram, dan kunci lapang. Skala Penyakit Skala ppenyakit merupakan diskripsi kelas-kelas yang akan dibedakan secara verbal dan numerik. Skala penyakit mencakup semua kisaran dari 0 sampai 100% gejala penyakit. Setiap kelas dicirikan oleh suatu tingkat penyakit tertentu, yang memilki suatu nilai nemerik. Standar Diagram Diagram standar merupakan suatu diskripsi diagramatis kelas-kelas dalam skala penyakit. Jika standar diagram menunjukkan persentase daun, buah, atau daerahumbi terinfeksi, maka disebut diagram area standar, yang secara singkat disebut diagram standar. Suatu diagram standar terdiri dari serangkaian gambar yang memberikan ilustrasi skematis tingkat (grade) yang dibedakan. Apa yang harus dilakukan oleh seorang pengamat adalah menyatukan bercak-bercak yang ada dan memperkirakan berapa luas bercak tersebut secara kesatuan. Kunci Lapang Kunci lapang ditujukan untuk menduga besarnya penyakit pada pertanaman. Kunci lapang merupakan diskripsi kelas-kelas keparahan penyakit secara verbal dan numerik. Sebagai contoh kunci lapang yang digunakan untuk menduga keparahan penyakit pada hawar daun kentang 7.4 Populasi Patogen Gambaran mengenai besarnya penyakit juga dapat dilihat dari besarnya populasi patogen yang ada. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana

57

menemukan dan menghitung populasi patogen pada reservoirnya. Seperti diketahui sebagian besar patogen berukuran renik. Oleh karena itu diperlukan metode khusus. Perhitungan jumlah propagul dapat dilakukan dengan menggunakan dillution plate, most probable number, atau serologi 7.4.1 Metode Dillution Plate Bahan yang akan ditentukan populasi patogennya diencerkan dengan air steril pada suatu kelipatan (2; 4; atau ten fold) dengan berbagai tingkat pengenceran. Bahan yang telah diencerkan tersebut lalu diinfestasikan pada media umum atau spesifik, tergantung dari keperluan kemudian diinkubasikan 48 jam untuk bakteri 4-5 hari untuk jamur. Koloni yang muncul dihitung dengan counter, hasilnya dikalikan dengan tingkat pengenceran. Ulangan untuk setiap pengenceran sebaiknya paling tidak tiga kali. Perlu diketahui sebaiknya yang dihitung hanya kultur yang memiliki kisaran jumlah koloni antara 30-300 per cawan petri. 7.4.2 Metode Most Probable Number (MPN) Bahan yang akan ditentukan populasi patogennya diencerkan denga solven steril pada suatu kelipatan dengan tingkat pengenceran tertentu. Bahan yang telah diencerkan tersebut diinokulasikan pada bahan tanaman yang sesuai dengan patogen yang dikehendaki dengan ulangan 4 kali untuk setiap tingkat pengenceran. Gejala yang timbul kemudian diisolasi, sehingga diperoleh patogen apa saja yang dapat tumbuh pada bahan tanaman tersebut. Inkubasi sebaiknya 2-4 hari. Populasi patogen dihitung denga rumus: mxd X = ---------------Vx g X adalah jumlah propagul per g; m angka MPN dari tabel MPN; v adalah volume yang diinokulasikan;

58

SOAL-SOAL LATIHAN 1. Hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam skoring? 2. Jelaskan pengertian diagram standar, skala penyakit, dan kunci lapang 3. Bagaimana membuat kunci keparahan penyakit. 4. Jelaskan perhitungan populasi patogen dengan metode dillution plate. 5. Apa kelebihan metode MPN dibandingkan dengan metode dillution plate? DAFTAR PUSTAKA Zadoks, J.C. and R.D. Schein. 1979. Epidemiology and Plant disease Management. Oxford University Press. New York. 427 pp.

59

You might also like