You are on page 1of 4

Tugas Sejarah

Kelompok : V Alkausar Putri Nurul Hilda Reza Pahlevi

Proses peralihan kekuasaan politik setelah peristiwa G30-S-1965/ PKI

Latar Belakang Proses Peralihan Kekuasaan pada tahun 1965 Peristiwa G 30 S PKI 1965 Gerakan yang dilakukan oleh PKI untuk merebut kekuasaan dari pemerintah RI yang sah

A. Proses Peralihan Kekuasaan Pasca G 30 S/PKI

1. Kondisi Nasional Pasca G 30 S/PKI Pasca peristiwa G 30 S/PKI Presiden Soekarno dihadapkan pada situasi dan kondisi yang teramat sulit. Aksi mahasiswa meluas menyikap pembunuhan para jenderal TNI AD. Penggeraknya adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI). Mereka kemudian membentuk Front Pancasila. Presiden Soekarno dituntut membubarkan PKI, membersihkan cabinet dari unsure PKI, dan menurunkan harga. Tuntutan ini kemudian dikenal dengan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura).

Presiden akhirnya mengabulkan tuntutan untuk melakukan pembersihan Kabinet Dwikora yang kemudian dinamakan Kabinet Dwikora yang disempurnakan. Cabinet ini beranggotakan seratus Menteri

Pada tanggal 11 maret 1966 Mayjen Basuki Rachmat, Brigjn M. Yusuf, dan Brigjen Amir Mahmud menghadap Menteri Panglima Angkatan Darat Letjen Soeharto untuk menyampaikan laporan jalannya siding cabine. Selanjutnya, ketiga jenderal ini menghadap Presiden Soekarno di istana Bogor.

Ketiga jenderal inilah yang membawa surat perintah Presiden Soekarno yang ditujukan kepada Letjen Soeharto. Surat perintah ini kemudian lebih dikenal dengan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Isinya antara lain pemberian wewenang dari Soekarno kepada Soeharto untuk mengatasi persoalan KAMTIBMAS pasca G 30 S/PKI.

Berbekal Supersemar ini, Soeharto bertindak cepat untuk mengatasi keadaan. Beliau antara lain membubarkan PKI (12 Maret 1966), menangkap lima belas anggota Kabinet Dwikora yang diduga terlibat G 30 S/PKI (18 Maret 1966), gerakan pembersihan tokoh PKI dalam MPRS dan DPR-GR, dan mengatasi/meredakan demonstran mahasiswa.

2. Proses Peralihan Kekuasaan Politik a. Meminta Pertanggungjawaban Presiden Soekarno b. Memorandum DPR-GR c. Transfer Kekuasaan Pemerintahan d. Pembentukan Kabinet Ampera e. Pencabutan Kekuasaan Negara Tab MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 merupakan kunci dari proses peralihan kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada Prsiden Soeharto. Ketetapan tersebut tidak dapat dipisahkan sama sekali dari Supersemar. Soeharto selaku pengembang Supersemar menjadi Pejabat Presiden.

You might also like