You are on page 1of 8

PENDAHULUAN

Guru harus menjadi teladan bagi para siswanya, baik secara moral maupun intelektual. Tidak ada satu unsur pun yang lebih penting dalam sistem sekolah selain guru. Guru harus unggul dalam pengetahuan dan memahami kebutuhan serta kemampuan siswa. The objective of all method in teaching is cultivation of the personality of the pupil.(NSSE, 1992:172). Tugas guru ialah melakukan bimbingan agar peserta didik memhami bakat mereka masing masing, sehingga proses pembelajaran berjalan penuh makna.Tujuan utama pendidikan adalah mengembangkan moral peserta didik. Oleh karena itu,guru harus mencontohkan sikap, perbuatan , dan ucapan yang baik kepada peserta didik, sehingga meneladaninya, metode mengajar hendaknya mendorong peserta didik memperluas pengetahuan, berpikir reflektif, memberikan keterampilan berpikir logis, meningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran, dan menerima nilai nilai peradaban manusia. Keberhasilan pembelajaran kepada peserta didik dangat ditentukan oleh guru, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Untuk dapat memproleh hasil yang baik dalam suatu rangkaian kegiatan pendidikan dan pembelajaran, seorang guru dituntut untuk memiliki kualifikasi tertentu yang disebut juga kompetensi. Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. (Echols dan Shadily,2001:132. Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, prilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar. Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaiman tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, sosial dan profesional. Tugas guru ialah mengajarkan pengetahuan kepada murid. Guru tidak sekedar mengetahui materi yang diajarkannya, tetapi memahaminya secara luas dan mendalam. Oleh karena itu, guru harus selalu belajar untuk memperdalam pengetahuannya terkait mata

pelajaran yang diampunya. Menurut Badan Standar nasional Pendidikan (2006:8) kompetensi profesional adalah Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas yang meliputi : a) Konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar b) Materi ajar yang ada dalam kurikul sekolah c) Hubungan konsep antarmata pelajaran terkait d) Penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari hari e) Kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

Guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar haruslah orang yang memhami arti penting pembelajaran seumur hidup, sehingga ia sendiri merupakan individu yang melaksanakan belajar seumur hidup itu dalam setiap kesmpatan. Semangat belajarnya terus dalam kondisi apa pun dan selalu belajar melalui media apa pun. Kondisi dan situasi seburuk apapun tidak akan dapat memadamkan semangat belajar seorang guru yang telah memhami pentingnya belajar bagi peningkatan kompetensinya Seorang guru harus menjadi orang yang spesial, namun lebih baik lagi jika ia menjadi spesial bagi semua siswanya. Guru harus merupakan sekumpulan orang orang pintar dibidangnya masing masing dan juga dewasa dalam bersikap. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaiman caranya guru tersebut dapat menularkan kepintaran dan kedwasaaanya tersebut pada para siswanya dikelas. Sebab guru adalah jembatan bagi lahirnya anak anak cerdas dan dewasa di masa mendatang.

Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas tentang kompetensi profesional yang dihubungkan ke unsur unsur profesi seorang pendidik dalam dunia kependidikan demi memajukan pendidikan. Bahasan mengenai kompetensi sosial ini berdasarkan dua artikel, yaitu Sertifikasi Profesi 286 Ribu Guru Akan Ikut Uji Kompetensi dan Guru Madrasah Wajib UKA. Kedua artikel tersebut membahas tentang UKA (Uji Kompetensi Awal) yang tujuannya agar dalam pelaksanaanya sertifikasi benar benar mewujudkan guru yang profesional dan memiliki kompetensi.

PEMBAHASAN
UKA (Ujian Kompetensi Awal ) dilaksanakan untuk menjaring guru yang akan mengikuti ujian sertifikasi guru. UKA merupakan model seleksi baru yang diterapkan pemerintah, setelah model seleksi baru portofolio yang diterapkan dalam beberapa tahun terakhir , ternyata tidak berbanding lurus peningkatan kualitas pendidikan. Guru yang lulus UKA, berhak mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru(PLPG) . Setelah mengikuti PLPG, kemudian ada ujian kompetensi akhir yang menentukan lulus tidaknya seorang guru dalam melaksanakan ujian sertifikasi guru. Sedangkan bagi mereka yang tidak lulus UKA akan diberikan pembinaan sehingga dapat mengikuti UKA pada tahun berikutnya. Jadi guru yang mendapatkan sertifikasi memang benar benar menguasai kompetensinya. UKA tidak menunjukan kompetensi guru secara utuh, dalam arti UKA tahun 2012 hanya menguji satu komponen, yakni unsur kognitif guru. Namun dari hasil UKA nanti akan ketahuan kelemahan masing masing guru. Kelemahan itulah yang nantinya akan diperbaiki selama mengikuti PLPG. Ketika mengajar nantinya, guru sudah benar benar memahami bidang ilmu yang akan diajarkan kepada peserta didik. Yang mengikuti UKA sebagai calon peserta sertifikasi guru pada dasarnya bertujuan untuk mengukur tingkat profesional seorang guru. Dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam proses penyelenggaraan pendidikan, gedung sekolah, dana, program dan kepemimpinan adalah vital. Demikian juga sumber daya manusia, dari kepala sekolah, guru, dan staf memegang peranan yang sangat penting. Sumidjo (2001:272) menyatakan, Faktor yang paling esensial dalam proses pendidikan adalah manusia yang ditugasi dengan pekerjaan untuk menghasilkan perubahan yang telah direncanakan pada anak didik. Hal ini merupakan esensi dan hanya dapat dilakukan sekelompok manusia profesional, yaitu manusia yang memiliki kompetensi mengajar seperti yang yang dinyatakan didalam artikel Sarjana pendidikan itu sama dengan sarjana kedokteran. Sebelum mengukuti pendidikan profesi, seorang sarjana kedokteran tidak bisa menyandang gelar dan praktek sebagai dokter. Begitupun dengan sarjana pendidikan, jika belum mengikuti pendidikan profesi guru, ia sebenarnya tidak boleh praktek menjadi guru Dan jika telah sertifikasi, maka guru tersebut telah dinyatakan profesional
3

Oleh karena itu, guru harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, karena ilmu pengetahuan dan keterampilan itu berkembang seiring perjalanan waktu. Seorang guru harus memahami pengetahuan tentang ilmu, tujuan, metode, dan bentuk materi yang diajarkan.. menjadi guru profesional bukan hal mudah. Sebelum mencapai tingkat expert (ahli), guru harus melalui beberapa tahap seperti dijelaskan Berliner, Guru berkembang menjadi ahli melalui beberapa tingkatan. Dari pendatang baru (Noice) ke pemula lanjut, kompeten pandai (proficient), dan pada akhirnya ahli (expert). Hammerness, et al. (DarlingHammond dan Bransford, 2005:361) dalam How Teachers learn and Develop menjelaskan tentang kemamppuan guru yang ahli, bahwaGuru yang ahli mampu melakukan beragam aktivitas tanpa harus berhenti dan berfikir bagaiman melakukan itu.. Selanjutnya guru yang lolos uji kompetensi akhir berhak mendapatkan sertifikat pendidik profesi sebagai tanda bahwa guru berkompeten dalam mendidik. UKA diselenggarakan tidak untuk mempersulit guru mendapatkan sertifikat. Bukan untuk mempersulit tetapi memastikan peserta didik tidak diajar oleh guru guru yang tidak kompeten.Karena bukan rahasia lagi guru berlomba lomba mendapat sertifikat untuk memperbaiki kesejahteraan. Dengan demikian, guru akan mendapatkan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru PNS atau 1,5 juta bagi guru non PNS. Hal ini tentu saja mengundang para guru berlomba lomba mengikuti ujian sertifikasi karena alasan insentif yang cukup menjajikan bagi kantong seorang guru. Meskipun terkadang insentif tersebut hanya datang enam bulan sekali, tetapi sangat membantu perekonomian seorang guru terutama bagi mereka yang sudah puluhan tahun mengabdi sebagai guru. Mutu pendidikan belum seperti yang diharapkan. Menurut Sukmadinata(2006:203), Selain masih kurangnya sarana dan fasilitas belajar, adalah faktor guru. Pertama, guru belum bekerja dengan sungguh sungguh. Kedua, kemampuan profesional guru masih kurang.. Guru belum dapat diandalkan dalam berbagai aspek kinerjanya yang standar, karena ia belum memiliki keahlian dalam isi dari bidang studi, pedagogis, didaktik, dan metodik, keahlian pribadi dan sosial, khususnya berdisplin dan bermotivasi, kerja tim antara sesama guru, dan tenaga kependidikan lain. Rendahnya kualifikasi pendidikan guru disebabkan oleh berbagai faktor: 1. Rendahnya kesejahteraan guru

Gaji guru hanya cukup memenuhi kebutuhan dasar sehari hari, sehingga tidak ada alokasi dana untuk melanjutkan pendidikan. 2. Rendahnya kualitas, kualifikasi, dan kompetensi guru. Kompetensi guru yang rendah sering menjadi kendala guru untuk memproleh beasiswa(yang jumlahnya terbatas, sehingga jangankan untuk bersaing dalam tahap seleksi, untuk memenuhi persyaratan administrasi saja sudah tidak bisa. IPK minimal 2,75 dan 3.00 adalah syarat yang sering tidak bisa dipenuhi tersebut. Jika mutu guru rendah, maka mereka akan sulit dan/atau kalah berkompetensi dengan guru yang lebih bermutu, sehingga berakibat hilangnya kesempatan untuk meningkatkan komperensi mereka. 3. Rendahnya komitmen guru untuk meraih pendidikan lebih tinggi. Guru dapat melanjutkan sekolah dan/atau menyelesaikan pendidikanya manakala dalam dirinya ada komitmen yang tinggi dan pemikiran jauh ke depan. Karena ia yakini pendidikanlah yang dapat mengangkat harkat dan martabat seorang guru. 4. Rendahnya motivasi guru untuk meraih pendidikan lebih tinggi. Banyak guru yang tidak percaya pada kemampuan dirinya, padahal yang dibutuhkan saat kuliah bukan semata kemapuan finansial dan kecerdasan intelektual,tetapi diperlukan kecerdasan emosional, spritual, dan yang terpenting adalah ketekunan. Tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari beberapa kompetensi sebagai berikut: 1. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikam, misalnya akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional, kurikuler dan tujuan pembelajaran 2. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori teori belajar. 3. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya. 4. Kemampuan mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran 5. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar 6. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran 7. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran

8. Kemapuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan 9. Kemampuaan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk

meningkatkan kinerja. Guru harus mempunyai berbagai kemampuan dan penguasaan, baik terhadap ilmu pengetahuan maupun yang berhubungan dengan sikap dan prilaku yang sangat mendukung dan menentukan bagi profesinya sebagai guru untuk dapat tampil dan berkomunikasi dengan baik. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam melaksanakan tugas kependidikan, guru sebagai professional layak dan harus memproleh pengahasilan yang pantas sehingga memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesionalitanya. Sebagai professional, guru tentu memiliki komitmen tinggi terhadap kewajiban, hak dan etikanya. Guru memiliki beban moral yang harus ditanggungnya karena guru adalah seorang panutan/ yang menjadi contoh baagi para peserta didiknya. Karena itulah seorang guru harus menjaga keprofesionalanya. Fakta fakta kelemahan guru juga harus meninjau ulang proses pembelajaran dan pendidikan oleh guru yang dilakukan di Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(LPTK) seperti IKIP,STKIP, dan FKIP, yang menurut Semiawan dan Natawidjaja (2000:405). Sejatinya mengahasilkan para guru yang memiliki kompetensi pedagogis, professional, sosial, dan kepribadian . Fakultas pendidikan yang mencetak calon guru dapat dinilai belum berhasil mencetak para guru kompeten, apalagi professional. Pendidikan guru semestinya fokus pada lima wilayah pengembangan, yaitu: 1. Isi pengetahuan tentang isi kurikulum dan pengajaran, melampaui teks, memperluas

pengetahuansiswa tentang bidang studi, dan mengatur kembali pengetahuan. 2. Tingkat konseptualisasi Kemampuan mengindentifikasi wilayah permasalahan atau wilayah untuk

meningkatkan kemampuan

mengajar seorang mengindetifikasi prilaku cadangan,

mengaplikasikan teori dan ide, dan mendesain rencana pengembangan professional.

3. Proses pengajaran Kemampuan dan penggunaan yang tepat terhadap variasi strategi,metode, dan keterampilan manajeman kelas dan pengajaran. 4. Komunikasi antarpribadi Kemampuan berkomunikasi dengan siswa, staf sekolah, dan orang tua. 5. Ego Pengetahuan tentang diri dan bertanggung jawab atas perbuatan, perhatian pada orang lain, merespons positif umpan balik, objektif dan jujur, memfasilitasi pertumbuhan orang lain, mengembangkan konsep diri yang positif, dan meningkatkan kemuliaan diri (self-esteem).

UKA merupakan ajang evaluasi diri bagi guru dalam mengajar pada anak didiknya sekaligus mengingatkan guru untuk bagaimana meningkatkan kemampuan serta sarana menunjukan profesionalitas yang bisa mewujudkan harapan bersama yaitu dunia pendidikan paradikma baru. UKA memiliki dua fungsi yakni untik seleksi dan pemetaan. Dari fungsi seleksinya tentu ada batas nilai. Sedangkan dilihat dari fungsi pemetaan, pemerintah akan menempatkan materi materi apa saja yang dirasakan sulit. Salah satu upaya yang terlihat didalam artikel bahwa UKA sudah menerapkan kompetensi professional dan tidak melenceng dari unsur unsur profesi yaitu seleksi bagi peserta sertifikasi guru madrasah 2012 semakin diperketat. Pasalnya, seluruh guru madrasah harus melalui uji kompetensi awal (UKA). Tujuannya agar dalam pelaksanaanya sertifikasi tersebut benar benar mewujudkan guru profesional dan memiliki kompetensi..

PENUTUP

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

tugas guru ialah mengajarkan

pengetahuan kepada murid. Guru tidak sekedar mengetahui materi yang diajarkannya, tetapi memahaminya secara luas dan mendalam. Oleh karena itu, guru harus selalu belajar untuk memperdalam pengetahuannya terkait mata pelajaran yang diampunya. Kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dapat diuju melalui UKA.UKA merupakan ajang evaluasi diri bagi guru dalam mengajar pada anak didiknya sekaligus mengingatkan guru untuk bagaimana meningkatkan kemampuan serta sarana menunjukan profesionalitas yang bisa mewujudkan harapan bersama yaitu dunia pendidikan paradikma baru. UKA (Ujian Kompetensi Awal ) dilaksanakan untuk menjaring guru yang akan mengikuti ujian sertifikasi guru. UKA merupakan model seleksi baru yang diterapkan pemerintah. Guru yang lulus UKA, berhak mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru(PLPG) . Setelah mengikuti PLPG, kemudian ada ujian kompetensi akhir yang

menentukan lulus tidaknya seorang guru dalam melaksanakan ujian sertifikasi guru. Sedangkan bagi mereka yang tidak lulus UKA akan diberikan pembinaan sehingga dapat mengikuti UKA pada tahun berikutnya. Jadi guru yang mendapatkan sertifikasi memang benar benar menguasai kompetensinya. Dari hasil UKA nanti akan mengetahui kelemahan masing masing guru. Kelemahan itulah yang nantinya akan diperbaiki .Sehingga ketika mengajar nantinya, guru sudah benar benar memahami bidang ilmu yang akan diajarkan kepada peserta didik. Yang mengikuti UKA sebagai calon peserta sertifikasi guru pada dasarnya bertujuan untuk mengukur tingkat profesional seorang guru. Dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

You might also like