Professional Documents
Culture Documents
Ekonomi Konvensional
Bermula dengan Adam Smith An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation (1776) Latar belakang: Merkantilisme (Uang) Inggris dan Eropa Fisiokrat (Pertanian) di Perancis Classical laissez faire (Free Enterprise) Kapitalisme (Industri). Aliran pemikiran dalam Kapitalisme: Neoklasik, Keynesian, Monetaris, Austrian, dll. Anti tesis: Sosialisme dan Marxisme
Joseph A. Schumpeter History of Economics Analysis (1954) meliputi the whole span of the more than 2000 years that extends from the beginning to about twenty years after the publication of the Wealth of Nation. Kelemahan besar: Great Gap thesis So far as our subject is concerned we may safely leap over 500 years to the epoch of St Thomas Aquinas (1225-1274). (Schumpeter, p. 74) Seakan-akan 500 tahun sebelum Thomas Aquinas tidak ada ide dan penulisan ekonomi yang berarti, dan zaman kegelapan Eropa seakan-akan adalah peristiwa universal yang menimpa seluruh dunia. Abu Yusuf (w. 182/798); Abu Ubayd (w. 224/838); Qudamah b. Jafar (w. 320/932); al-Mawardi (w. 450/1058); al-Ghazali (w. 505/1111); al-Razi, Ibn Taymiyyah, Ibn Khaldun, al-Maqrizi, dll. Kita perlu mengkaji sejarah pemikiran ekonomi Islam.
Peradaban Barat
600 M 1300 M
1300 M 2000
2000 M - ?
Sejarah Ekonomi
Sejarah ekonomi dibagi menjadi dua; 1. pertama, sejarah pemikiran ekonomi yang merefleksikan evolusi pemikiran tentang ekonomi. 2. Kedua, sejarah perekonomian yang menggambarkan bagaimana kondisi perekonomian (dalam ruang dan periode tertentu). Yang pertama bisa membahas biografi ekonom dan juga produk pemikirannya, sedangkan yang kedua merupakan sejarah yang memotret perekonomian dengan kacamata ruang dan waktu tertentu, sehingga bersifat universal untuk seluruh peradaban.
Khalifa Rashidin
Umayyad
Tulun
Mamluk
(935-969 AD)
Ikhshidid
Faraj
Muaiyad Monetary reform (Shothur-al-ugood) Barsbay Al-Maqrizi in Mecca (wrote suluk & kitat)
Ottoman
(1517-1798 AD)
Jaqmaq
Sistem Ekonomi
Abu Ubaid (150-224 H/768-839 M)
- Menekankan keadilan sebagai prinsip utama dalam perekonomian, keseimbangan antara hak-hak individu, publik, dan negara, dengan kepentingan publik berada di atas kepentingan individu. - Kepemilikan tanah oleh individu diletakkan dalam konteks perbaikan produksi pertanian. - Sumber daya publik seperti air, padang rumput, dan api berada dalam kepemilikan negara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Teori Harga
Abu Yusuf (731-798 M) - Menentang penetapan harga (tasir) oleh pemerintah. - Mendorong pemerintah untuk memecahkan masalah kenaikan harga dengan menambah penawaran dan menghindari kontrol harga. Ibnu Taimiyyah (1263-1328 M) - Harga ditentukan oleh interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran. - Praktek monopoli dilarang untuk menjamin harga yang adil bagi masyarakat. - Harga akibat ketidaksempurnaan pasar akan mempengaruhi kesejahteraan, sehingga intervensi pemerintah dibenarkan. Ibnu Khaldun (1332-1404 M) - Harga adalah hasil dari hukum permintaan dan penawaran. Jika suatu barang langka dan banyak diminta, maka harganya tinggi. Jika suatu barang berlimpah, harganya rendah. - Harga suatu barang terdiri dari tiga unsur: gaji untuk produsen, laba untuk pedagang, dan pajak untuk pemerintah.
Ekonomi Moneter
Imam Al Ghazali (1058-1111 M) - Pertukaran barter memberi berbagai kesulitan bagi manusia, dan uang mengatasi hal itu. - Fungsi dasar uang: alat tukar dan standar nilai. - Fungsi uang ini akan terganggu jika orang meminta uang hanya untuk uang itu sendiri. Ibnu Taimiyyah (1263-1328 M) - Jumlah uang harus sesuai dengan jumlah transaksi yang terjadi untuk menjamin harga yang adil. - Perbedaan nilai intrinsik mata uang yang beredar, akan menyebabkan terjadinya penurunan nilai mata uang, inflasi, dan pemalsuan mata uang. Al Maqrizi (1364-1441 M) - Uang dengan kualitas buruk akan mendorong keluar uang dengan kualitas baik dari pasar (Gresham Law). - Keterkaitan antara jumlah uang beredar dan kenaikan harga-harga (The Quantity Theory of Money). - Inflasi terbagi menjadi dua: inflasi yang disebabkan faktor alamiah dan inflasi yang disebabkan kesalahan manusia.
Keuangan Publik
Abu Yusuf (731-798 M) - Pajak proporsional dari hasil pertanian akan menghasilkan pendapatan lebih besar dan memfasilitasi ekspansi lahan pertanian, daripada pungutan tetap atas tanah. - Dana publik adalah amanah Allah yang harus dipertanggung-jawabkan (good governance). Abu Ubaid (150-224 H/768-839 M) - Pentingnya keseimbangan antara kekuatan finansial pembayar pajak dengan kepentingan dari penerima manfaat pajak - Tarif pajak kontraktual tidak dapat dinaikkan, bahkan dapat diturunkan apabila terjadi ketidakmampuan membayar (Konsep ability to pay). - Perbaikan administrasi pajak agar masyarakat memenuhi kewajiban pajak secara teratur dan sepantasnya (Konsep tax evasion). Ibnu Khaldun (1332-1404 M) - Insentif bekerja dipengaruhi oleh pajak yang tinggi sehingga akan menurunkan produksi dan populasi (karena emigrasi), sehingga pada akhirnya akan menurunkan pendapatan pajak akibat menurunnya basis pajak. - Kebijakan manajemen permintaan di masa resesi berupa penurunan pajak dan pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi (fiscal expansion).
Al Syaibani (750804 M) - Usaha-usaha perekonomian terbagi atas empat macam, yaitu sewa menyewa, perdagangan, pertanian, dan perindustrian. - Sektor pertanian lebih utama karena memproduksi berbagai kebutuhan dasar manusia yang sangat menunjang dalam melaksanakan berbagai kewajibannya. - Dari segi hukum, usaha-usaha perekonomian terbagi dua, yaitu fardhu kifayah dan fardhu ain. Imam Al Ghazali (1058-1111 M) - Produksi barang-barang kebutuhan dasar adalah kewajiban sosial (fardh al kifayah). - Aktivitas produksi dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu industri dasar, aktivitas penyokong, dan aktivitas komplementer yang terkait dengan industri dasar. - Untuk meningkatkan kemakmuran ekonomi, negara harus menegakkan keadilan, kedamaian dan keamanan, serta stabilitas. Shah Waliullah (1703-1762 M) - Konsentrasi pendapatan akan membawa pada produksi barang-barang mewah di perekonomian yang menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan secara sosial, yang pada akhirnya akan meningkatkan penderitaan kaum miskin.
Ekonomi Pembangunan
Lebih dari itu, Ibnu Khaldun mempergunakan konsep-konsep tersebut untuk membangun sebuah sistem dinamik yang koheren, dimana mekanisme ekonomi secara pasti akan membawa aktivitas ekonomi pada fluktuasi jangka panjang. Without tools, without preexisting concepts, he elaborated a genial economic explanation of the world. His name should figure among the fathers of economic science. (Jean David C. Boulakia. Ibn Khaldun: A Fourteenth-Century Economist. The Journal of Political Economy, Vol. 79, No. 5, (Sep.-Oct., 1971), pp. 1105-1118.)