You are on page 1of 49

TUGAS PRIBADI MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN Dosen Dr. INDRATI KUSUMA NINGRUM ,M.

Pd

OLEH

NURMIAH LUBIS,SP NIM: 1109869

PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN KERJASAMA UNP DENGAN FKIP UR PEKANBARU 2012

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kepada Alloh SWT,yang telah memberikan kesehatan,kekuatan kepada penulis sehinnga makalah ini dapat di selesaikan dengan tepat waktu,Sholawat dan Salam kita sampaikan kepada Muhammad Rasullulah SAW,yang telah membawa ummat manusia dari alam kejahilan sampai kealam ilmu pengetahuan. Guru pada hakikat nya merupakan tenaga kependidkan yang memikul berat tanggung jawab kemanusian,khusus nya berkaitan dengan proses pendidikan generasi penerus bangsa menuju gerbang pencerahan dalam melepaskan diri dari belenggu kebodohan,betapa berat tugas dan kewajiban yang harus di emban oleh guru tersebut sehingga menuntut profesionalitas tinggi dalam proses pembelajaran,melalui kompetensi profesioanal nya ,guru harus mampu mewujudkan langkah-langkah pembelajaran inovatif,progresif,dan kreatif,sehingga proses belajar mengajar dapat bermakna serta transper of knowledge dan transper of value dapat dengan mudah tersampaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen pembimbing Dr. Indrati Kusuma Ningrum,M.Pd yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan materi ajar ini, Kesempurnaan adalah milik allah,oleh karena itu penulis menyadari sepenuhnya bahwa materi ajar ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan

Pekanbaru,Mei 2012

Penulis

DAFTAR ISI

BAB 1 1. Jenis-jenis teori pembelajaran 2. Jenis-jenis media ajar.

BAB 11

1. Analisis situasi ( model pembelajaran Assure) a. Karakteristk siswa b. Tujuan pembelajaran c. Strategi pembelajaran d. Media pembelajaran e. Cara menggunakan media ajar f. Evaluasi media

BAB 111.

1. Rencana perencanaan pembelajaran ( RPP)

BAB 1

1. JENIS-JENIS TEORI PEMBELAJARAN Ada beberapa jenis-jenis teori pembelajaran antara lain: 1. TEORI ATRIBUSI (B. WEINER) Teori atribusi berkaitan dengan bagaimana individu menginterpretasikan peristiwa-peristiwa dan bagaimana ini berkaitan dengan pemikiran mereka dan perilaku. Heider (1958) adalah orang pertama yang mengajukan teori psikologis atribusi, namun Weiner dan rekan (misalnya, Jones et al, 1972; Weiner, 1974, 1986) mengembangkan sebuah kerangka teori yang telah menjadi sebuah paradigma penelitian utama psikologi sosial. Teori Atribusi mengasumsikan bahwa orang mencoba untuk menentukan mengapa orang melakukan apa yang mereka lakukan, yaitu, atribut menyebabkan perilaku. Seseorang berusaha untuk memahami mengapa orang lain melakukan sesuatu yang mungkin satu atau lebih atribut menyebabkan perilaku itu. Sebuah proses tiga tahap mendasari suatu atribusi: (1) orang harus melihat atau mengamati perilaku, (2) maka orang harus percaya bahwa perilaku itu sengaja dilakukan, dan (3) maka orang harus menentukan apakah mereka percaya yang lain orang dipaksa untuk melakukan perilaku (dalam hal ini penyebabnya adalah dikaitkan dengan situasi) atau tidak (dalam hal ini penyebabnya adalah dikaitkan dengan orang lain). Weiner fokus teori atribusi pada prestasi (Weiner, 1974). Ia mengidentifikasi kemampuan, usaha, kesulitan tugas, dan keberuntungan sebagai faktor yang paling penting yang mempengaruhi atribusi untuk pencapaian. Atribusi diklasifikasikan bersama tiga dimensi kausal: lokus kontrol, stabilitas, dan pengendalian. Lokus kontrol dimensi memiliki dua kutub: internal locus versus eksternal kontrol. Stabilitas dimensi menangkap apakah menyebabkan perubahan dari waktu ke waktu atau tidak. Misalnya, kemampuan dapat diklasifikasikan sebagai penyebab, stabil internal, dan usaha diklasifikasikan sebagai tidak stabil dan internal. Controllability kontras menyebabkan seseorang dapat mengontrol, seperti keahlian / kemanjuran, dari penyebab seseorang tidak dapat mengontrol, seperti bakat, suasana hati, tindakan orang lain, dan keberuntunga

Teori atribusi erat terkait dengan konsep motivasi . Hal ini juga berhubungan dengan kerja yang dilakukan pada teori skrip dan inferencing dilakukan oleh Schank. Lingkup / Aplikasi Teori Weiner telah banyak diterapkan dalam pendidikan, hukum, psikologi klinis, dan domain kesehatan mental. Ada hubungan kuat antara konsep diri dan prestasi. Weiner (1980) menyatakan: "atribusi kausal menentukan reaksi afektif terhadap keberhasilan dan kegagalan Sebagai contoh, seseorang tidak mungkin mengalami kebanggaan dalam keberhasilan, atau perasaan kompetensi, ketika menerima 'A' dari seorang guru yang memberikan kelas hanya itu,. atau ketika mengalahkan petenis yang selalu kalah ... Di sisi lain, 'A' dari seorang guru yang memberikan nilai tinggi atau beberapa kemenangan atas pemain tenis yang sangat dinilai setelah banyak praktek menghasilkan pengaruh positif yang besar. " (P.362). Siswa dengan peringkat lebih tinggi dari harga diri dan dengan prestasi sekolah yang lebih tinggi cenderung untuk atribut sukses untuk internal, stabil, faktor-faktor terkendali seperti kemampuan, sementara mereka berkontribusi kegagalan baik internal tidak stabil, faktor terkontrol seperti usaha, atau eksternal, faktor-faktor tak terkendali seperti sebagai kesulitan tugas. Sebagai contoh, siswa yang mengalami kegagalan berulang-ulang dalam membaca cenderung untuk melihat diri mereka sebagai kurang kompeten dalam membaca ini persepsi diri dari kemampuan membaca mencerminkan dirinya dalam harapan anak-anak sukses di membaca tugas dan penalaran keberhasilan atau kegagalan membaca.. Demikian pula, siswa dengan ketidakmampuan belajar tampak kurang mungkin dibandingkan non-cacat rekan-rekan untuk mengaitkan kegagalan dengan usaha, faktor, tidak stabil terkendali, dan lebih mungkin untuk mengaitkan kegagalan dengan kemampuan, faktor, stabil terkendali. Lewis & Daltroy (1990) membahas aplikasi teori atribusi untuk perawatan kesehatan. Sebuah contoh yang menarik dari teori atribusi diterapkan untuk pengembangan karir disediakan oleh Daly (1996) yang meneliti atribusi yang diselenggarakan sebagai karyawan mengapa mereka gagal untuk menerima promosi. Contoh

Atribusi Teori telah digunakan untuk menjelaskan perbedaan dalam motivasi berprestasi antara tinggi dan rendah. Menurut teori atribusi, berprestasi tinggi akan mendekati daripada menghindari tugas-tugas terkait untuk berhasil karena mereka percaya bahwa kesuksesan adalah karena kemampuan yang tinggi dan usaha yang mereka yakin. Kegagalan dianggap disebabkan oleh nasib buruk atau ujian yang miskin, yaitu bukan kesalahan mereka. Jadi, kegagalan tidak mempengaruhi harga diri mereka tetapi sukses membangun kebanggaan dan kepercayaan diri. Di sisi lain, berprestasi rendah menghindari tugas yang berhubungan dengan keberhasilan karena mereka cenderung untuk (a) meragukan kemampuan mereka dan / atau (b) menganggap kesuksesan adalah berkaitan dengan keberuntungan atau untuk "siapa yang Anda tahu" atau faktor-faktor lain di luar kendali mereka. Jadi, bahkan ketika sukses, adalah tidak bermanfaat untuk yang berprestasi rendah karena dia / dia tidak merasa bertanggung jawab, yaitu, tidak meningkatkan harga / nya dan kepercayaan diri. Prinsip 1. Atribusi adalah proses tahap ketiga: (1) perilaku yang diamati, (2) perilaku bertekad untuk menjadi yang disengaja, dan (3) perilaku dikaitkan dengan penyebab internal atau eksternal. 2. Prestasi dapat dikaitkan dengan (1), usaha (2) tingkat kemampuan, (3) kesulitan tugas, atau (4) keberuntungan. 3. Dimensi perilaku kausal adalah (1) lokus kontrol, (2) stabilitas, dan (3) pengendalian. 2. TEORI ACT-R (John Anderson) ACT-R adalah teori umum dari kognisi yang dikembangkan oleh John Anderson dan rekanrekannya di Universitas Carnegie Mellon yang berfokus pada proses memori. Ini adalah elaborasi teori ACT asli (Anderson, 1976) dan dibangun berdasarkan HAM, model memori semantik yang diusulkan oleh Anderson & Bower (1973). Anderson (1983) memberikan gambaran lengkap dari ACT-R. Selain itu, Anderson (1990) memberikan kritik sendiri ACT-R dan Anderson (1993) menyediakan kerangka untuk pengembangan lebih luas dari teori.Lihat situs CMU ACT untuk informasi paling up-to-date pada teori.

ACT-R membedakan antara tiga jenis struktur memori: memori prosedural bekerja.Memori mengambil semantik proposisi, deklaratif, dan deklaratif jaring

bentuk

menghubungkan gambar, dan

urutan oleh asosiasi. Memori prosedural panjang) (juga jangka

merupakan

informasi dalam bentuk produksi; produksi masing-masing memiliki seperangkat kondisi dan tindakan yang berbasis di memori deklaratif.Node dari memori jangka panjang semua memiliki beberapa derajat aktivasi dan memori kerja adalah bagian dari memori jangka panjang yang paling sangat aktif. Menurut ACT-R, semua pengetahuan mulai informasi yang deklaratif, pengetahuan prosedural dipelajari dengan membuat kesimpulan dari pengetahuan faktual yang sudah ada. ACT-R mendukung tiga jenis dasar belajar: generalisasi, di mana produksi menjadi lebih luas dalam jangkauan mereka aplikasi, diskriminasi, di mana produksi menjadi sempit dalam jangkauan mereka aplikasi, dan penguatan, di mana beberapa produksi yang diterapkan lebih sering. Produksi baru dibentuk oleh konjungsi atau disjungsi dari produksi yang ada. Lingkup / Aplikasi ACT-R dapat menjelaskan berbagai efek memori serta keterampilan rekening untuk tatanan yang lebih tinggi seperti sebagai bukti geometri, pemrograman dan belajar bahasa (lihat Anderson, 1983; 1990).ACT-R telah menjadi dasar untuk tutor cerdas (Anderson, Boyle, Farrell & Reiser, 1987; Ritter dkk, 2007). Contoh

Salah satu kekuatan dari ACT adalah bahwa hal itu mencakup proposisi dan representasi pengetahuan prosedural serta akuntansi untuk penggunaan tujuan dan rencana. Sebagai contoh, di sini adalah aturan produksi yang dapat digunakan untuk mengubah kalimat deklaratif menjadi pertanyaan: JIKA tujuannya adalah untuk pertanyaan apakah proposisi (LVrelation LVagent LVobject) adalah benar KEMUDIAN ditetapkan sebagai subgoals 1. untuk merencanakan komunikasi (LVrelation LVagent LVobject)

2. untuk memindahkan kata pertama dalam deskripsi LVrelation ke awal kalimat 3. untuk mengeksekusi rencana Ini aturan produksi dapat digunakan untuk mengubah kalimat: "pengacara adalah membeli mobil." mempertanyakan: "Apakah pengacara membeli mobil?" Prinsip 1. Mengidentifikasi struktur tujuan ruang masalah. 2. Memberikan instruksi dalam konteks pemecahan masalah. 3. Memberikan umpan balik langsung pada kesalahan. 4. Minimalkan bekerja beban memori. 5. Sesuaikan "ukuran butir" instruksi dengan belajar untuk menjelaskan proses kompilasi pengetahuan. 6. Memungkinkan siswa untuk mendekati target dengan pendekatan keterampilan berturutturut. 3. Teori Dewasa Belajar (KP Cross) Silang (1981) menyajikan Karakteristik Dewasa sebagai peserta didik (CAL) model dalam konteks analisisnya program belajar seumur hidup. Model ini berusaha untuk mengintegrasikan kerangka teoretis lain untuk dewasa pembelajaran seperti andragogy (Knowles), belajar pengalaman belajar pengalaman (Rogers), dan psikologi umur.

Model CAL terdiri dari dua kelas variabel: karakteristik pribadi dan karakteristik situasional. Karakteristik pribadi meliputi: penuaan, fase kehidupan, dan tahap

perkembangan. Ketiga dimensi memiliki karakteristik yang berbeda sejauh pembelajaran seumur hidup yang bersangkutan. Penuaan menyebabkan kerusakan tertentu kemampuan sensorikmotorik (misalnya, penglihatan, pendengaran, waktu reaksi) sementara kemampuan intelijen (misalnya, ketrampilan pengambilan keputusan, penalaran, kosakata) cenderung untuk memperbaiki. Hidup fase dan tahapan perkembangan (misalnya, pernikahan, pekerjaan perubahan, pensiun) melibatkan serangkaian dataran tinggi dan transisi yang mungkin atau mungkin tidak secara langsung berhubungan dengan usia. Karakteristik situasional terdiri dari paruh waktu versus penuh-waktu belajar, dan belajar secara sukarela dibandingkan wajib. Administrasi pembelajaran (misalnya, jadwal, lokasi, prosedur) sangat dipengaruhi oleh variabel pertama, bagian kedua adalah sifat, self-directed terpusat pada masalah pembelajaran yang paling dewasa. Lingkup / Aplikasi Model CAL ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman untuk program pendidikan dewasa. Tidak ada penelitian diketahui untuk mendukung model. Contoh Mempertimbangkan tiga orang dewasa: seorang mahasiswa keperawatan, orang tua baru, dan seorang pekerja paruh baya sosial tentang mengambil kursus tentang perkembangan anak. Masing-masing individu berbeda dalam usia (20,30,40) dan kehidupan / fase perkembangan (/ remaja mencari, muda / berjuang, matang / stabil). Mereka juga berbeda dalam hal karakteristik situasional: untuk mahasiswa keperawatan, tentu saja penuh-waktu dan wajib, bagi orangtua, itu adalah bagian-waktu dan opsional, karena pekerja sosial itu merupakan bagian-waktu tetapi diperlukan. Menurut model CAL, strategi belajar yang berbeda mungkin diperlukan untuk ketiga individu untuk mengakomodasi perbedaan karakteristik pribadi dan situasional. Prinsip

1. Program pembelajaran orang dewasa harus memanfaatkan pengalaman peserta. 2. Program pembelajaran orang dewasa harus beradaptasi dengan keterbatasan umur peserta. 3. Orang dewasa harus ditantang untuk pindah ke tahap semakin maju pengembangan pribadi. 4. Orang dewasa harus memiliki pilihan sebanyak mungkin dalam ketersediaan dan organisasi program pembelajaran. Teori Algoritma heuristik (L. Landa Teori Landa adalah berkaitan dengan mengidentifikasi proses mental - sadar dan terutama sadar yang mendasari pembelajaran ahli, berpikir dan kinerja di daerah manapun. Metode mewakili sistem teknik untuk mendapatkan di dalam pikiran peserta didik ahli dan artis yang memungkinkan seseorang untuk mengungkap proses yang terlibat. Setelah ditemukan, mereka dipecah menjadi komponen relatif mereka SD - operasi mental dan unit pengetahuan yang dapat dilihat sebagai semacam psikologis "atom" dan "molekul". Melakukan tugas atau memecahkan masalah selalu membutuhkan sistem tertentu unit pengetahuan dasar dan operasi. Ada kelas masalah yang perlu untuk melaksanakan operasi dalam urutan, terstruktur dengan baik standar (masalah algoritmik). Untuk kelas masalah seperti itu, adalah mungkin untuk merumuskan satu set instruksi yang tepat jelas (algoritma) untuk apa yang harus dilakukan secara mental dan / atau fisik agar berhasil memecahkan masalah milik kelas tersebut. Ada juga kelas masalah (masalah kreatif atau heuristik) yang tepat dan tidak ambigu set instruksi tidak dapat dirumuskan. Untuk kelas seperti masalah, adalah mungkin untuk merumuskan instruksi yang berisi tingkat tertentu ketidakpastian (heuristik). Landa juga menjelaskan semi-algoritmik masalah dan semi-heuristik, proses dan instruksi. Teori ini menunjukkan bahwa semua kegiatan kognitif dapat dianalisis ke dalam operasi dari sebuah heuristik, algoritma semi-algoritmik,, atau semi-heuristik alam. Setelah ditemukan, operasi ini dan sistem mereka dapat dijadikan sebagai dasar untuk strategi instruksional dan metode. Teori ini menetapkan bahwa siswa harus diajarkan bukan hanya pengetahuan tetapi heuristik algoritma dan ahli juga. Mereka juga harus diajarkan bagaimana menemukan dan

heuristik algoritma sendiri. Penekanan khusus ditempatkan pada mengajar siswa kognitif operasional, algoritma dan heuristik yang membentuk metode umum pemikiran (yaitu, kecerdasan). Sehubungan dengan urutan instruksi, Landa mengusulkan sejumlah strategi, yang paling penting yang merupakan "bola salju" metode. Metode ini berlaku untuk mengajar sistem operasi kognitif dengan mengajar operasi pertama, maka kedua yang dipraktekkan dengan yang pertama, dan seterusnya. Lingkup / Aplikasi Meskipun ini merupakan teori umum pembelajaran, hal ini digambarkan terutama dalam konteks matematika dan pengajaran bahasa asing. Dalam beberapa tahun terakhir, Landa telah menerapkan teori ke pengaturan pelatihan di bawah "Landamatics" nama (Pendidikan Teknologi, 1993) Contoh Landa (1976) memberikan contoh berikut algoritma untuk mengajar seorang pembicara asing bagaimana untuk memilih di antara kata kerja bahasa Inggris "menawarkan", "untuk menyarankan" dan "mengusulkan": Periksa untuk melihat apakah sesuatu yang satu hadiah untuk orang lain adalah obyek nyata atau dilihat sebagai nyata. Jika ya, gunakan "menawarkan". Jika tidak, itu adalah ide tentang beberapa tindakan yang akan dilakukan. Periksa untuk melihat apakah ide ini disajikan secara formal. Jika ya, gunakan "mengusulkan", sebaliknya menggunakan "menyarankan". Menerapkan metode bola salju akan melibatkan mengajar mahasiswa aksi memeriksa kondisi pertama dan kemudian tindakan memeriksa kondisi kedua diikuti dengan praktek yang membutuhkan kedua kondisi untuk diperiksa. Landa menjelaskan bahwa setelah latihan yang cukup penerapan algoritma akan menjadi otomatis dan tidak sadar. Prinsip

1. Hal ini lebih penting untuk mengajarkan algoritma-heuristik proses untuk siswa dari resep (pengetahuan tentang proses), di sisi lain, guru perlu tahu kedua. 2. Proses dapat diajarkan melalui resep dan demonstrasi operasi. 3. Mengajar siswa bagaimana untuk menemukan proses yang lebih berharga daripada memberikan mereka sudah dirumuskan. 4. Memecah proses ke dalam operasi dasar ukuran dan panjang cocok untuk setiap siswa (individualisasi dari instruksi). 4.Teori Andragogy (Knowles M.) Teori Knowles dalam andragogy adalah suatu usaha untuk mengembangkan teori yang khusus untuk pembelajaran orang dewasa. Knowles menekankan bahwa orang dewasa yang mandiri dan mengharapkan untuk mengambil tanggung jawab atas keputusan. Program pembelajaran orang dewasa harus mengakomodasi aspek mendasar. Andragogy membuat asumsi-asumsi berikut tentang desain pembelajaran: (1) Dewasa perlu tahu mengapa mereka perlu mempelajari sesuatu (2) Dewasa perlu belajar pengalaman, (3) Dewasa pendekatan pembelajaran sebagai pemecahan masalah, dan (4) belajar Dewasa terbaik ketika topik adalah nilai langsung. Dalam istilah praktis, andragogy berarti bahwa instruksi untuk orang dewasa perlu lebih fokus pada proses dan kurang pada materi yang sedang diajarkan. Strategi seperti studi kasus, bermain peran, simulasi, dan evaluasi diri yang paling berguna. Instruktur mengadopsi peran fasilitator atau sumber daya daripada dosen atau kelas. Lingkup / Aplikasi: Andragogy berlaku untuk setiap bentuk pembelajaran bagi orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam desain program pelatihan organisasi (terutama untuk domain "soft skill" seperti pengembangan manajemen ). Contoh

Knowles (1984, Lampiran D) memberikan contoh menerapkan prinsip-prinsip andragogy dengan desain pelatihan komputer pribadi: 1. Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal-hal tertentu yang diajarkan (misalnya, perintah tertentu, fungsi, operasi, dll) 2. Instruksi harus berorientasi pada tugas, bukan menghafal - kegiatan belajar harus dalam konteks tugas umum yang akan dilakukan. 3. Instruksi harus mempertimbangkan berbagai latar belakang yang berbeda dari peserta didik, bahan pelajaran dan kegiatan harus memungkinkan untuk berbagai tingkat / jenis pengalaman sebelumnya dengan komputer. 4. Karena orang dewasa mandiri, instruksi harus memungkinkan peserta didik untuk menemukan hal-hal untuk diri mereka sendiri, memberikan bimbingan dan bantuan ketika kesalahan dibuat. (Lihat komputer untuk diskusi lebih lanjut tentang topik ini). Prinsip 1. Orang dewasa harus terlibat dalam perencanaan dan evaluasi instruksi mereka. 2. Pengalaman (termasuk kesalahan) memberikan dasar untuk kegiatan belajar. 3. Dewasa yang paling tertarik untuk belajar mata pelajaran yang memiliki relevansi langsung dengan pekerjaan mereka atau kehidupan pribadi. 4. Pembelajaran orang dewasa adalah berpusat masalah daripada konten berorientasi.

6.Teori Instruksi berlabuh (Yohanes Bransford) Instruksi berlabuh adalah sebuah paradigma besar untuk berbasis teknologi pembelajaran yang telah dikembangkan oleh Kognisi & Technology Group di Vanderbilt (CTGV) di bawah pimpinan Yohanes Bransford. Sementara banyak orang telah memberikan kontribusi untuk teori

dan penelitian instruksi berlabuh, Bransford adalah juru bicara utama dan karenanya teori ini diberikan kepadanya. Fokus awal dari pekerjaan itu pada pengembangan alat-alat videodisc interaktif yang mendorong siswa dan guru untuk mengajukan dan memecahkan kompleks, masalah realistis.Materi video yang berfungsi sebagai "jangkar" (makro-konteks) untuk semua pembelajaran berikutnya dan instruksi. Seperti dijelaskan oleh CTGV (1993, p52): "Desain jangkar ini sangat berbeda dari desain video yang biasanya digunakan dalam pendidikan ... tujuan kami adalah untuk menciptakan menarik, konteks realistis yang mendorong konstruksi aktif pengetahuan dengan peserta didik. jangkar kami cerita-cerita daripada kuliah dan dirancang untuk dieksplorasi oleh siswa dan guru "Penggunaan teknologi videodisc interaktif memungkinkan siswa untuk dengan mudah menjelajahi konten.. Instruksi berlabuh adalah ly dekat terkait dengan pembelajaran terletak kerangka kerja (lihat CTGV, 1990, 1993) dan juga kepada teori Fleksibilitas Kognitif dalam penekanan pada penggunaan teknologi pembelajaran berbasis. Lingkup / Aplikasi Aplikasi utama dari instruksi berlabuh telah membaca SD, seni bahasa dan keterampilan matematika. Para CLGV telah mengembangkan seperangkat program interaktif videodisc disebut "Jasper Woodbury Memecahkan Masalah Seri". Program-program ini melibatkan petualangan di mana konsep-konsep matematika yang digunakan untuk memecahkan masalah. Namun, paradigma instruksi berlabuh didasarkan pada model umum pemecahan masalah (Bransford & Stein, 1993). Contoh Salah satu kegiatan awal instruksi berlabuh melibatkan penggunaan film, "Young Sherlock Holmes" dalam bentuk interaktif videodisc. Siswa diminta untuk memeriksa film dalam hal hubungan kausal, motif karakter, dan keaslian dari pengaturan dalam rangka untuk memahami sifat kehidupan di Victoria Inggris. Film ini memberikan jangkar untuk memahami bercerita dan era sejarah tertentu.

Prinsip 1. Belajar dan mengajar kegiatan harus dirancang di sekitar sebuah "jangkar" yang harus menjadi semacam studi kasus atau situasi masalah. 2. Materi kurikulum harus memungkinkan eksplorasi oleh pembelajar (misalnya, program interaktif videodisc). Teori Aptitude-Treatment Interaction (L. Cronbach & R. Snow)

Aptitude-Treatment Interaction (ATI) - konsep strategi instruksional bahwa beberapa (perawatan) lebih atau kurang efektif untuk individu-individu tertentu tergantung pada kemampuan khusus mereka. Sebagai kerangka teoretis, ATI menunjukkan bahwa hasil belajar yang optimal saat instruksi ini persis cocok dengan bakat pelajar. Hal ini konsisten dengan teoriteori kecerdasan (misalnya, Gardner , Guilford , Sternberg ) yang menyarankan pandangan multidimensi kemampuan. Menurut Salju (1989), tujuan penelitian ini adalah ATI memprediksi hasil pendidikan dari kombinasi bakat dan perawatan. Dia merangkum kesimpulan utama dari Cronbach & Snow (1977) sebagai: (1) bakat interaksi pengobatan sangat umum dalam pendidikan, (2) banyak ATI kombinasi kompleks dan sulit untuk menunjukkan secara jelas, dan tidak ada efek ATI tertentu cukup dipahami sebagai dasar untuk praktek instruksional. Selanjutnya, Salju mengidentifikasi kurangnya perhatian pada aspek sosial pembelajaran sebagai kekurangan serius dari ATI penelitian. Dia menyatakan: "perbedaan gaya belajar dapat dikaitkan ke orang yang relatif stabil atau variabel bakat, tetapi mereka juga bervariasi dalam individu sebagai fungsi dari tugas dan variabel situasi." (P51) Lingkup / Aplikasi: ATI penelitian mencakup berbagai bakat dan variabel instruksional, melainkan telah digunakan untuk mengeksplorasi strategi-strategi pengajaran yang baru dan desain kurikulum, terutama dalam matematika dan membaca.

Contoh Salju (1989) menyatakan bahwa efek terbaik didukung ATI melibatkan perawatan yang berbeda dalam struktur dan kelengkapan instruksi dan tinggi atau rendah "umum" mengukur kemampuan. Perawatan yang sangat terstruktur (misalnya, tingkat kontrol yang tinggi eksternal, urutan didefinisikan dengan baik / komponen) tampaknya untuk membantu siswa dengan kemampuan rendah tetapi menghambat mereka dengan kemampuan tinggi (relatif terhadap perawatan struktur rendah). Prinsip: 1. Bakat dan perawatan instruksional berinteraksi dalam pola-pola yang kompleks dan dipengaruhi oleh tugas dan variabel situasi. 2. Lingkungan instruksional sangat terstruktur cenderung menjadi yang paling sukses dengan siswa kemampuan rendah, sebaliknya, struktur lingkungan yang rendah dapat menghasilkan belajar yang lebih baik untuk siswa kemampuan tinggi. 3. Siswa cemas atau sesuai cenderung untuk belajar lebih baik di lingkungan instruksional yang sangat terstruktur, siswa non-cemas atau independen cenderung memilih struktur rendah.

7. TEORI DISONANSI KOGNITIF (LEON FESTINGER) Menurut teori disonansi kognitif, ada kecenderungan bagi individu untuk mencari konsistensi di antara kognisi mereka (yaitu, keyakinan, pendapat). Ketika ada inkonsistensi antara sikap atau perilaku (disonansi), sesuatu harus berubah untuk menghilangkan disonansi tersebut. Dalam kasus perbedaan antara sikap dan perilaku, kemungkinan besar bahwa sikap akan berubah untuk mengakomodasi perilaku. Dua faktor yang mempengaruhi kekuatan dari disonansi: jumlah keyakinan disonan, dan pentingnya melekat pada keyakinan masing-masing. Ada tiga cara untuk menghilangkan disonansi: (1) mengurangi pentingnya keyakinan disonan, (2) menambah

keyakinan konsonan lebih yang lebih besar daripada keyakinan disonan, atau (3) mengubah keyakinan disonan sehingga mereka tidak lagi konsisten. Disonansi terjadi paling sering pada situasi di mana seorang individu harus memilih antara dua keyakinan yang tidak kompatibel atau tindakan. Disonansi terbesar adalah dibuat ketika dua alternatif sama-sama menarik. Selanjutnya, perubahan sikap yang lebih cenderung ke arah insentif yang kurang karena hasil ini dalam disonansi yang lebih rendah. Dalam hal ini, teori disonansi bertentangan dengan teori-teori perilaku sebagian besar yang akan memprediksi perubahan sikap yang lebih besar dengan insentif peningkatan (yaitu, penguatan). Lingkup / Aplikasi Teori Disonansi berlaku untuk semua situasi yang melibatkan pembentukan sikap dan perubahan. Hal ini terutama relevan untuk pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Contoh Pertimbangkan seseorang yang membeli sebuah mobil mahal tapi menemukan bahwa itu tidak nyaman pada drive lama. Disonansi ada antara keyakinan mereka bahwa mereka telah membeli mobil yang baik dan bahwa mobil yang baik harus nyaman. Disonansi bisa dihilangkan dengan memutuskan bahwa hal itu tidak masalah karena mobil ini terutama digunakan untuk perjalanan pendek (mengurangi pentingnya keyakinan disonan) atau fokus pada kekuatan mobil seperti keselamatan, penampilan, penanganan (sehingga menambah keyakinan konsonan lebih). Disonansi juga bisa dihilangkan dengan menyingkirkan mobil, tapi perilaku ini jauh lebih sulit untuk mencapai daripada mengubah keyakinan. Prinsip 1. Hasil Disonansi ketika seorang individu harus memilih antara sikap dan perilaku yang bertentangan.

2. Disonansi dapat dihilangkan dengan mengurangi pentingnya keyakinan

yang

bertentangan, mendapatkan keyakinan baru yang mengubah keseimbangan, atau menghapus sikap atau perilaku yang bertentangan.

8. TEORY PENGEMBANGAN SOSIAL MENURUT LEV VYGOTSKY Prinsip-prinsip utama teori beajar sosial yang banyak di gunakan dalam pendidikan menurut Vygotsky adalah: 1. Pengetahuan di bangun oleh siswa secara aktif 2. Tekanan proses belajar mengajar terletak pada Siswa 3. 4. Mengajar adalah membantu siswa belajar Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses dan bukan pada hasil belajar

5. Kurikulum menekankan pada partisipasi siswa 6. Guru adalah fasilitator Inti Teori Vygotsky Vygotsky lebih menekankan pada peran aspek sosial dalam pengembangan intelektual atau kognitif anak. Vygotsky memandang bahwa kognitif anak berkembang melalui interaksi sosial. Anak mengalami interaksi dengan orang yang lebih tahu. Secara singkat, teori perkembangan sosial berpendapat bahwa interaksi sosial dengan budaya mendahului. Maksudnya dari relasi dengan budaya membuat seorang anak mengalami kesadaran dan perkembangan kognisi. Jadi intinya Vygotsky memusatkan perhatiannya pada hubungan dialektik antara individu dan masyarakat dalam pembentukan pengetahuan. Pengetahuan terbentuk sebagai akibat dari interaksi sosial dan budaya seorang anak. Pengetahuan tersebut terbagi menjadi dua bentuk, yaitu pengetahuan spontan dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan spontan mempunyai sifat lebih kurang teridentifikasi secara jelas, tidak logis, dan sistematis. Sedangkan pengetahuan ilmiah sebuah pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dan sifatnya lebih luas, logis, dan sistematis. Kemudian proses

belajar adalah sebuah perkembangan dari pengertian spontan menuju pengertian yang lebih ilmiah. Pengetahuan ilmiah terbentuk dari sebuah proses relasi anak dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini bergantung pada seberapa besar kemampuan anak dalam menangkap model yang lebih ilmiah. Dalam proses ini bahasa memegang peranan yang sangat penting. Bahasa sebagai alat berkomunikasi yang membantu anak dalam menyampaikan pemikirannya dengan orang lain. Dengan demikian diperlukan sebuah penyatuan antara pemikiran dan bahasa. Seorang anak dalam masa pembelajarannya, idealnya harus mampu memvisulisasikan apa yang menjadi pemikirannya dalam bahasa. Ketika hal tersebut telah mampu terwujud itu berarti ia juga telah mampu menginternalisasikan pembicaraan mereka yang egosentris dalam bentuk berbicara-sendiri. Menurut Vygotsky seorang anak yang mampu melakukan pembicaraan pribadi lebih berpeluang untuk lebih baik dalam hubungan sosial. Karena pembicaraan pribadi adalah sebuah langkah awal bagi seorang anak untuk lebih mampu berkomunikasi secara sosial. Bahasa adalah sebuah bentuk awal yang berbasis sosial. Pandangan Vygotsky ini berkonfrontasi dengan Piaget yang lebih menekankan pada percakapan anak yang bersifat egosentris. Unsur yang perlu untuk dibahas lebih lanjut adalah mengenai kebudayaan dan masyarakat. Seperti sudah dikatakan pada awal penjelasan tadi, dalam teori Vygotsky, kebudayaan adalah penentu utama perkembangan individu. Kebudayaan sendiri terdiri dari beberapa bentuk, seperti bahasa, agama, mata pencaharian, dan lainnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam teori Vygotsky terdapat tiga klaim besar. Pertama, bahwa kemampuan kognitif seorang anak dapat diketahui hanya jika dianalisis dan ditafsirkan. Kedua, kemampuan kognitif diperoleh dengan bantuan kata, bahasa, dan bentuk percakapan, sebuah bentuk alat dalam psikologi yang membantu seseorang untuk mentransformasi kegiatan mental. Vygotsky berargumen bahwa sejak kecil seorang anak mulai menggunakan bahasa untuk merencanakan setiap aktivitasnya dan mengatasi masalahnya. Ketiga, kemampuan kognitif berasal dari hubungan-hubungan sosial ditempelkan pada latar belakang sosiokultural.

9. TEORI KONSTRUKTIVISME

A.PENGERTIAN TEORI KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN

Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut denga bantuan fasilitasi orang lain

Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan (Ruseffendi, 1988: 132). Selanjutnya, Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989: 159) menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat (Ruseffendi 1988: 133). Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan ransangan baru atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu (Suparno, 1996: 7). Konstruktivis ini dikritik oleh Vygotsky, yang menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial. Konstruktivisme ini oleh Vygotsky disebut konstruktivisme sosial (Taylor, 1993; Wilson, Teslow dan Taylor,1993; Atwel, Bleicher & Cooper, 1998). Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1997), yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding. Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan

tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu. Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya (Slavin, 1997). Scaffolding merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk belajar dan memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri. Pendekatan yang mengacu pada konstruktivisme sosial (filsafat konstruktivis sosial) disebut pendekatan konstruktivis sosial. Filsafat konstruktivis sosial memandang kebenaran matematika tidak bersifat absolut dan mengidentifikasi matematika sebagai hasil dari pemecahan masalah dan pengajuan masalah (problem posing) oleh manusia (Ernest, 1991). Dalam pembelajaran matematika, Cobb, Yackel dan Wood (1992) menyebutnya dengan konstruktivisme sosio

(socio-constructivism), siswa berinteraksi dengan guru, dengan siswa lainnya dan berdasarkan pada pengalaman informal siswa mengembangkan strategi-strategi untuk merespon masalah yang diberikan. karakteristik RME. Adapun tujuan dari teori konstruktivisme adalah sebagai berikut: 1 .Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri. 2 .Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya. 3 .Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap. 4 .Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. 5 . Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu. Karakteristik pendekatan konstruktivis sosio ini sangat sesuai dengan

B. HUBUNGAN KONSTRUKTIVISME DENGAN TEORI BELAJAR LAIN

Selama 20 tahun terakhir ini konstruktivisme telah banyak mempengaruhi pendidikan Sains dan Matematika di banyak negara Amerika, Eropa, dan Australia. Inti teori ini berkaitan dengan beberapa teori belajar seperti teori Perubahan Konsep, Teori Belajar Bermakna dan Ausuble, dan Teori Skema. 1. Teori Belajar Konsep Dalam banyak penelitian diungkapkan bahwa teori petubahan konsep ini dipengaruhi atau didasari oleh filsafat kostruktivisme. Konstruktivisme yang menekankan bahwa pengetahuan dibentuk oleh siswa yang sedang belajar, dan teori perubahan konsep yang menjelaskan bahwa siswa mengalami perubahan konsep terus menerus, sangat berperan dalam menjelaskan mengapa seorang siswa bisa salah mengerti dalam menangkap suatu konsep yang ia pelajari. Kostruktivisme membantu untuk mengerti bagaimana siswa membentuk pengetahuan yang tidak tepat. Dengan demikian, seorang pendidik dibantu untuk mengarahkan sisiwa dalam pembentukan pengetahuan mereka yang lebih tepat. Teori perubahan konsep sangat membantu karena mendorong pendidik agar menciptakan suasana dan keadaan yang memungkinkan perubahan konsep yang kuat pada murid sehingga pemahaman mereka lebih sesuai dengan ilmuan. Konstrutivisme dan Teori Perubahan Konsep memberikan pengertian bahwa setiap orang dapat membentuk pengertian yang berbeda tersebut bukanlah akhir pengembangan karena setiap kali mereka masih dapat mengubah pengertiannya sehingga lebih sesuai dengan pengertian ilmuan. Salah pengrtian dalam memahami sesuatu, menurut Teori Konstruktivisme dan teori Perubahan Konsep, bukanlah akhir dari segala-galanyamelainkan justru menjadi awal untuk pengembangan yang lebih baik. 1. Teori Bermakna Ausubel Menurut Ausubel, seseorang belajar denga mengasosiasikan fenomena baru ke dalam sekema yang telah ia punya. Dalam proses itu seseorang dapat memperkembangkan sekema yang ada atau dapat mengubahnya. Dalam proses belajar ini siswa mengonstruksi apa yang ia pelajari sendiri.

Teori Belajar bermakna Ausuble ini sangat dekat dengan Konstruktivesme. Keduanya menekankan pentingnya pelajar mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam sistem pengertian yang telah dipunyai. Keduanya menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru kedalam konsep atau pengertian yang sudah dipunyai siswa. Keduanya mengandaikan bahwa dalam proses belajar itu siswa aktif. 1. Teori Skema. Menurut teori ini, pengetahuan disimpan dalam suatu paket informasi, atau sekema yang terdiri dari konstruksi mental gagasan kita. Teori ini lebih menunjukkan bahwa pengetahuan kita itu tersusun dalam suatu skema yang terletak dalam ingatan kita. Dalam belajar, kita dapat menambah skema yang ada sihingga dapa t menjadi lebih luas dan berkembang. 1. Konstrtivisme, Behaviorisme, dan Maturasionisme Konstruktivisme berbeda dengan Behavorisme dan Maturasionisme. Bila Behaviorisme menekankan keterampilan sebagai suatu tujuan pengajaran, konstruktivime lebih menekankan pengembangan konsep dan pengertian yang mendalam. Bila Maturasionisme lebih menekankan pengetahuan yang berkembang sesuai dengan langkahlangkah perkembangan kedewasaan. Konstruktivisme lebih menekankan pengetahuan sebagai konstruksi aktif sibelajar. Dalam pengertian Maturasionisme, bila seseorang mengikuti perkembangan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya ia akan menemukan pengetahuan yang lengkap. Menurut Konstruktivisme, bla seseorang tidak mengkonstruktiviskan pengetahuan secara aktif, meskipun ia berumur tua akan tetap tidakakan berkembang pengetahuannya.

Dalam teori ini kreatifitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif mereka. Mereka akan terbantu menjadi orang yang kritis menganalisis sesuatu hal karena mereka berfikir dan bukan meniru saja.

Kadangkadang orang menganggap bahwa konstruktivisme sama dengan Teori Pencarian Sendiri (Inguiry Approach) dalam belajar. Sebenarnya kalau kita lihat secara teliti, kedua teori ini tidak sama. Dalam banyak hal mereka punya kesamaan,seperti penekanan keaktifan siswa untuk memenuhi suatu hal. Dapat terjadi bahwa metode pencarian sendiri memang merupakan metode konstruktivisme tetapi tidak semua semua konstruktivis dengan metode pencarian

sendiri. Dalam konstruktivisme terlibih yang personal sosial, justru dikembangkan belajar bersama dalam kelompok. Hal ini yang tidak ada dalam metode mencari sendiri. Bahkan, dalam praktek metode pencarian sendiri tidak memungkinkan siswa mengkonstruk pengetahuan sendiri, karena langkah-langkah pencarian dan bagaimana pencarian dilaporkan dan dirumuskan sudah dituliskan sebelumnya. A. CIRI-CIRI PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIVISME: Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa Memandang dicapai Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan Mengharagai peranan pengalaman kritis dalam belajar Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran, seperti prediksi, infernsi, kreasi, dan analisis Menekankan bagaimana siswa belajar Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi siswa lain dan guru Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif Melibatkan siswa dalam situasi dunia nyata Menekankan pentingnya konteks siswa dalam belajar Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman nyat Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenar dengan pada hasil siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin

Menggalakkan soalan/idea yang dimul akan oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan merancang pengajaran. Menyokong pembelajaran secara koperatif Mengambilkira sikap dan pembawaan murid Mengambilkira dapatan kajian bagaimana murid belajar sesuatu ide Menggalakkan & menerima daya usaha & autonomi murid Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid & guru Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran. Menggalakkan proses inkuiri murid mel alui kajian dan eksperimen.

B. PRINSIP-PRINSIP KONSTRUKTIVISME Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah: 1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri 2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar 3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah 4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar. 5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa 6. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan 7. mencari dan menilai pendapat siswa 8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa. Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya sematamata memberikan pengetahuan kepada siswa . siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang

membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa yang mana tangga itu nantinya dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat penemuan. E . KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI KONSTRUTIVISME 1. Kelebihan 1. Berfikir dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. 2. Faham :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi. 3. Ingat :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri kefahaman mereka. Justeru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru. 4. Kemahiran sosial :Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rakan dan guru dalam membina pengetahuan baru. 5. Seronok :Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru. 2. Kelemahan Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung. F..Peranan Teori Konstruktivisme di Kelas Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme tersebut di atas, berikut ini dipaparkan tentang penerapan di kelas: 1. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar

Dengan menghargai gagasa-gagasan atau pemikiran siswa serta mendorong siswa berpikir mandiri, berarti guru membantu siswa menemukan identitas intelektual mereka. Para siswa yang merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan kemudian menganalisis serta menjawabnya berarti telah mengembangkan tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri serta menjadi pemecah masalah (problem solver)

2. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk merespon Berfikir reflektif memerlukan waktu yang cukup dan seringkali atas dasar gagasan-gagasan dan komentar orang lain. Cara-cara guru mengajukan pertanyaan dan cara siswa merespon atau menjawabnya akan mendorong siswa mampu membangun keberhasilan dalam melakukan penyelidikan 3.Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi Guru yang menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang para siswa untuk mampu menjangkau hal-hal yang berada di balik respon-respon faktual yang sederhana. Guru mendorong siswa untuk menghubungkan dan merangkum konsep-konsep melalui analisis, prediksi, justifikasi, dan mempertahankan gagasangagasan atau pemikirannya 4.Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan siswa lainnya Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat intensif sangat membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan gagasan-gagasannya. Jika mereka memiliki kesempatan untuk megemukakan apa yang mereka pikirkan dan mendengarkan gagasan-gagasan orang lain, maka mereka akan mampu membangun pengetahuannya sendiri yang didasarkan atas pemahaman mereka sendiri. Jika mereka merasa aman dan nyaman untuk mengemukakan gagasannya maka dialog yang sangat bermakna akan terjadi di kelas 5. Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi, Jika diberi kesempatan untuk membuat berbagai macam prediksi, seringkali siswa menghasilkan berbagai hipotesis tentang fenomena alam ini. Guru yang menerapkan konstruktivisme dalam belajar memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menguji hpotesis yang mereka buat, terutama melalu diskusi kelompok dan pengalaman nyata

6.Guru memberikan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme melibatkan para siswa dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata. Kemudian guru membantu para siswa untuk menghasilkan abstraksi atau pemikiran-pemikiran tentang fenomena-fenomena alam tersebut secara bersama-sama 2.JENIS-JENIS MEDIA AJAR

Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang melliputi pesan, orang, dan peralatan. Menurut syaifulbahri djamarah dan aswan zain,media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau informasi pesan. Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat kelompok yaitu: 1. Media Teknologi Cetak Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses percetakan mekanis atau photografis. Kelompok media hasil teknologi cetak antara lain: teks, grafik, foto atau representasi fotografis. Karakteristik Media Cetak adalah: a. Teks dibaca secara linear b. Menampilkan komonikasi secara satu arah dan reseptif c. Ditampilkan secara statis atau diam d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasan e. Berorientasi atau berpusat pada siswa. Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan dalam belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa secara individual. Sedang lembaga pendidikan dan

para pengajar berfungsi dan berperan sebagai penunjang saja. Sistem pendekatan yang berorientasi pada siswa ini didesain sedemikian rupa. Sehingga siswa dapat belajar dengan sistem yang luwes yang diarahkan agar siswa dapat membentuk gaya belajarnya masing-masing. f. Informasi dapat diatur atau ditata ulang oleh pemakai 2. Media Teknologi Audio-visual Teknologi audi-visual cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual

penyajian pengajaran secara audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti , mesin proyektor film, tape rekorder, proyektor visual yang lebar. Karakteristik Media Teknologi Audio-visual: a. Bersifat linear b. Menyajikan visual yang dinamis c. Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh perancang d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behafiorisme dan kognitif f.Berorientasi pada guru Pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga adalah sistem pendidikan yang konvensional dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh para guru dan staf lembaga penndidikan. Dalam sistem ini guru mengkomunikasikan pengetahuannya kepada siswa dalam bentuk pokok bahasan dalam beberapa macam bentuk silabus. Biasanya pembalajaran berlangsung dan selesai dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan metode mengajar

yang dipakai tidak beragam bentuknya, biasanya menggunakan metode ceramah dengan pertemuan tatap muka (face to face). 3. Media Teknologi yang berdasarkan Komputer Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis micro-prosesor. Berbagai aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran umumnya dikenal sebagai komputer assisted instruction. Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai melipiti tutorial, penyajian materi secara bertahap, drills end practice latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya, permainan dan simulasi. Karakteristik Media Teknologi yang berdasarkan Komputer: a. Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa atau perancang c. Gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan simbol dan grafik d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini e. Beroriatasi pada siswa dan melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi

4. Media gabungan Tenologi Cetak dan Teknologi Komputer Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan komputer. Komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random akses memori yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan pararel. (alat-alat tambahan), seperti: vidio disk player, perangkat keras untuk bergabung dalam suatu jaringan.

Karakteristik Medial gabungan Teknologi Cetak dan Teknologi Komputer: a. Dapat digunkan secara acak, sekuensial, linear b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa, bukan saja dengan direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya c. Gagasan disajikan secara realistik sesuai dengan pengalaman siswa, menurut apa yang relefan dengan siswa dan dibawah pengendalian siswa d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktifisme ditetapkan dalampengembangan dan penggunaan pelajaran e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pengetahuan itu digunakan f. Bahan-bahan pelajaran melibatkan interaktif siswa g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber Media pembelajaran menurut jenis, daya liput, dan bahannya: 1.Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi: a.Media auditif Media yang hanya mengandalkan suara saja seperi radio, kaset recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran. b.Media visual Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

c. Media audio visual

Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam:

a. Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumberseperti video kaset.

b. Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.

2.dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi:

a.Media dengan daya liput luas dan serentak

Penggunaan

media

ini

tidak

terbatas

oleh

tempat

dan

ruang

serta

dapat

menjangkaujumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama, seperti radio dan televisi. b.Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film sound slides film rangkai, yang harus menggunakan empat tertutup dan gelap. c.Media untuk pembelajaran invidual

Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.

3.Dilihat dari bahan-bahannya, media terbagi menjadi:

a.Media sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

b.Media kompleks. Media ini adalah media yang bahan dasarnya kompleks sulit didapat serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaanya memerlukan keterampilan yang memadai.

F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MEDIA PEMBELAJARAN

Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secara umum terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya.

Kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:

1.Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis( dalam bentuk katakata, tertulis atau lisan belaka)

2.Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:

a.Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model b.Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar c.Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi d.Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video,

film bingkai, foto maupun secara verbal e.Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lainlain. f.Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar, dan lain-lain.

3.Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:

a.Menimbulkan kegairahan belajar

b.Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan c.Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masingmasing.

4.Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan mengalami kesulitan. Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda.

Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemampuan dalam:

a.Memberikan perangsang yang sama b.Mempersamakan pengalaman c.Menimbulkan persepsi yang sama

BAB 11

Media pembelajaran Assure adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa di andalkan untuk mengajar peserta didk kerana pembelajaran Assure bisa membantu bagaimana cara merencanakan,mengidentifikasi,menentukan tujuan,memilih metode dan bahan,serta evaluasi. Arti dari Assure adalah: A S S U R E : ANALYZE LEARNERS : STATE STANDARDS AND OBJECTIVE : SELECT STRATEGIES,TECHNOLOGY,MEDIA,AND MATERIALS : UTILIZE TECHNOLOGY,MEDIA AND MATERIALS : REQUIRE LEARNER PARTICIPATION : EVALUATE AND REVISE ANALISIS SITUASI ( MODEL ASSURE) A. Mengetahui Karakteristik Siswa: Data-data siswa yang saya ajar saat ini kelas x ATPH( Agribisnis Tanaman pangan Hortikultura) no nama Jenis kelamin Laki-laki 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Aldi candra Anggi gusdinata Arif sucipto Angra yunita Beni putra Candra as Dedi saputra Doni anggara Dian jk Efrita Erni umairoh V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V perempuan baik kognitif sedang kurang V

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Ending sulastri Eka putra Fitriyanti Fitra rizki Guntur Gompul Hariyani acic Handoyo Hargentha harnum Indra nugraha Iis dahlia Jhon saputra Mardiantho muslim m.lutfhi m.khairullah Nunut trisutopo Nanci sinaga V v V v V v v V V

V v

V v V v v V

V V

V V v V v V v V v V v V v

B. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ajar siswa di harapkan mampu: Menjelaskan pengertian pupuk Menjelaskan pengertian pupuk organic dan pupuk an-organik Mengidentifikasi jenis pupuk an-organik dan organic Menentukan jenis pupuk dasar yang di gunakan sesuai fungsi dan ketersediannya Menjelaskan mamfaat pupuk organic dan pupuk an-organik Setelah mempelajari materi siswa di harapkan mampu menerapkan yang di pelajari nanti nya di masyarakat C. Starategi Pembelajaran Strategi pembelajaran yang di gunakan oleh guru terutama sekali dapat di lihat dari anlisis keadaan siswa/siswi yang di ajar oleh guru,setelah di analisis strategi yang cocok di gunakan adalah dengan cara:

a. Mendemonstrasikan langsung kepada siswa tentang media yang di gunakan dengan tujuan supaya dapat melihat langsung tentang media yang di gunakan b. Melihat gambar tentang media,dan membawa langsung ke laboratorium agronomi tentang media yang di gunakan D. Media yang di gunakan Media yang di gunakan adalah menggunakan media visual karena media visual dapat membantu siswa untuk lebih mengingat pelajaran yang di berikan sehingga daya ingat siswa bertahan nya agak lebih lama Media alat peraga langsung membawa siswa ke laboratorium agronomi

E. Cara menggunakan media Cara menggunakan media di dalam proses belajar mengajar adalah dengan cara mendemonstrasikan kepada siswa tentang media, Membawa langsung ke laboratorium agronomi Adapun hal-hal yang harus di perhatikan untuk penggunaan media kepada siswa adalah: c. Menampilkan bahan-bahan d. Menyiapkan bahan e. Menyiapkan lingkungan f. Menyiapkan siswa g. Memberi pengalaman belajar h. Media pembelajaran memiliki nilai praktis i. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa j. Memanipulasi keadaan,peristiwa,atau objek tertentu k. Mengungkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu

F. Evaluasi dalam pengukuran media Evaluasi di lakukan untuk pengukuran media adalah di lakukan guru dengan melakukan post test kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa tentang materi yang di ajarkan.

BAB 111

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A.IDENTITAS Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan ke/Alokasi waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : X/1 : Agribisnees Tanaman Pangan Hortikultura

: 1( 4X45 MENIT) : : MEMUPUK

1. Mengidentifikasi jenis-jenis pupuk an-organik dan organic INDIKATOR: Pupuk di identifikasi berdasarkan warna,jenis,mamfaat,dan kandungan senyawa nya B. TUJUAN PEMBELAJARAN: Melalui study literature,pendekatan konsep,ceramah,internet,dan penugasan siswa setelah mempelajari materi di harapkan mampu: Menjelaskan pengertian pupuk Menjelaskan pengertian pupuk organic dan pupuk an-organik Mengidentifikasi jenis pupuk an-organik dan organic Menentukan jenis pupuk dasar yang di gunakan sesuai fungsi dan ketersediannya Menjelaskan mamfaat pupuk organic dan pupuk an-organik

C. MATERI AJAR: Pengertian pupuk Pengertian pupuk organik dan pupuk an organik

Jenis-jenis pupuk organik dan pupuk an-organik Mamfaat pupuk organik dan pupuk an-organik

D .TEORI PEMBELAJARAN: Teori pembelajaran yang di gunakan adalah teori konstruksivisme karena dalam teori konstruktivisme para peserta didik lebih banyak terlibat dalam kegiatan proses belajar mengajar ,karena prinsip teori konstruktivisme sangat membantu siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

CIRI-CIRI PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIVISME: Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa Memandang dicapai Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan Mengharagai peranan pengalaman kritis dalam belajar Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran, seperti prediksi, infernsi, kreasi, dan analisis Menekankan bagaimana siswa belajar Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi siswa lain dan guru Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif Melibatkan siswa dalam situasi dunia nyata Menekankan pentingnya konteks siswa dalam belajar Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman nyat dengan pada hasil siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin

Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenar Menggalakkan soalan/idea yang dimul akan oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan merancang pengajaran. Menyokong pembelajaran secara koperatif Mengambilkira sikap dan pembawaan murid Mengambilkira dapatan kajian bagaimana murid belajar sesuatu ide Menggalakkan & menerima daya usaha & autonomi murid Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid & guru Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran. Menggalakkan proses inkuiri murid mel alui kajian dan eksperimen

E.MEDIA AJAR: Visual berbentuk gambar Visual berbentuk peraga Dengan menggunakan media di atas para peserta didik akan lebih cepat memahami pembelajaran yang di berikan oleh guru,dan akan lebih lama mengingat pembelajaran yang di berikan oleh guru,

Coba perhatikan gambar di bawah ini, apa yang di maksud dengan pupuk?

JENIS-JENIS UNSUR HARA ESENSIAL


1. UNSUR HARA MAKRO(BANYAK) CONTOH: d,e,f a) KARBON(C) b) HIDROGEN (H) c) OKSIGEN (O) d) NITROGEN (N) e) PHOSPOR(P) f) KALIUM(K) h g) MAGNESIUM(Mg) h) SULPUR(S) g

F. METODE PEMBELAJARAN: Pendekatan konsep Metode literature, pendekatan konsep dan metode ceramah,tugas,Internet,Demontrasi

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN:

A. Kegiatan awa Orientasi Apersepsi Motivasi

l:(Alokasi waktu 20 menit) :Membaca dan mencari imformasi tentang pengertian pupuk :Apa yang di maksud dengan pupuk :Mengapa sebelum melakukan penanaman tanaman harus Perlu di lakukan pemupukan

: Melakukan free test kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa tentang materi yang di ajarkan Pemberian Acuan : Materi yang akan dibahas adalah Pengertian pupuk ,Pengertian pupuk organik dan pupuk an organik , Jenis-jenis pupuk organik dan pupuk an-organik Mamfaat pupuk organik dan pupuk an-organik

B. Kegiatan inti:(Alokasi waktu 120 menit) EKSPLORASI: Guru dan siswa melakukan observasi di laboratorium agronomi dan guru mendemonstrasikan kepada siswa jenis-jenis pupuk organik dan an-organik , kemudian guru dan siswa berdiskusi tentang pengertian pupuk organik dan pupuk an-organik. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang jenis-jenis karakteristik pupuk organik dan an-organik Guru membagi kelompok setiap masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang dan setiap kelompok mengidentifikasi jenis-jenis pupuk sesuai petunjuk lks dan mendiskusikan jenisjenis pupuk organik dan pupuk an-organik dan serta ciri-ciri kegunaan masing-masing Setiap kelompok mendiskusikan hasil dari kelompok masing-masing di depan kelas ELABORASI:

Siswa mendengarkan materi yang di sampaikan oleh guru Siswa melakukan tanya jawab kepada guru Siswa berkelompok dengan satu kelompok 5 orang langsung ke laboratorium agronomi untuk melihat jenis pupuk baik organik maupun an-organik Siswa menuliskan ciri-ciri pupuk yang di diskusikan Siswa mendiskusikan dan melakukan tanya jawab Siswa membuat kesimpulan KONFIRMASI: Guru menjelaskan konsep tentang jenis dan ciri-ciri masing-masing dari pupuk organik dan an-organik C . Kegiatan penutup( alokasi waktu 40 menit)

Siswa mengumpulkan tugas kelompok kepada guru Penugasan terstruktur dan penugasan mandiri tak terstruktur guru memberikan tugas kepada siswa mencari dari berbagai sumber tentang jenis-jenis pupuk yang di observasi di lapangan Guru mengingatkan siswa membaca materi berikut nya tentang materi cara menghitung dosis pupuk Guru melakukan pos test kepada peserta didik untuk mengetahui dan mengevaluasi kemampuan siswa setelah materi di ajarkan

H. Sumber belajar: Modul pembelajaran tentang pupuk oleh Ir. Novizan Internet dengan web site nya www.geogle.pupuk dan jenis-jenis pupuk Lapangan,LKS,perpustakaan

I. Penilaian: A. Teori(kognitif) Soal ujian pos test No 1 2 3 Soal Sebutkan pengertian dari pupuk Jelaskan perbedaan antara pupuk organik dan pupuk an-organik Sebutkan jenis-jenis dari karakteristik pupuk organik dan anorganik Skor penilaian 5% 10% 15%

B. Praktek:(Psikomotorik) KRITERIA KERJA Apabila siswa mampu mengobservasi,menuliskan,dan mengelompokkan jenis-jenis pupuk dengan benar sesuai petunjuk persyaratan Apabila siswa mampu hanya menuliskan jenis jenis pupuk sesuai petunjuk persyaratan Apabila siswa mampu hanya menuliskan jenis-jenis pupuk sesuai petunjuk persyaratan Apabila siswa mampu hanya mengelompokkan jenis-jenis pupuk sesuai petunjuk persyaratan Keterangan: Skor penilaian teori 30% dan skor penilaian praktek 70% maka jumlah nya 100% KKM: 77 Apabila siswa belum bisa mencapai kkm maka peserta didik di wajibkan melakukan remedial SKOR NILAI 40% 10% 10% 10%

C.APEKTIF NO KRITERIA PENILAIAN KEHADIRAN Apabila kehadiran siswa mencapai 85-100% Apabila kehadiran siswa mencapai 70-85% Apabila kehadiran siswa kurang dari 70% KEDISIPLINAN Apabila siswa tepat waktu melakukan praktek dan pembelajaran di kelas sesuai persyaratan Apabila siswa tidak tepat waktu melakukan praktek dan pembelajaran di kelas sesuai persyaratan TANGGUNG JAWAB Apabila siswa bertanggung jawab dengan tugas dan pekerjaan di labor dengan penuh sesuai persyaratan kerja Apabila siswa bertanggung jawab dengan tugas dan pekerjaan di labor dengan penuh tetapi tidak sesuai persyaratan kerja Apabila siswa tidak bertanggung jawab dengan tugas dan pekerjaan di labor tetapi sesuai persyaratan kerja KERJASAMA SKOR NILAI 70% 20% 10% 70% 30%

50%

30%

20%

Apabila siswa dapat melakukan kerjasama dan melakukan praktek sesuai persyartan kerja Apabila siswa tidak dapat melakukan kerjasama sesuai persyaratan kerja tetapi dapat melakukan praktek KERJA KERAS Apabila siswa mampu melakukan identifikasi dengan kerja keras sesuai persyaratan kerja Apabila siswa kurang mampu melakukan identifikasi dengan kerja keras tetapi sesuai persyaratan kerja Apabila siswa tidak mampu melakukan identifikasi dengan kerja keras tetapi sesuai persyaratan kerja JAWABAN SOAL:
1. Sebutkan Pengertian pupuk Jawab:

70% 30%

60% 30%

10%

Pengertian pupuk adalah Sebagai unsure hara yang di tambahkan ke tanah atau ketanaman dengan tujuan untuk melengkapi unsure hara yaitu unsure hara makro dan unsure hara mikro. Unsur hara makro adalah unsure hara yang di butuhkan tanaman dalam jumlah banyak Contoh Nitrogen( N), Phospor(P),dan Kalium(K) Unsur hara mikro adalah unsure hara yang di butuhkan tanaman dalam jumlah sedikit Contoh Kalsium(Ca), Magnesium(Mg),Sulfur(S),Besi(Fe),Mangan(Mn),Boron(B),Seng(Zn),Tembaga(Cu),Molibdenum(Mo) dan Khlor(Cl) 2. Perbedaan antara pupuk organic dan pupuk an-organik adalah Jawab: Pupuk organic ( Alam) adalah Pupuk dari alam yang di hasilkan dari pelapukan sisa-sisa tanaman,hewan,dan manusia sedangkan pupuk an-organik( buatan) adalah pupuk yang di hasilkan atau di olah dari pabrik-pabrik yang di buat oleh manusia

3. JENIS-JENIS KARAKTERISTIK PUPUK ORGANIC DAN PUPUK AN-ORGANIK ADALAH


Jawab: Jenis-jenis pupuk organic antara lain: 1.pupuk kandang adalah Pupuk yang berasal dari kotoran ternak dan manusia yang berbentuk padat dan cair

Contoh pupuk kandang yang berbentuk padat seperti kotoran manusia ,hewan(sapi,ayam,burung,babi,dll) sedangkan contoh pupuk kandang yang berbentuk cair adalah urin atau air kencing

2.pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari hasil pelapukan bahan-bahan berupa daundaunan,jerami,alang-alang,rumput,kotoran hewan,dan sampah Kompos pengurainnya di Bantu oleh manusia Contoh nya: dari dedaunan,jerami,

3.pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari bagian-bagian daun,tangkai,dan batang dari tanaman tertentu dengan cara membenamkannya ke dalam tanah Contoh nya: dari bagian tanaman di benamkan secara langsung ke dalam tanah sebelum penanaman

4.pupuk humus adalah sisa tumbuhan berupa daun,cabang,akar dan termasuk batang yang sudah membusuk atau lapuk secara alami lewat bantuan mikroorganisme Contoh nya: dari semua bagian tanaman yang melapuk sendiri

Jenis Pupuk An-organik adalah

Nitrogen( N), Phospor(P),dan Kalium(K) Kalsium(Ca), Magnesium(Mg),Sulfur(S),Besi(Fe),Mangan(Mn),Boron(B),Seng(Zn),Tembaga(Cu),Molibdenum(Mo) dan Khlor(Cl)

MENGETAHUI KEPALA SEKOLAH

PEKANBARU,MEI 2012 GURU BIDANG STUDY

AGUS ROSADI,SP,M,Pd NIP:196208151986031 007

NURMIAH LUBIS,SP NIP:198311032009032002

LEMBAR KERJA SISWA

LAKUKAN IDENTIFIKASI PUPUK DI BAWAH INI ALOKASI WAKTU ( 60 MENIT) NO ORGANIK JENIS PUPUK AN-ORGANIK BENTUK WARNA KANDUNGAN SENYAWA FUNGSI

MENGETAHUI KEPALA SEKOLAH

PEKANBARU,MEI 2012 GURU BIDANG STUDY

AGUS ROSADI,SP,M,Pd NIP:196208151986031 007

NURMIAH LUBIS,SP NIP:198311032009032002

You might also like