You are on page 1of 13

3.2 Aspek BP 3.2.

1 Indikator kesehatan media tanam Untuk tujuan perbaikan pengelolaan tanah, pengenalan indikator-indikator

kesehatan media tanam sangat dibutuhkan untuk penentuan strateg pengelolaan lahan dan budidaya tanamannya . dalam survey ini 100% media tanam yang digunakan oleh petani di desa sumbergepu ialah tanah. Indikator-indikator kesehatan tanah dapat dikenali baik secara kualitatif (cepat, murah tetapi kurang akurat) maupun kuantitatif (melalui pengukuran) Menurut FAO guide line (2000), ada 3 kriteria dan indikator kesehatan tanah di tingkat plot yaitu yang berhubungan dengan tingkat kegemburan tanah, ketersediaan hara, dan keutuhan matriks tanah. Didalam sudut pandang budidaya pertanian. Indicator kesehatan tanah dalam penialaian secara kualitatif mencakup: 1. Bagaiamana media tanam tersebut dapat menopang tanaman tumbuh secara baik 2. Bagaiaman media tanama dapat mengendalikan dan menyediakan air dan unsure hara? 3. Bagaimana keberlanjutan media tanam terhadap suistainabilitas agriculture? 4. Bagaimana tingkat erosi yang akan membahayakan bagi budidaya pertanian?

1. Bagaiamana media tanam tersebut dapat menopang tanaman tumbuh secara baik? --media tanam sebagai tempat tumbuh tanaman berfungsi sebagai tempat tumbuh perakaran tumbuhan sehingga dapat menopang tegaknya tanaman budidaya berdasarkan survey : Media tanam yang digunakan Indicator : tanah : tanah (media tanam) harus mampu

menopang tegaknya tanaman budidaya (padi), sehingga akar dapat tumbuh secara baik menyerap hara dan menopang organ tanaman dibagian permukaan tanah

Keadaan tanaman

padi

: tumbuh tegak tertopang baikoleh

tanaman sehingga kerusakan akibat factor cuaca seperti; angin, banjir dll berkurang sehingga produktivitas tanaman terjaga/ konstan. 2. Bagaiaman media tanama dapat mengendalikan dan menyediakan air dan unsure hara? Media tanam yang digunakan Asupan pupuk petani : tanah : -pupuk kimia -pupuk organic Indicator : -tanah di desa tersebut harus

mampu menyediakan dan menjaga kandungan hara yang berasal dari pelapukan/seresa, maupun dari asupan pupuk petani baik pupuk kimia atau organic, tanah tersebut harus mampu menekan proses leaching hara sehinggu, indicator ini dapat dilihat dari aspek budidaya tanaman khususnya dari sudut pandang defisiensi tanaman akibat kekurangan unsure hara tertentu

3. Bagaimana media tanam dalam menjaga produktivitas tanaman budidaya sehingga produksinya stabil?

Indikator yang harus dicapai

o Media tanam harus mampu menjaga produktivitas hasil panen padi setiap musim tanam, sehingga diharapkan hasilnya konstan dan pendapatan dan mensejahterakan penduduk, dalam artian , petani mampu menjaga media tanama agar tidak terjadi degradasi lahan yang dapat mengurangi produktivitas tanaman padi Media tanam yang digunakan Produktivitas padi o Hasil panen : tanah : :8,9 ton /ha=8,9 ton x 45=400,5 ton/ha

o Harga jual kotor (harga pasaran) : Rp. 3.000.000/ton

o Harga jual bersih (keuntungan)

harga jual kotor-biaya marginal = harga jual-modal= 3.000.000-(sewa lahan,pembelian benih, biaya tenaga kerja, benih, pembelian pupuk+ =Rp. 1.300.000 /musim /Ha

4. Bagaimana keberlanjutan media tanam terhadap suistainabilitas agriculture? Indicator yang harus dicapai :

Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponenkomponen fisik, biologi dan sosioekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian. Salah satu pendekatan pertanian berkelanjutan adalah input minimal (low input) secara khusus ditulis oleh Franklin H. King dalam bukunya Farmers of Forty Centuries. King membandingkan penggunaan input minimal dan pendekatan berkelanjutan pada pertanian daratan Timur (oriental) dengan apa yang dia lihat sebagai kesalahan metoda yang digunakan petani Amerika. Gagasan King adalah bahwa sistem pertanian memiliki kapasitas internal yang besar untuk melakukan regenerasi dengan menggunakan sumberdayasumberdaya internal. Dalam sudut pandang media tanam, media tanam harus mampu mencapai keberlanjutan berbanding lurus dengan produktivitas tanaman yang konstan setiap musim tanam, dalam artian media tanam yang sehat harus mencapai pertanian berkelanjutan dimana komponen komponen keberlanjutan tanah harus dipenuhi misalkan: a. Unsure hara terjaga tanpa menimbulkan defisiensi, asupan external unsure hara meminimalisir gangguan terhadap ekosistem contoh: meminimalisir bahkan menidiaadakan penggunaan pupuk sintetik b. Media tanama yang berkelanjutan harus menjaga kehidupan makro / mikroorganisme tanah yang mampu bersimbiosis mutualisme terhadap tanah dan tanaman budidaya

( anonymous.2011) Ketercapaian indicator: a. Media tanam (tanah) di desa sumbergepuh mendapat asupan unsure hara (pupuk), berupa: o pupuk kimia : pertanian organic mulai diterapkan, penggunaan pupuk kimia dikurangi tiap musim tanam disubtitusi dengan pupuk organic ( pupuk kandang) hasil pengomposan sendiri

o pupuk organic : digunakan untuk subtitutor pupuk sintetik secara bertahap

sehingga dapat disimpulkan pertanian menuju organic secara bertahap, pertanian organic bersifat ramah lingkungan sehingga menjaga keseimbangan agroekosistem untuk menuju pertanian berkelanjutan.

b. Pertanian menuju organic, di desa ini akan memelihara kehidupan makro,mikro,mezzo fauna tanah sehingga bersimbiosis mutualisme terhadap tanah dan tanaman sehingga secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan produktivitas tanaman budidaya yang akan meningkatkan hasil keuntungan petani.

5. Bagaimana tingkat erosi yang akan membahayakan bagi budidaya pertanian? Indicator :

Media tanam yang baik harus mampu menahan limpasan permukaan atau memiliki struktur yang mantap untuk menopang dan menyangga tumbuh tanaman budidaya, sehingga akan menguntungkan dari segi ekonomi, tanpa terjadinya erosi yang dapat merusak tanaman budidaya serta infrastruktur pendukungnya.

Ketercapaian indicator: Berdasarkan hasil survey, tingkat kemungkinan terjadinya bencana alam ( longsor sangat rendah), sehingga tidak membahayakan manusia,tanaman budidaya, serta infrastruktur.

3.2.2

indikator pengelolaan agroekosistem indicator pengelolaan agroekosistem: a. produktivitas seberapa besar produktivitas komoditas padi di kelompok tani tersebut per luasan lahan per musim tanam.

b. Stabilitas Apakah hasil yang dihasilkan agroekositem di kelompok tani tersebut produktivitasnya stabil/musim? c. Suistainability / keberlanjutan Kemampuan agroekosistem untuk keberlanjutan produksi komoditas berkesinambungan dengan keramahan terhadap ekosistem/ramah lingkungan d. Equitabilitas Apakah hasil yang diperoleh dari agroekosistem dapat mensejahterakan dan meratakan pendapatan petani? (tim Bp.2010)

Ketercapaian indicator: a. Produktivitas 1. System Tanaman yang digunakan Dengan: no 1 Varietas uraian keterangan a. Varietas hibrida : IR, ciboga b. Varietas local: beras hitam,beras merah, mentik wangi, sri putih, barito, a. Varietas hibrida: beli benih bersertifikat, bantuan PEMDA, b. Benih local : produksi sendiri SRI, jajar legowo, konvensional 30x30,25x25,20x20 SRI=12,5-15 Kg benih/ha : monokultur

Asal benih

3 4 5 6

System tanam Jarak tanam Jumlah benih/ha Jenis pupuk yang digunakan a. Pupuk organic b. Pupuk N c. Pupuk K

Pupuk kandang 2 ton/ha UREA 400-500 kg/ha Tergantung varietas yang digunakan a. 110-100 hari: mentik wangi mikongga b. 100 hari : IR

Umur panen

8 9

Cara panen Hasil panen per Ha

Tradisional : digeblek 8,5-9 ton/ha, rata rata 8 ton/ha

10 Harga jual

Gabah, Rp.3000.0000/ton Beras: a. Non organic Rp. 6500Rp.6700/kg b. Organic : Rp. 8000/Kg c. Beras tuton (terdapat kulit ari) Rp. 9000/kg d. Beras merah Rp. 15.000/Kg e. Beras hitam Rp. 20.000/Kg Gabah: Rp. 3000.000/ton Rata rata Rp. 1.300.000 /ha ( keuntungan bersih setelah dikurangi biaya produksi dan biaya marginal)

11 Harga pasaran rata rata 12 Keuntungan petani

2. System pengairan yang digunakan: Campuran: 1. Tadah hujan 2. Surface irrigation (irigasi permukaan) sumber air: 8 titik mata air dan sungai 3. Masalah utama yang dihadapi No 1 uraian Kekurangan modal Keterangan -modal tanah -modal investasi/uang 2 SDM -kurang kepercayaan petani

terhadap organic

inovasi

pertanian

-kurangnya SDM yang terampil dalam penerapan ilmu pertanian yang sesuai dengan prinsip

pertanian berkelanjutan 3 4 5 Tingginya serangan hama Tingginya serangan penyakit Fluktuasi harga jual (dijelaskan aspek HPT) (dijelaskan aspek HPT) -permainan harga di pedagang besar

4. Peluag untuk penanaman baru ( berdasarkan kondisi lahan, iklim , dan pasar) -komoditas dan system pertanaman tetap dipertahankan sebagai penghasil beras khususnya beras organic, -dari segi lahan dan iklim , sangat cocok bagi budidaya padi sawah ( bias dilihat di aspek tanah mengenai kesesuaian lahan padi sawah), sehingga peluang untuk pengubahan pola tanam tumpang sari kecil, - dari segi permintaan dan penawaran pasar. Dari desa ini dikenal dengan penghasil beras organic , sehingga permintaan pasar terhadap beras organic besar, sehingga penawaran barang / jasa/ supply dai petani harus dituntut memenuhi kebutuhan pasar, berikut ilustrasinya:

trend semakin ppuler, permintaan > PEnawaran (supply), sehingga harga beras organic lebih tinggi dipasaran daripada beras non organic

sehingga terjadi pergeseran kurva penawaran terhadap komoditi beras, yang merubah perubahan harga dalam kuantitas barang yang sama , dalam situasi inilah petani meningkatkan supply beras organic, meskipun harga beras merah dan beras hitam harga yang ditawarkan tinggi , namun tidak diikuti dengan tingginya permintaan dari konsumen

hitam merah

organik Non organik g

f 20000

f 150000

c 10000 d a 5000 b

Keterangan: 1. 2. 3. 4. non organic: organic beras hitam beras merah 15.000 1kg beras non organic harga barang yang ditawarkan 6700 : 1 kg beras organic harga barang yang ditawarkan 15000 : 1 kg beras hitam harga barang yang ditawarkan 20000 : 1kg beras merah yang ditawarkan harga barang yang ditawarkan

surplus petani: 1. beras non organic : 0-a-b 2. beras organic : 0-ab+dc 3. beras merah : 0+ab+dc+ef 4. beras hitam : 0+ab+dc+ef+gh

kesimpulan: scoring produktifitas: 50+ : menunjukkan produktivitas yang tinggi 25-49 : produktivitas sedang / medium 0-24 : produktivitas rendah Skor : 70

b. stabilitas dan suistainabilitas berdasarkan survey: 1. ketersediaan dan kecukupan pangan dan gizi seimbang tersedia di desa ini dapat diakses dengan mudah 2. a. pangan yang diproduksi didalam masyaraka7 26-40% b. diperoleh dari produsen pangan local diluar masyarakat 55% c. tumbuh secara organic 65% d. dari tanaman indigenous/ asli sebanyak 50% 3. produksi surplus pangan didalam masyarakat 4. tidak terdapat penggunaan rumah kava dalam produksi pangan 5. kelebihan pangan : a. disimpan untuk penggunaan masa depan b. dijual c. dikomposkan 6. penggunaan pestisida secara minimal 7. penggunaan benih dalam produksi makanan : a. diserbukkan terbuka berupa varietas lokal yaitu: mentik wangi, beras merah,beras hitam b. benih hibrida, yaitu: mikongga, IR,

SKORING: 50+ 25-49 0-24 : menunnjukkan kemajuan sempurna kearah keberlanjutan : menunjukkan awal yang baik kea rah keberlanjutan : menunjjukkan perlunya tindakan menuju keberlanjutan

Skor: 43

= menunnjukkan kemajuan sempurna kearah keberlanjutan

c. indicator kemerataan 1. pendapatan petani setiap musim : Rp. 1.000.000-Rp.5.000.000 rata rata Rp. 1.300.000/musim/ha 2. sifat kepemilikan lahan petani, terdiri dari: a. lahan sendiri b. lahan orang lain c. lahan sewa rata rata dominan sifat kepemilikan 60% lahan sendiri 3. luas lahan yang dimiliki petani rata rata dominan 0,25-1 ha

diagram :

Analisis groekosistem

equitabilitas

suistainabilitas 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

desa sumber ngepoh stabilitas kondisi 75% kondisi aktual kondisi ideal

produktivitas

Berdasarkan keempat indicator, keberhasilan manajemen agroekositem di desa sumberngepoh berada dalam kondisi actual. Perbandinga kondisi berdasarkan data yang diajarkan dalam mata kuliah manajemen agroekosistem

3.2.3

indikator pengelolaaan kesehatan tanaman a. indicator : tanaman / komoditas yang ditanam bebas dari hama dan hama penting tanaman padi dan penyakit biotik dan abiotik sehingga produktivitas, stabilitas hasil tanaman tinggi tanpa merusak lingkungan. b. Bindikator yang dicapai a. Tingkat serangan hama danpenyakit: Berdasarkan survey aspek BP, masalah hama penyakit menjadi permasalahan utama yang mengganggu produktivitas dan stabilitas hasil padi. ( data kuantitati dalam uraian aspek HPT) b. Pengendalian 1. Pengendalian kimia Penggunaan pestisida, herbisida, dan pupuk kimia dalam produksi pangan / pertanian secara minimal 2. Pengendalian secara biologis Mulai diterapkan sejak diterapkannya produksi beras organic, contoh: --petani di kelompok tani tersebut menggunakan daun salam untuk mengendalikan hama, dan petani sudah mendapatkan pelatihan PENGENDALIAN HAMA TERPADU ---untuk mengurangi kahat / defisiensi unsure hara, petani mensubtitusi pupuk sintetik dengan pupuk organic yang diproduksi sendiri di rumah kompos hasil bantuan pemerintah

You might also like