You are on page 1of 3

F.

Pembahasan Larutan penyangga atau buffer adalah suatu larutan yang mengandung asam lemah dan konjugat basanya atau yang mengandung basa lemah dan konjugat asamnya. Larutan buffer dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasinya dari asamnya, selain itu dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Suatu larutan buffer akan menjaga harga pH relatif konstan, meskipun larutan yang bersifat asam ataupun bersifat basa yang ditambahkan ke dalamnya. Percobaan ini membahas pembuatan larutan buffer yang terdiri dari larutan CH3COOH dan CH3COONa yang memiliki pH sekitar 4,74, selain itu digunakan larutan HCl 0,001 M dan HCl 1 M serta NaOH 0,001 M dan NaOH 1 M. Larutan tersebut digunakan untuk pengujian pengukuran perubahan pH. NaOH dan CH3COONa terbuat dari padatan yang dilarutkan dalam aquades, sedangkan larutan HCl dan CH3COOH terbuat dari larutan pekat yang ditambahkan aquades. Aquades digunakan sebagai pelarut karena aquades merupakan pelarut universal yang mudah didapat dan didalamnya bakteri (lumut) tidak dapat berkembang biak. Mengukur pH suatu larutan buffer dilakukan dengan cara menggunakan pH meter dan dengan pH indikator strip. pH meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kadar asam dan basa dalam suatu larutan atau bahan. Prinsip kerja dari pH meter yaitu semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin bernilai asam, begitu sebaliknya. Hal ini karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit lemah. Sedangkan pH indikator strip merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur pH dengan cepat. Prinsip kerja dari pH indikator strip sama dengan prinsip pada kertas lakmus yaitu warna pada kertas lakmus akan berubah bila range pH pada kertas lakmus berbeda dengan pH larutannya. pH meter dan pH indikator strip keduanya memiliki tingkat ketelitian yang berbeda. Dibandingkan pH indikator strip pH meter lebih teliti. Hal ini dikarenakan pH indikator strip mempunyai keterbatasan pada tingkat akurasi pengukuran dan dapat terjadi kesalahan pada pembawaan warnanya.

Larutan buffer dapat dibagi menjadi dua, yaitu buffer asam dan buffer basa. Buffer asam merupakan buffer yang dapat mempertahankan pHnya pada daerah asam (pH<7), komponennya adalah asam lemah dan basa konjugasi. Buffer asam dapat dibuat dari campuran asam lemah berlebih dengan basa kuat. Buffer basa merupakan buffer yang dapat mempertahankan pHnya pada daerah basa (pH>7). Komponennya adalah basa lemah dan konjugasinya. Buffer basa dapat dibuat dari campuran basa lemah dan garamnya, basa lemah berlebih dan asam kuat. Kerja buffer dalam mempertahankan pH merupakan usaha pengubahan pH dari penambahan asam, basa atau pengenceran. Kesetimbangan yang terjadi dalam larutan buffer adalah kesetimbangan ionisasi asam lemah dan basa lemah. Saat penambahan asam dan basa ke dalam larutan buffer dapat memiliki kapasitas larutan natrium asetat yang merupakan larutan yang dapat berdisosiasi sempurna. Namun, pada larutan asam asetat tidak terdisosiasi secara sempurna karena adanya ion-ion asetat dalam jumlah banyak akan menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan asam asetat yang tidak terionisasi. Jika ion hidrogen ditambahkan, ini akan bergabung dengan ion asetat dalam larutan untuk membentuk asetat yang tidak terdisosiasi. Hal ini dikarenakan ion hidrogen konsentrasinya tidak berubah, yang terjadi hanyalah jumlah ion asetat berkurang, sementara jumlah asam asetat yang tidak terdisosiasi bertambah. Percobaan pertama yaitu larutan buffer CH3COOH/CH3COONa diberi perlakuan dengan menambahkan asam kuat yakni HCl dengan konsentrasi 0,001 M dan 1 M. Didapatkan hasil untuk penambahan HCl 0,001 M dengan pengukuran menggunakan pH indikator strip tetap pada pH 5 sedangkan dengan menggunakan pH meter, pH berubah dari 5,31 menjadi 5,30 tidak mengalami perubahan yang berarti, sedangkan pada penambahan HCl 1 M pHnya menjadi 2,30 semakin asam. Hal ini terjadi karena penambahan asam akan mengubah konsentrasi komponen asam, sehingga terjadi perubahan pH pada larutan buffer yang cukup signifikan.

Larutan buffer selain diberi penambahan asam kuat juga diberi penambahan basa kuat. Yakni 0,001 M dan 1 M. Sama seperti penambahan pada HCl 0,001 M tidak menghasilkan perubahan pH yakni 5,31. Pada saat penambahan NaOH 1 M pH meningkat secara signifikan dari 5,31 menjadi 12,45. Hal ini terjadi karena penambahan basa akan dinetralisir oleh komponen asam sehingga terjadi penurunan konsentrasi asam dan garam yang merupakan basa konjugasinya sehingga pH meningkat. Larutan buffer dapat mempertahankan harga pH larutan setelah dilakukan penambahan sedikit asam atau sedikit basa. Hal ini dikarenakan larutan buffer dibuat dari hasil reaksi antara asam lemah dan garamnya yang berasal dari asam kuat atau basa lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat. Kapasitas buffer menyatakan kemampuan maksimum sistem buffer untuk mempertahankan pH. Kapasitas buffer terhadap asam sebesar 0,049 mol H+ dan kapasitas buffer terhadap basa sebesar 0,029 mol OH-. Larutan buffer atau buffer berperan dalam tubuh manusia. Pada sistem tubuh manusia terdapat sistem buffer yang berperan dalam mempertahankan pH seperti buffer darah dan cairan tubuh. Dalam bidang farmasi larutan buffer atau buffer berperan dalam pembuatan obat obatan, agar zat aktif obat tersebut mempunyai pH tertentu.

You might also like