You are on page 1of 7

LAPORAN PENDAHULUAN LUKA BAKAR

A. PENGERTIAN Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi. Luka bakar dapat juga disebabkan oleh kontak dengan suhu rendah (frost-bite). Luka bakar ini dapat mengakibatkan kematian, atau akibat lain yang berkaitan dengan problem fungsi maupun estetik. Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh suhu tinggi, dan disebabkan banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air panas, listrik seperti kabel listrik yang mengelupas, petir, atau bahan kimia seperti asam atau basa kuat (Triana, 2007). Luka bakar grade II adalah luka bakar yang mengenai jaringan dermis, masih ada elemen epitel sehat yang tersisa. Nyeri dan bula (+). Dapat sembuh spontan dalam waktu 2 3 minggu.

B. ETIOLOGI ATAU PENYEBAB LUKA BAKAR Berdasarkan penyebab terjadinya, luka bakar dapat terjadi karena : 1. Luka bakar karena api. 2. Luka bakar karena air panas. 3. Luka bakar karena bahan kimia. 4. Luka bakar karena listrik, radiasi, dan petir. 5. Luka bakar karena sengatan sinar matahari. 6. Luka bakar karena tungku panas / udara panas. 7. Luka bakar karena ledakan bom.

C. FASE FASE LUKA BAKAR 1. Fase awal Terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit. 2. Fase setelah fase awal berakhir Bila ada luka terbuka, dapat timbul masalah inflamasi, infeksi yang dapat menimbulkan sepsis, dan penguapan cairan dan panas tubuh. 3. Fase lanjut Periode penutupan luka sampai masalah yang mungkin timbul berupa kontraktur, jaringan parut dan deformitas jaringan atau organ.

D. LUAS LUKA BAKAR 1. Kepala dan leher 2. Ekstremitas atas 3. Paha dan betis-kaki : 9% : 2 X 9% (kiri dan kanan) : 4 X 9% (kiri dan kanan)

4. Dada, perut, punggung, bokong : 4 X 9% 5. Perineum dan genetalia : 1%

E. PATOFISIOLOGI Cedera termis menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sampai syok, yang dapat menimbulkan asidosis, nekrosis tubular akut, dan disfungsi serrebral. Kondisi-kondisi ini dapat dijumpai pada fase awal/akut/syok yang biasanya berlangsung sampai 72 jam pertama. Dengan kehilangan kulit yang memiliki fungsi sebagai barier (sawar), luka sangat mudah terinfeksi. Selain itu dengan kehilangan kulit luas, terjadi penguapan cairan tubuh yang berlebihan. Penguapan cairan ini disertai pengeluaran protein dan energi, sehingga terjadi gangguan metabolisme.

F. MANIFESTASI / GEJALA KLINIK Secara garis besar gejala klinik luka bakar adalah sebagai berikut : 1. Nyeri karena kulit terbakar, tersengat, dsb. 2. Syok hipovolemik. 3. Kerusakan integritas kulit. 4. Perdarahan dan pembekuan darah. 5. Kontaminasi bakteri.

G. KOMPLIKASI 1. Syok karena kehilangan cairan. 2. Sepsis / toksis. 3. Gagal ginjal mendadak. 4. Pneumonia.

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan laboratorium ; Hb, Hematokrit, Elektrolit, dsb. 2. Pemeriksaan secara klinis. 3. Pemeriksaan/menghitung luas daerah luka bakar. 4. Pemeriksaan jalan nafas apabila luka bakar terdapat di daerah wajah. 5. Pemeriksaan cedera yang terjadi di seluruh tubuh dengan sistematis.

I. PENATALAKSANAAN MEDIS Untuk luka bakar secara umum : 1. Perhatikan keadaan umum penderita, yang terpenting periksa jalan nafas, apakah ada sumbatan atau normal. 2. Pendinginan : Membuka pakaian penderita. Gunakan NaCl fisiologik untuk luka bakar yang disebabkan oleh zat kimia.

3. Mencegah infeksi, misal : luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering dan tidak dapat melekat di baju. 4. Pemberian sedatif morfin 10 mg i.m (dewasa), atau 1 mg/tahun usia i.m (anak-anak), diberikan dalam 24 48 jam pertama.

Untuk luka bakar pada Grade II, perawatan luka dilakukan dengan cara : 1. Cuci NaCl 500 cc + savlon 5 cc 2. Sofratul 3. Kemudian tutup dengan kassa steril, (kurang lebih selama satu minggu) 4. Debridement 5. Berikan serum anti tetanus 6. Berikan analgetik

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri b.d agen injuri fisik. 2. Kerusakan integritas kulit b.d zat kimia. 3. Defisit pengetahuan b.d kurangnya pemahaman terhadap sumbersumber informasi. No Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri b.d agen injuri fisik Intervensi keperawatan 1. Pemberian analgesik Rencana / planning 1. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik 1. Tenaga medis seperti dokter yang berhak memberikan obat-obatan kepada klien 2. Penatalaksa 2. Mengajarkan 2. Agar klien Rasionalisasi

naan nyeri

klien untuk relaksasi, misal teknik nafas dalam

mampu mengalihkan rasa nyeri, setelah diajarkan klien mampu melakukannya sendiri

2.

Kerusakan integritas kulit b.d zat kimia

1. Pengelolaan penekanan

1. Menganjurkan klien untuk memilih posisi yang paling nyaman

1. Mencegah posisi yang menekan pada satu sisi

2. Surveilans kulit

2. Menganalisis data pasien untuk mempertahan kan integritas kulit dan membran mukosa

2. Memantau perjalanan status perkembanga n klien

3.

Defisit pengetahuan b.d kurangnya pemahaman terhadap sumbersumber

1. Menjelaskan proses penyakit

1. Memberi penjelasan pada klien tentang informasi penyakit yang berhubungan

1. Agar klien / keluarga mampu memahami informasi tentang penyakit dan

informasi

dengan dirinya / keluarganya

meminimalisir miskomunikasi antara klien, keluarga, dan tim medis

2. Menjelaskan prosedur penanganan

2. Memberikan gambaran bagaimana cara mandiri untuk menangani penyakitnya / keluarganya

2. Agar klien / keluarga mampu mandiri untuk melakukan tindakantindakan kecil dan mandiri klien.

REFERENSI

Mansjoer. Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed3 .Jilid 2. Jakarta : FKUI Purwadianto. Agus. 2000. Kedaruratan Medik. Edisi revisi. Jakarta : FKUI

You might also like