You are on page 1of 35

INSEMINASI BUATAN DAN BAYI TABUNG

Muthmainah 110.2005 Nurul Fithri 110.2005.186

Pengertian Inseminasi Butan dan Bayi Tabung


Inseminasi secara bahasa : pemasukan mani kedalam liang senggama. Inseminasi buatan ( artifisial insemination) : proses pemasukan semen (sperma) kedalam saluran kelamin wanita dengan bantuan alat, tanpa dilakukan coitus. Dalam bahasa indonesia pembuahan buatan. inseminasi buatan = permanian buatan =

Ferilisasi/ pembuahan : bersatunya sel mani dengan sel telur. Fertilisasi in vitro (FIV) atau bayi tabung : usaha vertilisasi yang dilakukan diluar tubuh, didalam cawan biakan, dengan suasana yang menedekati ilmiah.

Tehnik :
Sel sperma diambil dengan tehnik MESA Sel telur dikoleksi bersama sel sperma, kemudian dievaluasi kualitasnya dipilih yang kualitasnya baik Sel telur dan sperma berkualitas baik diletakkan dalam cawan petri yang mengandung meia sesuai kondisi in vivo simpan dalam inkubator sampai embrio berkembang.

Pilih embrio yg paling baik

Masukan kedalam rahim

Lahir

Secara tehnis, sel sperma dan sel telur dapat di peroleh dari o Pasangan yang menikah o Bank sperma/ pendonor sperma o Pendonor sel telur

Embrio yang dihasilkan dapat ditransfer ke : Rahim ibu pemilik ovum Rahim wanita lain

Perbedaan inseminasi buatan, fertilisasi in vitro, dan kloning :

Inseminasi buatan Prosesnya dilakukan dengan memasukan sperma langsung ke mulut rahim, dilakukan dalam tubuh wanita

Fertilisasi In Vitro Pembuahan dilakukan di luara tubuh manusia (dalam cawan petri)

Kloning Proses reproduksi sejumlah individu yang secara genetik identik melalui proses seksual apabila melalui fertilisasi dan aseksual apabila menggunakan sel somatis

Inseminasi Buatan Pada Hewan


Tujuan : menghasilkan hewan sehat, unggul dan lebih reproduktif. Tidak berdampak hukum apapun Ulama tidak mempermasalahkannya Dilihat dari tujuannya, hukum inseminasi pada hewan : mubah, sunah. Pendapat ulama klasik Haram memperjualbelikan sperma pejantan, dasarnya alah hadis nabi dan teknologi saat itu. Pendapat imam SyafiI dan imam Malik : Pemilik hewan jantan boleh mengambil upah, alasannya memqiyaskannya dengan penyerbukan pada masa nabi, dan dapat diketahuinya kuantitas serta kualitas sperma

Implikasi Penerapan Teknologi Reproduksi


Inseminasi dan bayi tabung menimbulkan dampak sosial, hubungan fundamental atar manusia, hubungan laki-laki dan perempuan dan kasih sayang, perkawinan, hak dan kewajiban anak dan orang tua, dsb. Dampak terburuk bila melibatkan mother hoster : Kerancuan nasab Kepastian posisi nasab dan silsilah anak menjadi simpang siur dan tidak jelas Perebutan bayi

Hukum Melakukan Inseminasi Butan dan Bayi Tabung


Istilah inseminasi buatan (al-Talqih al-Shinai) dan bayi tabung (Athfal al-Anabib) tidak ditemukan dalam al-Quran dan Hadis nabi serta fatwa ulama klasik. Dalam menentukan hukum boleh tidaknya inseminasi buatan dan bayi tabung pada manusia, ulama mengacu pada
batasan umum dalam al-Quran, Hadis kaidah hukum islam mengacu pada pertimbangan kemaslahatan atau mafsadah.

Syarat sahnya :
Sperma dan sel telur yang digunakan adalah dari pasangan suami istri Ketika embrio di implantasikan kerahim ibu, pasangan tersebut masih dalam ikatan perkawinan yang sah

Alasan Bolehnya Inseminasi Buatan dan Bayi Tabung


Jika pasangan suami istri telah mengupayakan pembuahan dan kelahiran alami ternyata tidak berhasil, maka dibolehkan mengusahakan terjadinya diluar cara dan tempat yang alami sebagai bentuk pengobatan 1. alasan pembolehannya karena darurat, merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh anak. pengertian darurat dalam kasus inseminasi buatan dan bayi tabung yaitu suatu perbuatan yang dilakukan karena keadaan memaksa (tidak ada jalan lain), apabila perbuatan itu tidak dilakuakan akan menimbulkan mudharat bagi mereka Sebagai bentuk rukhshah/ kemudahan, Tuhan tidak pernah mempersulit umatnya : QS al-Baqarah 185.

2.

Alasan Hajat . kebutuhan sangat mendesak membolehkan melakukan sesuatu yang diharamkan, sesuai kaidah hukum islam

Tidak boleh dilakukan untuk kedua kalinya karena hajat telah terpenuhi dan alasan darurat sudah tidak ada lagi. termasuk tindakan berlebihan, sesuai dengan batasan darurat dalam QS al-Baqarah : 173

Syarat Bolehnya Inseminasi Buatan


Mandul Jalan yang ditempuh tidak bertentangan dengan hukum islam Sperma dan sel telur diambil dari pasangan suami istri yang sah Ketika embrio di implantasikan kerahim ibunya, suami istri tersebut masih dalam ikatan perkawinan Diniatkan dengan tujuan luhur untuk mendapatkan anak yang saleh Cara itu dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi penyakit keturunan secara dini.

Apabila terpenuhi syarat secara yuridis maupin biologi, maka anak yg dihasilkan adalah anak sah dari pasangan suami istri, mempunyai hubungan nasab, hubungan waris mewarisi dan hak perwalian.

Keterlibatan Donor
Haram secara substantif = Zina = tergolong dosa besar Anak yang lahir tidak bernasab kepada ayah biologis Alasan pengharaman antara lain ayat al-Quran yang menyatakan kemulian manusia, manusia sebagai ciptaan Tuhan yang terbaik serta dimuliakan, dan inseminasi buatan donor menodai kemuliaan manusia, QS al-Tin : 4 .

Dampak dari keterlibatan donor dalam proses inseminasi buatan dan bayi tabung secara hukum islam anak yang terlahir adalah anak hasil zina, dan hanya memiliki nasab kepada ibunya saja Mahmud syaltut : inseminasi dengan sperma donor merupakan pelanggaran dan dosa besar, disamakan dengan zina. Namun jika dilihat dari segi hukum jinayah islam, dalam kasus ini unsur zina tidak terpenuhi, sebab salah satu unsur nya tidak ada kontak kelamin

Dokter Ahli Yg Melakukan Inseminasi Buatan


Ulama membolehkan Harus dilakukan oleh dokter yang benar-benar ahli dibidang itu Sangat dianjurkan oleh dokter yang sejenis

Pendapat Yang Menolak Dilakukannya Inseminasi Buatan


Lembaga riset dan fatwa saudi arabia, alasannya: karena dalam prosesnya harus membuka dan menjamah aurat serta rahimnya Setiap orang jarus rela menerima ketetapan (qada dan qadar) Allah, termasuk ditakdirkan menjadi mandul.

Syaikh Bin Jibrin : hendaknya seseorang ridha dengan keputusan Allah, QS al-Syura : 50

Hukum Penggunaan Teknologi Reproduksi Manusia


Dari sudut pandang islam tidak ada masalah, tidak bertentangan dengan syariah maupun perundang-undangan yang berlaku. Dari segi teknologi, ulama kontemporer berpendapat hukumnya jaiz. Secara komperhensif Majlis Majma al-Fiqh al-Islami berfatwa :

Pertama :
Lima batasan dibawah ini diharamkan merutu batasan syariat islam, karena berdampak menyebabkan kerancuan dan percampuran nasab, hilangnya hak dan kewajiban orang tua dan anak dan hal-hal lain yg terkait. 1. Sperma yg diambil dari laki-laki diinseminasikan dengan ovum wanita yg bukan istrinya, kemudian diimplantasikan kerahim istrinya. 2. Ovum yg diambil dari wanita diinseminasikan dengan sperma yang diambil dari laki-laki yg bukan suaminya, kemudian diimplantasikan kerahim wanita (bukan istrinya)

3.

Sperma dan indung telur tersebut diambil dari suami istri, kemudian diimplantasikan dirahim wanita lain. 4. Sperma dan ovum yang telah diinseminasikan berasal dari lelaki dan wanita lain, kemudian diimplantasikan kerahim istri. 5. Sperma dan ovum diambil dari suami istri, kemudian diimplantasikan kerahim istri yang lain.

Kedua
Dua ketentuan berikut boleh dilakukan jika memang sangat dibutuhkan dan setelah memastikan keamanan dan keselamatannya : 1. Sperma diambil dari suami dan ovum dari istrinya kemudian diimplantasikan kerahim istrinya. 2. Sperma suami diinseminasikan kesaluran rahim istri atau langsung kedalam rahim istrinya.

Fatwa ulama indonesia tentang inseminasi buatan dan bayi tabung


Mayoritas ulama indonesia membolehkan inseminasi buatan dan bayi tabung Dalam pandangan Fukaha Klasik : Secara substantif : adanya istidkhal

Dari segi teknologi: telah lama dipraktikan untuk binatang.


Juga jika tuntutan kebutuhan suami istri akan keturunan sudah mencapai sangat membutuhkan, posisinya sama dengan darurat, sesuai dengan kaidah fiqiyyah.

Fatwa MPKS tahun 1958 : 1. Permanian buatan dengan mani bukan suaminya hukumnya terlarang. 2. Permanian dengan mani suami tidak terlarang. 3. Memperingatkan kepada umat beragama, terutama umat islam, supaya menjauhi permanian buatan dengan mani bukan suami (mani donor) untuk memelihara keselamatan agama mereka, menjaga kejernihan nasab, memelihara kerukunan kekeluargaan, dan memelihara ketentraman hati nurani serta susila masyarakat

Majelis tarjih muhammadiyah menetapkan hukum inseminasi terpecah menjadi 2 : setuju dan menolak

Pihak yang membolehkan , menetapkan bahwa bayi tabung menurut proses dengan sperma dan ovum dari suami istri sah menurut islam adalah mubah, dengan syarat : a. Tehnik pengambilan sperma tidak bertentangan dengan syariat islam. b. Penempatan zigot seyogyanya dilakukan oleh dokter wanita. c. Resipien adalah istri sendiri. d. Status anak dari bayi tabung PLTSI-RRI (sperma dan ovum dari suami istri yang sah, resipien istri sendiri yang mempunyai ovum itu) adalah anak yang sah dari suami istri yang bersangkutan.

Pihak yang menolak memutuskan hukumnya adalah sbb: a. Bayi tabung diakui sebagai penemuan iptek modern. b. Pelaksanaan bayi tabung terhadap umat islam hukumnya haram muthlaqon. Bahtsul Masail NU menetapkan hukum bayi tabung adalah : a. Apabila mani yang dimasukan kedalam rahim wanita tersebut bukan mani suami istri, maka hukumnya haram. b. Apabila mani itu adalah mani suami istri, tapi cara mengeluarkannya tidak muhtarom, maka hukumnya haram c. Apabila mani yang ditabung tersebut adalah mani suami istri, dan cara mengeluarkannya termasuk muhtarom, maka hukumnya boleh

Fatwa MUI : a. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami istri yang sah, hukumnya mubah/boleh. Sebab hal itu termasuk ihtiar. b. Bayi tabung dari pasangan suami istri dengan titipan pada istri yang lain hukumnya haram berdasarkan kaidah sadd al-dzariah. c. Bayi tabung yang sperma dibekukan dari suami yang telah meninggal, hukumnya haram d. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami istri, hukumnya haram. Fatwa dewan Hisbah Persis : a. Proses bayi tabung dengan spermatozoid dengan suaminya dan ovumnya dari istrinya kemudian dimasukan kedalam rahim istrinya karena alasan yang maqul, hukumnya mubah. b. Proses bayi tabung dengan spermatozoid dari suami dan ovumnya dari istrinya kemudian ditanam buka dalam rahim istrinya itu, hukumnya haram

c. Proses bayi tabung dengan spermatozoid dan ovum bukan dari pasangan suami istri, hukumnya haram.

Kesepakatan lemabaga fatwa indonesia bahwa berupaya mendapatkan anak dengan cara menggunakan tehnologi bayi tabung, dilakukan dilaboratorium, dilakukan kepada suami istri, hukumnya MUBAH.

Alasan kebolehan mendapatkan keturunan melalui bayi tabung : Hadis-hadis rasulullah yang menganjurkan umat islam untuk mempunyai keturunan Kaidah hukum islam menyatakan bahwa kebutuhan yang sangat penting dapat menempati posisi darurat, dan keadaan darurat. Suami istri harus sepakat untuk menempuh cara memperoleh keturunan dengan bayi tabung agar tidak timbul permasalah dikemudian hari diantara mereka. Alasan pengharaman mendapatkan keturunan melalui bayi tabung yang sperma atau ovumnya berasal dari donor : QS At-Tin (95) : 4 QS Al-Isra (17) : 70 Inseminasi buatan atau bayi tabung donor atau melalui bank sperma Haram, tidak sah, dianggap zina

Surrogate Mother
= sewa rahim, mother hoster, ibu tumpang atau ibu pengganti pasangan suami istri yang ingin memiliki anak akan membayar ibu tumpang yang sanggup mengandung anak hasil pembuahan benih mereka dan dengan syarat si ibu tumpang tersebut akan menyerahkan anak tersebut akan menyerahakn anak tersebut setelah dilahirkan atau pada masa yang dijanjikan. mengandung maslahah : menyelamatkan kelebihan embrio Mengandung mudharat : Kehadiran anak tersebut akan menjadi sumber konflik antara pihak penyewa rahim dengan pemilik rahim. komersialisasi rahim tidak terjalin hubungan keibuan antara anak dan ibu yang menyewa rahim, hal ini tidak sejalan dengan ayat al-Quran

Mayoritas ulama menolak surrogate mother karena menimbulkan : Persoalan hukum yang krusial Kerancuan nasab Perebutan bayi

Pendapat Ali akbar : Boleh, karena dikiyaskan dengan penyusuan yang dibolehkan dalam islam. Karena tersirat pada lafaz sumpah dokter bahwa dokter wajib menghormati kehidupan insani sejak kehidupan itu dimulai karena itu tindakan pemusnahan zigot setelah terjadi konsepsi adalh pembunuhan dan dilarang. Namun terdapat kelemahan tidak memperhitungkan kerancuan nasab, mengkiyaskan dengan susuan.

Fatwa Ulama Indonesia Tentang Surrogate Mother


Bahtsul masail : Tidak sah dan haram Dewan Hisbah
Sewa rahim hukumnya haram Menjadikan istri ke 2,3,4 sebagai rahim titipan atau sebaliknya, hukumnya haram. Membuang sel telur yang telah dibuahi dalam proses bayi tabung atas pertimbangan medis tidak dilarang

MUI :
Transfer embrio hasil inseminasi buatan antara sperma suami dan ovum istri yang ditempatkan pada rahim wanita lain hukumnya haram. Transfer embrio hasil inseminasi buatan antara sperma suami dan ovum istri yang ditempatkan pada rahim istri yang lain hukumnya haram. Transfer embrio hasil inseminasi butan antara sperma suami dan ovum istri yang ditempatkan pada rahim wanita lain yg disebabkan istri/suami tidak menghendaki kehamilan, hukumnya haram. Status anak yang dilahirkan dari hasil yang diharamkan pada point 1,2,3 diatas adalah anak dari ibu yang melahirkan.

Implantasi zigot pasca cerai


Masalah kehamilan hanya dibenarkan jika suami istri tersebut masih terikat dalam ikatan perkawinan yang sah. Bila sudah cerai: tidak dibenarkan zigot di implantasikan kedalam rahimnya.

Hukum pidana bagi pelaku donor sperma atau ovum


Batasan zina menurut 4 mahzab :

1.

Mahzab maliki : zina adalah jima dengan sengaja oleh seorang mukalaf pada faraj manusia tidak diragukan lagi bahwa ia buka istrinya 2. Mazhab Hanafi : zina adalah jima seorang laki-laki pada faraj perempuan yang bukan haknya atau yang diragukan haknya. 3. Mazhab syafii : zina adalah memasukan zakar kedalam faraj perempuan yang diharamkan 4. Mazhab Hanbali : zina adalah melakukan perbuatan cabul dalam faraj

Berdasarkan batasan zina tersebut, jika dilihat dari unsur2 kemungkinan ditegakannya hukum pidana perzinaan, maka dalam praktik inseminasi buatan/bayi tabung tidak terpenuhi. Karena pada inseminasi tidak terjadi kontak seksual, jadi tidak dapat disamakan dengan zina sepenuhnya, sehingga tidak dapat dikenakan had.

Pemusnahan Sisa Embrio


Perbedaan hukum tentang pemusnahan zigot atau membiarkan mati dengan sendirinya mengacu pada : kapan kehidupan dimulai. Jika dianalogikan dengan azl : mayoritas membolehkan, dan sebagian mengharamkan atau memakruhkannya. Dasarnya adalah hadis nabi yang diriwayatkan dari Jabir : .

Berdasarkan pernyataan diatas, disimpulkan bahwa pwmusnahan sperma atau sel telur tidak bertentangan dengan syariat. Jika disamakan dengan aborsi terhadap janin pada fase sebelum ditiupkan ruh : Mazhab syafii Boleh dan tidak haram, karena embrio itu belum bernyawa Makruh, karena janin sedang mengalami pertumbuhan Haram Jika dilakukan setelah peniupan ruh, ulama sepakat mengharamkannya.

Menurut sementara ulama zigot dibiarkan mati sendirinya jika : Putusnya ikatan pernikahan sebelum zigot ditanamkan. Tidak diinginkan lagi Matinya salah satu atau keduanya atau sebab lainnya.

Mendahulukan mafsadah daripada mengambil mashlahah

Pembuahan Dengan Sperma Yang Dibekukan


QS Al-Baqarah: 238

Atas dasar itu, haram hukumnya terjadi penghamilan atau pembuahan atas mantan istri dari sperma suami yg diawetkan

Merelakan istri dibuahi sperma donor


Jika ada suami merelekan istrinya dihamili oleh orang lain, atau istri melakukan inseminasi buatan dengan sperma donor, atau jika istri berzina hingga hamil anak tersebut bukan anak kandung suaminya, tidak bernasab kepada suaminya.

Nasab anak mother hoster


1. Nasabnya kepada pemilik ovum, sebab secara genetika anak tersebut mewarisi sifat-sifat ibu asal ovum. Keberadaannya dalam rahim ibu tumpang dapat dianggap seperti penyusuan. Pendapat ini sering disampaikan oleh ahli medis. Nasabnya kepada pemilik rahim, hal ini berdasarkan ayat al-quran QS Al-Najm ayat 32, al-ahqaf ayat 15, an-Nahl ayat 78, dan alMujadalat ayat 2

2.

Kesimpulan
1. Inseminasi buatan pada hewan hukumnya mubah bahkan sangat diperlukan, karena tujuannya utnuk meningkatkan produktivitas, termasuk mashlahah. Inseminasi buatan yg dilakukan oleh pasangan suami istri yg sah dan masih terikat perkawinan maka huklumnya boleh

2.

3.

Inseminasi buatan dan bayi tabung donor atau melibatkan pihak ketiga melalui sewa rahim, atau yg telah putus hubungan, hukumnya haram. Secara substantif sama dg zina, merndahkan martabat, merancukan nasab, atau menjadikan poerebutan anak.

4. Ulama berbeda pendapat mengenai pemusnahan sisa zigot, ada yg membolehkan dan ada yg mengharamkan. Alasan utama karena perbedaan memahami batas hidup insani.

You might also like