You are on page 1of 21

Captopril

Indikasi: Untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi dengan tiazida memberikan efek aditif, sedangkan kombinasi dengan beta bloker memberikan efek yang kurang aditif. Untuk gagal jantung yang tidak cukup responsif atau tidak dapat dikontrol dengan diuretik dan digitalis, dalam hal ini pemberian kaptopril diberikan bersama diuretik dan digitalis. Kontra Indikasi: Penderita yang hipersensitif terhadap kaptopril atau penghambat ACE lainnya (misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan dengan penghambat ACE lainnya). Komposisi: Setiap tablet mengandung kaptopril 12,5 mg. Setiap tablet mengandung kaptopril 25 mg. Setiap tablet mengandung kaptopril 50 mg. Cara Kerja Obat: Kaptopril merupakan obat antihipertensi dan efekif dalam penanganan gagal jantung dengan cara supresi sistem renin angiotensin aldosteron. Renin adalah enzim yang dihasilkan ginjal dan bekerja pada globulin plasma untuk memproduksi angiotensin I yang besifat inaktif. "Angiotensin Converting Enzyme" (ACE), akan merubah angiotensin I menjadi angiotensin Il yang besifat aktif dan merupakan vasokonstriktor endogen serta dapat menstimulasi sintesa dan sekresi aldosteron dalam korteks adrenal. Peningkatan sekresi aldosteron akan mengakibatkan ginjal meretensi natrium dan cairan, serta meretensi kalium. Dalam kerjanya, kaptopril akan menghambat kerja ACE, akibatnya pembentukan angiotensin ll terhambat, timbul vasodilatasi, penurunan sekresi aldosteron sehingga ginjal mensekresi natrium dan cairan serta mensekresi kalium. Keadaan ini akan menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengurangi beban jantung, baik 'afterload' maupun 'pre-load', sehingga terjadi peningkatan kerja jantung. Vasodilatasi yang timbul tidak menimbulkan reflek takikardia. Dosis: Kaptopril harus diberikan 1 jam sebelum makan, dosisnya sangat tergantung dari kebutuhan

penderita (individual). Dewasa: Hipertensi, dosis awal: 12,5 mg tiga kali sehari. Bila setelah 2 minggu, penurunan tekanan darah masih belum memuaskan maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg tiga kali sehari. Bila setelah 2 minggu lagi, tekanan darah masih belum terkontrol sebaiknya ditambahkan obat diuretik golongan tiazida misal hidroklorotiazida 25 mg setiap hari. Dosis diuretik mungkin dapat ditingkatkan pada interval satu sampai dua minggu. Maksimum dosis kaptopril untuk hipertensi sehari tidak boleh lebih dari 450 mg. Gagal jantung 12,5- 25 mg tiga kali sehari; diberikan bersama diuretik dan digitalis, dari awal terapi harus dilakukan pengawasan medik secara ketat. Untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal dsiis perlu dikurangi disesuaikan dengan klirens kreatinin penderita. Peringatan dan Perhatian: Keamanan penggunaan pada wanita hamil belum terbukti, bila terjadi kehamilan selama pemakaian obat ini, maka pemberian obat harus dihentikan dengan segera. Harus diberikan dengan hati-hati pada wanita menyusui, pemberian ASI perlu dihentikan karena ditemukan kadar dalam ASI lebih tinggi daripada kadar dalam darah ibu. Pemberian pada anak-anak masih belum diketahui keamanannya, sehingga obat ini hanya diberikan bila tidak ada obat lain yang efektif. Pemakaian pada lanjut usia harus hati-hati karena sensitivitasnya terhadap efek hipotensif. Hati-hati pemberian pada penderita penyakit ginjal. Pengobatan agar dihentikan bila terjadi gejala-gejala angiodema seperti bengkak mulut, mata, bibir, lidah, laring juga sukar menelan, sukar bernafas dan serak. Konsultasikan ke dokter bila menggunakan suplemen potassium, potassium sparing diuretic dan garam-garam polassium. Pemakaian obat penghambat ACE pada kehamilan dapat menyebabkan gangguan/kelainan organ pada fetus atau neonatus, bahkan dapat menyebabkan kematian fetus atau neonatus. Pada kehamilan trimester ll dan lll dapat menimbulkan gangguan antara lain: hipotensi, hipoplasiatengkorak neonatus, anuria, gagal ginjal reversible atau irreversible dan kematian. Juga dapat terjadi oligohidramnios, deformasi kraniofasial, perkembangan paru hipoplasi, kelahiran prematur, perkembangan retardasi-intrauteri, paten duktus arteriosus. Bayi dengan riwayat di mana selama di dalam kandungan ibunya mendapat pengobatan penghambat ACE, harus diobservasi intensif tentang kemungkinan terjadinya hipotensi, oligouria dan hiperkalemia. Efek Samping: Kaptopril menimbulkan proteinuria lebih dari 1 g sehari pada 0,5% penderita dan pada 1,2% penderita dengan penyakit ginjal. Dapat tejadi sindroma nefrotik serta membran glomerulopati

pada penderita hipertensi. Karena proteinuria umumnya terjadi dalam waktu 8 bulan pengobatan maka penderita sebaiknya melakukan pemeriksaan protein urin sebelum dan setiap bulan selama 8 bulan pertama pengobatan. Neutropenia/agranulositosis terjadi kira-kira 0,4 % penderita. Efek samping ini terutama terjadi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Neutropenia ini muncul dalam 1 - 3 bulan pengobatan, pengobatan agar dihentkan sebelum penderita terkena penyakit infeksi. Pada penderita dengan resiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan, setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan secara periodik. Pada penderita yang mengalami tanda-tanda infeksi akut (demam, faringitis) pemberian kaptopril harus segera dihentikan karena merupakan petunjuk adanya neutropenia. Hipotensi dapat terjadi 1 - 1,5 jam setelah dosis pertama dan beberapa dosis berikutnya, tapi biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan rasa pusing yang ringan. Tetapi bila mengalami kehilangan cairan, misalnya akibat pemberian diuretik, diet rendah garam, dialisis, muntah, diare, dehidrasi maka hipotensi tersebut menjadi lebih berat. Maka pengobatan dengan kaptopril perlu dilakukan pengawasan medik yang ketat, terutama pada penderita gagal jantung yang umumnya mempunyai tensi yang nomal atau rendah. Hipotensi berat dapat diatasi dengan infus garam faal atau dengan menurunkan dosis kaptopril atau diuretiknya. Sering terjadi ruam dan pruritus, kadang-kadang terjadi demam dan eosinofilia. Efek tersebut biasanya ringan dan menghilang beberapa hari setelah dosis diturunkan. Teriadi perubahan rasa (taste alteration), yang biasanya terjadi dalam 3 bulan pertama dan menghilang meskipun obat diteruskan. Retensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal, sehingga perlu diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan pemberiannya harus dilakukan dengan hatihati. Interaksi Obat: Alkohot. Obat anti inflamasi terutama indometasin. Suplemen potassium atau obat yang mengandung potassium. Obat-obat berefek hipotensi. Cara penyimpanan: Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya. OMEPRAZOLE

Indikasi: OMEPRAZOLE diindikasikan untuk: - Pengobatan jangka pendek pada tukak usus 12 jari, tukak lambung dan refluks esofagitis erosiva. - Perawatan sindroma Zollinger - Ellison. Kontra Indikasi: Hipersensitivitas terhadap Omeprazol. Komposisi: Tiap kapsul mengandung: Omeprazol..........................................................................20 mg Cara Kerja Obat: OMEPRAZOLE termasuk kelas baru senyawa anti-sekresi, suatu benzimidazol tersubstitusi, yang menekan sekresi lambung melalui penghambatan spesifik terhadap sistem enzim H+/K+ ATPase pada permukaan sekresi sel parietal lambung. Karena sistem enzim ini merupakan pompa asam (proton) dalam mukosa lambung, Omeprazol digambarkan sebagai penghambat pompa asam langbung yang menghambat tahap akhir pembentukan asam lambung. Efek ini berhubungan dengan dosis dan menimbulkan penghambatan terhadap sekresi asam terstimulasi maupun basal tanpa dipengaruhi stimulus. OMEPRAZOLE tidak menunjukkan efek antikolinergik atau sifat antagonis histamin H2. Percobaan pada hewan menunjukkan bahwa setelah keluar dengan cepat dari plasma, Omeprazol dapat ditemukan di dalam mukosa lambung selama sehari atau lebih. Aktivitas Antisekresi Sesudah pemberian oral, mula kerja efek antisekresi Omerazol terjadi dalam 1 jam, maksimum 2 jam. Penghambatan sekresi kira-kira 50% dari maksimum dalam 24 jam dan proses penghambatan berlangsung sampai 72 jam. Efek antisekresi Omeprazol lebih lama dari yang dapat diperkirakan berdasarkan waktu paruh dalam plasma yang sangat pendek (< 1 jam), kemungkinan disebabkan oleh pengikatan enzim H+/K+ ATPase dalam sel parietal yang lebih lama. Bila obat dihentikan, aktivitas sekresi sedikit demi sedikit kembali normal lebih dari 3 - 5 hari. Efek penghambatan Omeprazol terhadap sekresi asam meningkat dengan pengulangan dosis sekali sehari mencapai puncaknya setelah 4 hari. OMEPRAZOLE diabsorpsi dengan cepat dalam kadar maksimum pada plasma dicapai antara 0,5 - 3,5 jam. Bioavailabilitas absolut kira-kira 30% - 40% pada dosis 20 - 40 mg, disebabkan sebagian besar mengalami metabolisme presistemik.

Waktu paruh dalam plasma dicapai 0,5 - 1 jamdan bersihan tubuh total 500 - 600 ml/menit. Omeprazol terikat dalam protein plasma kira-kira 95%. Bioavailibilitas Omeprazol sedikit meningkat pada pemakaian berulang. Sebagian kecil obat dalam bentuk utuh disekresikan melalui urin. Sekitar 77% dieliminasi melalui urin paling sedikit sebagai enam metabolit, sisanya ditemukan dalam feses. Efek Samping: Umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping berikut biasanya ringan dan bersifat sementara serta tidak mempunyai hubungan yang konsisten dengan pengobatan. Mual, sakit kepala, diare, konstipasi, kembung, ruam kulit, urtikaria, pruritus jarang terjadi. Perhatian:

Apabila diduga ada tukak lambung, kemungkinan malignansi harus ditiadakan sebelum pengobatan dengan Omeprazol, karena dapat meringankan gejala-gejala dan memperlama diagnosanya.

Sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil kecuali benar-benar diperlukan.

Interaksi Obat: Omeprazol dapat memperpanjang eliminasi diazepam, penitoin dengan warfarin. Dianjurkan untuk memantau penderita yang mendapat pengobatan warfarin atau atau fenitoin dan penurunan dosis warfarin atau fenitoin mungkin perlu jika Omeprazol ditambahkan pada pengobatan. Tidak ditemukan interaksi dengan teofilin, propanolol, metoprolol, lidokaina, kuinidina, amoksisilin atau antasida. Absorpsi Omeprazol tidak dipengaruhi oleh alkohol atau makanan. Dosis:

Dosis lazim untuk penderita tukak usus 12 jari atau tukak lambung ringan adalah 20 mg sehari. Penyembuhan dapat dilakukan setelah 4 minggu untuk penderita tukak usus 12 jari dan 8 minggu untuk penderita tukak lambung ringan. Pada kasus yang berat dosis dapat dinaikkan menjadi 40 mg sekali sehari.

Dosis yang dianjurkan untuk refluks esofagitis erosiva adalah 20 mg sekali sehari selama 4 minggu. Bagi penderita yang belum sembuh sepenuhnya sesudah tahap awal, penyembuhan biasanya terjadi selama 4 - 8 minggu kemudian.

Pada penderita refluks esofagitis yang sulit disembuhkan dengan pengobatan lain, diperlukan dosis 20 mg sekali sehari.

Dosis awal yang dianjurkan bagi penderita sindroma Zollinger Ellison adalah 60 mg sekali sehari. Dosis harus disesuaikan untuk masing-masing individu dan pengobatan berlangsung selama indikasi klinis. Penderita dengan penyakit berat dan yang kurang memberikan respon terhadap pengobatan lain, dapat dikendalikan dengan efektif pada dosis 20 - 120 mg sehari. Untuk dosis lebih dari 80 mg sehari, harus diberikan 2 kali sehari.

Penyesuaian dosis tidak diperlukan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, hati atau untuk lanjut usia.

Penggunaan pada anak-anak belum ada pengalaman.

CETAFLOXO 500 Kaplet Salut Selaput Komposisi: Tiap kaplet salut selaput mengandung : Ciprofloxacin 500 mg Farmakologi: Ciprofloxacin merupakan antibiotik fluorokuinolon, bekerja dengan cara mempengaruhi enzim DNA gyrase bakteri. Ciprofloxacin merupakan antibiotik untuk bakteri gram negatif dan gram positif yang sensitif. Bakteri gram positif yang sensitif: Enterococcus faecalis, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pyogenes. Bakteri gram negatif yang sensitif: Campylobacter jejuni, Citrobacter diversus, Citrobacter freundii, Enterobacter cloacae, Escherichia coli, Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Morganella morganii, Neisseria gonorrhoeae, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris, Prodivencia rettgeri, Providencia stuartii, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, Serratia marcescens, Shigella flexneri, Shigella sonnei. Indikasi: Untuk pengobatan infeksi yarg disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap ciprofloxacin seperti:

Infeksi saluran kemih termasuk prostatitis Uretritis dan servisitis gonore Infeksi saluran cerna, termasuk demam tifoid yang disebabkan oleh S. typhi, Khasiat ciprofloxacin untuk eradikasi "chronic typhoid carrier" belum diketahui. Infeksi saluran nafas, kecuali pneumonia akibat streptococcus Infeksi kulit dan Jaringan lunak Infeksi tulang sendi

Kontra indikasi:

Penderita yang hipersensitif terhadap ciprofioxacin atau antibiotik derivat kuinolon lainnya. Wanita hamil dan menyusui Anak-anak dibawah usia 12 tahun.

Efek samping:

Efek terhadap saluran cerna : Mual, diare, muntah, gangguan pencernaan, dispepsia, nyeri abdomen, flatulasi, anoreksia, disfagia. Kalau terjadi diare berat atau persisten selama atau sesudah pengobatan, segera konsultasi pada dokter karena gejala tersebut mungkin menutupi kelainan yang lebih serius (colitis pseudo-membran) yang memerlukan tindakan segera. Kalau ini terjadi, pemberian ciprofloxacin harus segera dihentikan dan diganti dengan obat lain yang lebih sesuai (misalnya vancomycin per oral 4 x 250 mg sehari). Obat-obat yang menghambat peristaltik merupakan kontra indikasi. Efek terhadap sistem saraf: o Pusing, sakit kepala, rasa letih, insomnia, agitasi, tremor. Sangat jarang : paralgesia perifer, berkeringat, kejang, ansietas, mimpi buruk, konfusi, depresi, halusinasi, gangguan pengecapan dan penciuman, gangguan penglihatan (misal penglihatan ganda, warna-warni). Reaksi kadang-kadang timbul setelah pemberian ciprofloxacin untuk pertama kalinya. Dalam hal ini ciprofloxacin harus segera dihentikan dan segera konsultasi pada dokter. o Reaksi hipersensitif: Reaksi kulit seperti kemerahan pada kulit, pruritus, drug fever. Reaksi anafilaksis (seperti edema pada wajah, vaskuler dan laring, dyspnea yang bertambah berat sehingga terjadi syok yang mengancam jiwa). Dalam hal ini ciprofloxacin segera dihentikan, tindakan darurat medis (misal mengatasi syok) harus segera dilakukan. Efek terhadap ginjal/urogenital: Nefritis interstisial, gagal ginjal, termasuk gagal ginjal yang transien, poliuria, retensi urin, perdarahan ureter, vaginitis dan asidosis. Efek terhadap hati: Hepatitis, sangat jarang : kelainan hati yang luas seperti nekrosis hati.

Efek terhadap sistem kardiovaskuler: Jarang : takikardia, palpitasi, atrial flutter, ventricular ectopi, sinkope, hipertensi, angina pectoris, infark miokard, cardiopulmonary arrest, cerebral thrombosis, wajah merah dan panas, migren, pingsan. Lain-lain : Jarang: nyeri sendi, lemas seluruh tubuh, nyeri otot, tendovaginitis, fotosensitivitas ringan, tinitus, gangguan pendengaran terutama untuk frekuensi tinggi, epistaksis, laryngeal atau pulmonary oedema, hemoptisis, dyspnea, bronchospasm, pulmonary embolism. Efek pada darah : Eosinofilia, leukositopenia, leukositosis, anemia granulositopenia. Sangat jarang : trombositopenia, trombositosis, kelainan protrombin. Efek pada nilai laboratorium/ deposit urin: Kadar transaminase dan alkali fosfatase dalam darah mungkin meningkat untuk sementara; ikterus kolestasis dapat terjadi terutama pada pasien yang pernah mengalami kelainan, peningkatan kadar urea, kreatinin dan bilirubin darah secara transien; hiperglikemia; pada kasus tertentu: kristaluria dan hematuria.

Interaksi obat:

Obat-obat yang mempengaruhi keasaman lambung (antasida) yang mengandung aluminium atau magnesium hidroksida akan mengurangi absorpsi ciprofloxacin. Karena itu ciprofloxacin harus ditelan 1-2 jam sebelum atau minimal 4 jam sesudah minum antasida. Pembatasan ini tidak berlaku pada antasida yang tidak mengandung aluminium atau magnesium hidroksida. Pemberian ciprofloxacin bersama teofilin dapat meningkatkan kadar teofilin dalam plasma sehingga dapat menimbulkan efek samping teofilin. Apabila kombinasi ini tidak dapat dihindarkan, kadar teofilin dalam plasma harus dimonitor dan dosis teofilin harus dikurangi. Jika kadar teofilin tidak dapat dimonitor, pemberian ciprofloxacin harus dihindari. Kenaikan kadar kreatinin serum untuk sementara terlihat pada pemberian ciprofloxacin bersama cyclosporin. Dalam hal ini, kadar kreatinin serum harus sering dipantau (dua kali seminggu). Harus dipertimbangkan kemungkinan terjadinya interaksi pada pemberian ciprofloxacin bersama probenesid. Pemberian bersama ciprofloxacin dan antikoagulan oral dapat memperpanjang waktu perdarahan. Pemberian bersama metoklopramid mempercepat absorbsi ciprofloxacin.

Peringatan dan perhatian:


Ciprofloxacin harus ditelan dengan air secukupnya untuk mencegah kristaluria. Hati-hati pemberian pada penderita dengan gangguan ginjal (lihat takaran pemakaian). Pemberian tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan. Ciprofloxacin harus diberikan dengan hati-hati pada penderita usia lanjut. Pada kasus epilepsi dan pasien yang pernah mengalami gangguan SSP (misalnya ambang

kejang rendah, riwayat konvulsi, aliran darah ke otak berkurang dan stroke ), ciprofloxacin hanya diberikan jika manfaatnya lebih besar dibanding risikonya, karena pasien demikian mungkin akan menderita efek samping SSP. Meskipun diminum sesuai dengan resep dokter, obat ini dapat mengganggu respon pasien, kemampuan mengemudi dan menjalankan mesin. Gangguan ini akan lebih berat jika diminum bersama alkohol. Seperti halnya antimikroba lainnya, pemberian jangka lama dapat mengakibatkan pertumbuhan berlebih dari mikroorganisme yang kurang peka. Hindarkan penderita dari sinar matahari yang berlebihan. Bila terjadi fototoksisitas, pengobatan harus segera dihentikan.

Takaran pemakaian: Dewasa:


Infeksi ringan/sedang saluran kemih : 2 x 250 mg sehari Infeksi berat saluran kemih : 2 x 500 mg sehari Infeksi ringan/sedang saluran nafas, tulang, sendi, kulit, jaringan lunak : 2 x 250-500 mg sehari Infeksi berat saluran nafas, tulang, sendi, kulit, jaringan lunak : 2 x 500-750 mg sehari Prostatitis kronis : 2 x 500 mg Infeksi saluran cerna: 2 x 500 mg sehari Gonore akut: 250 mg dosis tunggal Untuk mencapai kadar yang adekuat pada osteomielitis akut, dosis tidak boleh kurang dari 2 x 750 mg sehari.

Lama pengobatan tergantung beratnya infeksi, kemajuan klinis dan bakteriologis. Untuk infeksi akut, lama pengobatan biasanya 5-10 hari. Pada umumnya pengobatan harus diteruskan sampai minimal 3 hari setelah gejala klinis hilang. Dosis pada gangguan fungsi ginjal: Bila bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/menit, maka dosis normal hanya diberikan 1 kali sehari atau jika diberikan 2 kali, dosis harus dikurangi separuhnya. Nifedipine

Indikasi: Pengobatan dan pencegahan insufisiensi koroner (terutama angina pektoris setelah infark jantung) dan sebagai terapi tambahan pada hipertensi. Kontra Indikasi:

- Hipersensitivitas terhadap nifedipine. - Karena pengalaman yang terbatas, pemberian nifedipine pada wanita hamil hanya dilakukan dengan pertimbangan yang hati-hati. Komposisi: Tiap tablet selaput mengandung: Nifedipine 10 mg Farmakologi: Nifedipine merupakan antagonis kalsium (calcium channel blocker) yang berefek mengurangi konsumsi oksigen jantung, memperbaiki toleransi latihan pada pasien angina pektoris, mengurangi kebutuhan nitrogliserin dan mengurangi perubahan iskemik jantung saat beristirahat dan beraktivitas. Pada percobaan terhadap hewan, menunjukkan perbaikan perfusi pada miokardium yang iskemik. Pada angina Printzmetal dimana nyeri dada disebabkan oleh spasme koroner, nifedipine terbukti merupakan terapi yang efektif. Nifedipine merupakan anti hipertensi poten, dimana responnya lebih bermakna pada tekanan darah inisial yang lebih tinggi. Pada individu dengan normotensif, tekanan darahnya hampir tidak turun sama sekali. Pada pasien hipertensi, nifedipine menurunkan resistensi perifer serta tekanan darah sistolik dan diastolik, meningkatkan volume per menit dan kecepatan jantung, dan juga mengurangi resistensi koroner, meningkatkan aliran koroner dan menurunkan konsumsi oksigen jantung. Efek antihipertensi dari nifedipine dalam dosis tunggal oral memberi onset sangat cepat dalam waktu 15 - 30 menit dan berlangsung selama 6 - 12 jam. Nifedipine cocok untuk terapi hipertensi ringan, sedang dan berat. Terapi dapat dikombinasi dengan betha-bloker, diuretik, metildopa atau klonidin. Pada kasus resistensi pada betha-bloker atau terapi kombinasi betha-bloker dan diuretik, respon positif dapat diperoleh dengan penambahan nifedipine dalam terapi. Penambahan nifedipine secara oral pada krisis hipertensi akan menurunkan tekanan darah dengan cepat dan efektif. Nifedipine juga digunakan untuk terapi hipertensi nefrogenik, hiperaldosteronisme dan feokromositoma. Berbeda dengan betha-bloker, nifedipine dapat digunakan untuk pasien penderita asma karena tidak meningkatkan disposisi obstruksi bronkial, juga tidak mengganggu sirkulasi prifer tetapi sebaliknya memiliki aksi vasodilatasi. Nifedipine juga cocok digunakan untuk pasien dengan klaudikasi atau sindrom Renaud yang diperburuk oleh betha-bloker. Nifedipine tidak memberi efek ntiaritmia. Pemberian nifedipine secara oral akan diabsorbsi dengan baik, 92 - 98% terikat oleh protein plasma dan diekskresi dalam bentuk metabolit tidak aktif melalui urin. Nifedipine dalam dosis tunggal diekskresi sebesar 80% dalam waktu 24 jam. Insufisiensi ginjal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap farmakokinetik nifedipine.

Dosis: - Dosis tunggal: 5 - 10 mg. - Dosis rata-rata: 5 - 10 mg, 3 kali sehari. Interval di antara 2 dosis pemberian tidak kurang dari 2 jam. Peringan dan Perhatian: Pemberian nifedipine pada pasien dengan stenosis aorta atau pasien yang sedang diberikan bethabloker atau obat depresan miokardium lainnya dapat menyebabkan resiko gagal jantung. Efek Samping: - Dose dependent disebabkan oleh dilatasi vaskular seperti: sakit kepala atau perasaan tertekan di kepala, flushing, pusing, gangguan lambung, mual, lemas, palpitasi, hipotensi, hipertensi ortostatik, edema tungkai, tremor, kram pada tungkai, kongesti nasal, takikardia, tinitus, reaksi dermatologi. - Sangat jarang terjadi, dilaporkan pada pemakaian nifedipine jangka panjang terjadi hiperplasia gusi dan segera kembali ketika pemakaian nifedipine dihentikan. - Efek samping berat yang memerlukan penghentian pengobatan relatif jarang terjadi. Interaksi Obat: - Penggunaan nifedipine bersamaan dengan betha-bloker mempotensi efek antihipertensi nifedipine. - Penggunaan nifedipine bersamaan dengan betha-bloker pada pasien dengan insufisiensi jantung, terapi harus dimulai dengan dosis kecil dan pasien harus dimonitor dengan sangat hatihati. - Penggunaan nifedipine bersamaan dengansimetidin (tidak pada ranitidin) meningkatkan konsentrasi plasma dan efek antihipertensi nifedipine. Overdosis: Intoksikasi nifedipine jarang dijumpai. Dosis 210 mg menyebabkan hipotensi berat dan blok atrioventrikular total. Terapi hipertensi dan blok atrioventrikular dianjurkan dengan infus simpatomimetik (isoprenalin, dopamin) yang memberikan aksi yang berlawanan dengan nifedipine dengan meningkatkan perfusi kalsium ke dlam sel miokardium. Larutan kalsium glikonat 10% dapat diberikan dengan dosis inisial 10 - 20 mlditingkatkan sesuai respon. nama dagang - Clonidine - Catapres

dosis Anak : Oral :

Hipertensi: Awal : 5-10 mcg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 8-12 jam, tingkatkan secara perlahan pada interval hari ke 5 dan 7 menjadi 25 mcg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam, maksimum 0.9 mg/hari. Tes toleransi klonidin (tes pembebasan hormon pertumbuhan dari pituitari ) : 0.15 mg/m atau 4 mcg/kg sebagai dosis tunggal. ADHD (attention deficit/hiperactiity disorder)-unlabeled use:dosis awal 0.005 mg/hari, ditingkatkan setiap 3-7 hari 0.05 mg/hari menjadi 3-5 mcg/kg/hari diberikan dalam 3-4 kali/hari (dosis maksimum : 0.3-0.4 mg/hari).

Dewasa : Oral : hipertensi akut : dosis awal : 0.1-0.2 mg, dapat diikuti dengan penggunaan dosis 0.1 mg setiap jam, jika diperlukan; dinaikkan sampai dosis maksimum 0.6 mg. Sublingual klonidin : 0.1-0.2 mg dua kali sehari; efektif untuk pasien yang tidak bisa menggunakan obat oral. Hipertensi : dosis awal 0,1 mg dua kali sehari (rekomendasi dosis maksimum : 2.4 mg/hari), rentang dosis umum : 0.1-0.8 mg/hari. Transdermal : Hipertensi : berikan sekali setiap 7 hari; untuk dosis awal, mulai dengan 0.1 mg dan tingkatkan dengan 0.1 mg pada interval 1-2 minggu. Rentang dosis umum : 0.1-0.3 sekali dalam seminggu.Orang lanjut usia : 0.1 mg, sekali sehari sebelum tidur, tingkatkan bertahap jika diperlukan. Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal : Clcr<10 mL/menit : gunakan 50-75% dosis awal normal.

indikasi

Pengobatan hipertensi ringan hingga sedang, bisa digunakan sebagai obat tunggal ataupun kombinasi dengan obat antihipertensi lain.

kontraindikasi Penghentian penggunaan klonidin secara tiba-tiba, tanpa memperhatikan rute pemberian dapat mencetuskan sindrom penghentian, terjadinya peningkatan katekolamin serum dan urin. Jika harus menghentikan penggunaan klonidin,dosis seharusnya diturunkan bertahap dalam 2-4 hari untuk menghindari sindrom penghentian. Pasien yang menerima terapi klonidin lebih dari 4 minggu,memerlukan penurunan dosis lebih lama (misalnya penurunan dosis setiap 3 hari). Klonidin seharusnya tidak digunakan oleh ibu menyusui karena adanya potensi reaksi efek samping pada bayi.Konsentrasi klonidin pada air susu diperkirakan dua kali lipat dibanding dalam plasma ibu.

efek samping Lethargi, sedasi, konstipasi dab xerostomia.,sakit kepala, pusing, fatigue dan rasa lemah selama terapi klonidin. Efek samping ini akan menurun dengan terapi kontinyu.Terapi transdermal menyebabkan efek samping yg lebih ringan daripada penggunaan sistemik.Efek samping kardiovaskular : hipotensi,hipotensi ortostatik,palpitasi,sinus trakikardia dan sinus bradikardia. Efek samping non kardiovaskuler: ansietas, asthenia, sakit dada, konfusi, diaforesis, pusing, mengantuk, dispnea, demam, mual, muntah. Hipertensi dapat kambuh kembali selama penghentian terapi klonidin. Reaksi ini terjadi jika terapi klonidin dihentikan secara tibatiba,tanpa memperhatikan rute pemberian. Gejala yg timbul: hipersalivasi,cemas,sakit kepala,sinus takikardia,palpitasi,agitasi,ansietas,diaforesis,mual,sakit otot & sakit perut.Efek ini ditimbulkan krn peningkatan level sirkulasi katekolamin setelah penghentian terapi klonidin secara tiba-tiba. Penghentian terapi secara perlahan,dalam beberapa hari akan mencegah terjadinya hal ini dan pengguanaan klonidin kembali akan mengurangi keparahan efek samping. Terapi klonidin jangan dihentikan karena operasi, gunakan sediaan transdermal selama operasi.

interaksi Dengan Obat Lain : Antipsikotik : penggunaan bersama dengan antipsikotik (khususnya yang berpotensi rendah) atau nitroprusiddapat menghasilkan efek hipotensi tambahan. Beta bloker : potensiasi bradikardia pada pasien yang menerimaklonidin dan dapat memperparah kambuhnya hipertensi setelah penghentian terapi; penghentian beta bkoker dilakukan beberapa hari sebelum penurunan dosis klonidin. Depresan SSP : efek sedatif mungkin meningkat; monitor untuk kenaikan efek ini; yang menyebabkan efek ini termasuk barbiturat, benzodiazepin,opiod, analgesik, etanol dan golongan sedatif lainnya.

Siklosporin : klonidin dapat meningkatkan konsentrasi serum siklosporin (juga takrolimus), penyesuaian dosis siklosporin harus dilakukan. Obat hipoglikemik : klonidin dapat menurunkan gejala hipoglikemia, monitor pasien yang meminum obat diabetes. Anestesi lokal : klonidin epidural dapat memperpanjang blokade sensori dan motorik anestesi lokal. Analgesik narkotik ; akan mempotensiasi efek hipotensif klonidin. Antidepresan trisiklik : efek antihipertensi klonidin diantagonis oleh antidepresan trisiklik. Antidepresan trisiklin dapat mempengaruhi respon hipertensi yang berhubungan dengan penghentian secara tiba-tiba terapi klonidin; hindari penggunaan kombinasi ini dan pertimbangkan alternatif lain. Verapamil :penggunaan bersamaan dapat menyebabkan hipotensi dan blok AV pada beberapa pasien (dokumentasi terbatas);monitor pasien. Etanol : dapat menyebabkan depresi SSP. Dengan Makanan : Hindari dong quai, jika klonidin diindikasikan sebagai antihipertensi (aktivitas estrogenik). Hindari efedra, yohimbe, ginseng (memperparah hipertensi).

mekanisme kerja Menstimulasi adrenoreseptor alfa-2 stem otak, sehingga mengaktivasi penghambatan neuron, menghasilkan penurunan aliran simpatetik dari SSP, penurunkan resistensi perifer, resistensi vaskuler, resistensi vaskuler renal, denyut jantung dan tekanan darah. Penggunaan Klonidin epidural ditujukan untuk mengurangi nyeri dengan mencegah transmisi sinyal nyeri.

Ranitidine Dengan Obat Lain : Meningkatkan efek/toksisitas siklosporin (meningkatkan serum kreatinin), gentamisin (blokade neuromuskuler), glipizid, glibenklamid, midazolam (meningkatkan konsentrasi), metoprolol, pentoksifilin, fenitoin, kuinidin, triazolam. Mempunyai efek bervariasi terhadap warfarin. Antasida dapat mengurangi absorpsi ranitidin. Absorpsi ketokonazol dan itrakonazol berkurang; dapat mengubah kadar prokainamid dan ferro sulfat dalam serum, mengurangi efek nondepolarisasi relaksan otot, cefpodoksim, sianoklobalamin (absorpsi berkurang), diazepam dan oksaprozin, mengurangi toksisitas atropin. Penggunaan etanol dihindari karena dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung. Dengan Makanan :

Makanan tidak mengganggu absorpsi ranitidin. Interaksi Obat : ISDN Dengan Obat Lain : Penginduksi CYP3A4: Penginduksi CYP3A4 dapat menurunkan kadar/efek isosorbid dinitrat. Contoh obat ini adalah aminoglutethimid, karbamazepin, nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin, and rifamisin. Penghambat CYP3A4: Dapat meningkatkan kadar/efek isosorbid dinitrat. Contoh obat ini adalah antifungi golongan azol, kalritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid, nefazodon, nikardipin, propofol, penghambat protease,kuinidin, telithromisin, dan verapamil. Sildenafil, tadalafil, vardenafil: Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik bila digunakan bersama (kontraindikasi), harus diberi interval 24 jam. Etanol: dapat meningkatkan risiko hipotensi. Metotreksat : Meningkatkan toksisitas Metotreksat dengan menurunkan eliminasi di ginjal.

Dengan Makanan : Obat ini bisa diberikan tanpa terpengaruh oleh adanya makanan. ISDN

nama dagang - Hapisor - Isoket - Isoket IV - Isordil - Isosorbide Dinitrate - Sorbidin - Vascardin

- Cedocard/Cedocard Retard

dosis Dosis dewasa (untuk lanjut usia harus diberikan dosis harian terendah dan selanjutnya dititrasi).

Oral : Angina : 5-40 mg, 4 kali sehari, atau 40 mg setiap 8-12 jam, sediaan sustained release. Sublingual: 2.5-5 mg setiap 5-10 menit, maksimum 3 dosis selama 15-30 menit, juga dapat digunakan 15 menit sebelum melakukan aktivitas untuk mencegah terjadinya serangan (profilaksis). Gagal jantung kongestif : dosis awal : 20 mg, 3-4 kali sehari. Dosis target : 120-160 mg/hari dalam dosis terbagi, digunakan secara kombinasi dengan hidralazin. Spasme pada esofagus (unlabeled use) : 5-10 mg sebelum makan. Sublingual : 2.5 mg setelah makan.

indikasi Pencegahan dan pengobatan angina pektoris; untuk gagal jantung kongestif; untuk mengurangi rasa nyeri, disfagia dan spasme pada esofagus dengan reflak gastroesofagus.

kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap isosorbid dinitrat atau komponen lain dalam formulasi; hipersensitif terhadap nitrat organik; penggunaan bersama penghambat phosphodiesterase-5 (PDE-5) (sildenafil, tadalafil, or vardenafil); glaukoma angle-closure( peningkatan tekanan intraocular); trauma kepala atau perdarahan serebral (peningkatan tekanan intrakranial); anemia berat.

efek samping

Kardiovaskuler: Hipotensi, hipotensi postural, pallor, kolaps kardiovaskuler, takikardi, syok, kemerahan, edema perifer. SSP: sakit kepala (paling sering), pusing (karena perubahan tekanan darah), tidak bisa tidur. Gastrointestinal: Mual, muntah, diare. Genitourinari: inkontinensia urin. Hematologi: Methemoglobinemia (jarang, bila overdosis). Neuromuskuler & skelet: Lemah/letih. Mata: Pandangan kabur. Insiden hipotensi dan efek yang tidak diharapkan akan meningkat bila digunakan bersama sildenafil (Viagra). Efek samping lain(1-10% paisne) : bengkak, CHF, hipertensi, takikardi, aritmia, hypotensi, miocardial infark, demam, infeksi,sepsis, perubahan berat badan, asma, sindrom seperti flu, hipergikemi, hipoglikemi, pneumonia, depresi pernafasan.

interaksi Dengan Obat Lain :


Substrat CYP3A4 (mayor). Penginduksi CYP3A4: Penginduksi CYP3A4 dapat menurunkan kadar/efek isosorbid dinitrat. Contoh obat ini adalah aminoglutethimid, karbamazepin, nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin, and rifamisin. Penghambat CYP3A4: Dapat meningkatkan kadar/efek isosorbid dinitrat. Contoh obat ini adalah antifungi golongan azol, kalritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid, nefazodon, nikardipin, propofol, penghambat protease,kuinidin, telithromisin, dan verapamil. Sildenafil, tadalafil, vardenafil: Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik bila digunakan bersama (kontraindikasi), harus diberi interval 24 jam. Etanol: dapat meningkatkan risiko hipotensi. Metotreksat : Meningkatkan toksisitas Metotreksat dengan menurunkan eliminasi di ginjal.

Dengan Makanan : Obat ini bisa diberikan tanpa terpengaruh oleh adanya makanan.

mekanisme kerja Menstimulasi c-GMP intraseluler sehingga menyebabkan relaksasi otot polos baik pada arteri maupun vena. Menurunkan tekanan ventrikel kiri (preload) dan dilatasi arterial sehingga menurunkan resistensi arterial (afterload). Hal ini akan menurunkan kebutuhan oksigen sekaligus adanya dilatasi arteri koroner akan memperbaiki aliran darah

bentuk sediaan Tablet parameter monitoring Dosis dewasa (untuk lanjut usia harus diberikan dosis harian terendah dan selanjutnya dititrasi).

Oral : Angina : 5-40 mg, 4 kali sehari, atau 40 mg setiap 8-12 jam, sediaan sustained release. Sublingual: 2.5-5 mg setiap 5-10 menit, maksimum 3 dosis selama 15-30 menit, juga dapat digunakan 15 menit sebelum melakukan aktivitas untuk mencegah terjadinya serangan (profilaksis).

Gagal jantung kongestif : dosis awal : 20 mg, 3-4 kali sehari. Dosis target : 120-160 mg/hari dalam dosis terbagi, digunakan secara kombinasi dengan hidralazin. Spasme pada esofagus (unlabeled use) : 5-10 mg sebelum makan. Sublingual : 2.5 mg setelah makan. Kalium Klorida [ Index Informasi Obat ] Deskripsi - Nama & Struktur KCl : Kimia - Sifat Fisikokimia Suplemen kalium dalam bentuk garam sangat larut dalam air. Injeksi : kalium klorida mempunyai pH 4.0 8.0 - Keterangan Senyawa ini berperan dalam sejumlah proses fisiologi yang penting, seperti menjaga tonisitas intraseluler dan transportasi natrium ke dalam : sel membran, metabolisme seluler, transmisi impuls syaraf, kontraksi jantung, keseimbangan asam basa dan menjaga fu Golongan/Kelas Terapi Obat Kardiovaskuler Nama Dagang

Indikasi Mengatasi kekurangan/penurunan kadar kalium darah. Penggantian kehilangan kalium terutama diperlukan : 1. Pada penggunaan digoksin atau obat-obatan anti arrhytmia, hal ini karena kekurangan kalium dapat menginduksi aritmia 2. Pada pasien dengan hiperaldosteronis sekunder, misalnya stenosis arteri ginjal, sirosis hati, sindrom nefrotik dan gagal jantung yang berat 3. Pada pasien yang banyak kehilangan kalium melalui feses, seperti : diare kronik yang berhubungan dengan intestinal malabsorpsi atau penyalahgunaan laksatif Kalium juga diberikan untuk mengatasi kekurangan kalium pada penderita lanjut usia karena asupan kalium yang kurang memadai (lihat peringatan pada insufisiensi ginjal).Selain itu juga diperlukan selama penggunaan obat jangka panjang yang diketahui dapat menginduksi kehilangan kalium(seperti kortikosteroid). Suplemen kalium jarang diperlukan pada penggunaan dosis rendah diuretik pada pengobatan hipertensi; untuk mencegah terjadinya hipokalemia pada penggunaan diuretik seperti furosemid atau tiazida untuk menghilangkan oedema, lebih direkomendasikan penggunaan diuretik hemat kalium dari pada memberikan penambahan suplemen kalium pada obat-obat tersebut. Kekurangan kalium sering berhubungan dengan kekurangan klorida dan metabolik alkalosis dan gangguan ini memerlukan perbaikan. Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Bila garam kalium diberikan untuk mencegah hipokalemia dosis kalium klorida 2 4 g (kira-kira 25 50 mmol) tiap hari peroral dapat diberikan pada pasien dengan diet normal. Dosis yang lebih kecil harus digunakan bila terdapat insufisiensi ginjal (biasanya terjadi pada penderita lanjut usia) bila tidak ada bahaya hiperkalemia. Jika terdapat kekurangan kalium yang berat dosis yang lebih besar dapat diberikan, jumlahnya tergantung dari besarnya kehilangan kalium (diperlukan monitoring konsentrasi plasma kalium dan kosultasi kepada ahlinya). Garam kalium lebih baik diberikan dalam bentuk sediaan cairan (atau effervescent) daripada dalam bentuk sediaan tablet modified-release, obat harus diberikan dalam bentuk klorida (penggunaan tablet kalium effervescent harus dibatasi untuk keadaan hyperchloaemic) Farmakologi

Absorpsi: diabsorpsi dengan baik pada saluran cerna bagian atas. Distribusi : masuk ke dalam sel melalui transport aktif dari cairan ekstraselular. Ekskresi : terutama melalui urin; kulit dan feses (dalam jumlah sedikit); sebagian besar kalium di usus akan direabsorpsi Stabilitas Penyimpanan Lindungi dari udara lembab. Simpan pada suhu kamar, hindarkan dari suhu dingin (freezing); gunakan hanya jika larutan jernih; gunakan admixture dalam 24 jam. Kontraindikasi Kerusakan ginjal yang berat kadar plasma kalium diatas 5 mmol/L. Allergi terhadap obat , penyakit Addisons, dehidrasi akut, kadar serum kalium dalam darah tinggi Efek Samping Garam kalium menyebabkan mual dan muntah (gejala yang berat dapat merupakan tanda obstruksi) sehingga rendahnya kepatuhan pengobatan merupakan kendala utama efektifitas obat; jika memungkinkan penggunaan diuretik hemat kalium lebih dianjurkan (lihat juga diatas). Efek samping yang lain berupa ulserasi pada oesophagus dan usus kecil. Efek samping yang jarang terjadi skin rash. Interaksi - Dengan Obat Lain : Meningkatkan efek/toksisitas : diuretic hemat kalium, substitusi garam, ACE inhibitor, siklosporin dan obat yang mengandung kalium seperti garam kalium dari penisilin.

- Dengan Makanan :

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan : Faktor risiko : A. Tidak diketahui apakah penggunaan garam kalium pada ibu hamil dapat membahayakan janin atau dapat mempengaruhi kapasitas reproduksi. Berikan obat pada wanita hamil hanya jika memang diperlukan.

- Terhadap Ibu Menyusui : Tidak diketahui apakah obat dapat diekskresikan kedalam air susu. Obat diberikan dengan hati-hati pada ibu menyusui. Nilai normal kalium dalam air susu 13 mEq/L. Sepanjang kalium dalam tubuh tidak berlebih, kontribusi garam kalium hanya sedikit atau tidak mempunyai efek pada air susu.

- Terhadap Anak-anak : Keamanan dan efikasi penggunaan obat pada anak-anak belum terbukti.

- Terhadap Hasil Laboratorium :

Parameter Monitoring Serum kalium, glukose, klorida, pH, output urin , monitor jantung Bentuk Sediaan Tablet Peringatan

Penderita lanjut usia, kerusakan ginjal ringan sampai sedang (diperlukan monitoring ketat) , intestinal stricture, riwayat peptic ulcer , hiastus hernia (untuk sediaan lepas lambat) Penting: berbahaya jika diberikan bersamaan dengan obat-obat yang dapat meningkatkan kadar kalium plasma seperti diuretik hemat kalium, inhibitor ACE Iatau siklosporin. Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus Ion-exchange resin dapat digunakan untuk mengatasi kelebihan kadar kalium plasma pada hiperkalemia ringan sampai sedang yang tidak memperlihatkan perubahan EKG ; terapi intravena diperlukan dalam keadaan darurat . Informasi Pasien Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah dan/frekuensi pemakaian obat tanyakan pada apoteker atau dokter. Obat dapat menyebabkan gangguan pada saluran cerna, gunakan obat bersama makanan atau sesudah makan dan dengan segelas air. Telan seluruhnya, jangan menggerus tablet, mengunyah tablet, atau membelah tablet. Bicarakan dengan dokter atau apoteker bila anda mempunyai masalah menelan obat. Segera hubungi dokter jika kaki dan tangan terasa gatal, timbul rasa lemah dan letih yang tidak biasa, rasa berat pada kaki, mual yang hebat, muntah, nyeri abdomen dan warna hitam pada feces (perdarahan pada gastrointestinal). Jangan menghentikan penggunaan obat tanpa kosultasi dengan dokter,Jangan menggunakan obat lebih dari yang telah diresepkan tanpa konsultasi dengan dokter. Tes laboratorium diperlukan untuk memonitor terapi. Pastikan hal ini dilakukan. Kalium yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat mengakibatkan efek yang tidak diinginkan pada jantung. Pastikan dokter atau apoteker mengetahui obat-obat jantung lain yang anda gunakan. Sumber makanan yang mengandung kalium : daging sapi, ayam, ikan ,susu, pisang, brokoli, bayam, dll. Setelah obat dilepaskan, tablet kosong dapat nampak pada feses. Hal ini adalah normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Jangan menggunakan substitusi garam, kecuali atas nasehat dokter. Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat. Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari dokter atau apoteker. Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, mintalah nasehat dokter atau apoteker. Obat ini hanya digunakan oleh pasien yang mendapat resep. Jangan diberikan pada orang lain. Mekanisme Aksi Kalium merupakan kation utama pada cairan intraseluler dan penting untuk konduksi impuls syaraf di jantung, otak dan otot skeletal; kontraksi jantung, otot halus dan skeletal; mempertahankan fungsi ginjal normal, keseimbangan asam basa, metabolisme karbohidrat, dan sekresi lambung. Monitoring Penggunaan Obat Serum kalium, glukose, chlorida, pH, output urin , monitor jantung (pada pemberian kalium secara intermittent infusi atau kecepatan infus kalium >0,25 mEq/kg/jam)

FOLIC ACID 5MG TAB BIOMEDIS

Price: Call for Pricing


706

Kandungan FOLIC ACID Indikasi : buhan janiPertumn. clefisiensi asam folat suplemen seat hamil & laktasi, konclisi dimana kebutuhan asam folat meningkat. Kontra Indikasi Terapi jangka panjang pd clefisiensi kobalamin yg tdk diobati. Efek Samping Perhatian Dosis D: 400-500 mcg1hr. Deftlensl asam folat Awal 0.25-1 mg/hr. Dosis pemeliharaan: 0.25 mg/hr (lbu hamil & menyusui: 0.8 mg/hr). Suplemen diet (pd 1bu hamil) 0.1-1 mg/hr, Kondial dimana kabutuhan asam folat meningkot 0.5-1 mg/hr. Interaksi Terapi jangka panjang pd clefisiensi kobalamin yg tdk diobati. Kemasan Terapi jangka panjang pd clefisiensi kobalamin yg tdk diobati.

You might also like