You are on page 1of 76

SIMULATOR PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PENGEMUDI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATmega 16 PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas

Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Oleh Galuh Tuhu Prasetyo NIM. 08507134012

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

ii

iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama NIM Program Studi Judul Proyek Akhir : Galuh Tuhu Prasetyo : 08507134012 : Teknik Elektronika D3 : Simulator Pendeteksi Kadar Alkohol Pengemudi Berbasis Mikrokontroller ATmega16 Menyatakan bahwa Proyek Akhir ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain sebagai persyaratan penyelesaian studi di Universitas Negeri Yogyakarta atau perguruan tinggi lain, kecuali bagianbagian tertentu saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti kaidah penulisan karya ilmiah yang benar. Jika terbukti pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta, 16 Maret 2012 Yang Menyatakan,

Galuh Tuhu Prasetyo NIM. 08507134012

iv

PROYEK AKHIR SIMULATOR PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PENGEMUDI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATmega16 Oleh :GaluhTuhuPrasetyo Nim : 08507134012 ABSTRAK Semakin banyaknya kecelakaan yang terjadi akibat pengemudi yang mengkonsumsi alkohol ketika berkendara membuat resah banyak pihak. Karena itu, setiap mobil dimasa depan diharapkan sudah dilengkapi dengan alat pendeteksi kadar alkohol secara otomatis. Perangkat pendeteksi kadar alkohol tersebut diharapkan dapat menyelamatkan ribuan nyawa per tahun. Pada proyek akhir ini penulis merancang simulator pendeteksi kadar alkohol pengemudi. Keunggulan dari simulator pendeteksi kadar alkohol pengemudiini menggunakan sistem kontrol ATmega16 yang bekerja secara otomatis. Dalam pembuatan simulator pendeteksi kadar alkohol pengemudi berbasis mikrokontroller Atmega16 terdiri dari beberapa tahap yaitu: (1) Identifikasi kebutuhan, (2) Analisis kebutuhan, (3) Konsep rancangan, (4) Pembuatan dan (5) Pengujian. Alat ini tersusun atas perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak menggunakan program CodeVision AVR dengan bahasa C. Perangkat keras menggunakan catu daya 5V DC, sensor MQ-3, sistem minimum dengan ATmega16, relay, LED sebagai indikator dan kipas sebagai simulator mesin mobil. Alat ini bekerja dengan suplaytegangan 5V DC dari catu daya. Pada alat ini relay dipasang dalam keadaan normally close. Sensor alkohol MQ-3 akan mendeteksi kadar alkohol yang diminum oleh pengemudi mobil, hasil inputannya akan diolah Atmega16. Jika kadar alkohol yang terdeteksi kurang dari 5% keadaan relay tidak akan berubah, sehingga kipas dan LED akan tetap menyala. Tetapi jika kadar alkohol yang terdeteksi lebih dari 5% kontak poin relay akan terputus, sehingga kipas dan LED akan mati. Hasil deteksi kadar alkohol akan ditampilkan pada LCD. Pengukuran kadar alkohol dengan sensor MQ-3 berselisih 1% dari kadar alkohol yang sebenarnya. Dengan sensitivitas sensor sebesar 60 mV/%. Dari hasil pengujian jarak sensor dengan mulut didapatkan jarak paling efektif adalah sejauh 7 cm dan maksimal 9 cm, jika lebih dari itu sensitivitas sensor akan berkurang. LED dan kipas akan menyala bila kadar alkohol yang terdeteksi kurang dari 5 %, sebaliknya jika kadar alkohol yang terdeteksi lebih dari 5 % LED dan kipas akan mati. Kata kunci : sensor MQ-3, pendeteksi kadar alkohol pengemudi.

HALAMAN PERSEMBAHAN

Proyek Akhir ini kupersembahkan kepada : Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik

Bapak, Ibu serta kakak-kakakku atas segala doa, perhatian, kasih sayang dan dukungannya

Seluruh kawan-kawan kelas C Teknik Elektronika 2008, semoga selalu semangat

Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini

vi

MOTTO

Sesungguhnya semua urusan (perintah) apabila Allah menghendaki segala sesuatunya, Allah hanya berkata Jadi maka jadilah (Q.S Yaasiin : 82)

Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan

Visi tanpa eksekusi adalah lamunan. Eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk

Sukses tidak akan datang bagi mereka yang hanya menunggu tanpa berbuat apa-apa, tapi sukses akan datang bagi mereka yang selalu berusaha mewujudkan mimpinya

Bahagia bukan milik dia yang hebat dalam segalanya, namun dia yang mampu temukan hal sederhana dalam hidupnya dan tetap bersyukur

Kamu dapat menunda, Tapi waktu tidak

Berhentilah berpikir tentang apa yang kita inginkan dan lebih berusahalah dengan apa yang kita butuhkan

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Proyek Akhir dengan judul Simulator Pendeteksi Kadar Alkohol Pengemudi Berbasis Mikrokontroller ATmega16 di Universitas Negeri Yogyakarta. Proyek Akhir ini merupakan salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada program Diploma-III jurusan Pendidikan Teknik Elektronika di Universitas Negeri Yogyakarta. Proyek Akhir ini dapat terselesaikan tak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Dr. Moch. Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Bapak Drs. Muhammad Munir, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika. 3. Ibu Dra. Sri Waluyanti, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan sehingga terselesainya laporan ini. 4. Kedua Orang Tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan proyek akhir ini dengan baik.

viii

5. Teman-teman

seangkatan

dan

seperjuangan,

terimakasih

atas

kerjasamanya serta dukungannya. 6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala bantuan yang Bapak/Ibu dan teman-teman berikan dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah SWT dan mendapat pahala dari-Nya. Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan proyek akhir ini senantiasa diterima dengan senang hati. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 16 Maret 2012

Penulis

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................iv ABSTRAK .....................................................................................................v HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................vi MOTTO .........................................................................................................vii KATA PENGANTAR ...................................................................................viii DAFTAR ISI ..................................................................................................x DAFTAR TABEL ..........................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..............................................................................1 B. Identifikasi Masalah......................................................................2 C. Batasan Masalah............................................................................3 D. Rumusan Masalah .........................................................................3 E. Tujuan ...........................................................................................4 F. Manfaat .........................................................................................4 G. Keaslian Gagasan..........................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI A. Sensor Alkohol MQ-3 ...................................................................6 B. Mikrokontroller AVR ...................................................................10 C. Perangkat Lunak CodeVision AVR ..............................................13 D. LCD Karakter 2x16.......................................................................16 E. Relay .............................................................................................18 F. LED ...............................................................................................20 G. Kadar Alkohol...............................................................................22 H. Bahaya Mengkonsumsi Alkohol Saat Menyetir ...........................24 I. Jenis Minuman Beralkohol.26 J. Ketahanan Tubuh Terhadap Alkohol.27 BAB III PERANCANGAN ALAT A. Identifikasi Kebutuhan ..................................................................29 B. Analisis Kebutuhan .......................................................................29 C. Diagram Rancangan ......................................................................30 D. Perancangan Rangkaian ................................................................31 1. Rangkaian Catu Daya.............................................................31 2. Rangkaian Sistem Minimum ATmega16 ..............................32 3. Rangkaian Driver Relay ........................................................33 E. Langkah Pembuatan Alat ..............................................................34 1. Pembuatan Box Rangkaian.....................................................34 2. Pembuatan PCB ....................................................................35 F. Diagram Alir/Flowchart Pendeteksi Kadar Alkohol ....................37

xi

G. Perancangan Program....................................................................38 BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian.......................................................................................39 1. Pengujian Rangkaian Catu Daya.............................................39 2. Pengujian Sensor Alkohol MQ-3 ...........................................40 3. Pengujian Output Rangkaian LED danKipas..........................41 4. Pengujian Penampil LCD........................................................41 B. Pembahasan...................................................................................43 1. Analisis Rangkaian Catu Daya................................................44 2. Analisis Sensor Alkohol MQ-3...............................................50 3. Analisis Output Rangkaian .....................................................52 4. Analisis Penampil LCD ..........................................................53 5. Analisis Program.....................................................................55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................58 B. Kelemahan Alat.............................................................................59 C. Saran .............................................................................................60 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................61 LAMPIRAN...................................................................................................63

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Fungsi Pin LCD karakter 2x16 .............................................................17 Tabel 2. Pengukuran tegangan IC regulator 7805..............................................39 Tabel 3. Hasil Pengukuran Sensor MQ-3 ...........................................................40 Tabel 4. Hasil Pengukuran Jarak Sensor MQ-3 dengan Mulut40 Tabel 5. Hasil Pengukuran Jarak Sensor MQ-3 dengan Permukaan Alkohol pada Botol..41 Tabel 6. Hasil Pengujian Output..41 Tabel 7. Karakteristik IC Regulator 780549 Tabel 8. Karakteristik Sensor MQ-351 Tabel 9. Karakteristik Relay.52 Tabel 10. Karakteristik LED53 Tabel 11. Karakteristik LCD55

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi Ketika Terdeteksi Adanya Gas Alkohol..............................6 Gambar 2. Lapisan Bahan Dalam Sensor MQ-3.................................................7 Gambar 3. Rangkaian dan Gambar Alkohol Gas Sensor MQ-3 .........................8 Gambar 4. Prinsip Kerja Sensor MQ-3 ...............................................................9 Gambar 5. Konfigurasi Pin ATmega16 ..............................................................11 Gambar 6. Sistem Minimum Mikrokontroller ATmega16 .................................11 Gambar 7. IDE Perangkat Lunak CodeVision AVR...........................................15 Gambar 8. Menginisialisasi Register-Register Pada Mikrokontroller AVR.......16 Gambar 9. LCD Karakter 2x16...........................................................................16 Gambar 10. Relay yang Tersedia di Pasaran ......................................................18 Gambar 11. Skematik Tipe-Tipe Relay ..............................................................19 Gambar 12. Rangkaian Penggerak (Driver) Relay .............................................19 Gambar 13. LED .................................................................................................20 Gambar 14. Contoh Minuman Beralkohol..........................................................24 Gambar 15. Diagram Rancangan ........................................................................30 Gambar 16. Rangkaian Catu daya.......................................................................32 Gambar 17. Rangkaian Sistem Minimum ATmega16........................................33 Gambar 18. Rangkaian Driver Relay..................................................................34 Gambar 19. Box Tampak Atas ............................................................................35 Gambar 20. FlowchartPendeteksi Kadar Alkohol..............................................37 Gambar 21. Tampilan Pada LCD Saat Pertama Dinyalakan ..............................42

xiv

Gambar 22. TampilanPada LCD Kadar 0%.......................................................42 Gambar 23. Tampilan Pada LCD Kadar 5%.......................................................42 Gambar 24. Tampilan pada LCD Kadar 10%.....................................................43 Gambar 25. Tampilan pada LCD Kadar 20%.....................................................43 Gambar 26. Rangkaian Penyearah Dengan Sistem Bridge.44 Gambar 27. Filter Kapasitor46 Gambar 28. Bentuk Gelombang Input dan Output Catu Daya Dengan Penyearah Full Wave. (a) Bentuk Gelombang Output (b) Bentuk Gelombang Input48 Gambar 29. Bentuk Gelombang Dengan Penyearah Full Wave.48 Gambar 30. Susunan kaki IC Regulator..49 Gambar 31. Grafik Respon Tegangan Terhadap Kadar Alkohol50 Gambar 32. Konfigurasi Pin LCD ke Mikrokontroller54

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rangkaian Simulator Pendeteksi Kadar Alkohol Pengemudi Lampiran 2. Rangkaian Sistem Minimum Pendeteksi Kadar Alkohol Lampiran 3. Rangkaian Driver Relay Lampiran 4. Rangkaian Catu Daya Lampiran 5. Layout PCB Simulator Pendeteksi Kadar Alkohol, Driver Relay dan Catu Daya Lampiran 6. Gambar Alat Lampiran 7. Listing Program Lampiran 8. Datasheet IC Regulator 7805 Lampiran 9. Datasheet Sensor Alkohol MQ-3 Lampiran 10. Datasheet ATmega16 Lampiran 11. Datasheet Relay Lampiran 12. Datasheet LCD

xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penggunaan etanol atau alkohol sebagai minuman sudah dikenal luas. Karena jumlah pemakaian etanol dalam minuman amat banyak, maka tidak mengherankan kerusakan organ dalam akut maupun kerusakan saraf otak akibat etanol sering terjadi. Alkohol di Indonesia sudah menjadi lazim dan diterima dalam pergaulan sosial, namun seringkali dikonsumsi berlebihan sehingga menjadi penyebab utama kecelakaan lalu-lintas. Dari penelitian menunjukkan sepanjang tahun 2010 dari total kecelakaan, 30% disebabkan karena pengemudi mabuk. Pada saat akhir pekan, persentase ini meningkat hingga 53% (Tempo : 2011). Berdasarkan informasi yang dikutip Okezone dari situs TMC Polda Metro Jaya, mobil Toyota Avanza menabrak sebuah rumah dan juga menghancurkan rambu lalu lintas di Jalan Pekojan, Tambora, Jakarta Barat sekitar pukul 02.00 WIB. Penyebab kecelakaan ini dikarenakan pengemudi tengah mabuk sehingga kehilangan kendali saat berkendara (Okezone : 2010). Di Semarang diberitakan Pos Kota, truk bermuatan semen cair menabrak kerumunan orang di pasar tumpah di Jalan Sudirman Kota Brebes sekitar pukul 05.00. Akibat kejadian itu tujuh orang tewas dan sejumlah korban lainnya lukaluka (Pos Kota : 2011). Semakin banyaknya kecelakaan yang terjadi akibat pengemudi mabuk ketika mengendara membuat resah banyak pihak. Karena itu, setiap mobil dimasa depan diharapkan sudah dilengkapi dengan alat deteksi alkohol secara otomatis. Perangkat pendeteksi alkohol tersebut diharapkan dapat menyelamatkan ribuan nyawa per tahun. Keunggulan dari alat pendeteksi
1

alkohol ini menggunakan sistem kontrol ATmega16 yang bekerja secara otomatis. Alat ini akan mendeteksi adanya alkohol melalui bau mulut manusia (pengemudi mobil) menggunakan sensor alkohol. Jika kadar alkohol yang terdeteksi oleh sensor lebih dari 5%, maka sistem ini akan mengaktifkan relay untuk mematikan sistem pengapian pada mobil secara otomatis. Namun bila kadar alkohol yang terdeteksi kurang dari 5%, sistem ini tidak akan mengaktifkan relay, jadi mobil tetap bisa dinyalakan. Untuk itu, berdasarkan latar belakang masalah tersebut perlu dilakukan suatu penanganan khusus, guna mencegah ataupun meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas yang ditimbulkan akibat pengemudi mobil yang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan. Disini penulis merancang suatu alat dengan judul ALAT PENDETEKSI ALKOHOL MELALUI BAU MULUT MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 16. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, masalah masalah yang dapat diidentifikasi adalah : 1. Peredaran alkohol yang semakin meluas, membuat masyarakat lebih mudah untuk mengkonsumsi alkohol. 2. Penyebab kecelakaan lalu-lintas yang terjadi, sebesar 30% dikarenakan pengemudi mabuk. Hal ini terjadi karena pengemudi sering kehilangan kendali saat menyetir akibat pengaruh dari alkohol. 3. Peringatan dini tentang kadar alkohol yang dikonsumsi pengemudi belum ada.

C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang muncul, perlu adanya pembatasan masalah sehingga ruang lingkup permasalahannya jelas. Dalam proyek akhir ini penulis membatasi masalah untuk membuat alat yang dapat : 1. Mendeteksi kadar alkohol yang diminum oleh pengemudi mobil berbasis mikrokontroller ATmega16. 2. Memutuskan sistem perapian pada mobil secara otomatis jika terdeteksi kadar alkohol pengemudi lebih dari 5% berbasis mikrokontroller ATmega16, sehingga mobil tidak bias distarter. 3. Pengujian secara langsung dari mulut hanya untuk kadar alkohol 5%, selainnya menggunakan botol. Alat ini bekerja dengan memanfaatkan sensor alkohol sebagai pendeteksi kadar alkohol, mikrokontroller sebagai sistem kontrolnya dan relay sebagai saklar otomatis untuk menyalakan atau mematikan LED dan kipas. D. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang dan batasan masalah maka dapat dirumuskan : 1. Bagaimana merancang hardware alat pendeteksi alkohol melalui bau mulut manusia dengan menggunakan ATmega16 ? 2. Bagaimana merancang software alat pendeteksi alkohol melalui bau mulut manusia dengan menggunakan ATmega16 ? 3. Bagaimana unjuk kerja dari alat pendeteksi alkohol melalui bau mulut manusia dengan menggunakan ATmega16 ?

E. Tujuan Tujuan dari pelaksanaan proyek akhir ini antara lain : 1. Mahasiswa dapat merancang dan mensimulasikan hardware simulator pendeteksi kadar alkohol pengemudi dengan menggunakan ATmega16. 2. Mahasiswa dapat merancang software simulator pendeteksi kadar alkohol pengemudi dengan menggunakan ATmega16. 3. Mahasiswa dapat mengetahui unjuk kerja dari simulator pendeteksi kadar alkohol pengemudi dengan menggunakan ATmega16. F. Manfaat Dengan penelitian dan pembuatan alat ini diharapkan memberikan manfaat antaralain : 1. Bagi Mahasiswa a. Sebagai sarana implementasi pengetahuan yang didapat di bangku pendidikan. b. Sebagai bentuk kontribusi terhadap Universitas baik dalam citra maupun daya tawar terhadap masyarakat luas. 2. Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika a. Terciptanya alat yang inovatif dan bermanfaat sebagai sarana ilmu pengetahuan. b. Sebagai wujud partisipasi dalam pengembangan dibidang IPTEK. 3. Bagi Masyarakat Umum a. Mencegah terjadinya kecelakaan lalu-lintas akibat konsumsi alkohol secara berlebihan oleh pengemudi mobil.

b. Mendeteksi alkohol yang dikonsumsi oleh pengemudi mobil. G. Keaslian Gagasan Proyek akhir yang berjudul ALAT PENDETEKSI ALKOHOL MELALUI BAU MULUT MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 16 merupakan asli gagasan penulis. Alat pendeteksi kadar alkohol pernah dibuat oleh Dewata Elektronik yang aplikasinya hanya untuk mendeteksi kadar alkohol pada minuman (Dewata Elektronik Blog : 2011) . Adapun yang menjadi ciri khas pada proyek akhir ini adalah : 1. Menggunakan sensor alkohol MQ-3 sebagai alat pendeteksinya. 2. Menggunakan ATmega16 sebagai sistem pengolahnya. 3. Menggunakan relay sebagai saklar otomatis untuk mengendalikan output kipas dan LED. 4. Menggunakan LED sebagai indikator dan kipas sebagai simulator mesin mobil. 5. Menggunakan LCD sebagai penampil. 6. Alat ini diaplikasikan untuk sistem keamanan berkendara.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Sensor Alkohol Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal elektrik baik arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor untuk menghasilkan sinyal elektrik meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan magnet,cahaya, pergerakan dan sebagainya. Sementara fenomena kimia dapat berupa konsentrasi dari bahan kimia baik cairan maupun gas. Jika konsentrasi gas menurun, proses deoksidasi akan terjadi, rapat permukaan dari muatan negatif oksigen akan berkurang, dan mengakibatkan menurunnya ketinggian penghalang dari daerah sambungan.

Gambar 1. Ilustrasi Ketika Terdeteksi Adanya Gas Alkohol (Scribd : 2011)

Sensor gas MQ-3 merupakan salah satu sensor utama dalam penelitian ini. Sensor ini merupakan sebuah sensor kimia atau sensor gas. Sensor ini mempunyai nilai resistansi Rs yang akan berubah bila terkena gas di udara yaitu gas metana dan ethanol. Sensor MQ-3 mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap dua jenis gas tersebut. Jika sensor tersebut mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut di udara dengan tingkat konsentrasi tertentu, maka sensor akan menganggap terdapat gas alkohol di udara. Dan ketika sensor mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut maka resistansi elektrik sensor tesebut akan menurun yang menyebakan tegangan yang dihasilkan oleh output sensor akan semakin besar. Selain itu, sensor juga mempunyai sebuah pemanas (heater) yang digunakan untuk membersihkan ruangan sensor dari kontaminasi udara luar agar sensor dapat bekerja kembali secara efektif.

Gambar 2. Lapisan Bahan Dalam Sensor (Scribd : 2011)

Alkohol Gas Sensor MQ-3 merupakan sensor alkohol yang cocok untuk mendeteksi kadar alkohol secara langsung, misal pada nafas kita. Sensor alkohol MQ-3 memiliki sensitivitas tinggi dan waktu respon yang cepat. Rangkaian driver untuk sensor alkohol MQ-3 ini sangat sederhana, hanya perlu 1 buah variabel resistor. Output dari Sensor alkohol MQ-3 ini berupa tegangan analog yang sebanding dengan kadar alkohol yang diterima. Antarmuka yang diperlukan cukup sederhana, bisa menggunakan ADC yang dapat merespon tegangan 0 volt 3,3 volt saja. Nilai resistor yang dipasang harus dibedakan untuk berbagai jenis konsentrasi gas. Jadi perlu dikalibrasi untuk 0,4mg/L (sekitar 200ppm) konsentrasi alkohol di udara dan resistansi pada output sekitar 200K (100K sampai 470K).

Gambar 3. Rangkaian dan Gambar Alkohol Gas Sensor MQ-3


(Belajar Elektronika : 2011) Spesifikasi dari alkohol gas sensor MQ-3 adalah : 1. Sensitivitas terhadap kadar alkohol tinggi dan rendah. 2. Respon yang cepat dan sensitivitas tinggi. 3. Stabil dan tahan lama. 4. Tegangan sumber 5V DC atau AC. 5. Suhu operasi -10 sampai 70o C. 6. Konsumsi daya kurang dari 750mW.

Adapun prinsip kerja dari sensor ini adalah sebagai berikut, Sensor gas MQ-3 hanya terdiri dari sebuah lapisan silikon dan dua buah elektroda pada masing-masing sisi silikon. Hal ini akan menghasilkan perbedaan tegangan pada outputnya ketika lapisan silikon ini dialiri oleh arus listrik. Tanpa adanya gas alkohol yang terdeteksi, arus yang mengalir pada silikon akan tepat berada ditengah-tengah silikon dan menghasilkan tegangan yang sama antara elektroda sebelah kiri dan elektroda sebelah kanan, sehingga beda tegangan yang dihasilkan pada output adalah sebesar 0 volt. Gambar Prinsip kerja sensor, saat tidak ada gas alkohol yang terdeteksi

Gambar 4. Prinsip Kerja Sensor (Scribd : 2011) Ketika terdapat gas alkohol yang mempengaruhi sensor ini, arus yang mengalir akan berbelok mendekati atau menjauhi salah satu sisi silikon. Ketika arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati sisi silikon sebelah kiri maka terjadi ketidakseimbangan tegangan output dan hal ini akan menghasilkan beda tegangan di outputnya. Begitu pula bila arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati sisi silikon sebelah kanan. Semakin besar konsentrasi gas yang mempengaruhi sensor ini, pembelokan arus di dalam lapisan silikon juga semakin besar, sehingga ketidakseimbangan tegangan antara kedua sisi lapisan silikon pada sensor semakin besar pula. Semakin

10

besar ketidakseimbangan tegangan ini, beda tegangan pada output sensor juga semakin besar. (Scribd : 2011) B. Mikrokontroller AVR ( Alf and Vegaards Risc Processor) Mikrokontroller jenis AVR adalah prosesor yang sekarang ini paling banyak digunakan dalam membuat aplikasi sistem kendali bidang instrumentasi, dibandingkan dengan mikrokontroller keluarga MCS51 seperti AT 89C51/52. Mikrokontroller seri AVR pertama kali diperkenalkan ke pasaran sekitar tahun 1997 oleh perusahaan Atmel, yaitu sebuah perusahaan yang sangat terkenal dengan produk mikrokontroller seri AT89S51/52-nya yang sampai sekarang masih banyak digunakan di lapangan. Keterbatasan pada mikrokontroller tersebut (resolusi, memori, dan kecepatan) menyebabkan banyak orang beralih ke mikrokontroller AVR. Hal ini karena ada beberapa kelebihan dari tipe AVR ini yaitu diantaranya ADC, DAC, Counter, Timer, I2C, USART, dan sebagainya. Mikrokontroller AVR standar memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu situs clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 situs clock. Hal ini karena kedua jenis mikrokontroller tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC (Reduce Insruction Set Computing), sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFFxx. Perbedaan dari masing-masing keluarga AVR tersebut adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Untuk mengoptimalkan performa, mikrokontroller ATmega16 menggunakan arsitektur Harvard (dengan memori dan bus terpisah untuk program dan data). (Widodo Budiharto dan Gamayel Rizal : 2007).

11

Gambar 5. Konfigurasi PIN ATmega16 (Alldatasheet : 2011)

Gambar 6. Sistem Minimum Mikrokontroller ATmega16 (Alldatasheet : 2011) (Alldatasheet : 2011) Berikut adalah keterangan port-port dari AVR ATmega 16 : 1. VCC : Supply tegangan digital.

12

2. GND : Ground 3. Port A : Port A sebagai input analog ke A/D konverter. Port A juga sebagai 8-bit bi-directional port I/O, jika A/D konverter tidak digunakan. Pin-pin port dapat menyediakan resistor-resistor internal pull-up. Ketika port A digunakan sebagai input dan pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber arus jika resistor-resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port A adalah tri-state ketika kondisi reset menjadi aktif sekalipun clock tidak aktif. 4. Port B : Port B adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan resistorresistor internal pull-up. Buffer output port B mempunyai karaketristik drive yang simetris dengan kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi. Sebagai input, port B yang mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber arus jika resistor-resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port B adalah tri-state ketika kondisi reset menjadi aktif sekalipun clock tidak aktif. 5. Port C : Port C adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan resistorresistor internal pull-up. Buffer output port C mempunyai karaketristik drive yang simetris dengan kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi. Sebagai input, port C yang mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber arus jika resistor-resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port C adalah tri-state ketika kondisi reset menjadi aktif seklipun clock tidak aktif. Jika antarmuka JTAG enable, resistorresistor pull-up pada pin-pin PC5(TDI), PC3(TMS), PC2(TCK) akan diktifkan sekalipun terjadi reset. 6. Port D : Port D adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan resistorresistor internal pull-up. Buffer output port D mempunyai karaketristik drive yang simetris dengan kemampuan keduanya sink dan source yang

13

tinggi. Sebagai input, port D yang mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber arus jika resistor-resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port D adalah tri-state ketika kondisi reset menjadi aktif seklipun clock tidak aktif. 7. Reset : Sebuah low level pulsa yang lebih lama daripada lebar pulsa minimum pada pin ini akan menghasilkan reset meskipun clock tidak berjalan. 8. XTAL1 : Input inverting penguat Oscilator dan input intenal clock operasi rangkaian. 9. XTAL2 : Output dari inverting penguat Oscilator. 10. AVCC : Pin supply tegangan untuk Port A dan A/D converter . Sebaiknya eksternalnya dihubungkan ke VCC meskipun ADC tidak digunakan. Jika ADC digunakan seharusnya dihubungkan ke VCC melalui low pas filter. 11. AREF : Pin referensi analog untuk A/D konverter. C. Perangkat Lunak Code Vision AVR (CVAVR) (Heri Andrianto : 2008) Code Vision AVR pada dasarnya merupakan perangkat lunak pemrograman mikrokontroller keluarga AVR berbasis bahasa C. Ada tiga komponen penting yang telah diintegrasikan dalam perangkat lunak ini: compiler C, IDE dan program generator. Berdasarkan spesifikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan pengembangnya, compiler C yang digunakan hamper mengimplementasikan semua komponen standar yang ada pada bahasa C standar ANSI (seperti struktur program, jenis tipe data, jenis operator, dan pustaka fungsi standarberikut penamaannya). Tetapi walaupun demikian, dibandingkan bahasa C untuk aplikasi komputer, compiler C untuk mikrokontroller ini memiliki

14

sedikit perbedaan yang disesuaikan dengan arsitektur AVR tempat program C tersebut ditanamkan (embedded). Khusus untuk pustaka fungsi, disamping pustaka standar (seperti fungsi-fungsi matematik, manipulasi string, pengaksesan memori dan sebagainya), CodeVision AVR juga menyediakan fungsi-fungsi tambahan yang sangat bermanfaat dalam pemrograman antarmuka AVR dengan perangkat luar yang umum digunakan dalam aplikasi kontrol. Beberapa fungsi pustaka yang penting diantaranya adalah fungsi-fungsi untuk pengaksesan LCD, komunikasi I2C, IC RTC (Real time Clock), sensor suhu LM35, SPI (Serial Peripheral Interface) dan lain sebagainya. Untuk memudahkan pengembangan program aplikasi, CodeVision AVR juga dilengkapi IDE yang sangat user friendly. Selain menu-menu pilihan yang umum dijumpai pada setiap perangkat lunak berbasis Windows, CodeVision AVR ini telah mengintegrasikan perangkat lunak downloader (in system programmer) yang dapat digunakan untuk mentransfer kode mesin hasil kompilasi kedalam sistem memori mikrokontroller AVR yang sedang diprogram.

Gambar 7. IDE Perangkat Lunak CodeVision AVR (Mariza Azhar : 2012)

15

Selain itu, CodeVision AVR juga menyediakan sebuah tool yang dinamakan dengan Code Generator atau CodeWizard AVR . Secara praktis, tool ini sangat bermanfaat membentuk sebuah kerangka program (template), dan juga memberi kemudahan bagi programmer dalam peng-inisialisasian register-register yang terdapat pada mikrokontroller AVR yang sedang diprogram. Dinamakan kode generator, karena perangkat lunak CodeVision ini akan membangkitkan kode-kode program secara otomatis setelah fase inisialisasi pada jendela CodeWizard AVR selesai dilakukan.

Gambar 8. Menginisialisasi Register-Register Pada Mikrokontroller AVR. (Mariza Azhar : 2012)

16

D. LCD Karakter 2x16 LCD karakter 2x16 digunakan untuk menampilkan presentase kadar alkohol.

Gambar 9. LCD Karakter 2x16 (Fahmizal_Note : 2010) Adapun fungsi dari masing masing (konfigurasi) pin pada LCD karakter 2x16 masingmasing yaitu seperti pada tabel berikut. aitu

17

Tabel 1. Fungsi Pin LCD karakter 2x16

PIN Nama

Fungsi Ground voltage +5V Contrast voltage Register Select 0 = Instruction Register 1 = Data Register

1 2 3 4

VSS VCC VEE RS

R/W

Read/ Write, to choose write or read mode 0 = write mode 1 = read mode

Enable 0 = start to lacht data to LCD character 1= disable

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

DB0 DB1 DB2 DB3 DB4 DB5 DB6 DB7 BPL GND

LSB MSB Back Plane Light Ground voltage

(Fahmizal_Note : 2010)

18

E. Relay Relay adalah saklar yang dikendalikan secara elektronik

(electronically switch). Arus listrik yang mengalir pada kumparan relay akan menciptakan medan magnet yang kemudian akan menarik lengan relay dan mengubah posisi saklar, yang sebelumnya terbuka menjadi terhubung.

Gambar 10. Relay yang Tersedia di Pasaran (Wikipedia : 2011) Relay memiliki tiga jenis kutub : COMMON = kutub acuan, NC (Normally Close) = kutub yang dalam keadaan awal terhubung pada COMMON, dan NO (Normally Open) = kutub yang pada awalnya terbuka dan akan terhubung dengan COMMON saat kumparan relay diberi arus listrik. Berdasarkan jumlah kutub pada relay, maka relay dibedakan menjadi 4 jenis : 1. SPST = Single Pole Single Throw 2. SPDT = Single Pole Double Throw 3. DPST = Double Pole Single Throw 4. DPDT = Double Pole Double Throw

19

Pole adalah jumlah COMMON, sedangkan Throw adalah jumlah terminal output (NO dan NC).

Gambar 11. Skematik Tipe-Tipe Relay (Wikipedia : 2011) Pada umumnya, output dari mikrokontroller berarus rendah, sehingga dibutuhkan rangkaian tambahan berupa penggerak (driver) yang berupa electronic switch untuk bisa mengendalikan relay. Dan driver tersebut pun perlu ditambahkan suatu komponen peredam GGL-induksi yang dihasilkan oleh kumparan relay, seperti dioda yang diarahkan ke VCC seperti pada gambar :

Gambar 12. Rangkaian Penggerak (Driver) Relay (Wikipedia : 2011)

20

F. LED LED adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi, warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai.

Gambar 13. LED (Wikipedia : 2011) Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa muatan elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon. Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan polarisasi. Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik,

21

hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini menyebabkan chip LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya. Chip LED pada umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Bila diberikan tegangan beberapa volt ke arah terbalik, biasanya sifat isolator searah LED akan jebol menyebabkan arus dapat mengalir ke arah sebaliknya. (Wikipedia : 2011) Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik dioda yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun bila diberikan tegangan yang terlalu besar, LED akan rusak walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan maju. Tegangan yang diperlukan sebuah dioda untuk dapat beroperasi adalah tegangan maju (Vf). Sirkuit LED dapat didesain dengan cara menyusun LED dalam posisi seri maupun paralel. Bila disusun secara seri, maka yang perlu diperhatikan adalah jumlah tegangan yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian tadi. Namun bila LED diletakkan dalam keadaan paralel, maka yang perlu diperhatikan menjadi jumlah arus yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian ini. Menyusun LED dalam rangkaian seri akan lebih sulit jika warna LED berbeda-beda, karena tiap warna LED yang berlainan mempunyai tegangan maju (Vf) yang berbeda. Perbedaan ini akan menyebabkan bila jumlah tegangan yang diberikan oleh sumber daya listrik tidak cukup untuk membangkitkan chip LED, maka beberapa LED akan tidak menyala. Sebaliknya, bila tegangan yang diberikan terlalu besar akan berakibat kerusakan pada LED yang mempunyai tegangan maju relatif rendah. Pada umumnya, LED yang disusun secara seri harus mempunyai tegangan maju yang sama atau paling tidak tak berbeda jauh supaya rangkaian LED ini dapat bekerja secara baik. Jika LED digunakan untuk indikator pada voltase lebih tinggi dari operasinya dirangkai seri dengan resistor untuk menyesuaikan arus

22

agar tidak melampaui arus maksimum LED, kalau arus maksimum terlampau LED jadi rusak. (Wikipedia : 2011) Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dan merah dibuat dengan gallium arsenide. Perkembagan dalam ilmu material telah memungkinkan produksi alat dengan panjang gelombang yang lebih pendek, menghasilkan cahaya dengan warna bervariasi. LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi, menghasilkan warna sebagai berikut: 1. Aluminium gallium arsenide (AlGaAs) merah dan inframerah 2. Gallium aluminium phosphide hijau
3. Gallium arsenide/phosphide (GaAsP) merah, oranye-merah, oranye, dan kuning

4. Gallium nitride (GaN) hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru 5. Gallium phosphide (GaP) merah, kuning, dan hijau 6. Zinc selenide (ZnSe) biru 7. Indium gallium nitride (InGaN) hijau kebiruan dan biru 8. Indium gallium aluminium phosphide oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau 9. Silicon carbide (SiC) biru 10. Diamond ultraviolet 11. Silicon (Si) biru (dalam pengembangan) 12. Sapphire (Al2O3) biru G. Kadar Alkohol Menurut Permenkes RI No. 86/Menkes/Per/IV/1997 tentang minuman keras, yang dimaksud dengan minuman keras adalah semua jenis minuman

23

beralkohol, tetapi bukan obat. Penggolongan minuman keras adalah sebagai berikut : 1. Golongan A yaitu minuman keras dengan kadar etanol 1 5% 2. Golongan B yaitu minuman keras dengan kadar etanol 5 20% 3. Golongan C yaitu minuman keras dengan kadar etanol 20 55% Berdasarkan Keputusan Presiden No.3 tahub 1997 tentang minuman beralkohol, izin produksi minuman beralkohol di berikan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI sedangkan untuk izin peredaranya di berikan oleh Menteri Kesehatan (sekarang Badan POM). (Pokeminkz : 2010) Adapun laranganlarangan terhadap peredaran minuman keras sebagai berikut : 1. Lokasi penjualan keras seperti restaurant, kedai, bar atau tempat lain untuk diminum di tempat penjualan, tidak boleh berdekatan dengan tempat ibadah, sekolah, dan rumah sakit. 2. Dilarang memproduksi dan mengimpor minuman keras tanpa ijin Menteri. 3. Dilarang mengedarkan minuman keras yang mengandung metanol lebih dari 0,1 % dihitung terhadap etanol. 4. Dilarang menjual/menyerahkan minuman keras kepada anak di bawah umur 16 tahun. 5. Pada penyerahan minuman keras golongan C kepada konsumen, pengecer minuman keras harus mencatat tanggal penyerahan, nama dan alamat penerima, nomor dan tanggal paspor atau KTP serta jenis dan jumlah minuman keras yang bersangkutan. 6. Dilarang mengiklankan minuman keras golongan C.

24

Gambar 14. Contoh Minuman Beralkohol (Pokeminkz : 2010) H. Bahaya Mengkonsumsi Alkohol Saat Menyetir Alkohol adalah sebuah depressan yang berarti memperlambat fungsi sistem saraf pusat. Zat ini bisa menghambat beberapa pesan yang seharusnya disampaikan ke otak. Karena ada hambatan tersebut, maka bisa mengubah persepsi, emosi, gerakan, penglihatan dan juga pendengaran seseorang. Dalam jumlah yang sangat kecil alkohol dapat membantu seseorang merasa lebih santai dan mengurangi rasa cemas. Namun jika jumlahnya berlebihan bisa menyebabkan perubahan besar di otak, sehingga menghasilkan intoxication. Gejala yang timbul jika intoxication adalah terhuyung-huyung, kehilangan koordinasi serta tidak sadar dengan ucapannya. Terkadang juga membuat orang bingung atau mengalami disorientasi. Orang yang mabuk berpikir bahwa dirinya bisa bergerak dengan baik, padahal kenyataannya tidak seperti itu dan keluar dari karakter orang tersebut. Reaksi yang timbul sangat tergantung dari tiap orang, pada beberapa orang efek yang muncul bisa sangat ramah atau justru sangat agresif dan marah. (Asrian : 2011).

25

(Asrian : 2011) Perubahan sistem saraf yang berasal dari minuman alkohol bisa membuat seseorang melakukan hal-hal bodoh atau memalukan. Karena gangguan dari sistem saraf itulah yang membuat seseorang menjadi mabuk jika mengonsumsi alkohol. Konsumsi alkohol memberikan efek buruk bagi kesehatan karena bisa menurunkan kesadaran. Tapi dalam sebuah penelitian pengaruh alkohol lebih berat saat seseorang sedang mengemudi. Sebuah data percobaan klinis menunjukkan orang yang minum alkohol akan meningkatkan kecepatan mengemudinya secara signifkan tapi kemampuannya tidak terkontrol. Terkait dngan hal tersebut, berikut adalah beberapa masalah yang terjadi ketika mengemudi dalam pengaruh alkohol : 1. Berkendara dengan zig-zag, hal ini terjadi karena pengemudi melakukan koreksi ketika kendaraan berpindah ke lajur lain hanya saja proses koreksi selalu terlambat. 2. Berkendara dengan lurus, hanya saja posisi kendaraan di tengah jalur. 3. Berbalik arah, karena pengemudi membanting setir secara tiba-tiba untuk menghindari sesuatu. 4. Berbelok arah dengan radius yang lebar melebihi radius dari tikungan. 5. Melanggar rambu-rambu lalu lintas.

26

I. Jenis Minuman Beralkohol (Tujuhpedia : 2011) Jenis minuman alkohol yang banyak beredar di Indonesia adalah : 1. Bir Bintang Bir Bintang adalah merek bir produksi Multi Bintang Indonesia, anak perusahaan Heineken di Indonesia. Bir Bintang dikenal di beberapa negara seperti Belanda dan Jepang sebagai bir Indonesia. Bir ini beraroma malt dan hop, bir ini tergolong bir pilsener (bir putih) dengan kadar alkohol di bawah 5%. Rasa bir ini sering dibandingkan dengan rasa bir Heineken. Multi Bintang Indonesia juga membuat minuman merek Green Sands dengan aroma bir rasa apel dan jeruk limau. Sejak tahun 2002, Green Sands diklaim sebagai minuman bebas alkohol. Selain Greens Sands, produk minuman rasa malt lainnya diberi nama Bintang Zero. 2. Anggur Anggur (wine) adalah minuman beralkohol yang dibuat dari

sari anggur jenis Vitis vinifera yang biasanya hanya tumbuh di area 30 hingga 50 derajat lintang utara dan selatan. Minuman beralkohol yang dibuat dari sari buah lain yang kadar alkoholnya berkisar di antara 8% hingga 15% biasanya disebut sebagai wine buah (fruit wine). 3. Vodka Vodka adalah sejenis minuman beralkohol berkadar tinggi, bening, dan tidak berwarna, yang biasanya disuling dari gandum yang difermentasi. Kecuali untuk sejumlah kecil perasa, vodka mengandung air dan alkohol (etanol). Vodka biasanya memiliki kandungan alkohol sebesar 35 sampai 60% dari isinya. Vodka Rusia klasik mengandung 40% (80 kandungan

27

murni), angka tersebut dirumuskan oleh ahli kimia terkenal Rusia, Dmitri Mendeleev. Menurut museum Vodka di St. Petersburg, Rusia, Mendeleev berpendapat bahwa kandungan yang sempurna yaitu 38%, tetapi karena minuman beralkohol pada waktu itu dikenakan pajak berdasarkan kandungan alkoholnya, persentasenya dinaikkan menjadi 40 untuk mempermudah penghitungan pajak. 4. Ciu Ciu merupakan sebuah nama sebutan untuk minuman keras khas dari daerah Banyumas dan Bekonang, Sukoharjo. Di Banyumas Ciu merupakan hasil fermentasi dari beras dengan kadar alkohol mencapai 50-90%. Pada jaman dahulu setiap ada hajatan malamnya pasti diikuti dengan acara mabuk Ciu Bekonang. Ciu ini pembuatannya menggunakan tape dan ketan sehingga hasil fermentasi dari singkong tidak seperti saudaranya di banyumas. Kedua Ciu tidak berwarna, bening dan rasanya sangat kuat. J. Ketahanan Tubuh Terhadap Alkohol Sejumlah situs kesehatan dan keselamatan berkendara menyebutkan bahwa batas kadar alkohol yang aman untuk seseorang yang berada di balik kemudi memang relatif. Ada faktor bobot tubuh si pengemudi, gender, usia, metabolisme dalam tubuhnya, tingkat stres, kondisi perut apakah sudah terisi (makan), dan jumlah minuman beralkohol yang ditenggaknya. Di Inggris berlaku yang namanya legal driving limit. Angkanya ditetapkan 80 miligram per 100 mililiter darah. Dua gelas kecil minuman anggur saat makan siang sudah cukup untuk membuat kadar alkohol dalam darah itu menyentuh batas yang ditentukan beberapa jam sesudahnya. Atau ada juga satuan 21-28 unit batasan mingguan. Unit bisa bervariasi berdasarkan gelas anggur yang kecil atau jenis lain seperti gelas bir yang besar. (Tempo : 2012).

28

Konsentrasi alkohol dalam darah dicapai dalam 30 - 90 menit setelah diminum. Ketika kandungan alkohol darah mencapai 5% (5 bagian alkohol per 100 bagian cairan darah) maka si peminum akan mengalami sensasi positif, seperti persaan relaks dan kegembiraan (euphoria). Pada kandungan di atas 5% maka si peminum akan merasa tidak enak dan secara bertahap akan kehilangan kendali bicara, keseimbangan dan emosi. Jika kandungan alkohol dalam darah dinaikkan lagi sampai 0,1% maka si peminum akan mabuk total. Kemudian pada tingkat 0,2% beberapa orang sudah pingsan. Jika mencapi 0,3% sebagian orang akan mengalami koma, dan jika mencapai 0,4% si peminum kemungkinan besar tewas. (Elib : 2011).

BAB III RANCANGAN ALAT

Perancangan simulator pendeteksi kadar alkohol pengemudi berbasis mikrokontroller ATmega16 menggunakan metode rancang bangun. Secara urut metode tersebut adalah identifikasi kebutuhan yang diperlukan. Kemudian kebutuhan tersebut dianalisis untuk mendapatkan komponen secara spesifik. Selanjutnya dilakukan perancangan perangkat keras dan perangkat lunak, pembuatan serta pengujian. A. Identifikasi Kebutuhan Dalam proyek akhir ini tinjauan lapangan dilakukan dengan melihat data penyebab kecelakaan lalu-lintas yang terjadi baik dari televisi maupun media cetak dan juga internet didapat identifikasi kebutuhan sebagai berikut : 1. Belum adanya alat untuk mendeteksi alkohol bagi pengemudi. 2. Belum adanya alat untuk mematikan mesin mobil secara otomatis, sehingga mobil tidak bias distarter saat pengemudi dalam keadaan mabuk. B. Analisis Kebutuhan Dari beberapa identifikasi kebutuhan diatas, diperoleh beberapa analisis kebutuhan terhadap pengembangan alat yang akan dibuat sebagai berikut : 1. Catu daya DC 5 V sebagai penyedia tegangan. 2. Rangkaian sistem minimum menggunakan ATmega16, digunakan untuk mengontrol seluruh kerja dari simulator pendeteksi kadar alkohol

29

30

pengemudi karena dinilai sangat praktis dan efisien dengan berbagai fasilitas yang telah ada. 3. Sensor alkohol MQ-3 digunakan untuk mendeteksi kadar alkohol karena mempunyai sensitifitas tinggi. 4. Relay sebagai saklar otomatis untuk mengendalikan output. 5. LCD sebagai penampil. 6. LED sebagai indikator. 7. Kipas sebagai simulator mesin mobil. C. Diagram Rancangan Diagram rancangan dari alat pendeteksi alkohol ini adalah sebagai berikut :
LCD SENSOR ALKOHOL ATmega 16

RELAY

LED & KIPAS

Gambar 15. Diagram Rancangan Simulator Pendeteksi Kadar Alkohol Pada konsep rancangan ini penulis akan memberikan gambaran cara kerja dari diagram tersebut, yaitu : Sensor alkohol akan mendeteksi kadar alkohol yang dikonsumsi pengemudi mobil, kemudian hasil inputan tersebut akan dikirim ke ATmega16. Input dari sensor berupa tegangan analog yang dikirim ke Atmega16. ATmega16 menerima inputan analog dari sensor alkohol, kemudian mengolahnya menjadi data digital dan mengkonversinya menjadi nilai dalam

31

bentuk persen. Hasilnya akan ditampilkan ke LCD berupa data kadar alkohol. Selain itu jika kadar yang terdeteksi kurang dari 5% relay tetap dalam keadaan normally close, sebaliknya jika lebih dari 5% kontak poin relay akan terbuka. LCD akan menampilkan nilai kadar alkohol sesuai input dari ATmega16. LED da kipas akan menyala jika relay dalam keadaan normally close, sebaliknya akan mati jika kontak poin relay terbuka. Hal ini sesuai program yang diisikan pada ATmega16. D. Perancangan Rangkaian Pada alat ini terdapat tiga buah blok rangkaian yaitu blok rangkaian catu daya, sistem minimum dan driver relay. 1. Rangkaian Catu Daya Rangkaian catu daya adalah suatu perangkat yang dapat mengubah tegangan AC menjadi DC. Pada rangkaian catu daya dibutuhkan trafo step down untuk menurunkan tegangan 220 Volt AC menjadi tegangan yang diinginkan, dalam rangkaian ini menjadi 5 Volt. Tegangan yang diturunkan masih dalam bentuk AC, yang kemudian akan disearahkan menjadi tegangan DC menggunakan empat buah dioda. Keluaran tegangan dari dioda masih mengandung tegangan ripple yang artinya masih ada riak/bergelombang. Untuk memperhalus tegangan yang keluar dari dioda, maka dipasang kapasitor sebagai filter untuk mengurangi besarnya tegangan ripple tersebut. Sedangkan pemasangan IC regulator agar didapatkan hasil tegangan output dapat stabil sebesar 5 Volt.

32

Gambar 16. Rangkaian Catu daya 2. Rangkaian Sistem Minimum (Alldatasheet : 2011) Rangkaian sistem minimum adalah rangkaian minimal dimana mikrokontroller dapat bekerja. Sistem minimum ini kemudian dapat dihubungkan dengan rangkaian sensor alkohol dan driver relay untuk menjalankan fungsi pendeteksi alkohol. Pada rancangan ini digunakan mikrokontroler ATMEGA16 dengan komponen kristal 12 Mhz, kapasitor 22 pf sebanyak dua buah untuk mendukung rangkaian osilator internal. Sistem minimum ini juga dilengkapi rangkaian power on reset supaya terjadi reset sistem pada saat mikrokontroler dihidupkan. Rangkaian ini mendapat suplay tegangan sebasar 5 volt dari catu daya. Input dari sensor dihubungkan ke port A pin 40, sedangkan untuk output driver relay dihubungkan ke port D pin 14 dan LCD dihubungkan ke port C pin 22-29. Untuk pemrograman ke mikrokontroller ATMEGA16 maka diperlukan suatu programmer/downloader ISP (In System Programming). Programmer ISP mempunyai keuntungan yaitu dapat memprogram mikrokontroller yang sedang terpasang dengan rangkaian lainnya tanpa harus mencabut chip mikrokontroller tersebut sehingga lebih praktis jika ingin melakukan pemrograman secara berulang-ulang. Pemrograman berbasis ISP cukup menghubungkan antara pin MOSI,

33

MISO, SCK, RESET, VCC dan Ground dengan programmer ISP RESET, tersebut.

Gambar 1 . Rangkaian Sistem Minimum ATmega16 17. 3. Rangkaian Driver Relay Rangkaian driver relay ini berfungsi untuk mengendalikan kipas dan LED pada alat pendeteksi alkohol. Prinsip kerja rangkaian driver diuraikan di bawah ini : a. Ketika alkohol terdeteksi kurang dari 5%, output ATmega lkohol akan memberikan trigger 1 pada transistor sehingga transistor menjadi aktif. Dengan demikian transistor dapat dilewati tegangan yang akan mengaktifkan kontak poin pada relay, sehingga relay dalam keadaan ON. Hal ini ON

34

mengakibatkan kipas dan LED akan menyala. Dalam hal ini relay dipasang dengan kondisi normally close. b. Ketika alkohol terdeteksi lebih dari 5%, keluaran ATmega tidak akan memberikan trigger pada transistor sehingga transistor menjadi tidak aktif. Dengan demikian transistor tidak dapat dilewati tegangan dan tidak akan mengaktifkan kontak poin pada relay, sehingga relay dalam keadaan OFF. Hal ini mengakibatkan kipas dan LED tidak menyala.

Gambar 18. Rangkaian Driver Relay E. Langkah Pembuatan Alat Langkah pembuatan alat pada proyek akhir ini terdiri dari pembuatan box rangkaian, pelarutan PCB, pemasangan komponen pada PCB. 1. Pembuatan box rangkaian a. Perencanaan ukuran Panjang : 14,8 cm

35

Lebar Tinggi b. Pembuatan box

: 9,8 cm : 5 cm

Proses pembuatan box dilakukan di bengkel dengan menggunakan peralatan yang ada. Box digunakan untuk memasang rangkaian dan tempat pemasangan LCD dan sensor. Dari perencanaan ukuran sebelumnya didapatkan hasil bentuk box seperti berikut.
14,8 cm

Saklar

LCD
9,8 cm Kipas Sensor alkohol Led Reset

Gambar 19. Box Tampak Atas

2. Pembuatan PCB a. Pembuatan layout PCB Langkah awal pembuatan PCB adalah menggambar layout rangkaian dengan perangkat lunak Proteus. Hasil penggambaran layout PCB dapat dilihat pada lampiran.

36

b. Penyablonan PCB Setelah layout selesai dibuat maka langkah selanjutnya yaitu menyablonkan layout ke PCB polos. Proses penyablonan dilakukan dengan cara : 1) Mencetak layout pada kertas glossi. 2) Desain layout yang sudah dicetak pada kertas glossi disablonkan ke PCB dengan cara disetrika selama kurang lebih 10 menit. 3) Setelah gambar layout menempel pada PCB maka hilangkan kertas yang menempel pada PCB dengan air sampai bersih. c. Pelarutan dan pengeboran PCB Langkah selanjutnya yaitu melarutkan PCB dengan cairan Feri Chloride sampai jalur rangkaian terbuat. Kemudian setelah jalur terbuat mengangkat PCB dari cairan Feri Chloride dan membersihkannya dengan air. Setelah bersih PCB dibor sesuai dengan titik titik yang telah ditentukan. d. Pemasangan komponen Langkah terakhir yaitu memasang seluruh komponen yang terdapat pada rangkaian dengan urutan : 1) Menyiapkan komponen yang dibutuhkan. 2) Memasang komponen dari ukuran paling kecil dahulu. 3) Menyolder terpasang. kaki komponen sampai semua komponen

37

4) Menguji rangkaian apakah sudah dapat bekerja dengan baik. F. Diagram Alir/Flowchart Program Alur pemrograman pada alat pelarut PCB berbasis mikrokontroler ATmega16 ini dimulai dari start yang berarti dimulainya program. Setelah program berjalan maka mikrokontroller akan melakukan proses inisialisasi pada fasilitasfasilitas yang terdapat pada mikrokontroler ATmega16 baik yang digunakan ataupun yang tidak digunakan. Alur program secara lengkap dapat dilihat pada gambar.
START

INPUT SENSOR

KONVERSI NILAI INPUT MENJADIPROSEN TASE ALKOHOL

APAKAH ALKOHOL >5%

TAMPILKAN LCD

KONTAK POIN RELAY TERPUTUS

TAMPILKAN LCD

KONTAK POIN RELAY TERSAMBUNG

END

Gambar 20. Flowchart Pendeteksi Kadar Alkohol

38

G. Perancangan Program Program pada simulator pendeteksi kadar alkohol berbasis

mikrokontroller ATmega16 ini dibuat dengan bahasa C dan menggunakan perangkat lunak CodeVision AVR. Untuk menyelesaikan program digunakan beberapa fasilitas yang terdapat dalam mikrokontroller ATmega16 diantaranya yaitu ADC dan LCD. Susunan program yaitu berisi program pengontrolan nilai ADC, dan pengontrolan output. Program secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian 1. Pengujian Catu Daya Pada pengujian catu daya dilakukan dengan mengukur tegangan output yang dihasilkan. Pengukuran dilakukan tiga kali untuk memastikan bahwa catu daya dalam kondisi normal dan baik. Hasil pengukuran tegangan pada output catu daya ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Pengukuran tegangan IC regulator 7805 No Pengukuran 1 2 3 I II III V Out (V) 4,94 4,94 4,94

Dari hasil pengukuran didapatkan tegangan ratarata = 14,82/3 = 4,94 V

39

40

2. Pengujian Sensor Alkohol MQ-3 Tabel 3. Hasil Pengukuran Sensor MQ-3 Kadar Alkohol (%) 0 5 10 20 Vin (V) 5 5 5 5 Sensor
Uji I Vout(V) Uji II Vout(V)

No

Terukur (%)

1 2 3 4

1,4 1,8 2,1 2,5

1,4 1,8 2,1 2,5

0 4 9 19

Tabel 4. Hasil Pengukuran Jarak Sensor MQ-3 dengan Mulut (Alkohol Diminum Terlebih Dahulu) No 1 2 3 4 Kadar Alkohol (%) 5 5 5 5 Jarak (cm) 7 9 11 13 Volume (ml) 20 40 20 40 20 40 20 40 Rentang Waktu (menit) 5 60 5 60 5 60 5 60 Uji I 4 3 4 2 Tidak stabil Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi Terukur (%) Uji II 4 3 4 2 Tidak stabil Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi

41

Tabel 5. Hasil Pengukuran Jarak Sensor MQ-3 Dengan Alkohol Dalam Botol No 1 2 3 Kadar Alkohol (%) 5 10 20 Jarak (cm) 2 4 2 4 2 4 Terukur (%) Uji I 4 Tidak terdeteksi 9 Tidak terdeteksi 19 Tidak terdeteksi Uji II 4 Tidak terdeteksi 9 Tidak terdeteksi 19 Tidak terdeteksi

3. Pengujian Output Rangkaian LED dan Kipas Tabel 6. Hasil Pengujian Output No 1 2 3 4 Kadar Alkohol (%) 0 5 10 20 Kipas Menyala Menyala Mati Mati LED Menyala Menyala Mati Mati

4. Pengujian Penampil LCD Pengujian penampil karakter LCD 2x16 menggunakan yang mikrokontroller didownload ke

ATmega16. Pengujian ini untuk mengetahui apakah LCD 2x16 berhasil menampilkan sesuai program mikrokontroller. Hasil pengujian sistem minimum pada rangkaian output LCD adalah sebagai berikut.

42

Step 1) Saklar ON, LCD menampilkan karakter KADAR ALKOHOL.

Gambar 21. Tampilan Pada LCD Saat Pertama Dinyalakan Step 2) Sensor MQ-3 tidak mendeteksi adanya alkohol, LCD menampilkan karakter Kadar = 0 %.

Gambar 22. Tampilan Pada LCD Kadar 0% Step 3) Sensor MQ-3 mendeteksi alkohol 5 %, LCD menampilkan karakter Kadar = 4 %.

Gambar 23. Tampilan Pada LCD Kadar 5%

43

Step 4) Sensor MQ-3 mendeteksi alkohol 10 %, LCD menampilkan karakter MESIN DIMATIKAN pada baris pertama dan Kadar = 9 % pada baris ke dua.

Gambar 24. Tampilan Pada LCD Kadar 10% Step 5) Sensor MQ-3 mendeteksi alkohol 20 %, LCD menampilkan karakter MESIN DIMATIKAN pada baris pertama danKadar = 19 % pada baris ke dua.

Gambar 25. Tampilan Pada LCD Kadar 20% B. Pembahasan Dari hasil pengujian fungsi alat ini diperoleh kesimpulan bahwa rangkaian dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya. Pada hasil pengukuran beberapa bagian sistem terdapat beberapa perbedaan hasil pengukuran dari apa yang telah diperoleh dari teori ataupun datasheet komponen. Tetapi perbedaan tersebut tidak menyebabkan terganggunya kinerja alat. Perbedaan hasil tersebut terjadi dikarenakan ada beberapa faktor diantaranya nilai komponen yang tidak selalu tepat sesuai labelnya, toleransi

44

nilai komponen dari pabrik, kesalahan pengukuran dan kondisi alat ukur yang tidak baik. 1. Rangkaian Catu Daya Dalam pembuatan rancang bangun sistem pendeteksi kadar alkohol berbasis mikrokontroller ini terdapat beberapa komponen di dalam rangkaian catu daya ini, adapun komponen tersebut adalah : a. Transformator : berfungsi sebagai penurun tegangan dari tegangan 220V AC menjadi 5V AC. b. Dioda: berfungsi sebagai penyearah arus AC menjadi arus DC secara full wave atau gelombang penuh. Dalam rangkaian catu daya ini digunakan empat buah dioda yang disusun seperti jembatan (bridge). c. Capasitor : berfungsi sebagai filter atau penyaring arus, agar arus DC yang dihasilkan semakin lebih halus. d. IC Regulator 7805 : Berfungsi sebagai penstabil tegangan, agar tegangan yang dihasilkan selalu 5V DC dan kenaikan serta penurunan tegangan pada rangkaian beban tidak terlalu besar. Penyearah :transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya (220V) menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya (5V).Pada rangkaian ini dioda berfungsi untuk merubah dari arus AC menjadi DC dan meneruskan tegangan positif ke kapasitor.

Gambar 26. Rangkaian Penyearah Dengan Sistem Bridge

45

Dioda pertama digunakan untuk menyearahkan salah satu phasa dari trafo, hal ini disebut dengan penyearah setengah gelombang (half wave).Untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh (full wave) phasa yang berikutnya dilewatkan melalui dioda yang lainnya.Tegangan drop pada satu buah dioda adalah 0,6 V.
(Slamet, Mpd :2007) Menghitung nilai tegangan maksimal (Vm) : (1)

Menghitung nilai tegangan outputDC (Vdc) :


(2)

Dimana

Veff/Vrms Vm Vdc

: Tegangan sekunder pada trafo : Tegangan maksimal catu daya : Tegangan output catu daya

Prosentase error :
(3)

46

Filter : kapasitor berfungsi sebagai filter tegangan DC atau penghalus pulsa-pulsa tegangan yang dihasilkan oleh dioda penyearah. Sehingga tegangan yang dihasilkan akan memiliki tegangan ripple yang kecil.

Gambar 27.Filter Kapasitor Jika arus beban I semakin besar, maka tegangan rippleakan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar, tegangan rippleakan semakin kecil.
(Slamet, Mpd :2007) Menghitung nilai tegangan ripple (Vr) :

. (4)

Secara pengukuran didapatkan nilai Vr sebesar 0,06 V, jadi selisih Vr hitung dan Vr ukur sebesar 0,031 V.

47

Dimana

Vr f C Rl

: Tegangan ripple : Frekuensi sinyal AC (di Indonesia 50 Hz) : Kapasitor sebagai filter (1000 F) : Resistor sebagai beban (1K5)

Untuk catu daya tegangan ideal (DC murni), tegangan ripple harus bernilai nol. Keadaan ini dapat diperoleh bila nilai resistansi(R beban) adalah tak hingga dan nilai kapasitansi (C )sangat besar (tak hingga). Nilai resistansi beban tak hingga berarti rangkaian tanpa beban (beban terbuka). Dengan demikian untuk keadaan sebenarnya hal yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan kapasitansi yang besar. Nilai kapasitansi yang besar akanmemberikan tegangan ripple yang kecil. Dalam rangkaian catu dayaini pengaruh nilai kapasitansi dan resistansi beban terhadap tegangan ripple sangat besar.(Slamet, Mpd :2007).

48

a b

Gambar 28.Bentuk Gelombang Input dan Output Catu Daya Dengan Penyearah Full Wave.(a) Bentuk Gelombang Output (b) Bentuk Gelombang Input. Regulator :Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil, namun ada masalah dalam hal stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus semakin besar ternyata tegangan keluaran DC juga ikut turun. Sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil. IC Regulator 7805 berfungsi agar tegangan keluaran DC stabil 5 Volt.

Gambar 29. Susunan Kaki IC Regulator7805 (All datasheet : 2011)

49

Gambar 30.Internal Blok Diagram IC Regulator 7805 (All datasheet : 2011) Tabel 7. Karakteristik IC Regulator 7805

(All datasheet :2011)

50

Tegangan DC pada rangkaian catu daya yang diukur pada output IC regulator 7805 adalah 4,94 V, sedangkan secara karakteristik tegangan output dari IC regulator berkisar antara 4,75 V sampai 5,2 V. Hal ini mengindikasikan bahwa IC regulator 7805 bekerja dengan baik. 2. Sensor alkohol MQ-3 Pada pengukuran sensor gas MQ-3 didapatkan data bahwa sensor dapat bekerja dengan baik. Dalam pengukuran didapat bahwa semakin besar kadar alkohol yang terdeteksi maka tegangan output sensor juga akan semakin besar. Hal ini berarti perubahan kadar alkohol berbanding lurus dengan perubahan tegangan pada sensor seperti yang terlihat pada grafik berikut.

3 2.5 Tegangan (V) 2 1.5 1 0.5 0 0

Grafik Respon Tegangan Terhadap Kadar Alkohol

10 15 Kadar Alkohol (%)

20

25

Gambar 31. Grafik Respon Tegangan Terhadap Kadar Alkohol

Dari hasil pengukuran didapatkan kenaikan tegangan pada output sensor tiap 5% kadar alkohol rata-rata adalah 0,3 Volt. Dengan begitu dapat dihitung perubahan tegangan untuk kadar alkohol setiap 1% adalah :

51

Dengan demikian respon tegangan terhadap kadar alkohol mengalami perubahan secara linier. Table 8. Karakteristik Sensor MQ-3

(All datasheet : 2011)

52

3. Output rangkaian Pengujian rangkaian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rangkaian driver relay dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan, yakni relay akan bekerja ketika diberikan tegangan pada kaki basis transistor sebesar (4.9V) sehingga transistor bekerja dan mengaktifkan relay. Apakah arus yang dihasilkan transistor cukup untuk mengaktifkan relay, dilakukan pengujian secara manual, ketika kaki basis diberi tegangan 5 Volt terdengar kontak poin pada relay berpindah. Hal ini menandakan bahwa rangkaian driver relay bekerja dengan baik. Sehingga ketika tidak ada inputan tegangan dari ATmega16 relay tidak aktif. Tabel9. Karakteristik Relay

(All datasheet : 2011) Untuk LED dan kipas diaktifkan dengan memberikan input 1 yang berasal dari mikrokontroller melalui driver relay. Tegangan 4,94 V yang mengalir dari relay akan menghasilkan arus sehingga meyebabkan LED menyala. Ini dikarenakan tegangan LED pada biasanya perubahan nilai tersebut 2,5 pada merupakan gerbang LED PN. akan Volt.Setelah tegangan forward yang Tegangan forward untuk melampaui dibutuhkan untuk membuka bernilai kecil

tegangan forward,

53

menghasilkan perubahan besar dalam arus forward. Datasheet biasanya menetapkan nilai absolute maximum rating untuk IF pada nilai 25 mA. Jika kita menerapkan tegangan yang menghasilkan arus yang lebih besar dari nilai absolute maximum tersebut maka LED tersebut akan rusak.Sehingga penting untuk tetap membatasi arus pada LED, karena jika kita langsung mencatu LED dengan tegangan 5V dari catu daya, maka LED akan terbakar. Arus yang besar akan merusak gerbang PN. (All datasheet : 2011)

Berarti nilai resistor yang harus terpasang adalah minimal 200 . Tabel 10. Karakteristik LED

(All datasheet : 2011) 4. Penampil LCD Sesuai dengan pengujian yang telah dilakukan, rangkaian LCD mampu bekerja dengan baik.Hal tersebut ditunjukkan pada hasil tampilan LCD

54

yang sesuai dengan program yang diisikan. LCD terkonfigurasi dengan sistem common katoda, yang berarti akan aktif jika diberi input high. Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW. Jalur EN (enable) digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroller mengirimkan sebuah data ke LCD.Saat alat dinyalakan dan sensor mulai bekerja, maka mikrokontroller mengirimkan data ke LCD. EN akan diberi input logika high 1 dan set pada dua jalur kontrol RS dan RW. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low 0, yang berarti tidak ada perubahan keadaan dari sensor yang diterima mikrokontroller, maka data yang dikirimkan ke LCD hanya instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Sebaliknya ketika ada perubahan keadaan pada sensor yang diterima mikrokontroller, maka RS akan kembali pada kondisi high atau 1, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar (kadar alkohol). Jalur kontrol R/W akan berada dalam kondisi low 0 saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W berada dalam kondisi high 1, maka program akan melakukan query (pembacaan) data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status (membaca status LCD).Jadi setiap aplikasi yang menggunakan LCD, R/W selalu diset kelow 0. Jalur data terdiri dari 8 jalur, DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6 dan DB7.

Gambar 32. Konfigurasi Pin LCD ke Mikrokontroller

55

Table 11. Karakteristik LCD

(All datasheet : 2011) 5. Program pendeteksi dan penampil kadar alkohol Pembuatan program dengan softwareCodeVisionAVR ini dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.Program dapat menjalankan semua perintah yang dibuat dalam kode bahasa C yang telah dimasukkan pada mikrokontroller ATmega16. Pembuatan program ini dirancang dengan diagram alir yang telah dibuat sebelumnya.
// LCD module initialization lcd_init(16); lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf(" KADAR ALKOHOL "); delay_ms(800); lcd_clear();

56

Program di atas merupakan list program yang menampilkan tulisan KADAR ALKOHOL saat pertama kali alat dihidupkan.
while (1) { // Place your code here dtadc=read_adc(0); PORTA=dtadc if (dtadc>5) { lcd_gotoxy(0,1); sprintf(buf,"kadar = %i %",dtadc); lcd_puts(buf); lcd_gotoxy(0,13); lcd_putchar(0x25); lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("MESIN DIMATIKAN"); PORTD.0 = 1; PORTD.1 = 1; delay_ms(100); lcd_clear(); } else { lcd_gotoxy(0,1); sprintf(buf,"kadar = %i %",dtadc); lcd_puts(buf); lcd_gotoxy(0,13);

57

lcd_putchar(0x25); PORTD=0x00; delay_ms(100); lcd_clear(); } }; }

Program di atas merupakan list program untuk membaca data yang diterima sensor gas MQ-3 kemudian mengubahnya menjadi data digital. Hasilnya akan ditampilkan pada LCD berupa angka yang menunjukkan kadar alkohol.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari pembuatan proyek akhir ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Perancangan hardware simulator pendeteksi kadar alkohol pengemudi dibuat dengan menggabungkan beberapa rangkaian yaitu : catu daya DC 5V sebagai penyedia tegangan, rangkaian sistem minimum menggunakan ATmega16 digunakan untuk mengontrol seluruh kerja dari simulator pendeteksi kadar alkohol, sensor alkohol MQ-3 digunakan untuk mendeteksi kadar alkohol, relay sebagai saklar otomatis untuk mengendalikan output, LCD sebagai penampil, LED sebagai indikator, kipas sebagai simulator mesin mobil. 2. Perancangan software simulator pendeteksi kadar alkohol pengemudi dibuat dengan bahasa C dan menggunakan perangkat lunak CodeVision AVR. Untuk menyelesaikan program digunakan beberapa fasilitas yang terdapat dalam mikrokontroler ATmega16 diantaranya yaitu ADC dan LCD. Susunan program yaitu berisi dari program pengontrolan nilai ADC, dan pengontrolan output. 3. Dari hasil pengujian simulator pendeteksi kadar alkohol pengemudi diperoleh : a. Tegangan keluaran catu daya secara perhitungan 4,49 V, dan secara pengukuran 4,94 V. Jadi selisih tegangan keluaran pada catu daya adalah sebesar 0,45 V.

58

59

b. Pengukuran kadar alkohol dengan sensor MQ-3 berselisih 1% dari kadar alkohol yang sebenarnya. Dengan sensitivitas sensor sebesar 60 mV/%. c. Rangkaian LCD yang terkonfigurasi dengan sistem common katoda akan aktif bila mendapat input high. d. LED dan kipas akan menyala bila kadar alkohol yang terdeteksi kurang dari 5 %, sebaliknya jika kadar alkohol yang terdeteksi lebih dari 5 % LED dan kipas akan mati. 4. Hasil pengukuran unjuk kerja dari simulator pendeteksi kadar alkohol pengemudi cukup baik, karena didapatkan selisih pengukuran dengan analisa perhitungan kesalahannya relatif kecil. Sensitivitas sensor MQ-3 berkaitan dengan jarak sensor dan mulut. Semakin dekat jarak sensor dengan mulut, maka hasilnya akan lebih akurat. Dari hasil pengujian kadar alkohol 5% jarak sensor dengan mulut didapatkan jarak paling efektif adalah sejauh 7 cm dan maksimal 9 cm, jika lebih dari itu sensitivitas sensor akan berkurang dan tidak akurat. B. Kelemahan Alat Alat pendeteksi alkohol ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya : 1. Sensitivitas sensor masih kurang, sehingga jarak sensor dengan mulut tidak boleh lebih dari 9 cm. 2. Sensor MQ-3 masih kurang stabil dalam pengukuran, keakuratan pengukuran dapat dipengaruhi keadaan udara terbuka. 3. Pada pengujian secara langsung antara jarak sensor dengan mulut hanya dilakukan pada kadar 5%, kadar yang lain diuji pada botol.

60

C. Saran Dalam pembuatan proyek akhir ini tentu saja terdapat kekurangan, sehingga diperlukan pengembangan guna menyempurnakan proyek akhir ini. Oleh karena itu penulis memberikan saran : 1. Penempatan sensor alkohol harus tepat di depan mulut pengemudi, sehingga alkohol dapat terdeteksi dengan akurat. 2. Sensor alkohol yang digunakan diganti dengan sensor yang memiliki sensitivitas lebih tinggi seperti TGS 2620, sehingga hasilnya lebih akurat. 3. Untuk penggunaan yang lebih lanjut sebaiknya dilakukan pengujian secara langsung antara jarak sensor dengan mulut untuk semua kadar alkohol. 4. Sebagai tanda peringatan bahwa kadar alkohol lebih dari 5%, sebaiknya menggunakan buzzer.

You might also like