You are on page 1of 13

HADITS TENTANG ATURAN PERGAULAN ; LARANGAN BERKHALWAT DAN MACAM MACAM ZINA ANGGOTA TUBUH

Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Hadits 2 Dosen Pembimbing : Bapak H.Aji Ahmad Tajudin,M.Ag

Disusun oleh : Kelompok 7 1. SIRMAN 2. WINA ALAWIYAH 3. SITI AISYAH 4. RINA FITRIA Semester 4 D

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DR.KHEZ MUTTAQIEN PURWAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil alaamiin,Puji syukur kehadirat ALLAH SWT ,karena hanya dengan karunia-Nya lah penyusunan makalah ini dapat terwujud.Meskipun memang masih jauh dari kesempurnaan.Teriring Shalawat dan salam kami curahkan bagi NabiNya yang mulia Rasulullah Muhammad SAW. Dalam makalah ini penyusun mengetengahkan Judul HADITS TENTANG ATURAN PERGAULAN YANG MELIPUTI LARANGAN BERKHALWAT DAN MACAM-MACAM ZINA ANGGOTA TUBUH.Penyusunan makalah ini bertujuan untuk membantu mahasiswa khususnya penyusun dalam mempelajari salah satu materi Hadits 2.selain itu makalah ini juga ditujukan sebagai pemenuhan tugas terstuktur mata kuliah Hadits 2.Dengan segala kerendahan hati penyusun berusaha merangkum dan memberikan gambaran materi ini. Menyadari bahwa penyusun adalah mahluk yang lemah,pastilah di dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangannya,baik dalam segi penulisan,penjabaran materi,dan kekurangan-kekurangan lainnya yang tidak diketahui.Oleh karena itu penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya bagi para ahli ilmu dan para pencinta ilmu terhadap kekurangan-kekurangan tersebut. Penyusun ucapkan terima kasih kasih kepada semua pihak yang ikut mendukung dan membantu untuk terselesainya makalah ini.Terutama kepada: Yth.Bapak H.Aji Ahmad Tajudin,M.Ag selaku dosen Hadits 2 yang telah banyak memberikan bimbingannya. Kepada seluruh keluarga tecinta yang selalu mendukung baik materi maupun moril. Serta rekan-rekan dan para pencinta Ilmu lainnya yang telah banyak memberikan sumbangan inspirasinya yang memang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Akhirnya hanya kepada Allah lah penyusun berharap,semoga makalah ini bermanfaat bagi mereka yang mau mempelajari dan mendalaminya.

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................. i Pendahuluan ...................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. Rumusan Masalah ............................................................................ 2 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2 Metode Penulisan ............................................................................. 2 Sistematika Penulisan ...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Hadits Tentang Larangan berkhalwat I. Hadits Shahih Bukhari Dalam Syarah Al-Karmani .................... 4 II. Hadits Riwayat Bukhari Dalam Kitab Nikah ............................. 6 III. Hadits Riwayat Ahmad Dalam Kitab Musnad ........................... 7 B. Hadits tentang macam-macam zina anggota tubuh .......................... 8 BAB III PENUTUP Kesimpulan ........................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa modern seperti sekarang ini, adanya interaksi dua gender tidak dapat terelakkan. Baik dalam dunia pendidikan, pekerjaan, ataupun selainnya. Akan tetapi orang-orang islam sudah banyak yang terkontaminasi oleh budaya luar (negatif), dimana mereka sudah tidak memperhatikan lagi nilai-nilai syariat islam itu sendiri, seperti hubungan pra nikah yang begitu bebas tanpa batas,yang menyebabkan terjadinya dekadensi moral. Sebagian umat Islam, kita tentu mengetahui dengan baik bahwa Allah SWT telah menetapkan batas-batas dalam pergaulan. Yang mana dalam pergaulan terkadang manusia tidak lepas dari kesalahan, dosa, dan kekhilafan. Untuk itu perlu rujukannya dalam bertingkah laku.yaitu melalui Al Quran dan berbagai penjelasan yang lebih rinci melalui hadits-hadits/sabda Rasulullah SAW, karena risalah pertama yang disampaikan kepada umat Islam adalah tentang akhlak. Hendaknya dalam kehidupan sehari-hari kita mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah disampaikan pada kita secara jelas. Agar dalam pergaulan kita tidak melampaui batas yang telah ditetapkan, maka kita harus dapat memahami ayat-ayat Al Qursan dan sabda Rasulullah tersebut. Untuk itulah, kita sebagai orang yang berilmu agar bisa mencari jalan keluar dari berbagai macam permasalahan dan kemudian kita dapat memprakteknya dalam kehidupan sehari-hari.Sebelumnya kitapun harus terlebih dahulu mengetahui ayat-ayat apa dan sabda rasul yang mana sajakah yang bisa dijadikan hujjah bagi kita.Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan berusaha sedikit membahasnya.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan banyaknya permasalahan dalam ilmu Hadits, penulis membatasi masalah hanya pada permasalahan aturan pergaulan dalam Islam,diantaranya 1. Hadits tentang larangan berkhalwat (berduaan dengan yang bukan mahram),mulai dari matan,sanad hingga penjelasan hadits tersebut. 2. Hadits tentang macam-macam zina anggota tubuh(matan,sanad,dan penjelasannya)

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai Hadits tentang aturan pergaulan dalam islam dengan subtema larangan berkhalwat serta macam-macam zina anggota tubuh.Mulai dari matan,sanad hingga penjelasan hadits itu.Agar kita tahu derajat kesahihannya untuk dijadikan hujjah.

D. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan metode literatur atau kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan,dan melalui internet search.

E. SistematikaPenulisan
Makalah ini terdiri dari beberapa sub-Judul: BAB I PENDAHULUAN,BAB II PEMBAHASAN,BAB III PENUTUP.

BAB II PEMBAHASAN
A. HADITS TENTANG LARANGAN BERKHALWAT (BERDUAAN TANPA MAHRAM) Seburuk-buruk orang Islam pasti mengetahui haramnya zina. Dalam Al-Quran, zina juga diharamkan dengan bentuk yang cukup jelas. Bahkan, bukan hanya zinanya saja yang diharamkan, sebab-sebab dan sarana yang menghantarkannya juga dilarang. Firman Allah Taala:


Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. al-Isra: 32). Di antara jalan zina yang berusaha ditutup oleh Islam adalah Khalwat. Yaitu menyendirinya seorang laki-laki dengan wanita yang bukan istri dan mahramnya di tempat sepi yang tidak dilihat orang banyak. Khalwat adalah jalan syetan untuk menggoda manusia dan menjerumuskannya ke dalam perzinahan. Syariat Islam telah menutup jalan ini dan menghalanginya sehingga diharapkan orang Islam aman darinya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: 1. Shahih Bukhari dalam Syarah al-Karmani, jilid 9, hal.166, no. hadis 4904:


Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah Telah menceritakan kepada kami Sufyan Telah menceritakan kepada kami Amru dari Abu Ma'bad dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: Janganlah sekali-kali seorang lakilaki berduaan dengan perempuan kecuali dengan ditemani muhrimnya. Lalu seorang laki-laki bangkit seraya berkata, Wahai Rasulullah, isteriku berangkat hendak menunaikan haji sementara aku diwajibkan untuk mengikuti perang ini dan ini. beliau bersabda: Kalau begitu, kembali dan tunaikanlah haji bersama isterimu. (Hadits serupa kami dapati juga dalam Shahih Muslim pada Kitab al-Hajji no. hadis: 424, dan Sunan Tirmidzi pada Kitab al-Fitan no. hadis: 2165.) Skema sanad Hadits di atas : Rasulallah (10 H) Ibn Abbas (70 H)

Ibn Mabad (104 H) Amru bin Dinar (126 H) Sufyan bin Uyainah (198 H) Ali bin Abdullah (234 H) Imam Muslim Imam Bukhari (265 H) Sanad Hadits dalam riwayat Imam Bukhari 1. Ibn Abbas a. Nama lengkapnya: Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib al Hashimi . Wafat: 70 H b. Guru-gurunya antara lain: Nabi Saw, Abbas bin Abd Muthalib, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Afan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf. c. Murid-muridnya antara lain: Abu Mabad, Ali dan muhammad bin Abdullah bin Abbas, Abu Imamah bin Sahal, Saad bin Musayyab, Mujahid, Ata. d. Derajatnya: tsiqah. 2. Abu Mabad a. Nama lengkapnya: Nafidz Abu Mabad. Wafat: 104 H. b. Gurunya: Ibn Abbas c. Murid muridnya: Amru bin Dinar, Yahya bin Abdullah, Abu Zubair, Sulaiman al-Ahwal, Qasim bin Abi Bazah. d. Derajatnya: Menurut Ahmad bin Hambal, ibn Main dan Abu Zarah: Tsiqah. Ibn Hibban: Tsiqah. 3. Amru bin Dinar a. Nama lengkapnya: Amru bin Dinar al-Maki Abu Muhammad. Wafat: 126 H. b. Guru-gurunya antara lain: Ibn Abbas, Abu Mabad, Abu Hurairah, Ibn Zubair,Jabir bin Abdullah, Ibn Amru ibn Ash c. Murid-muridnya antara lain: Sufyan bin Uyainah, Qatadah, Ayub, Ibn Juraih, Jafar Shadiq, Malik, Daud Abdurrahman, Ibn Qasim. d. Derajatnya: Menurut Imam Ahmad, Ibn al-Madani: Tsiqah. Menurut Abdiurrahman bin Hakim: Tsiqah. 4. Sufyan bin Uyainah a. Nama lengkapnya: Sufyan bin Uyainah bin Ali Imran abu Muhammad alKufi. Wafat: 198 H b. Guru-gurunya antara lain: Amru bin Dinar, Abdul Malik bin Umair, Abu Ishaq al-SabiI, Aswad bin Qais, Ishaq bin Abdullah. c. Murid muridnya antara lain: Ibn Abi Syaibah, Zuhair bin Harb, Ibn Juraij, alAmasyi, Muhammad bin Idris . d. Derajatnya: menurut al Madani: Tsiqah. Al Ajli Kufi: Tsiqah Tsubut. 5. Ali bin abdullah a. Nama lengkapnya: Ali bin Abdullah bin Jafar, bin Najih Assaadi. wafat: 234 H. b. Guru-gurunya antara lain: Sufyan bin Uyainah, Hamad bin Zaid, Hatim bin Wardan, Khalid bin Haris, Abi Dlamrah. c. Murid-muridnya antara lain: Imam Bukhari, Abu Dawud, Tirmizi, Nasai dan Ibn Majah.

d. Derajatnya: Abu Hatim berkata: Ali adalah orang yang sangat mengerti hadis. Ibn Main berkata: Ia banyak sekali meriwayatkan hadis. Derajatnya Tsiqah. 6. Imam Bukhari a. Nama lengkapnya: Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah alBukhari. Wafat: 256 H. b. Guru-gurunya antara lain: Ali bin Abdullah, Ubaidillah bin Musa, Muhammad bin Abdullah al-Ansari, Abi Asyim an-Nabil, Abi Mughirah. c. Murid-muridnya antara lain: Imam Musli, Tirmidzi, Nasai, Tabrani. d. Derajatnya: Menurut Ahmad al-Mawarzi: Ia banyak mencari hadis, mengetahui dan menghafalnya. Derajatnya Tsiqah. Dari keterangan di atas dapat dijumpai bahwa seluruh Rawi yang meriwayatkan hadist Bukhari adalah Tsiqah, dan dapat diambil kesimpulan bahwa sanad hadis di atas adalah Shahih. Penjelasan Hadits ini Di dalam teks-teks di atas terkandung larangan berkhalwat (menyendiri) dengan laki-laki ataupun perempuan lain yang bukan mahram, karena dikhawatirkan setan akan menjerumuskan keduanya kedalam fitnah. Karena tidak sekali-kali seorang laki-laki menyendiri dengan seorang perempuan melainkan setan sebagai orang ketiga. Akan tetapi, bila wanita yang bersangkutan ditemani oleh seorang mahramnya, baik mahram karena nasab ataupun karena lainnya, maka bukan khalwat lagi namanya bila ia berada diantara lelaki lain. Larangan Islam, tidak semata-mata untuk membatasi pergaulan, tetapi lebih dari itu yaitu, untuk menyelamatkan peradaban manusia dan sebagai langkah preventif agar tidak melanggar norma-norma hukum yang telah ditetapkan oleh agama dan yang telah disepakati masyarakat. Nabi Saw memerintahkan kepada suami untuk berangkat bersama istrinya jika istrinya akan menunaikan ibadah haji. Perintah ini hanya sebagai anjuran belaka, bukan wajib,dan si suami tidak boleh melarang istrinya untuk menunaikan ibadah haji fardhu, karena hal tersebut merupakan ibadah yang telah di gariskan oleh Allah. Sedangkan menurut kaidah, tidak ada ketaatan kepada makhluk untuk berbuat maksiat terhadap khaliq. Adapun tentang wanita yang bepergian tanpa mahram, terjadi perbedaan pendapat di antara para ulama. Ada yang menyatakan bahwa larangan tersebut sifatnya mutlak. Dengan demikian, perjalanan apa saja, baik yang dekat maupun yang jauh, harus disertai mahram. Ada yang berpendapat bahwa perjalanan tersebut adalah perjalanan jauh yang memerlukan waktu minimal dua hari. Ada pula yang berpendapat bahwa larangan tersebut ditujukan bagi wanita yang masih muda-muda saja, sedangkan bagi wanita yang sudah tua diperbolehkan. kalau dikaji secara mendalam, larangan wanita mengadakan safar adalah sangat kondisional. Seandainya wanita tersebut dapat menjaga diri dan meyakini tidak akan terjadi apa-apa. Serta merasa bahwa ia akan merepotkan mahramnya setiap kali akan pergi. Maka perjalanannya dibolehkan. Misalnya pergi untuk kuliah, kantor dan lain-lain yang memang sudah biasa dilakukan setiap hari.

Kedudukan mahram dalam keadaan tertentu dapat diganti dengan orang lain bersama rombongan yang dapat dipercaya. Dengan demikian, yang menjadi standar adalah kemaslahatan dan keamanan Fiqih Hadis: Hukunya haram berkhalwat (menyendir) dengan wanita lain yang bukan muhrimnya. Wanita dilarang melakukan perjalanan tanpa ditemani mahramnya. Madzhab Hambali dan Syafii mengatakan bahwa seorang wanita tidak boleh bepergian untuk tujuan apapun, sekalipun untuk melakukan ibadah haji bila tidak ditemani oleh suami atau mahramnya. Madzhab Hanafi mengatakan bahwa wanita tidak boleh melakukan perjalanan selama tiga hari atau lebih kecuali bila ditemani oleh mahramnya. Namun ia diperbolehkan melakukan perjalanan yang kurang dari tiga hari tanpa mahram atau tanpa suami, dengan syarat, keadaannya aman dari fitnah. Madzhab Maliki mengatakan bahwa wanita tidak boleh melakukan bepergian selama sehari semalam kecuali bila ditemani oleh mahramnya ataupun bersama jamaah yang dapat dipercaya, baik terdiri atas kaum laki-laki ataupun kaum perempuan. Ibadah haji wanita sah, sekalipun ia berangkat tanpa mahram,tetapi ia dianggap telah melakukan maksiat karena berangkat sendirian ataun tanpa izin suami. 2. Hadits riwayat Bukhari dalam kitab Nikah,dan Hadits riwayat Muslim dalam kitab Salam.


Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id Telah menceritakan kepada kami Laits dari Yazid bin Abu Habib dari Abul Khair dari Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Janganlah kalian masuk ke dalam tempat kaum wanita. Lalu seorang laki-laki dari Anshar berkata, Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar? beliau menjawab: Ipar adalah maut. Kosa Kata

: Hindarilah : Mengunjungi perempuan lain dengan cara berkhalwat dengan


mereka dalam keadaan tersingkap auratnya. Pelajaran dari Hadits ini Menjelaskan tantang antusiasme Islam terhadap keselamatan mayarakat Islam ,menutup pintu kejahatan dan mencegah terjadinya perzinaan dan berbagai pendorongnya.

Mencegah kerabat-kerabat suami yang bukan mahramnya untuk berkhalwat dengan seorang perempuan.An-Nawawi rahimallahu berkataSesungguhnya kekhawatiran dan fitnah terhadap kerabat suami itu lebih besar daripada terhadap orang lain.Fitnah yang ditimbulkannya itu lebih banyak,karena adanya kemungkinan dia bisa bertemu dengan perempuan itu dan berkhalwat dengannya tanpa ada yang mengingkarinya.Ini berbeda dengan laki-laki lain. Al-Qadhi Iyyad berkata,Maksudnya,berkhalwat dengan kerabat suami itu mengandung fitnah dan kebinasaan,karenanya Nabi mengungkapkan seperti kebinasaan atau kematian.Ucapan ini berkedudukan sebagai larangan keras. 3. Hadits Riwayat Ahmad dalam kitab Musnad dan dishahihkan oleh Syaikh AlAlbani dalam As-Shahihah no. 430

Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua. Penjelasan Hadits Maksud syetan menjadi yang ketiga adalah syetan membisikkan kepada keduanya untuk melakukan kemaksiatan dan membangkitkan gejolak syahwat mereka serta menghilangkan rasa malu dan sungkan dari keduanya. Syetan menambah jeratnya dengan menghiasi kemaksiatan yang mereka lakukan sehingga terlihat indah oleh mereka. Puncaknya Syetan menyatukan mereka dalam kehinaan berupa zina atau sekurang-kurangnya melakukan perkara yang menghantarkan kepadanya. B. HADITS TENTANG MACAM-MACAM ZINA ANGGOTA TUBUH Allah SWT berfirman :

...Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(Al Israa :36) Maksudnya,Allah akan bertanya kepada pemiliknya.Apa yang telah dilakukan dengannya.Jadi,setiap manusia harus mempertanggungjawabkan mulai dari penglihatan,lisan,hati,hingga langkah kaki meski dari hal sekecil apapun.Dan kesemuanya pasti tidak akan pernah terlepas dari namanya kekhilafan,bahkan sudah ditentukan bagian-bagian zina nya.Seperti sabda Nabi SAW : Didalam kitab Shahih Bukhari, Bab Hadits -12 :

Telah ditentukan atas manusia bagiannya dari zina.Dia pasti memperoleh bagian tersebut.Maka zina kedua mata adalah melihat,zina kedua telinga adalah mendengar,zina lisan adalah ucapan,zina tangan adalah merampas,zina kaki adalah melangkah,dan hati berkeinginan dan berangan-angan dan hal itu dibenarkan atau didustakan oleh kemaluan. Melelui kitab Mujam al-Mufahras Li al-Fadz al-Hadis.Hadits serupa juga terdapat dalam kitab sunan Ahmad Ibnu Hanbal juz 2, halaman 276 dan halaman 329.dan juga didalam kitab shahih muslim bab Takdirhadits -20 dan -21. Sesuai dengan kitab Shahih Bukhari, susunan sanadnya yaitu: -(sebagai sanad pertama dan perawi keenam) -(sebagai sanad kedua dan perawi kelima) -(sebagai sanad ketiga dan perawi keempat) -(sebagai sanad keempat dan perawi ketiga) -(sebagai sanad kelima dan perawi kedua) -(sebagai sanad keenam dan perawi pertama) -(sebagai sumber hadits) Penjelasan Hadits Hadits ini mengarahkan untuk meninggalkan zina dan pendorong pendorongnya.Yaitu melihat sesuatu yang tak halal dilihat,mendengarkan perkataan yang haram didengarkan,merampas dengan cara permusuhan dn kezhaliman,melangkah menuju perbuatan haram,hatinya berkeinginan terjerumus kedalam nafsu syahwat. Ibnu Baththal berkata dengan mengutip pendapat sebagian ulama Semua yang telah disebutkan itu ,diungkapkan dengan kata zina.karena termasuk pendorongpendorongnya.Semua itu termasuk dosa kecil yang Allah anugerahkan untuk mengampuninya jika kemaluan tidak membenarkannya.Namun jika kemaluan membenarkannya,maka itu menjadi dosa besar. As-Suyuthi berkata Maksud hadits itu bahwa manusia itu telah ditentukan bagiannya dalam perzinaan,yakni diantaranya ada yang zinanya hakiki,yaitu dengan memasukan kemaluan ke kemaluan.Dan adapula yang zina majazi,yaitu dengan melakukan hal-hal yang telah disebutkan tadi. Bertaubat dari Zina Perzinahan merupakan perbuatan yang sangat buruk dan pelakunya diancam dosa besar oleh Allah swt,.Hal itu dikarenakan terlalu banyaknya efek yang ditimbulkan dari perzinahan, baik efek psikologi, sosial maupun moral. Untuk itu Islam menetapkan suatu hukuman yang berat bagi seorang pezina dengan cambukan seratus kali dan diasingkan bagi mereka yang belum menikah serta dirajam bagi mereka yang telah menikah, sebagaimana beberapa dalil berikut ini : 1. Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada

keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. (QS. An Nuur : 2) 2. Dari Abu Hurairoh ra bahwasanya Rasulullah saw pernah memberikan hukuman kepada orang yang berzina (belum menikah) dengan hukuman dibuang (diasingkan) satu tahun dan pukulan seratus kali. (HR. Bukhori) 3. Rasulullah saw menanyakan kepada seorang laki-laki yang mengaku berzina,Apakah engkau seorang muhshon (sudah menikah)? Orang itu menjawab,Ya. Kemudian Nabi bersabda lagi,Bawalah orang ini dan rajamlah. (HR Bukhori Muslim) Namun Allah swt adalah Maha Penerima taubat dari setiap hamba-Nya yang mau bertaubat dari segala perbuatan maksiatnya. Untuk itu yang harus dilakukan oleh mereka yang telah jatuh kedalam perbuatan zina ini dan menginginkan kembali ke jalan Allah swt, adalah 1. Taubat Nashuha Tidak ada hal terbaik yang harus dilakukan bagi seorang yang melakukan dosa kepada Allah swt kecuali taubat yang sebenar-benarnya. Taubat yang dibarengi dengan penyesalan dan tekad kuat untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut. Firman Allah swt,Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).Mudahmudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (QS. At Tahrim : 8). 2. Tidak membuka aibnya kepada orang lain Dengan tidak memungkin bagi setiap pelaku zina untuk dicambuk atau dirajam pada saat ini dikarenakan tidak diterapkannya hukum islam maka sudah seharusnya semua menutupi aibnya itu dan tidak menceritakannya kepada siapa pun. Dengan ini mudah-mudahan Allah swt juga menutupi aib dan kesalahannya ini. Bahwasanya Nabi saw bersabda,Setiap umatku mendapat pemaafan kecuali orang yang menceritakan (aibnya sendiri). Sesungguhnya diantara perbuatan menceritakan aib sendiri adalah seorang yang melakukan suatu perbuatan (dosa) di malam hari dan sudah ditutupi oleh Allah swt kemudian dipagi harinya dia sendiri membuka apa yang ditutupi Allah itu. (HR. Bukhori dan Muslim) 3. Beribadah dan beramal dengan sungguh-sungguh Amal sholeh yang dilakukan haruslah sungguh-sunguh dan tidak asal-asalan agar bisa menutupi dosa besar yang telah dilakukannya. Amal sholeh tersebut juga sebagai bukti masih adanya iman didalam dirinya. Keimanan yang menggerakkannya untuk beramal sholeh ini yang kemudian menjadikan Allah swt menutupi dosa dan keburukannya.Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Di antara jalan zina yang berusaha ditutup oleh Islam adalah Khalwat. Yaitu menyendirinya seorang laki-laki dengan wanita yang bukan istri dan mahramnya di tempat sepi yang tidak dilihat orang banyak. Di dalam Hadits Bukhari bab nikah dalam Syarah al-Karmani, jilid 9, hal.166, no. hadis 4904 yaitu tentang larangan berkhalwat disebutkan tentang Hukumnya haram berkhalwat (menyendiri) dengan wanita lain yang bukan muhrimnya.karena dikhawatirkan setan akan menjerumuskan keduanya kedalam fitnah. Syetan menambah jeratnya dengan menghiasi kemaksiatan yang mereka lakukan sehingga terlihat indah oleh mereka Larangan Islam, tidak semata-mata untuk membatasi pergaulan, tetapi lebih dari itu yaitu, untuk menyelamatkan peradaban manusia dan sebagai langkah preventif agar tidak melanggar norma-norma hukum yang telah ditetapkan oleh agama dan yang telah disepakati masyarakat. Dari penafsiran hadits bukhari tadi,Al-Qadhi Iyyad berkata,Maksudnya,berkhalwat dengan kerabat suami itu mengandung fitnah dan kebinasaan,karenanya Nabi mengungkapkan seperti kebinasaan atau kematian.Ucapan ini berkedudukan sebagai larangan keras. Dalam Hadits kitab Shahih Bukhari, Bab Hadits -12 : mengarahkan untuk meninggalkan zina dan pendorong pendorongnya.Yaitu melihat sesuatu yang tak halal dilihat,mendengarkan perkataan yang haram didengarkan,merampas dengan cara permusuhan dn kezhaliman,melangkah menuju perbuatan haram,hatinya berkeinginan terjerumus kedalam nafsu syahwat. Allah swt adalah Maha Penerima taubat dari setiap hamba-Nya yang mau bertaubat dari segala perbuatan maksiatnya,yaitu dengan cara taubatan Nasuha,tidak membuka aibnya kepada orang lain,beribadah dan beramal dengan sungguh-sungguh.

DAFTAR PUSTAKA

Ath-Thahthawi,Syaikh Ali Ahmad Abdul Aal .297 Larangan dalam islam dan fatwa-fatwa syaikh al-Utsaimin.Jakarta.Pustaka At-Tazkia,2007. Sabiq,Sayid.Islam kita.Bandung.Pustaka.1994 tsabirel-araby.blogspot.com/.../hadits-tentang-tata-cara-pergaulan.ht... Sumber: www.asysyariah.com

http://www.buletin-alilmu.com/awas-jangan-dekati-zina http://goesbas.blogspot.com/2011/06/jangan-berduaan-dengan-wanita-yang.html aufamaudy0408.blogspot.com/2011/12/hadits-tata-pergaulan.html

You might also like