You are on page 1of 48

Persekongkolan Penipu Dan Penguasa - John Law

Judul bab ini sengaja dibuat bernuansa negatif, dalam arti John Law diberi label sebagai penipu jenius. Dan ulasannya nanti, akan dibuat campur aduk. Kadang bernuansa positif; dalam arti John Law akan dicitrakan sebagai ekonom yang jenius, reformis dalam bidang finansial dan penasehat negara yang jenius. Kadang John Law akan dicitrakan sebagai penipu yang sangat licin. Apakah sesungguhnya John Law seorang penasehat ekonomi negara yang jenius, reformis keuangan yang mengalami kesialan atau seorang penjahat yang jenius? Itu terserah penulis sejarah dan juga terserah kepada pembaca. Cerita tentang John Law ini akan diawali dengan citra yang bernuansa negatif. Kemudian dengan cepat nuansanya akan berubah positif. Kadang John Law akan kita sebut reformis sistem moneter, kadang akan disebut penipu. Pernahkan anda berpikir kenapa di Prancis banyak bank bernama credit, seperti Credit Mutuel, Credit Agricole, Credit Industriel ET Commercial, dan lain-lain. Kenapa kok tidak semuanya bernama bank? Tentunya ada sebabnya bukan? Ada yang mengatakan bahwa dulunya orang Prancis pernah allergi terhadap kata bank. Karena ada suatu kejadian yang membuat mereka trauma terhadap bank. Walaupun mungkin secara perlahan-lahan trauma itu hilang dan sekarang kata bank juga sudah digunakan lagi. Ada suatu kasus penipuan/pengelabuhan terkenal di Prancis yang melibatkan penguasa dan bank. Arsitek dari semua itu adalah seorang dari Scotlandia yang bernama John Law (1671 1729). Jadi jauh sebelum Ponzi hidup. Johh Law lahir di tahun 1671 dari kalangan keluarga bankir kaya di Scotlandia. Pada umur 14 tahun dia sudah terlibat di dalam bisnis keluarga dan mempelajari seluk-beluk perbankan di bawah bimbingan ayahnya. John Law kemudian dikirim ke London untuk melanjutkan pendidikannya. Tetapi dia lebih menyukai hidup foya-foya sehingga pendidikannya ditinggalkannya. Dalam perjalanan hidupnya dia terlibat dalam duel untuk memperebutkan seorang wanita murahan. Di dalam duel itu John menang dan lawannya mati. Karenanya Law dituntut pengadilan dengan tuduhan pembunuhan tingkat II (pembunuhan tanpa perencanaan) dan ancam hukuman mati. Kemudian tuntutan itu diturunkan menjadi pembunuhan tingkat III (kelalaian sehingga menghilangkan nyawa) dengan ancaman hukuman penjara dan denda. Ketika menjalani hukuman, dia berhasil meloloskan diri dan lari ke daratan Eropa, pada tahun 1694. Di Amsterdam ia melanjutkan pendidikannya dibidang perbankan dan finansial. John Law kembali ke Scotladia pada tahun 1705. Dia mencoba mengembangkan pemikirannya tentang teori finansial dan keuangan. Salah satunya dituangkan dalam bukunya yang berjudul Money and Trade Considered, with a Proposal for Supplying the Nation with Money (1705). John Law berpendapat bahwa tugas negara yang paling utama ialah membuat negara dan rakyatnya menjadi makmur. Dan tidak seperti kepercayaan dimasa itu, John Law berpendapat bahwa uang kertas punya keunggulan di atas emas dan perak. Jumlah uang kertas yang diterbitkan bisa lebih banyak dibandingkan dengan uang emas dan uang perak. Dengan pertambahan uang yang beredar perdagangan serta bisnis bisa tumbuh berkembang. John Law percaya bahwa semakin banyak uang maka perdagangan dan bisnis bisa marak. Jadi dalam sistem uang kertas, perdagangan dan bisnis bisa lebih berkembang dibandingkan dengan negara dengan sistem uang sejati (emas dan perak). Selanjutnya kemakmuran akan meningkat dengan sendirinya. Negara bisa

memperoleh peningkatan pendapatan dari pajak yang meningkat. Teori semacam ini dikemudian hari dianut oleh ekonom beraliran Keynesian moneterisme. Di tahun 1705 itu juga John Law mengusulkan idenya ini kepada parlemen Scotland, tetapi ditolak. Dia berusaha mendekati banyak kepala negara dan membujuk mereka agar mau mencoba mereformasi sistem keuangannya dengan sistem gagasannya. Dimasa itu Prancis sedang mengalami kebangkrutan akibat pengeluaran Louis XIV yang besar untuk militer, aktivitas luar negri dan dalam negrinya. Louis XIV terlibat dalam 3 perang besar. Pertama, perang Belanda-Prancis (16721678) yaitu antara persekutuan yang dimotori oleh Belanda melawan persekutuan yang dimotori oleh Prancis. Kedua, perang 9 tahun (16881697) dengan aliansi yang dipimpin Anglo-Dutch Stadtholder- raja William III, kaisar Leopold I dari Roma, dan raja Charles II dari Spanyol. Dan yang ketiga adalah perang suksesi Spanyol-Prancis, dimana Philip V dari Spanyol mempunyai posisi yang unik. Dia disamping sebagai pewaris tahta Spanyol, dia juga pewaris tahta Prancis karena hubungan keluarga antara raja Spanyol sebelumnya dan raja Prancis. Kemungkinan penggabungan negara Spanyol dan Prancis menjadi negara super besar menakutkan negara-negara Eropa lainnya. Louis XIV juga hidup dengan mewah di istananya di Versaille. Prancis berada di puncak kejayaannya, kebesarannya dan kemewahannya, tetapi punya ironi, yaitu hutangnya bertumpuk, dan boleh dikata Prancis bangkrut secara keuangan. Ini disebabkan karena perang dan kemewahan keluarga istana dan tidak adanya sistem yang melakukan pengelolaan keuangan negara. Lain halnya dengan Belanda dan Inggris yang mempunyai bank sentral yang bisa memberi pinjaman dalam jumlah besar kepada kerajaan untuk menunjang aktivitasnya dikala defisit, Prancis tidak memiliki bank sentral serta sistem finansial yang baik. Prancis memiliki hutang sebesar 3 milyar livre tournois (nama mata uang Prancis waktu itu) dan mengalami kesulitan untuk membayar bunganya. Dalam catatan sejarah dan novel Alexandre Dumas, disebutkan ada mata uang emas, louis d'or (6,75 gr emas) yang sampai tahun 1690 dinilai setara dengan 10 livre[1]. Dengan demikian 3 milyar livre setara dengan 2025 ton emas. Kondisi keuangan seperti inilah yang cocok untuk menerapkan sistem finansial kreatif yang diciptakan oleh John Law yang digolongkan sebagai reformis dalam soal keuangan. Ini adalah sebagai alternatif dari menaikkan pajak. Untuk meningkatkan pendapatan pajak dengan cara menaikkannya akan sangat tidak populer. Oleh sebab itu solusinya adalah sebuah sistem finansial yang kreatif yang bisa mencetak uang yang terbuat dari bahan yang mudah diproduksi, yaitu kertas. Menurut Law: Perdagangan dalam negri sangat bergantung pada uang. Lagi pula jumlah uang yang lebih banyak akan dapat mempekerjakan orang dan membuka lapangan kerja yang lebih banyak dibandingkan jumlah uang yang sedikit. Lebih banyak uang akan memperkaya negara.[2] John Law berhasil meyakinkan Phillipe Duc dOrleans untuk membentuk bank sentral. Phillipe -Duc dOrleans adalah wali dari raja Louis XV yang masih kanak-kanak. Jadi secara de facto Duc dOrleans merupakan penguasa Prancis. Model sentral bank yang diusulkan John Law berbeda dengan bank sentral di Inggris. Bank sentral usulan John Law adalah bank yang menggunakan uang kertas sebagai alat pembayaran yang syah. Ketertarikan Duc dOrleans usulan John Law juga didasari atas niatnya untuk menurunkan hutang pemerintah dan membangun koloninya di benua Amerika yang sekarang dikenal dengan nama Louisiana, daerah aliran sungai Mississippi. Dengan uang dari kertas, segala

pembiayaan menjadi mudah. Tinggal cetak saja. John Law diberi lisensi untuk mendirikan Banque Generale pada bulan Mei 1716. Bank ini diberi kekuasaan untuk mencetak, mengedarkan dan mengatur peredaran uang kertas livre. Uang ini dijamin bisa ditukar dengan emas dan perak sesuai dengan nilai nominalnya. Modal pertamanya adalah 6 juta livre[3]. Dari jumlah itu hanya 1,5 juta livre dalam bentuk uang sejati (uang perak), dan 4,5 juta livre dalam bentuk surat hutang pemerintah yang nilai pasarnya hanya 25%. Jadi nilai pasar dari modal Banque Generale yang sebenarnya hanya 2,6 juta livre[4]. Disamping Banque Generale, tahun 1717, sebuah perusahaan John Law bernama Mississippi Company juga diberi diberi konsesi selama 25 tahun untuk melakukan eksploitasi koloni Prancis disepanjang sungai Mississippi di Amerika Utara yang luas itu. Perusahaan ini kemudian diganti namanya menjadi Compagnie de la Louisiane ou d'Occident. Hubungan antara kerajaan dan Banque Generale menjadi sangat dekat ketika Duc dOrleans pada bulan April 1717 memutuskan semua dana pemerintah disimpan di Banque Generale dan semua pembayaran pajak harus dengan uang kertas livre. Pada saat itu jumlah uang kertas yang beredar sudah mencapai 60 juta livre, atau 10 kali lebih banyak dari modal awal nominal atau 23 kali nilai pasar awal. Kemudian tahun 1718, kerajaan memberikan jaminan atas uang kertas livre dan nama Banque Generale diganti menjadi Banque Royale yang artinya kurang lebih bank kerajaan. Dan Law diangkat sebagai pengendali sistem keuangan negara.

Error: Reference source not found

Uang kertas pecahan 1000 livre semasa John Law Tidak hanya itu, Perusahaan John Law, Compagnie atau Mississippi Company, mengambil alih semua hutang negara dan sebagai imbalannya dia diberi kekuasaan atas penarikan pajak, dan mencetakan uang dan koin selama 9 tahun. Akibatnya saham perusahaannya naik dengan cepat. Harga sahamnya awalnya hanya 500 livre (tahun 1717) dan menjadi 10.000 livre pada tahun 1719. Dan kemudian melonjak menjadi 18.000 livre pada tahun 1720 setelah membagikan dividen sebesar 40%. Antara tahun 1717 sampai tahun 1720 adalah masa mania bagi saham Compagnie de la Louisiane ou d'Occident yang harganya naik 36 kali lipat. Padahal usaha riil dari perusahaan tidak ada. Aktivitas Compagnie de la Louisiane ou d'Occident masih dalam

batas konsep dan rencana kerja saja. Apa yang bisa diharapkan dari 3 tahun pembangunan suatu daerah di tempat yang jauh seperti daerah Mississippi pada waktu itu. Tetapi yang namanya herd mentality, sekali bergerak, semua mengikutinya. Hal ini ditunjang juga dengan bertambahnya jumlah uang (kertas) yang beredar. Kerajaan bisa menghamburkan uang (kertas) dengan seenaknya, rakyatnya percaya bahwa uang kertas itu sama kwalitasnya dengan uang sejati (koin perak atau emas) dan ada penyalurannya yaitu saham Compagnie de la Louisiane ou d'Occident. Persoalan muncul ketika dua orang pangeran memutuskan untuk melakukan aksi ambil untung. Sahamnya dijual dan uang kertasnya dibawa ke Banque Royale untuk ditukarkan dengan uang sejati (emas dan perak). Dan didasari oleh herd mentality, beberapa orang mengikuti jejak kedua pangeran ini, kemudian jumlahnya semakin banyak. Harga saham Compagnie de la Louisiane ou d'Occident jatuh dan tidak hanya itu, Banque Royale tidak mempunyai uang sejati (emas dan perak) yang cukup untuk nasabahnya yang mau menukarkan livre kertas dengan livre sejati. Memang uang kertas yang dicetak jumlahnya banyak dan tidak pernah dikaitkan dengan cadangan emas dan perak yang ada. Untuk mencegah derasnya penukaran uang livre kertas dengan uang livre sejati (emas dan perak) serta mempertahankan peredaran uang livre kertas, sebagai pengendali keuangan negara John Law bermain keras dan mengundangkan bahwa kepemilikan koin livre lebih dari 500 livre adalah tidak legal. Disamping itu dia juga mendevaluasi nilai mata uang kertas livre untuk membuat ekspor lebih kompetitif dan meningkat. Dalam kekacauan ini akhirnya John Law dipecat. Ia melarikan diri dari Prancis ke Belanda. Dia hidup berpindah-pindah dan akhirnya mati pada tahun 1729 di Venesia, sembilan tahun setelah keluar dari Prancis. John Law bisa disebut sebagai bapak ilmu keuangan dan dianggap sebagai pioneer dalam penggunaan uang kertas di dunia sekarang ini. Anggapan ini sebenarnya salah, karena jauh sebelumnya Cina telah menggunakan uang kertas sebagai pengganti uang sejati (emas dan perak) sejak abad ke 6. Uang kertas di Cina itu disebut feiqian (baca: fesien, artinya uang terbang, karena bisa diterbangkan angin. Konon, kata feiqian ini menjadi dasar kata efficient di dalam bahasa Inggris. Prancis banyak belajar dari praktek-praktek yang dilakukan John Law. Enam dekade setelah enyahnya John Law, parlemen Prancis kembali mencetak uang kertas yang disebut assignants dengan didukung (dijamin) oleh harta yang disita dari gereja selama revolusi Prancis yang terkenal . Revolusi Prancis membuat negara bangkrut dan membutuhkan uang. Mencetak uang seperti yang pernah dicontohkan John Law, dianggap bisa menyelamatkan negara. Awalnya hanya 400 juta livre di permulaan tahun 1789. Enam bulan kemudian ditambah 800 juta livre, sembilan bulan kemudian ditambah lagi 600 juta livre dan akhirnya pada tahun 1791 keseluruhannya menjadi 2,4 milyar livre.[5] Itu namanya hiperinflasi. Harga-harga membumbung tinggi. Kenaikan gaji tidak bisa mengejar kenaikan harga barang. Rakyat yang kehilangan daya belinya merampok toko-toko. Kemudian pemerintah bereaksi. Diberlakukanlah operasi pasar dan pengotrolan harga. Hukuman mati bagi yang membedakan antara livre kertas dan livre sejati (koin perak) dalam penetapan harga barang. Pencetakan livre kertas (assignants) terus berjalan. Tahun 1794 beredar 7 milyar livre politikus (kertas). Dipertengahan tahun 1795 mencapai 14 milyar livre. Akhirnya ketika mencapai 40 milyar livre, pencetakannya dihentikan. Uang kertas baru kemudian diperkenalkan dengan nama mandat. Inipun hanya berumur

dua tahun karena pada tahun 1797, mandat kehilangan 97% nilainya. Uang-uang kertas itu nilainya sama dengan kertas WC penyeka tinja. Akhirnya sistem mata uang sejati (emas dan perak) kembali diberlakukan. (Bersambung...........) [1] Currency in Dumas Novels, Wikipedia online Encyclopedia http://en.wikipedia.org/wiki/Currency_in_Dumas'_Musketeer_novels [2] Episode of Hyperinflation, San Jos State University Department of Economics, http://www.applet-magic.com/hyper.htm [3] John Law and Mississippi Scheme, http://www.mapforum.com/05/law.htm [4] Episode of Hyperinflation, San Jos State University Department of Economics, http://www.applet-magic.com/hyper.htm [5] Episode of Hyperinflation, San Jos State University Department of Economics, http://www.applet-magic.com/hyper.htm ===================================

Qurnia Subur Alam Raya (QSAR) Ramli Araby


Sampai kisah ini ditulis, kasus PT Qurnia Subur Alam Raya (QSAR) mungkin adalah kasus penipuan yang terbesar sepanjang sejarah di Indonesia. Peristiwa ini terjadi di tahun 1998 2003 yang diakhiri dengan dimasukkannya sang pelaku ke penjara. Kasus ini melibatkan kira-kira 6800 orang korban dan uang mendekati Rp 500 milyar yang pada waktu itu nilainya ekivalen dengan 5 ton emas. Jadi cukup besar. Dan jumlah ini hampir separo dari kasus penipuan yang terkenal di Amerika Serikat yaitu kasus Charles Ponzi yang melibatkan uang senilai hampir 11 ton emas. Oleh sebab itu kasus QSAR - Ramli Araby ini layak untuk dicatat. Seperti kebanyakan penipu, nama Ramli Araby sebagai otak pelakunya, sudah dilupakan orang sebelum masa hukuman Ramli Araby selesai. Jangan terlalu heran. Karena memang demikianlah kenyataannya. Penipu mudah dilupakan, tetapi perampok, gengster, pembunuh kelas kakap, lebih sering diingat. Kasus QSAR ini juga melibatkan petinggi-petinggi negara dimasa itu seperti wakil Presiden Hamzah Haz, wakil ketua DPR Tosari Wijaya dari Partai Persatuan Pembangunan, ketua MPR Amin Rais, dari Partai Amanat Nasional dan sederet lagi baik sebagai korban atau sebagai alat yang digunakan untuk menarik korban. Jenis penipuan pada kasus ini adalah varian dari penipuan sistem piramida Ponzi, dengan kedok kerja sama dan bagi hasil (keuntungan) di bidang agrobisnis. Dari tema bisnisnya, yaitu kerja-sama dan bagi hasil, patut diduga Ramli Araby mengincar umat Islam yang fanatik. Proposalnya mempunyai daya tarik yang tersendiri bagi umat Islam. Karena bisnis yang ditawarkan QSAR adalah digunakannya sistem bagi hasil, bukan sistem riba. Nantinya yang menjadi korbannya kebanyakan orang Islam. Tentu saja semua paket-paket bisnis itu hanya kedok saja. Seperti semua sistem piramida Ponzi, akhirnya sistem ini meledak. Hal ini terjadi pada bulan Maret 2002, setelah 4 tahun beroperasi. Walaupun tahun 2001 kemacetan pembayaran sudah terjadi. Karena licinnya, pelakunya, Ramli Araby tidak pernah divonis dengan delik penipuan melainkan dengan delik pelanggaran aturan perbankan yaitu

menghimpun dana masyarakat tanpa persetujuan Bank Indonesia (pelanggaran UU No. 10 tahun 1992) pada 31 Juli 2003. Delik perbankan ini adalah pasal karet. Karena kalau dipikir-pikir, arisan juga bisa dikenakan pasal ini. Sosok Ramli Araby, seperti Charles Ponzi adalah sosok yang mampu menyakinkan orang. Ibarat seorang salesman, dia mampu menjual tahi ayam seharga coklat. Menurut cerita, Ramli Araby lahir di Sukabumi. Menurut cerita lagi, bahwa ketika ia berumur belasan tahun, yaitu di tahun 1970an ia pindah ke Aceh bersama ayahnya dan tahun 1997 kembali ke Sukabumi bersama istrinya yang orang Aceh. Cerita ini bukan hendak memojokkan Aceh, seakan-akan Ramli Araby belajar tipu-menipunya di Aceh, tetapi begitulah ceritanya. Demikian juga dalam kasus yang lain yang akan diceritakan nanti, melibatkan Cut Zahara Fonna yang orang Aceh, bukan bermaksud memojokkan orang Aceh, tetapi begitulah ceritanya. Penipu orang Jawa juga ada, seperti Raja Idrus, Ratu Markonah dan Joko Suprapto. Walaupun demikian perlu diingat bahwa tidak semua orang Jawa atau Aceh adalah penipu dan ilmu tipu menipu berasal dari Jawa atau Aceh. Kisahnya dimulai sejak tahun 1998, dimana Ramli Araby mendirikan PT Qurnia Subur Alam Raya (PT QSAR atau QSAR) yang bergerak dalam bidang agrobisnis. Kantornya berlokasi di Jl. Raya Situ Gunung Km. 3.5 No. 277 A, Cisaat, Sukabumi Jawa Barat. Pada saat yang sama terjadi krisis moneter di Indonesia dan Asia yang menjatuhkan Suharto dari kursi kepresidenannya yang telah didudukinya selama sekitar 35 tahun. Bisnis Ramli Arby tumbuh dengan cepat. Hal ini dimungkinkan karena selama krisis banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) dan banyak karyawan yang diPHK memperoleh uang pesangon. Apalagi perusahaan-perusahaan minyak di Indonesia seperti ARCO Indonesia (Atlantic Richfield Company), uang pesangon PHKnya sangat tinggi, para pengangguran baru ini ingin punya penghasilan. Sebagai gambaran bagaimana parahnya situasi ekonomi pada saat itu ialah menjamurnya warung-warung tenda yang didirikan orang-orang yang kena PHK. Membuka usaha warung tenda dimasa ekonomi sulit seperti itu juga tidak mudah. Banyak yang tidak berumur panjang. Kesempatan untuk memperoleh penghasilan adalah daya tarik yang kuat bagi yang punya uang. Hal inilah yang mungkin dilihat Ramli Araby sebagai kesempatan. Proposal yang ditawarkan QSAR bermacam-macam. Salah satu diantaranya adalah sistem bagi hasil untuk sebuah proyek usaha baru budidaya pertanian. Investor diwajibkan menyetorkan sejumlah uang, kemudian paling lambat 7 hari setelah modal disetor, pekerjaan dimulai. QSAR harus mengembalikan modal kepada investor ketika proyek sudah selesai yang ditandai dengan selesainya masa. Untuk cabai merah Hot and Beauty misalnya perhitungan penyiapan lahan akan memakan waktu 25 hari dan 4-5 bulan untuk menanam sampai panen dan pohonnya tidak produktif lagi. Sedangkan pembagian keuntungan dimulai sejak panen pertama dimulai, yaitu sekitar 4 bulan setelah modal disetor. Dari seorang ahli geofisika Madura, peserta penanam modal di QSAR bernama Abdurahman, diceritakan bahwa dia tertarik dengan model kerja sama yang ditawarkan oleh Ramli Araby, karena sesuai dengan kaidah Islam. Abdurahman yang baru saja diPHK dari sebuah perusahaan minyak, mempunyai banyak uang, yang tidak kurang dari Rp 500 juta (ekivalen dengan 5 kg emas). Ia mengambil paket budidaya brokoli. Dalam paket ini investor berkewajiban menyetor Rp 25 juta (senilai kira-kira 250 gram emas). Keuntungannya akan dibagikan setelah panen. Investor akan memperoleh 40% dan QSAR memperoleh 60% dari keuntungan.

Dengan masa tanam yang pendek, yaitu sekitar 60 hari, maka hasil akhir dari investasi Abdurahman bisa diketahui dengan cepat. Oleh QSAR, paket Abdurahman dinyatakan gagal dimakan ulat. Anehnya Abdurahman memperoleh kembali uangnya secara utuh, yaitu Rp 25 juta. Bagi banyak orang, kejadian seperti ini akan menjadi daya tarik yang lebih kuat untuk menanamkan uangnya lebih banyak. Lain halnya dengan teman Madura kita Abdurahman ini. Dia pikir, jika uangnya kembali, maka uang yang diterimanya itu berasal dari uang orang lain, apakah itu dari QSAR sendiri atau dari investor lain. Dan ini menurutnya, bukanlah cara-cara Islam. Sepatutnya modal Abdurahman sudah habis. Dan ia akan merelakan uangnya habis. Sebagai seorang penganut Islam sejati, Abdurahman tidak melanjutkan hubungan bisnisnya dengan QSAR dengan alasan bisnis QSAR tidak Islami. Keputusan inilah yang menyelamatkan uang PHKnya dari mangsa QSAR. Tidak banyak orang yang berpikir seperti Abdurahman. Banyak rekan-rekan koleganya dari ARCO (yang diPHK ARCO) bernasib tidak sebaik Abdurahman. Pengembalian modal akibat gagal panen dianggap oleh orang banyak sebagai bentuk kejujuran dan niat baik QSAR sehingga mereka membenamkam uangnya lebih banyak lagi. Padahal sebenarnya hal ini adalah pancingan agar investor menanamkan uangnya lebih banyak lagi. Seperti kata seorang pengarang novel bernama Ken Kesey: "The secret of being a top-notch con-man is being able to know what the mark wants, and how to make him think he's getting it." Rahasia untuk menjadi penipu yang hebat adalah mengetahui apa yang diinginkan calon korbannya dan meyakinkan padanya bahwa ia akan memperoleh yang diidamkannya. Ramly Araby mengetahui apa yang diinginkan pengangguran yang punya uang, yaitu penghasilan besar yang mudah, aman, tidak beresiko, maka Ramli memancing calon korbannya dengan umpan-umpan yang seolah-olah merupakan investasi yang tidak ada resiko dan tidak akan pernah rugi. Pemilik modal yang terpancing akhirnya sangat menyesal atas keputusannya ini. Tentu saja cara ini tidak mempan terhadap orang seperti geofisikawan Abdurahman yang tertarik pada bisnis Islami ketimbang sekedar mudah, aman dan tidak beresiko. Bentuk kerja sama lain yang ditawarkan QSAR adalah membiayai usaha yang sudah berjalan. Pola ini memberi kesempatan bagi investor yang tidak mau menunggu pembagian keuntungannya selama 3 - 4 bulan. Seperti yang dikisahkan oleh seorang drilling engineer yang bekerja di sebuah perusahaan jasa pengeboran minyak bernama Mohammad Saar, ia menanamkan modalnya sebesar Rp 10 juta pada awal tahun 2002 untuk paket membiayai usaha yang sudah berjalan. Menurut perjanjian ia akan memperoleh 2% perbulannya. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan bunga deposito bank yang besarnya berkisar disekitar 10% per tahun. Sayangnya bunga itu tidak pernah diterimanya. Yang diterimanya hanyalah janji-janji saja. Walaupun QSAR menawarkan berbagai paket-paket bisnis, untuk mengetahui secara rinci bentuk paket-paket bisnis agak sulit karena kurangnya dokumentasi. Ketika kisah ini ditulis, kasus QSAR sudah terkubur selama 9 tahun. Walaupun banyak orang saya kenal adalah korbannya dan juga ikut menyeret keluarganya seperti ayahnya, saudaranya atau mertuanya untuk menjadi korban QSAR, tetapi pada umumnya mereka ini mencoba melupakan kemalangan yang menimpa mereka. Banyak diantara mereka saya minta untuk menceritakan kasusnya secara rinci. Namun umumnya mereka mengatakan, sudah lupa cerita detailnya. Terlalu pahit untuk diceritakan karena merupakan aib.

Besarnya potensi tingkat keuntungan dari paket-paket bisnis yang ditawarkan kepada investor dari berita dan cerita yang terkumpul bermacam-macam, yaitu dari 25% sampai 85% per tahunnya. Kisaran angka yang tinggi seperti 50% - 85% dari media massa, sepertinya agak dibesar-besarkan dan kemungkinan tidak benar. Seandainya ada kemungkinan jumlahnya tidak banyak. Karena dengan keuntungan/bunga setinggi ini, QSAR akan berumur pendek saja. Sistem Ponzinya akan meledak dengan cepat. Dari beberapa korban yang penulis temui, mereka mengatakan tingkat keuntungan yang lebih masuk akal, yaitu 25% saja per tahunnya, atau sekitar 2% per bulan. Untuk tingkat bunga seperti ini memungkinkan sistem penipuan Ponzi bisa bertahan agak lama. Seperti kasus Madoff di Amerika Serikat dan terbongkar di tahun 2008, hanya memberikan keuntungan sekitar 10% saja. Penipuan ala penipuan Ponzi yang dilakukan oleh Madoff ini bisa ditutupi dan tidak terbongkar lebih dari 10 tahun. Kalau dilihat potensi tingkat keuntungan yang ditawarkan mencapai 20% - 30% per tahunnya, sedangkan bunga deposito hanya sekitar 10% di masa itu, maka QSAR menjanjikan lebih dari 2 kali bunga deposito. Iming-imingan seperti ini jelas bisa membuat simpanan deposito mengalir ke QSAR. Untuk bisa menyakinkan investornya punya prospektus dengan segala perincian analisa cash-flow. Untuk mempercantik analisa cash-flow, digunakan asumsi harga jual produk yang digembungkan, dengan embel-embel produk kelas ekspor. Untuk produk yang harganya terkadang melambung di saat-saat hari natal, lebaran atau di musim hujan seperti cabai, mengambil asumsi harga yang agak tinggi tidak akan terlalu kentara sehingga dicurigai. Dengan analisa cash-flow yang cantik investor akan tergiur. Bagi orang yang berkecimpung secara langsung di bidang pertanian, misalnya saja di bidang tanaman cabai Hot and Beauty, pasti mengetahui bahwa keuntungan rata-ratanya sekitar 10% 20% per tahunnya. Demikian juga untuk tanaman lain seperti jagung manis atau sayur mayur, tingkat keuntungan per tahunnya tidak lebih dari 20%. Tawaran keuntungan 20% - 30% per tahun patut dicurigai. Oleh sebab itu yang terjebak biasanya adalah orang-orang yang awam terhadap agrobisnis. Ada satu lagi yang masih kurang dalam cerita ini. Seawam-awamnya investor, ada juga yang berhati-hati. Investor semacam ini tidak segan-segan meninjau ke lokasi untuk melihat apakah bisnis QSAR ini benar-benar ada atau sekedar di atas kertas saja. Hal semacam ini nampaknya sudah diantisipasi oleh QSAR, sehingga mereka juga mempunyai ladang di Sukabumi untuk dipamerkan jika ada yang memintanya. Bahkan ladang ini juga berfungsi sebagai pemanis dan pancingan. QSAR juga membuka kantor di Jakarta. Dalam Direktori Bisnis Indonesia tercatat data perusahaan QSAR: Qurnia Subur Alam Raya PT Jln. MH Thamrin 5 Menara BDN, Jakarta , DKI Jakarta, 10340, Indonesia Phone: 021-39833691, 021-3983369 Fax: 021-39833705 QSAR juga mempunyai situs internet di www.alamraya.net yang dulu bisa diakses secara online. Pada jaman itu, adanya website membuat QSAR nampak seperti busnis yang profesional, bonafide dan terkelola secara modern dan baik. Ini membuat daya tariknya semakin besar. Ramli Araby juga menggaet politikus petinggi negara untuk menarik investor. Tosari Wijaya, di masa itu adalah wakil ketua DPR dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP),

didudukkan sebagai komisaris QSAR[1] . Ternyata sejak 1998, Tosari sudah menjadi konsultan QSAR. Istri Tosari, Hajjah Mahsusoh Ujiati, tak kalah rapatnya dengan Qurnia, ia menjadi Presiden Direktur PT Bromo Agropuro Alam Raya-perusahaan agrobisnis yang berbasis di Probolinggo, Jawa Timur[2]. Namun, katanya, PT Bromo Agropuro Alam Raya tidak ada kaitannya dengan QSAR. Tidak hanya Tosari Wijaya yang dilibatkan oleh Ramli Araby ke dalam QSAR tetapi juga wakil presiden Hamzah Haz dan ketua MPR Amin Rais juga sempat dekat dengan Ramli Araby. Foto mereka dijadikan pemanis untuk menarik dan menyakinkan investor-investor baru. Bisnis QSAR ini juga pernah ditayangkan di TV sekitar tahun 2000 sehingga semakin membuatnya terkenal. Bisnis QSAR bukan tanpa lubang yang menganga. Dana yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 480 milyar. Jika uang ini ditanamkan ke agribisnis, akan memerlukan tanah yang sangat luas dan QSAR harus berekspansi keluar dari Sukabumi. Untuk 1 hektar diperlukan dana Rp 20 juta 23 juta pada masa itu (tahun 2000). Angka dari cabai Hot and Beauty ini bisa mewakili tanaman lainnya. Dengan kata lain tanah garapan QSAR akan mencapai 22.000 ha. Sebagai perbandingan adalah luas sawah di seluruh kabupaten Sukabumi adalah 63.000 ha. Artinya: Ramli Arabi akan nampak seperti raja kecil di Sukabumi dan kebun sayurnya akan nampak sejauh mata memandang. Pemambahan 22.000 ha atau 30% lahan pertanian Sukabumi akan membuat goncangan pertanahan. Harga tanah pertanian di Sukabumi akan melonjak tajam. Penambahan kebun sayur sedemikian besarnya akan membuat goncangan permintaanpenawaran di sektor sayur mayur. Harga sayur akan anjok. Lubang kelemahan yang menganga ini tidak pernah terlihat karena angka Rp 480 milyar dana yang berhasil dikumpulkan tidak pernah diumumkan. Sehingga tidak ada yang bisa memahami seberapa besar bisnis Ramli Araby yang sebenarnya. Semua permainan sistem piramida Ponzi akan berakhir dengan kesedihan untuk investor yang datang belakangan. Ini berlaku juga bagi QSAR. Borok QSAR mulai terbuka tahun 2001, dan meledaknya tahun 2002 sampai polisi turun tangan mencokok Ramli Araby tanggal 29 Agustus 2002. Investor QSAR yang tergabung dalam Forum Komunikasi Investor (FKI), berusaha mengambil alih asset-asset QSAR, tetapi kemudian polisi melakukan penyitaan aset-aset QSAR ini. Perjuangan Ramli Araby tidak berhenti di sel tahanan polisi. Ketika di tahanan polisi, Ramli Araby, masih berusaha untuk bangkit. Tanggal 8 Januari 2003, Ramli menggelar jumpa pers di rumah tahanan Sukabumi dan mengajak investornya untuk memulai kembali kerja sama mereka. Katanya: "Sekarang kami memang tidak memiliki uang tunai. Namun mitra kami dari luar negeri siap mengucurkan dana Rp 6 trilliun."[3] Katanya dia mempunyai investor baru dari Brunei, Malaysia dan Cina. Janji-janji Ramli Araby tentang dana Rp 6 trilliun itu dibumbui bahwa akan digunakan untuk membeli 400-450 kapal penangkap ikan dan usaha buah mengkudu (mengkudu sedang populer waktu itu di majalah Trubus). Bumbu lain adalah akan disalurkan untuk ternak cacing untuk memproduksi asam amino. Tentu saja ceritannya itu hanyalah omong kosong. Yang tidak dipikirkannya dalam berbohong ini adalah pemasaran produk-produk yang dihasilkan. Bisnis Rp 6 trilliun (ekivalen dengan 60 ton emas) tidak mudah. Kasus QSAR cukup memalukan banyak politikus karena mereka dilibatkan. Kabarnya uang Partai Persatuan Pembangunan sebesar Rp 6,50 milyar tersangkut di QSAR. Tetapi

kemudian diakui oleh Tosari Wijaya (wakil ketua DPR) sebagai uang pribadinya. Amien Rais (ketua MPR) dan Hamzah Haz, (wakil presiden) ikut berkomentar yang nadanya membela Ramli dalam arti untuk memberi kesempatan lagi bagi Ramli Araby atau tidak membawa Ramli ke pengadilan. Tanggal 31 Juli 2003 Ramli Araby dijatuhi hukuman delapan (8) tahun penjara dan denda Rp 10 miliar, subsidair enam bulan untuk tuduhan menghimpun dana masyarakat tanpa persetujuan Bank Indonesia (pelanggaran UU No. 10 tahun 1992). Ini adalah pasal pelanggaran undang-undang perbankan, bukan pasal penipuan. Dan menghimpun dana masyarakat tanpa persetujuan Bank Indonesia adalah pasal karet. Arisanpun bisa dikategorikan pelanggaran pasal ini. Delik penipuan tidak akan mempan. Patut diduga bahwa UU No. 10 tahun 1992 yang karet ini dibuat untuk memuaskan korban penipuan jika mereka marah dan mau menyeret dan menghukum pelaku penipuan. Yang namanya delik karet, bisa dilebarkan dan bisa memendek lagi, tergantung selera. Ibaratnya, orang melakukan arisanpun bisa dikenakan 15 tahun penjara ketika hakim dan jaksa punya dendam terhadap pelaku arisan. Apa yang bisa disimpulkan dari kisah QSAR Ramli Arabi ini? Pertama, Ramli Arabi bisa sukses karena banyaknya dana masyarakat yang menganggur seperti uang dari pesangon PHK. Dan pemiliknya ingin mempunyai penghasilan secara mudah. Dengan demikian mudah tergiur oleh proposal-proposal investasi. Kedua, pola bisnis yang ditawarkan menarik sekelompok masyarakat tertentu (Islam) karena diberi make-up Islami dan berdasarkan syariah. Pancingan spesial diberikan kepada calon investor besar, yaitu jika investasinya gagal, maka modalnya akan kembali sepenuhnya. Menggunakan petinggi-petinggi negara untuk menarik korbannya. Di masyarakat yang patenalistik, cara ini sangat ampuh. Petinggi negara adalah panutan dan jaminan sukses. Proposal investasinya nampak sederhana dan nampak mudah dicerna dan tingkat pengembalian modal dan keuntungannya tinggi. Proposal QSAR bervariasi, dinamis dan disesuaikan dengan situasi. Dari kerja sama bagi hasil, sampai pola dengan bunga tetap. Dari cabai Hot and Beauty, brokoli, ikan nila, armada penangkapan ikan, ternak cacing dan ekstraksi asam amino, sampai perkebunan buah pace. Dan terakhir bahwa kasus ini berakhir dengan dihukumnya Ramli Arabi bukan untuk kasus penipuan melainkan untuk pelanggaran pasal karet menghimpun dana masyarakat tanpa persetujuan Bank Indonesia dimana secara teknis arisanpun bisa dikenai pasal ini. Mungkin tanpa adanya pasal karet ini Ramli bisa lolos. Usaha penipuan seperti yang dilakukan Ramli Arabi sebenarnya cukup menguntungkan. Walaupun hanya dia saja yang tahu, berapa besar uang yang diperoleh Ramli secara bersih. Tetapi yang jelas sejumlah Rp 480 milyar (ekivalen dengan 5 ton emas) yang diraupnya secara gross hanya perlu dibayar dengan 10 tahun penjara dan Rp 10 milyar denda. Kalau dia bisa membayar denda Rp 10 milyar dan menggelar konferensi pers di penjara, yang tentunya perlu biaya besar untuk pelicin, bisa disimpulkan bahwa dari Rp 480 milyar masih bersisa banyak. Sebenarnya Ramli Arabi tidak perlu mendekam di penjara jika ia jauh-jauh hari sudah mempersiapkan pelariannya. Ada beberapa negara yang menganggap sistem piramida seperti yang ia lakukan bukan tindak kriminal, sehingga Ramli tidak akan diekstradisikan (sendainya negara tersebut punya perjanjian ekstradisi dengan Indonesia). Rupanya Ramli Araby tidak punya pemikiran yang demikian panjang.

(Bersambung...........) [1] Berkas Kasus Ramli Araby Sudah Diserahkan ke Kejaksaan, Gatra.com, 21 September 2002. http://www.gatra.com/2002-09-21/artikel.php?id=20760 [2] Tosari Widjaja: "Saya yang Investasi, Saya yang Tanggung Jawab", Tempo Interaktif, 16 Sept. 2002. http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2002/09/16/WAW/mbm.20020916.WAW80692. id.html [3] QSAR Ajak Investor Kembali Bekerjasama, Gatra online, 8 Januari 2003; http://www.gatra.com/2003-01-08/artikel.php?id=23964 Disclaimer: Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya. Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makanmakan. Posted by Imam Semar at 7:01 PM Error: Reference source not found 8 comments: suami said... QSAR 20-85% pertahun? sekarang muncul bisnis2 online yg menggunakan forex plus usaha riil lain dengan menjanjikan BAGIHASIL 20-50% perbulan. www.mandiriinvesta.com setahun berjalan, membagikan 14 milyar dibulan maret [20% bagihasil perbulan] jadi total aset 70 M dan terus bertambah ---april profit dibagi 18 M bagaimana cara menghitung umur kejatuhan sebuah proyek penipuan? March 25, 2011 11:02 AM Anonymous said...

saya saksi, waktu ada seminar di FEUI,..qsar :D March 25, 2011 11:21 AM Error: Reference source not found Imam Semar said... Kasus Madoff dimulai tahun 1992. Tahun 1999 SEC mulai curiga dan melakukan penyelidikan. Dan baru tahun 2008 terbongkar. Itu untuk kasus dengan 13.5% to 20% keuntungan per tahun. Menarik itu mandiriivesta.com itu........ March 25, 2011 11:34 AM Imam Semar said...

or: Reference source not found omy March 25, 2011 11:21 AM,

anda bisa share tentang paket-paket yang ditawarkan QSAR. Sebabnya dari korban-korban yang saya temui mpaknya paket-paket ini banyak ragamnya. Hal seperti ini sulit bagi QSAR untuk tracking nya. Saya duga, AR punya pola yang umum. Sayangnya para korban enggan menceritakan, karena mereka hanya ingin upakannya. rch 25, 2011 1:40 PM s said... dak bersambung................ 2011 1:50 PM

awarkan keuntungan menggiurkan : profitbarokah.net ni menurut IS? 58 PM

yg dahulu jg gencar ditawari berbagai produk investasi (qsar, addfarm, minyak asiri etc etc), ada satu ipegang ... RISK ...

da. Higher return always bring higher RISK.

nyaan 'bloon' sy pada teman2 yg ikut hanya: kalau bisnis ini sedemikian menarik dan menguntungkan, kenapa a, dgn bunga yg jauh lebih rendah :D

a ('polos' ;) ) ... berbagi keuntungan dgn rakyat ... ^_~

si yg ditanamkan, apakah dapat berkembang exponensial spt yg dijanjikan?? mo cari kemana kandang, tanah, jap kalau tiap hari nambah duit, dan tetep teratur ngasih profit???

2 banyak yg ikut/ajak. revent me from this sh*t

9 tahun yang membobol (minimum) 17 Miliar dana nasabah juga berasal dari aceh ============================================================= Untuk mengakhiri cerita QSAR ini ada cuplikan berita dari Detik.Com. Judulnya: Kembalikan Dana PPP Rp 5 M, Tosari Siap Jual Celana Kolor Reporter : Wildan Hakim Detikcom, Sabtu, 07/08/2002 - Jakarta, Untuk pertama kalinya setelah bangkrutnya PT Qurnia Subur Alam Raya (QSAR) meledak, Tosari Wijaya tampil di muka umum. Dia menyatakan siap mengembalikan dana partai Rp 5 miliar yang nyemplung di QSAR. "Kalau perlu jual celana kolor," sesumbarnya agak emosional. Hal itu diungkapan salah satu ketua DPP PPP ini pada wartawan sebelum pembukaan "Konsultasi Nasional RUU Bidang Politik PPP" di Ruang Rose I-II, Hotel Acacia, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9/2002) pukul 16.20 WIB. Tosari banyak menjawab dengan nada tinggi dan terus berusaha menghindar. Ini merupakan wawancara pertama wartawan dengan wakil ketua DPR ini. Berikut wawancara singkat wartawan dengan Tosari Wijaya: Bagaimana investasi dana PPP ke PT QSAR? Duduk persoalannya adalah seperti yang saudara baca di koran. Kalau sudah (diberitakan) apalagi? Sampeyan baca koran nggak? Ikut (nonton) TV nggak? Dana partai sudah selamat. Jadi, tujuan investasi itu memang cari untung. Kenapa dana partai yang dipakai? Lho, memang untuk partai. Soal QSAR yang sekarang bangkrut, itu urusan saya dengan partai. Bukan urusan Saudara. Saya sudah klarifikasi dengan ketua umum. Dan ketua umum membenarkan.

Bagaimana dengan Tim Penyelemat Dana bentukan Kolima? Saya nggak dengar adanya Kolima. Saya memang harus mengembalikan dana itu. Dan tidak perlu kesepakatan. Sebab hal itu merupakan tanggung jawab saya. Jadi Bapak sanggup mengembalikan dana itu? Sanggup! Kenapa tidak! Pemimpin mesti sanggup dong. Kalau perlu jual celana kolor, itu merupakan urusan saya. Siapa mau beli? Bagaimana kelajutan cerita dana Partai Persatuan Pembangunan, beritanya tidak keluar ke publik. Angka Rp 5 milyar itu banyak sekali, dalam arti orang yang memilikinya pasti harus kaya. Karena Rp 5 milyar pada masa itu adalah setara dengan 50 kg emas. Sangat menarik jika kekayaan Tosari Wijaya diaudit, untuk melihat bagaimana ia dibangkrutkan oleh QSAR dan bagaimana kiatnya (Tosari Wijaya) membangun kembali kekayaannya. Terlibatnya petinggi dan politikus terkemuka negri ini dalam kasus QSAR punya hikmah yang tidak pernah bisa dijadikan pelajaran. Dalam sistem demokrasi, rakyat memilih para wakilnya untuk mewujudkan kemakmuran. Rakyat berpikir bahwa para politikus, petinggi negara ini punya kelebihan otak dan akal serta pengetahuan untuk memakmurkan mereka. Kalau yang dipilih sama setara dengan yang memilih, untuk apa negara ini diselenggarakan? Sayangnya, sejarah berkali-kali membuktikan bahwa para petinggi negara, politikus tidak lebih cerdik dalam hal mencari kemakmuran. Mereka masih tidak bisa membedakan antara bisnis riil dan penipuan. Dan......., ironisnya setiap 5 tahun rakyat beramai-ramai memilih anggota DPR termasuk ketuanya yang nota bene pernah tertipu oleh penipu seperti Ramli Araby. Memang manusia tidak bisa belajar. =================================

Bisnis Bunga Anthorium, Peternakan Cacing dan Ikan Lohan


Seorang teman sekantor sering mengeritik saya, berkenaan dengan aktifitas investasi saya di sektor saham, emas, perak dan pasar uang. Katanya sektor yang saya geluti bukan sektor riil yang menciptakan lapangan pekerjaan. Dia memberi contoh mengenai sektor riil yang sedang dia geluti, yaitu menanam pohon anthorium (kejadiannya di tahun 2006 2008). Dia membeli bibitnya, untuk dibesarkan. Rencananya kalau sudah besar akan bisa dijual dengan harga yang lebih mahal. Barangnya riil dan bisa disentuh, yaitu pohon itu sendiri. Jenis yang disukainya adalah gelombang cinta. Dia juga memberi lowongan kerja bagi tukang kebun yang merawat pohonnya. Pada saat itu valuasi (penilaian harga) pohon ini berdasarkan jumlah daunnya. Harga tertinggi yang pernah dicapai adalah Rp 500.000 per daun. Artinya jika sebuah pohon mempunyai 10 helai daun, maka harganya Rp 5 juta (10 x Rp 500.000). Ini adalah harga di puncak mania dimana orang mengalami waham-massal-sementara dan menyangka valuasi harga anthorium akan terus naik sampai tak terhingga. Harga per pohon anthorium gelombang cinta dikabarkan bisa mencapai Rp 30 juta. Catatan: gaji seorang pembantu di Jakarta, waktu itu sekitar Rp 300.000 per bulan. Dengan kata lain harga pohon gelombang cinta itu bisa mencapai 100 kali gaji bulanan seorang pembantu. Diukur dengan makanan, harga sepiring nasi campur dengan lauk ayam (ikan), sayur dan minum teh manis adalah Rp 10.000. Ini artinya pohon hias anthorium gelombang cinta itu nilainya sama dengan 3.000 porsi makan siang. Wow!!! Itu namanya mania. Saya pernah menanyakan, kemana nantinya akan dijual kalau pohon-pohon itu sudah besar? Dia mengatakan bahwa akan banyak yang menampung, sambil menunjukkan

majalah hobby Trubus. Disitu memang ada artikel mengenai anthorium dengan kasus-kasus suksesnya. Tetapi saya tidak bisa melihat besarnya potensi pasar dari anthorium. Skeptis. Seperti pada kasus Ponzi dimana jumlah IRC yang beredar tidak bisa menunjang bisnis IRC Ponzi, demikian juga jumlah penggemar anthorium tidak akan pernah bisa menyamai jumlah antorium yang akan beredar. Teman saya mengeluarkan banyak modal untuk membeli anthorium anakan dan merawatnya. Sampai akhirnya pohon-pohon itu besar serta siap untuk dijual. Dan pembelinya.....? Tidak ada. Tidak ada yang mau membelinya. Kasus anthorium bukan satu-satunya kasus yang pernah muncul. Di awal dekade 2000an, sekitar tahun 1999 2000, yang sedang naik daun adalah bisnis cacing. Dan tahun 2005 2006 adalah virgin coconut oil. Kemudian disusul dengan bisnis ikan lohan dan lobster air tawar. Cerita lain adalah mengenai bisnis peternakan cacing terjadi di awal dekade 2000an. Di sekitar tahun 1999 2001, pada periode depressi akibat krisis moneter 1997, Indonesia (baca: Jawa) disibukkan dengan bisnis cacing. Awalnya, katanya, untuk makanan ikan hias seperti ikan arwana. Kemudian gossipnya berkembang, menjadi peruntukan jamu. Bahkan cerita itu kemudian berkembang menjadi peruntukan burger cacing burger!!! Siapa yang mau makan cicing burger selama burger sapi masih ada? Pada periode manianya, sering dijumpai iklan mengenai cacing di majalah Trubus; dari mulai penjual bibit, kursus pemeliharaan cacing, artikel-artikel mengenai cacing dan lainlainnya. Untuk saya hingar-bingar cacing ini nampak absurd. Kasus cacing ini banyak memakan korban, salah satunya adalah tetangga saya dan saudara sepupu saya. Mereka membeli bibit cacingnya, membuat tempat pemeliharaannya dan merawatnya. Ketika sampai pada ukuran panen........., tidak tahu kemana menjualnya, karena memang tidak ada yang mau beli. Kerugian menimpa. Saudara sepupu saya menghabiskan sekitar Rp 15 juta. Dalam ukuran uang sejati, yaitu emas, kira-kira 150 gram. Dalam ukuran harga kambing, kira-kira setara dengan 45 ekor kambing. Atau dalam ukuran porsi makan siang nasi dengan lauk ayam dan sayur serta minum teh manis, kirakira 2200 porsi. Kerugian yang cukup lumayan. Kasus seperti ini tidak pernah masuk ke meja hijau. Karena secara hukum tidak memenuhi unsur pidana dan tidak pernah masuk ke penyidikan polisi. Kalau saja senandainya pernah masuk ke penyidikan polisi, modus operandi dan kejadian yang sebenarnya bisa terungkap. Oleh sebab itu kita tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Pengetahuan kita hanya terbatas pada hipotesa. Inilah usaha yang paling jauh untuk mengerti kasus bisnis anthorium, cacing, jangkrik, virgin coconut oil, ikan lohan dan sejenisnya, hanyalah melalui hipotesa. Beginilah hipotesanya: Kemungkinan kejadiannya dimulai dari seseorang yang memiliki stok barang, apakah itu anthorium, ikan lohan, cacing atau apa saja. Ia memulai langkah pertama untuk mempopulerkan barang dagangannya dengan ikut pameran. Mungkin beberapa kali, sampai memperoleh perhatian dari pengamat hobby di suatu majalah. Bahkan kalau perlu membuat iklan di majalah hobby seperti Trubus, atau membuat tulisan yang menarik berserta fotofotonya sehingga memperoleh perhatian baik dari pembacanya dan juga redaksinya. Ketika sudah memperoleh perhatian, pembeli mulai muncul. Pembeli ini bukan dari kalangan konsumen, tetapi dari kalangan orang yang punya tabungan dan ingin menerjuni bisnis ini. Iklan menjual bibit cacing, menjual anthorium, menjual bibit ini dan itu, pelatihan pemeliharaan cacing, ikan lohan, lobster air tawar, dan lain sejenisnya

bermunculan. Dari kacamata pengamat (dan penulis kolom majalah), hal ini dianggap sebagai banyaknya permintaan atas barang tersebut (cacing, anthorium, ikan lohan, lobster air tawar, dsb). Maka tulisannya di kolom majalah semakin panas. Dan ini diresponse oleh pebisnis dengan iklan, pengadaan pameran, dan promosi lagi agar bisa menangkap sebagian pangsa pasar. Ini umpan balik yang makin menguatkan bak cerita mengenai Indian, badan meteorologi dan musim dingin di atas. Kebenaran akan terkuak ketika cacing sudah besar, anthorium sudah memenuhi halaman, akuarium dan kolam penuh dengan ikan lohan dan lobster air tawar. Pembeli tidak kunjung datang. Semua mau menjual, termasuk, agen penjual bibitnya. Mania selesai dan semua rugi kecuali yang pertama terjun ke bisnis ini, yaitu para penjual bibit, penyelenggara pameran, penyelenggara kursus ketrampilannya dan ......majalah hobby tersebut. Informasi dari seorang kolega di kantor yang terjerumus ke bisnis lobster air tawar, mengatakan bahwa tahun 2010 biaya untuk kursus pemeliharaan lobster air tawar biayanya sekitar Rp 500.000 dan untuk membeli indukannya Rp 500.000 per set, 5 ekor betina dan 3 ekor jantan. Harga ini sudah naik dari Rp 350.000 di tahun 2004. Di tempat yang sama, bisa dibeli perangkat kursus seperti video, DVD dan juga pakan untuk lobster. Orang yang mengadakan kursus ini masih sama. Dialah yang diuntungkan dalam hiruk-pikuk bisnis lobster air tawar ini. Apa ini bisa dijerat delik penipuan? Saya meragukan. Ini hanyalah perdagangan biasa. Calon investor (baca: calon korban) membeli bibit anthorium atau indukan cacing, atau indukan lobster air tawar, atau sejenisnya. Tentu saja penjualnya dengan suka hati menjualnya. Memberi kursus (yang tentunya bayar). Tetapi kemudian, apakah orang-orang yang telah menghabiskan uangnya merasa tertipu? Sangat mungkin. Paling tidak merasa diakali. Karena setelah dikembang biakkan dan hasilnya mau dijual kembali ternyata permintaan tidak ada. Pasarnya sangat terbatas. Anehnya, ada orang yang kena perangkap seperti ini berkali-kali. Seingat saya, tetangga saya itu kena kasus palem raja lalu kemudian kasus cacing. Kenapa bisa demikian? Tidak lain karena mereka tidak skeptis dan tidak kritis. ========================================= Sistem Piramida Banyak bentuk penipuan skema piramid, seperti surat berantai, bahkan multi-level marketing (MLM), dan semua ini bisa dikategorikan skema piramid. Memang ada perbedaan yang sangat tipis antara surat berantai dengan MLM, tetapi pada dasarnya keduanya adalah skema piramid. Bedanya, MLM punya produk riil yang dijual sedangkan surat berantai tidak. Sistem piramida adalah suatu model pengelabuhan yang mengandalkan pemasukkan dari anggota yang baru (sering disebut down-lines) untuk menunjang keuntungan anggota yang lama (up-lines). Model bisnis yang ditawarkan biasanya sangat sederhana, mudah dimengerti. Untuk menyakinkan bahwa bisnis ini adalah bisnis yang canggih (kecanggihan bisa digunakan sebagai daya tarik) maka dalam hal perhitungan keuntungan dipakai formula yang nampak canggih tetapi mudah dimengerti. Yang paling sederhana dan tidak ada unsur canggih di dalamnya adalah surat berantai. Misalnya seorang prospek (calon peserta), diwajibkan membayar uang keanggotaan sebesar Rp 10.000 dan dia diwajibkan untuk merekrut 10 orang sebagai down-linenya. Para down-line ini juga diwajibkan untuk

membayar uang keanggotaan yang sama besarnya. Dengan uang keanggotaan dari downline ini, para up-line dibayar. Kelangsungan sistem ini sangat bergantung pada masuknya anggota-anggota baru, yang kebutuhannya semakin membengkak. Akhirnya sistem ini ambruk karena pertambahan keanggotaannya tidak cukup cepat lagi untuk mencukupi dan menunjang pembayaran para up-line. Tentu saja cara ini kasar. Orang akan berpikir, kenapa harus membayar dulu uang keanggotaan, untuk bisa merekrut down-line. Kenapa tidak mendirikan sendiri sistem ini dan langsung merekrut down-line 10 orang dan mengantongi Rp 100.000 dari 10 downline ini? Sistem piramida ini bisa dikenakan delik penipuan. Untuk menghindari ini, produk riil dimasukkan ke dalam model bisnis. Karena down-line selalu dirugikan, untuk bisa bertahan, maka organisasi pengelolanya menyenggarakan pertemuan-pertemuan bisnis. Pertemuan-pertemuan bisnis ini adalah ajang pidato, kampanye oleh orator yang karismatik. Dan disana para down-line dicuci otaknya untuk menjadi fanatik terhadap produk-produk yang dijual. Misalnya salah satu MLM yang terkenal dan yang mempromosikan barang konsumsi rumah tangga, menjejali otak para down-linenya dengan image yang tinggi tentang sabun cuci piringnya untuk menunjang alasan bagi harganya yang 2 kali lebih mahal dari produk yang sama di pasaran. Kalau dilihat komponen utamanya adalah Sodium Lauryl Sulfate, sama seperti sabun cuci cair merek lainnya.

Charles Ponzi
Nama sistem piramida diindentikkan dengan nama Ponzi, karena sistem piramida sering disebut skema Ponzi. Mungkin karena Charles Ponzi (1882 1949) adalah orang pertama yang paling berhasil menggunakan cara ini untuk menipu dan mendapat sorotan masyarakat. Ia bukan hanya menipu dalam jumlah yang besar, tetapi juga mendapat sorotan. Kejadiannya di sekitar tahun 1920. Charles Ponzi bukan yang penipu yang melibatkan dana yang terbesar dalam sejarah. Ponzi dimasa itu hanya berhasil menyeret dana sebesar $ 7 juta (kira-kira senilai 10 ton emas). Jumlah itu tidak lah banyak kalau dibandingkan dengan kasus Bernie Madoff. Bernie Madoff tahun 2008 terbongkar kasusnya bahwa dia berhasil menilep $50 milyar (kira-kira senilai 1.720 ton emas). Yang digelapkan Madoff nilai riilnya 172 kali lebih besar dari Ponzi. Ini membuat Charles Ponzi seperti amatir. Walaupun demikian, sistem piramida tetap disebut dan mempunyai nama alias sebagai skema Ponzi, dan bukan skema Madoff. Dalam membandingkan antara Madoff dan Ponzi, kita harus mengukurnya dengan emas bukan dengan dollar, karena emas adalah uang sejati, sedang dollar adalah uang kertas, uang ciptaan dan hasil manipulasi politikus yang nilainya tergerus dengan masa. Kalau diukur dengan uang dollar Amerika Serikat maka Madoff lebih besar 7000 kali dari Ponzi. Tetapi Ponzi lah yang mendapat nama. Yang besar belum tentu yang memperoleh nama. Ponzi adalah imigran dari Italia yang datang ke Boston US, di tahun 1903. Menurut cerita, dia seorang penjudi dan selama dalam pelayaran uangnya dihabiskan di meja judi. Walaupun kantongnya kosong, tetapi kepalanya penuh dengan sejuta harapan. Ponzi nampaknya punya kepribadian yang menarik dan mampu menyakinkan orang. Kalau diibaratkan seorang pedagang, dia adalah pedagang yang mampu menjual lemari es kepada seorang eskimo di Alaska, atau seorang yang mampu menjual tahi ayam seharga permen coklat. Karakter inilah yang menguntungkan baginya untuk menjadi penipu.

Perlu di catat bahwa dalam bahasa Inggris, penipu disebut con-man, kadang con-artist singkatan dari confident-man atau confident-artist. Artinya orang yang sangat yakin dan sangat menyakinkan. Ilmu tipu-menipunya mungkin dipelajarinya ketika dia bekerja di sebuah bank bernama Banco Zarossi. Bank ini memberikan bunga dua kali lipat dari bunga bank umumnya di saat itu. Nasabahnya tumbuh dengan cepat dan Banco Zarossi bisa mengumpulkan dana yang cukup besar dalam waktu yang singkat. Banco Zarossi sebenarnya mengalami kesulitan bisnis. Kredit real-estatenya banyak yang macet. Ponzi melihat bahwa pembayaran bunga kepada nasabah digunakan uang dari nasabah-nasabah yang baru. Akhirnya bank ini runtuh dan mengalami kesulitan untuk membayar uang nasabah berserta bunganya. Dan kemudian Zarossi, pemilik bank, lari ke Mexico dengan membawa lari uang nasabah. Ponzi melihat bahwa: 1. Orang tidak berpikir panjang ketika melihat potensi keuntungan yang besar atau ditawari keuntungan yang besar. Lebih-lebih kalau sudah ada contohnya. Bisnis proposal yang ditawarkan harus menarik dan mudah dimengerti, walaupun tidak masuk akal. 2. Sekali namanya dikenal, maka orang dengan sendirinya akan berbondong-bondong datang menyerahkan uangnya. Bahkan orang (calon korbannya) akan menanamkan lagi keuntungan yang diterimanya, sehingga pengumpulan uang mengalami percepatan. 3. Pada suatu fase, terjadi mania dimana herd mentality, mentalitas ikut arus, kuat. Ketika itu banyak orang ikut terjun kedalam bisnis yang sedang digilai (dalam hal ini menginvestasikan uangnya ke Banco Zarossi) maka semakin banyak orang lainnya yang ikut latah, tanpa banyak berpikir. Tetapi yang luput dari pengamatan Ponzi ialah bahwa sekali timbul ketidak-percayaan, maka akan terjadi penarikan uang nasabah secara besar-besaran dan akan membongkar kejahatannya. Inipun bisa dikategorikan herd mentality, mentalitas ikut arus. Setelah kejadian Banco Zarossi, Ponzi sempat keluar masuk penjara karena melakukan tindak kriminal. Di dalam penjara dia rupanya memperoleh pengalaman lebih banyak dan wawasan yang lebih luas. Suatu hari, menjelang tahun 1920, Ponzi mempunyai ide bisnis untuk memperoleh uang secara mudah. Bisnisnya berkaitan dengan apa yang dinamakan International Reply Coupon (IRC). IRC ini digunakan di dalam surat menyurat internasional sebagai pengganti prangko untuk pengiriman surat balasan. Misalnya si A di sebuah negara mengirim surat kepada B (biasanya perusahaan atau badan lainnya) di negara lain untuk meminta sesuatu (misalnya katalog atau formulir pendaftaran). B mensyaratkan setiap permintaan barang ini harus disertai IRC. IRC ini bisa ditukarkan dengan prangko untuk mengirimkan barangbarang yang diminta kliennya dengan pos. Maksudnya agar B tidak terbebani biaya prangko karena A sudah menyediakannya dalam bentuk IRC. IRC ini juga bisa diuangkan. Pada masa setelah Perang Dunia II inflasi di Eropa cukup tinggi sehingga terjadi perbedaan biaya pengiriman lewat pos antara pengiriman dari Amerika Serikat ke Eropa dengan dari Eropa ke US. Akibatnya IRC yang dijual di Italia, atau di Eropa harganya lebih rendah dibandingkan dengan di US. Ide Ponzi ialah membeli IRC dari Italia, kemudian diuangkan di US. Ide yang cemerlang. Bisnis ini 100% legal. Dan potensi keuntungannya bisa ratusan persen. Dia meminjam uang ke bank untuk memulai bisnis ini. Kemudian mengirimkannya kepada sanak keluarganya di Italia untuk dibelikan IRC. Dia juga menawarkan proposal kepada

kenalannya untuk menambah modalnya. Mula-mula melalui selebaran-selebaran dia menawarkan 40% keuntungan untuk investasi selama 90 hari dalam proposalnya[1]. Pada bulan Januari 1920 ia menaikkan iming-imingannya itu menjadi sebesar 100% dalam waktu 90 hari[2]. Dibandingkan dengan bunga bank yang hanya sekitar 5%, tentu saja iming-imingan Ponzi sangat menarik. Selanjutnya Ponzi dengan perusahaannya Old Colony Foreign Exchange Company"[3], (ada yang menyebutnya Security Exchange Company[4]) menggalang dana dengan menggunakan agen-agen yang diberi komisi yang tinggi. Dalam waktu 4 bulan yaitu dari bulan February 1920 sampai bulan Mei 1920, dia bisa mengumpulkan $420.000 (setara dengan 620 kg emas). Histeria terbentuk bentuk setelah harian the Boston Post menerbitkan artikel yang isinya bernada positif terhadap bisnis Ponzi ini. Dan orang-orang berbondongbondong menyerahkan uangnya untuk diinvestasikan ke bisnis IRC. Sayangnya di Amerika Serikat Ponzi mengalami kesulitan untuk menguangkan IRC yang dibelinya dari Italia. Terlalu banyak birokrasi dan berliku-liku administrasi administrasi yang harus dilewati. Secara praktis bisnis Ponzi tidak menghasilkan keuntungan yang riil. Tetapi ini tidak membuat dia berhenti. Belajar dari pengalamannya di Banco Zarossi, Ponzi membayar bunga keuntungan nasabah lamanya dengan uang nasabah yang baru ikut serta. Karena pertambahan jumlah investor mengalami percepatan, dana baru yang masuk bisa menutup pembayaran bunga maka semuanya berjalan lancar. Lagi pula kebanyakan dari investor Ponzi tidak mengambil bunga dari investasinya, melainkan ditanam kembali. Sehingga hal ini mempermudah Ponzi. Ponzi bisa berfoya-foya dengan uang investornya. Ponzi menanamkan uangnya ke sebuah bank, Hanover Trust Bank. Dengan uangnya itu saham majoritas dikuasai Ponzi. Bunga yang diperoleh Ponzi sekitar 5%. Bunga yang 5% inilah yang merupakan keuntungan riil dari Security Exchange Company. Walaupun semuanya lancar, ada juga orang yang skeptis. Di bulan Juli 1920 harian the Boston Post menurunkan sebuah artikel yang ditulis oleh seorang analis keuangan Clarence Barron. Isinya sebuah analisa yang menunjukkan bahwa pola bisnis Ponzi dengan Security Exchange Companynya secara finansial tidak mungkin menguntungkan. Jumlah IRC yang beredar terlalu sedikit untuk membuat keuntungan yang Ponzi tawarkan. Ditinjau dari besarnya modal dan keuntungan yang ditawarkan, bisnis Ponzi memerlukan 160 juta IRC, sedangkan IRC yang beredar hanya 27.000 lembar. Jadi tidak ada ketidak-cocokan antara volume IRC dengan keuntungan yang diperlukan untuk memenuhi janji Ponzi. Segera, beberapa investor menarik dananya dari Security Exchange Company. Dan mereka mendapatkan cek bank Hanover Trust Bank yang dikuasai Ponzi dan cek itu bisa dicairkan. Awalnya dana yang ditarik itu mencapai US$ 2 juta. Tetapi kelanjutan penarikan dana secara besar-besaran bisa dihindari karena Ponzi bisa menyakinkan nasabahnya bahwa artikel di the Boston Post itu salah. Ponzi bisa lolos, bahkan pemasukkannya pun bertambah. Selanjutnya Ponzi mempekerjakan seorang untuk menangani hubungan masyarakat, PR (Public Relation), bernama William McMasters. Tidak lama bekerja untuk Ponzi, McMasters curiga mengenai banyak hal tentang bisnis Security Exchange Companynya Ponzi. Pertanyaan dibenaknya ialah: Kenapa Ponzi masih menanamkan uangnya di bank dengan bunga 5%, padahal dengan bisnis IRC bisa memperoleh 100% dalam 90 hari? McMasters akhirnya mengundurkan diri. Tidak lama kemudian, tanggal 2 Agustus 1920, di harian the Boston Post keluar sebuat artikel yang berisi kecurigaan William McMasters. Pertanyaan itu kembali muncul, kenapa Ponzi masih mau mendepositokan uangnya di bank

dengan bunga 5%, padahal bisnisnya bisa menghasilkan puluhan kali lipat. Dikatannya bahwa sebenarnya asset Security Exchange Company bukan US$ 7 juta, melainkan minus (hutang) US$ 2 juta sampai US$ 4,5 juta. Artinya perusahaan Ponzi sudah pailit. Penarikan dana besar-besaran kembali melanda Security Exchange Company. Pada masa penarikan dana besar-besaran ini komisi bank Massachusetts, memerintahkan agar rekening Ponzi di Hanover Trust Bank diawasi. Nasabah Ponzi terus menerus menguangkan cek yang berasal dari Ponzi. Ketika dana di rekening ini sudah habis, maka semua penarikan dana dari rekening itu distop. Di akhir babak ini, dua bank lain di Boston ikut tersungkur karena hutang Ponzi yang tidak bisa dibayar. Atas perintah dari komisi perbankan Massachussets, Security Exchange Company nya Ponzi diaudit. Dan hasilnya menunjukkan bahwa nilai asset perusahaan ini hanyalah hutang paling sedikit US$ 7 juta. Catatan: The Boston Post akhirnya mendapat hadiah Pulitzer tahun 1921 untuk laporan yang bersifat penyelidikan dalam kasus Ponzi. Ponzi dihukum penjara 5 tahun atas tuduhan penipuan melalui surat oleh pengadilan federal pada bulan November 1920. Ketika bebas 3,5 tahun kemudian, ia dituntut lagi oleh pengadilan negara bagian Massachusetts dengan tuduhan mengambil alih milik orang lain secara tidak syah. Pada hakekatnya tuduhan ke-2 ini adalah untuk perbuatan yang sama. Namun nampaknya ada yang masih belum puas. Pengadilan untuk tuntutan mengambil alih milik orang lain secara tidak syahini dilakukan sampai 3 kali. Baru yang ke-3 Ponzi berhasil dibuktikan bersalah hukumannya ditambah menjadi 9 tahun penjara. Ponzi keluar dari penjara dengan jaminan. Dan sekeluarnya dari penjara dia berusaha membuat penipuan dengan teknik yang sama di Florida. Tetapi kemudian ditangkap dan jatuhi hukuman 1 tahun penjara lagi di Florida. Dia bebas dengan jaminan. Kebebasan ini digunakan untuk melarikan diri keluar dari Amerika Serikat. Tetapi ia keburu tertangkap, di saat yang ditumpanginya kapalnya hendak berangkat. Setelah itu ia dikirim ke Massachusetts untuk menjalani sisa hukumannya disana. Setelah selesai menjalani hukuman penjaranya di tahun 1934, ia dideportasikan kembali ke Italia. Ponzi mati sebagai orang miskin di Rio de Janeiro, Brazil, pada bulan Januari 1949. Banyak yang bisa dijadikan hikmah dari kasus Ponzi. Banyak kejanggalan-kejanggalan yang menyelimuti bisnis ala Ponzi. Tetapi untuk mengetahuinya memerlukan karakter skeptis dan juga harus jeli. Misalnya jumlah IRC yang beredar, jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah IRC yang diperlukan agar bisnis IRC Ponzi bisa untung seperti yang diakuinya. Kemudian, kalau memang bisnis IRC bisa menghasilkan berkali-kali lipat dari bunga bank, kenapa Ponzi masih menanamkan uangnya ke bank yang bunganya hanya 5%? Itu suatu pertanyaan yang sahih. Walaupun sebenarnya banyak kejanggalan yang nyatanyata membuktikan bahwa bisnis IRC Ponzi tidak mungkin untung, artinya Ponzi hanya menipu, toh masih banyak saja orang yang percaya. Akibatnya mereka dengan mudah jadi korbannya. Kenapa para korbannya bisa terperosok? Tidak lain karena mereka tidak skeptis dan tidak mau berpikir yang sedikit rumit, sedikit saja. Dari proses pengadilan penipuan Ponzi yang berkali-kali, nampak jelas bahwa tindak kriminal penipuan sulit dijerat. Tuduhannya penipuan melalui surat atau mail-fraud dan mengambil alih milik orang lain secara tidak syah, seakan tidak ada pasal umum mengenai penipuan. Banyak negara berusaha memperbaiki undang-undang pidananya. Ketika kasus Madoff mencuat tahun 2008, ia dituntut dengan berbagai pasal seperti securities fraud, investment advisor fraud, mail fraud, wire fraud, pencucian uang, pemalsuan laporan keuangan, mengisi secara salah laporan kepada badan pengawas bursa,

pencurian dana pensiun. Walaupun penegak hukum membuat hukum semakin rumit, para penipu juga tidak kalah pandainya. Para penipu pada masa-masa berikutnya belajar dari kasus Ponzi. Dari pembelajaran ini muncul variasi-variasi pengelabuhan yang bisa lolos dari persyaratan pasal-pasal penipuan. Variasi ini biasanya dengan ikut sertakan barang riil atau jasa riil dalam skema penipuan. Ini akan diceritakan pada bagian berikutnya.

Bisnis Fermentasi Susu


Sekitar awal tahun 1992, sebagian penduduk Jakarta yang punya uang dihebohkan dengan bisnis fermentasi susu yang katanya digunakan sebagai salah satu bahan dasar kosmetik. Kalau dilihat dari bentuknya, susu fermentasi yang katanya digunakan untuk kosmetik itu, tidak lain adalah yogurt atau susu masam, tetapi pada saat itu tidak ada peserta bisnis ini yang kreatif untuk menyelidiki apa sebenarnya susu fermentasi itu. Agen pusatnya, atau sebut saja bandarnya dipimpin oleh tiga orang bule, satu adalah warga Australia dan dua orang adalah warga Amerika Serikat. Mereka berkantor di daerah Mampang, Jakarta. Mereka menjual bahan-bahan yang diperlukan bagi para peserta bisnis dan juga menampung produk yang dihasilkan mereka. Agen ini merekrut banyak staff penjualan yang aggresif karena dibayar dengan komisi yang cukup tinggi. Bisnis ini sangat menggiurkan karena bisa menghasilkan uang dalam waktu cepat dan dengan cara yang mudah. Disamping itu juga nampak seperti bisnis sungguhan, artinya melibatkan barang yang riil seperti susu dan hasil fermentasinya; juga kerja sungguhan yaitu memproses susu menjadi produk akhir yang bisa dijual ke agen penampungnya, bandarnya. Jadi ini bukan sekedar bisnis investasi atau penyertaan modal saja, tetapi juga mengandung unsur-unsur memeras keringat. Model bisnisnya adalah sebagai berikut: Calon peserta diwajibkan membeli starter, yang tidak lain adalah kultur bakteri yang digunakan untuk fermentasi susu, dengan harga Rp 1 juta per pak dari agen. Dengan starter itu, kemudian, peserta memfermentasi susu. Satu pak starter digunakan untuk memproses 5 liter susu. Proses fermentasi ini memakan waktu selama 1 minggu. Setelah itu hasilnya bisa dijual kepada agen penampung yang juga menjual starter, dengan harga Rp 2 juta. Banyak orang bisa turut serta karena modal dan tempat yang diperlukan tidak banyak. Cukup ember-ember yang berpenutup. Dari perhitungan untung-rugi, bisnis ini sangat menggiurkan karena dengan modal Rp 1 juta. untuk starter dan Rp 5000 untuk susu, dalam 1 minggu bisa menghasilkan Rp 2 juta atau untung sedikit kurang dari Rp 1 juta. Dengan kata lain, tingkat pengembalian modalnya adalah hampir 100% dalam seminggu. Tetapi nanti dulu. Ada persyaratan lainnya, yaitu bahwa pembelian hasil fermentasi kembali tidak dilakukan secara tunai, melainkan cicilan sebanyak 10 kali dan masing-masing cicilan besarnya Rp 200.000 setiap minggu. Jadi tingkat keuntungannya bukan 100% dalam seminggu, melainkan 100% dalam 2,5 bulan. Tingkat keuntungan seperti ini tentu saja masih tetap menggiurkan. Disini lah sebenarnya letak perangkapnya dipasang. Bagi orang yang skeptis, bisnis ini sepatutnya cukup mencurigakan. Tetapi semua korban yang membenamkan uangnya di bisnis ini adalah orang-orang naif yang sudah dibutakan oleh impian keuntungan yang melimpah. Mereka ini tidak pernah bertanya: Kenapa, sang agen alias sang bandar tidak tertarik untuk memproses susu itu sendiri, padahal tingkat pengembalian modalnya tinggi? Itu adalah pertanyaan yang paling sederhana dan

mendasar yang seharusnya dimiliki setiap orang yang mau menerjunkan diri ke sebuah bisnis semacam itu. Iming-imingan dan impian memperoleh uang secara cepat membuat banyak calon investor tidak berpikir panjang dan mengadakan penyelidikan lebih lanjut. Pola pikir manusia yang secara umum menyukai kesederhanaan, sampai-sampai banyak hal yang janggal bisa terlewatkan dari pemikirannya. Yang paling menggiurkan ialah banyak dari peserta bisnis fermentasi susu ini berpikir bahwa tingkat keuntungannya adalah 100% per minggu bukan per 2,5 bulan. Dasar pemikiran ini agak rancu. Argumen (yang rancu itu) bahwa hasil fermantasi itu sudah terjual dalam 1 minggu sejak dibuat. Banyak dari investor berpikir bahwa sementara cicilan dari penjualan hasil fermentasi belum dilunasi bandar, investor bisa memproses susu yang baru supaya ada kesinambungan kegiatan kerja, yang artinya membenamkan lagi modal barunya, sehingga semakin banyak uangnya yang terbenam ke dalam kas bandar. Sebenarnya secara mikrobiologi, investor hanya perlu membeli starter sekali saja. Susu masam yang dihasilkannya bisa dijadikan starter. Susu masam hasil fermentasi juga mengandung bakteri yang diperlukan untuk proses fermentasi. Ini adalah logika yang sederhana. Hal ini saya kemukakan kepada teman-teman yang menceburkan diri ke dalam hingar-bingar mania susu fermentasi ini. Tetapi tidak ada satupun yang mau mencobanya. Kalau bisa beli, kenapa kok harus repot-repot. Mereka juga takut kalau hasil eksperimennya ditolak karena kwalitasnya berbeda. Suatu ketakutan yang tidak ada dasarnya, karena pada saat menjual, tidak ada kontrol kwalitas dan test kwalitas. Dalam waktu singkat, bisnis ini menarik banyak orang dan berkembang dengan pesat. Pengikut dan uang yang terlibat semakin membengkak. Salah satu investornya adalah seorang pedagang emas dari etnis Madura. Modal usaha toko emasnya dibenamkan ke dalam bisnis susu fermentasi ini. Banyak orang-orang yang saya kenal membenamkan uang tabungan pensiunnya. Tidak hanya itu, ketamakan juga membuat peserta menginvestasikan kembali semuanya keuntungannya. Praktis, para investor tidak pernah menikmati keuntungan yang diperolehnya. Kira-kira pada bulan Agustus 1992, ketika orang-orang datang untuk menjual susu olahannya dan mengambil uang cicilannya, mereka menjumpai kantor bandar penampungan susu olahan ini tutup. Di gudang kantor ini bertumpuk susu hasil olahan fermentasi. Ternyata setelah diselidiki lebih lanjut jajaran personal inti dari bandar yang berjumlah 3 orang bule itu sudah kabur dengan membawa keuntungan puluhan milyar rupiah. Cara penipuan ini bisa digolongkan pada variasi cara penipuan sistem piramid. Polanya sama seperti yang dilakukan Ponzi. Bisnisnya nampak riil, menggiurkan, dan mudah dicerna orang awam. Tingkat pengembalian modalnya yang tinggi. Dan melibatkan pemasar yang aggressif yang dibayar dengan komisi yang tinggi. Kejanggalannya ialah harga starternya yang relatif tinggi (Rp 1 juta rupiah waktu itu setara dengan 44 gr emas) dan hasil fermentasi dibeli kembali dengan cara cicilan. Artinya uang nasabah harus mengendap lebih lama di brankas bandar. Disinilah pintu jebakannya. Dari perhitungan sederhana, awalnya bandar alias penyedia starter harus membayar pembelian susu hasil fermentasi dari koceknya sendiri. Karena pembelian kembali susu-masam ini dicicil selama 2,5 bulan, maka bagi bandar pembayaran itu tidak terlalu berat. Ada peluang untuk memperoleh nasabah baru. Setelah pesertanya meningkat secara eksponensial, maka pembelian susu yang sudah diproses bisa menggunakan uang pemasukkan dari penjualan

starter. Bahkan pemasukan dari penjualan starter ini selalu melampaui kebutuhan untuk membeli kembali (secara mencicil) susu yang sudah diproses. Laju peningkatan peserta yang eksponensial tidak akan pernah bisa dipertahankan karena jumlah orang yang mau menjadi peserta dan punya uang terbatas. Ketika sudah ada penampakan bahwa laju pertambahan peserta seperti ini tidak bisa lagi dipertahankan, bandar memutuskan untuk hengkang. Tinggal lah para investor menggigit jari dengan berdrum-drum susu yang sudah dan sedang diproses yang nilainya milyaran rupiah. Banyak orang yang saya kenal dan kolega yang terjun ke dalam mania susu fermentasi ini menghabiskan simpanan untuk pensiunnya. Seorang rekan ahli geologi menghabiskan Rp 18 juta (ekivalen dengan 0.8 kg emas), seorang juru gambar menghabiskan Rp 10 juta (ekivalen dengan 0.44 kg emas). Seorang juru gambar lainnya, yang menjadi pemasar, juga kehilangan Rp 10 juta di samping kehilangan pekerjaannya, karena ia harus lari dari kejaran rekan sekerjanya yang menuntut pengembalian uang mereka. Dan pedagang emas yang disebutkan di atas, entah berapa kerugiannya. Kasus bisnis fermentasi susu ini bisa dikategorikan sebagai penipuan atau penggelapan uang. Pada saat bandar melarikan diri dengan membawa uang nasabah yang harus diserahkan secara mencicil, artinya bandar sudah melakukan penggelapan dan bisa dituntut secara pidana. Sayangnya mereka sudah kabur keluar dari Indonesia. Bagi korbannya, seharusnya mereka bisa mencium hal-hal yang mencurigakan dari sejak awal. Mereka seharusnya bertanya dalam diri mereka sendiri: dengan proses demikian mudahnya dan modal yang tidak besar, tingkat pengembalian modal yang hampir 100% dalam 1 minggu, kenapa bandar tidak melakukan fermentasi itu sendiri? Kemudian, kenapa ketika membeli hasil fermentasi, bandar mencicil sampai 10 kali dalam 2,5 bulan? Ini seakan uang para nasabah/investor disandera. Sebelum uang pembelian hasil fermentasi berada di tangan investor, yang diberikan oleh bandar kepada investor hanyalah janji untuk membayar. Janji itu lah yang dipegang oleh para nasabah. Dan janji itu bisa tidak ditepati. Dan hal itu terjadi ketika uang nasabah sudah cukup banyak untuk dilarikan. Kasus fermentasi susu ini mengingatkan perkataan seorang pengarang bernama Ken Kesey: "The secret of being a top-notch con-man is being able to know what the mark wants, and how to make him think he's getting it." Rahasia untuk bisa menjadi penipu ulung adalah mengetahui apa yang diinginkan calon korbannya dan mengetahui bagaimana caranya meyakinkan calon korbannya bahwa mereka akan memperoleh yang diiginkannya. Bandar susu fermentasi berhasil menerapkan prinsip ini secara cantik dan baik sekali. (Bersambung...................) [1] The Nature and History of Ponzi Schemes, San Jose State Univ., Faculty of Economic (http://www.sjsu.edu/faculty/watkins/ponzi.htm) [2] Charles Ponzi, Wikipedia online Encyclopedia http://en.wikipedia.org/wiki/Charles_Ponzi [3] ibid [4] The Nature and History of Ponzi Schemes, San Jose State Univ., Faculty of Economic (http://www.sjsu.edu/faculty/watkins/ponzi.htm) Disclaimer: Dongeng ini tidak dimaksudkan sebagai anjuran untuk berinvestasi. Dan nada cerita

dongeng ini cenderung mengarah kepada inflasi, tetapi dalam periode penerbitan dongeng ini, kami percaya yang sedang terjadi adalah yang sebaliknya. Ekonomi (dan investasi) bukan sains dan tidak pernah dibuktikan secara eksperimen; tulisan ini dimaksudkan sebagai hiburan dan bukan sebagai anjuran berinvestasi oleh sebab itu penulis tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan karena mengikuti informasi dari tulisan ini. Akan tetapi jika anda beruntung karena penggunaan informasi di tulisan ini, EOWI dengan suka hati kalau anda mentraktir EOWI makanmakan. Posted by Imam Semar at 5:37 AM Error: Reference source not found 2 comments: boejanglapoek said... enak baca nya, pelajaran di pagi hari.. March 22, 2011 8:41 AM takut tertipu said... bagaimana dengan yg ini... apakah persamaan ? http://goldentradersinternational.com/ ini salah satu jualannya http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3792445 apakah suatu saat investani ini bisa ambruk..? mohon tanggapannya om SEMAR....terima kasih.

HATI-HATI PENIPUAN INVESTASI MODEL SKEMA PONZI DAN RIBA SISTEMIK

Beberapa waktu yang lalu ane sempet lihat berita di tv tentang penipuan investasi dengan model koperasi namanya sumber insan mandiri..setelah ane pelajari bunga yang di tawarkan sekitar 30% pertahun..sebenarnya sih masih masuk hitungan walaupun rada mepet...nilai uang yang digelapkan hampir 300 miliar...wow kalau di belikan kambing bisa dapet 300 ribu ekor betina coba kalau diproduktikan 6 bulan bisa menjadi anaknya 600 ribu ekor..kalau jantan semua di besarkan 1 tahun nilainya bisa menjadi 900 miliar..bisa 3 kali lipat dalam sekitar 2 tahun ( tanpa di hitung biaya produksi dan capital assetnya )...emang dasar aja nih pengurusnya engga bener ahlaknya dana di bawa kabur bukan di putar di usaha sektor rill ...yach pasti macetlah orang yang ngurus penjahat makanya hati2 sama model investasi menjajikan untung besar sedangkan arah investasinya engga jelas alias fiktif....jadi cuman pertama aja lancar ke sana investor terakhir yang rugi....kalau kita pikir pake akal sehat bunga OBLIGASI RITEL INDONESIA (ORI) aja 8% pertahun itu di jamin pemerintah..lebih gede dari deposito yang 6% dan tabungan 3.5 % pertahun..dan tingkat inflasi 6.22 % perjuli 2010 ...jadi menurut ane untuk yang ideal itu sekitar di bawah 20% untuk amannya tetapi 30% juga masuk tapi terlalu mepet toleransinya....model penipuan seperti ini kebanyakan kaya sistem MLM dengan skema piramidanya jadi kebanyakan akar atau dalam bisnis mata rantainya terlalu banyak ..justru yang bagus itu kalau bisa single level markting jadi mengurangi panjangnya distribusi barang engga pake calo / broker sehingga para produsen dan user mendapat harga yang friendly....dulu juga pernah ada tahun 2002an namanya PT Qurnia Subur Alam Raya...sama aja perusahaannya fiktif alias gede omong doank ..banyak banget yang ketipu...yach namanya orang sekarang mudah termakan bujukan untung yang di luar logika dan tanpa di check kemana arah bisnisnya...jangan kan yang beginian yang jelas2 katanya di jamin pemerintah aja bisa di tipu...apa ayooooo...kasus bank century ada namanya pengusaha keturunan yang namanya sri gayatri dia manaruh di deposito di bank century sebesar 2.8 miliar eh malah dana di alihkan ke reksadana tanpa persetujuan ..dan akhirnya banknya kacau balau dan uang hilang melayang...apalagi pemerintah nutupin lagi ini bank bobrok...jaman edan sekarang mana yang bener...semua itu ujung2

gara2 sistem kapitalisme yang aktor di belakangnya yahudi ..dunia bakal ancur bakal ada krisis dimana...kaya sekarang lagi terjadi di eropa di yunani,spayol,italia..sebelumnya di amerika,jepang,singapura malaysia...jangan2 indonesia belakangan lagiii....itu semua karena kita melanggar larangam Allah apa ayo...memakan uang yang haram atau riba...padahal Allah berkata dalam firmannya : Dalam surah Al Baqarah 276 Allah berfirman: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa". dengan kata lain riba ini mempersulit orang lain ibaratnya model lintah penghisap darah manusia...akan banyak malapetaka dimana2 ini yang di sebut money game..membisniskan uang sperti kartu kredit misalnya...dengan bunga yang sekitar 48% pertahun apakah engga menyiksa yang memimjamnya ..apalagi yang minjam untuk biaya konsumtif bukan untuk kegiatan produktif...Dalam dunia bisnis, sebenarnya yang paling penting bukan sekedar mendapatkan keuntungan. Melainkan bagaimana membantu orang lain. Allah swt. membagi-bagi rejeki di antara manusia, bukan untuk membuat yang kaya mencekik yang lemah Karena itu pinjam memininjam dalam fikih Islam bukan cara untuk mendapatkan keuntungan, melainkan untuk membantu orang lain. Rasulullah saw. bersabda: "siapa yang mempermudah saudaranya sesama muslim, Allah akan mempermudah baginya di hari Kiamat". Artinya bahwa mempermudah urusan orang lain adalah inti ajaran Islam. Bahwa segala tindakan mempersulit orang lain diharamkan dalam Islam. Itulah sebabnya mengapa Allah berjanji akan menghancurkan ekonomi yang dibangun di atas sistem riba, dan akan mengembangkan sistem ekonomi yang dibangun di atas perinsip sedekah atau memberi. Sedekah adalah tindakan membantu orang lain. Pada ayat di atas Allah menjamin keberkahan bagi kehidupan ekonomi sedekah. Bahwa prinsip berbagi adalah suatu keniscayaan. Bahwa manusia tidak akan pernah tenang di dunia apalagi di akhirat tanpa saling berbagi. Bahwa kejahatan dan kerusakan akan terus menghantui kemanusiaan selama manusia tidak komitmen untuk saling tolong menolong. Bahwa kemenangan Rasulullah saw. dan sahabatnya-sahabatnya dalam sejarah adalah karena mereka berangkat dari prinsip ekonomi ta'awun (tolong-menolong). Bahwa sehebat apapun sistem ekonomi dan sepintar apapun para palakunya, ketika sistem tersebut tegak di atas prinsip riba, ia ibarat pohon yang rapuh. Akarnya tidak menghunjam ke bumi. Suatu saat, akan segera roboh dan menghancurkan manusia itu sendiri. Dalam surah Ibrahim 26, Allah berfirman: "Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun". ane berbisnis kambing ini semoga dijauhkan dari hal2 yang tidak bagus tersebut..semoga ane bisa mendapatkan rezeki dengan jalan yang halal buat keluarga ane dan para anak buah ane..biar barokah dunia akhirat..amienn..!

REFERENSI : Belasan Nasabah Datangi Koperasi Sumber Insan Mandiri Sabtu, 31 Jul 2010 17:30:09| Sospol | Dibaca 128 kali Jember - Belasan nasabah koperasi Sumber Insan Mandiri di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mendatangi kantor koperasi setempat, Sabtu, untuk menuntut pencairan dana investasi mereka. "Kami mendapat informasi di sejumlah media tentang penipuan yang dilakukan koperasi Sumber Insan Mandiri di berbagai kabupaten/kota, kami khawatir uang kami hilang," kata seorang nasabah, Nikmah. Kedatangan belasan nasabah itu untuk menuntut pencairan uang yang disimpan di koperasi tersebut karena pengurus koperasi berjanji akan mencairkan dana investasi mereka pada pertengahan Juli. "Saat ini sudah memasuki akhir bulan Juli, namun pihak koperasi hanya memberikan janji-janji untuk mencairkan dana investasi kami," paparnya.

Nikmah mengaku telah menyimpan dana investasinya ke koperasi Sumber Insan Mandiri bersama beberapa sanak saudaranya sekitar dua tahun lalu, dengan nilai sebesar Rp700 juta. "Awalnya saya tergiur dengan bunga yang ditawarkan koperasi Sumber Insan Mandiri sebesar 2,5 persen per tahun, sehingga saya mengajak enam anggota keluarga untuk menyimpan dana investasi ke koperasi itu," tuturnya menjelaskan. Ia mendesak pengurus koperasi untuk mencairkan dana yang sudah disimpan sejumlah nasabah di koperasi Sumber Insan Mandiri. Menanggapi hal tersebut, Kepala Cabang koperasi Sumber Insan Mandiri Jember, Indra Perdana, mengatakan dana nasabah di wilayah Jember dan Banyuwangi mencapai Rp8 miliar. "Seluruh dana nasabah sudah terlanjur disetor ke koperasi Sumber Insan Mandiri pusat, sehingga tidak ada dana lagi di kantor cabang Jember," kata Indra. Ia menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan koperasi Sumber Insan Mandiri di pusat, namun belum ada tanggapan karena pengembalian dana nasabah masih dicarikan solusi. "Penanggung jawab koperasi Sumber Insan Mandiri di pusat masih melakukan penjualan aset koperasi, supaya dapat mengembalikan dana nasabah, sehingga kami belum bisa mencairkan dana nasabah sekarang," kata Indra. Indra tidak bisa berkomentar banyak saat ditanya sejumlah nasabah tentang kepastian jadwal pencairan dana nasabah. "Saya berjanji akan memperjuangkan pengembalian dana nasabah, dengan menjual seluruh aset koperasi," katanya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, aparat kepolisian mengamankan Kepala Cabang koperasi Sumber Insan Mandiri Jember itu ke Mapolres Jember. RATUSAN NASABAH KOPERASI TAGIH RP 138 MILIAR Madiun - Surya- Ratusan nasabah Koperasi Sumber Insan Mandiri, dari berbagai kota di Jawa Timur, mendatangi kantor cabang koperasi itu di Kota Madiun, Rabu (14/7) siang. Mereka menuntut pencairan uang simpanan pokok antara Rp 20 juta sampai Rp 450 juta per orang dari koperasi tersebut. Total kerugian para nasabah asal Jatim diperkirakan Rp 138 miliar. Para nasabah ngeluruk ke kantor di Jl Raya Kapten Pierre Tendean, Banjarejo, Kecamatan Taman, setelah sejak beberapa bulan lalu tak memperoleh kepastian. Uang mereka diduga dibawa pimpinan utama Koperasi Sumber Insan Mandiri, Tri Budi Djatmiko, yang kabur, April 2010 lalu. Nasabah-nasabah itu, selain berasal dari Kabupaten-Kota Madiun, juga warga Kabupaten Magetan, Lamongan, Bojonegoro, Malang, Jember, Surabaya, Sidoarjo, Tuban, dan Cepu. Mereka tak diperlakukan dengan layak sebagai anggota koperasi, melainkan dikumpulkan di sebuah ruangan bekas toko bangunan di sebelah timur kantor koperasi. Massa sempat beringas karena perundingan tak membuahkan hasil. Apalagi, selama perundingan, dalam suasana panas dan gerah mereka tak diberi makanan maupun minuman. Semula, ada janji bahwa uang para nasabah akan cair 15 Juni 2010 lalu. Namun kini, pengurus koperasi

yang tinggal sekretaris, Samudra, 51; bendarahara, Pardji, 56; dan Kepala Perwakilan Cabang Madiun, Tri Faturrahman, 39, tak bisa memenuhi janji. Samudra dan kawan-kawan mengulur waktu lagi sampai 31 Juli mendatang. Massa nasabah sempat hendak menghakimi para pengurus yang tersisa itu, setelah berdiskusi selama sekitar 2,5 jam. Sejumlah polisi pun langsung mengamankan Tri Faturrahman dan kawan-kawan ke Polresta Madiun agar terhindar dari amukan para nasabah yang kecewa dan marah. Salah seorang nasabah, Sumardjo, 55, asal Surabaya, kepada Surya mengaku sudah menabung di koperasi ini sejak tahun 2008 lalu, saat koperasi berusia tiga tahun (didirikan 2005). Menurutnya, uang simpanan sudah mencapai Rp 450 juta tetapi ternyata sampai kini tidak dapat dicairkan karena pihak koperasi memiliki alasan tidak memiliki uang untuk mengembalikan uang tersebut. Belakangan, pimpinan koperasi melarikan diri, dan tidak diketahui keberadaannya. Pimpinanya melarikan diri, pengurus lain berjanji dan terus berjanji akan mendapatkan dana bantuan dari investor. Tapi mana ada investor mau meminjamkan uang senilai Rp 300 miliar ke koperasi yang amburadul seperti ini, tegasnya. Hal sama diungkapkan nasabah bernama Wati, 45, warga Kelurahan Mlilir, Dolopo, Kabupaten Madiun. Dia telah meminta ke pihak koperasi agar mencairkan pokok simpanan sejak setahun lalu tetapi terusmenerus diberi janji dan diulur-ulur sampai Juli 2010. Ini semakin tidak jelas. Padahal kami tak meminta yang aneh-aneh. Asal uang pokok kami dikembalikan saja sudah cukup, tandas Wati. Nasabah asal Magetan, Kamsiyantun, 57, mengaku menyimpan uang ke koperasi tersebut senilai Rp 20 juta karena tergiur dengan bunga yang lebih tinggi dibandingkan bunga bank maupun koperasi lain. Bunga di Koperasi Sumber Insan Mandiri 2,5 persen per bulan jika menyimpan uang selama setahun, dan bunga akan naik jika masa penyimpanan uang diperpanjang. Kami tertipu karena tergiur oleh bunganya yang tinggi, keluhnya. Fiktif Adapun Budi, 47, asal Kota Malang korban sekaligus karyawan koperasi tersebutmengaku sudah dikejar-kejar nasabahnya di Malang. Sebab, nasabah di Malang itu menyimpan uang Rp 350 juta tetapi tak dapat dicairkan. Kami sudah mencari pimpinan sejak dari Sidoarjo, Surabaya, hingga Jakarta, tetapi tak ada hasil. Kami menduga semua fiktif. Sebab, kami ditarget setor uang dan nasabah setiap bulannya. Ini bukan koperasi simpan-pinjam, sebab yang ada nasabah hanya menabung, paparnya. Sebelum dievakuasi petugas ke Mapolresta Madiun, Sekretaris dan Bendahara Koperasi Sumber Insan Mandiri, Samudra dan Pardji, berjanji akan mencairkan uang nasabah pada 31 Juli 2010. Alasannya, koperasi akan diambilalih seorang investor bernama Argo Bramanto, warga Jl Kebagusan, Jakarta Selatan, dengan investasi Rp 300 miliar. Kalau mau aman, silakan mengikuti nasabah di Jogja. Mereka sudah sepakat akan menerima pengembalian uang secara berhatap, sebanyak 20 persen pada tahun 2010, 40 persen pada tahun 2011, dan sisanya pada tahun berikutnya. Pinjaman itu tidak boleh dikembalikan ke nasabah semua tetapi harus dikelola untuk membangkitkan koperasi, kilah Samudra. Setelah Samudra dan kawan-kawan diamankan polisi, para nasabah berangsur-angsur membubarkan

diri. Sebagian di antara mereka berencana akan kembali mendatangi kantor koperasi tersebut. nwan Skema Ponzi (Sistem Ponzi/Ponzi Scheme) adalah istliah yang digunakan untuk mendefinisikan sebuah sistem dimana seseorang menginvestasikan dana demi mendapat keuntungan dan keuntungan yang diperoleh adalah berasal dari investasi yang dilakukan oleh investor berikutnya. Disebut sebagai Skema Ponzi (Ponzi Scheme) karena sistem ini pertama kali digunakan oleh Carlo Ponzi. Skema ini masih banyak digunakan pada banyak bisnis sampai dengan sekarang. Tentang Charles Ponzi Carlo PonziCarlo Ponzi adalah penipu terbesar dalam sejarah Amerika. Dilahirkan dengan nama Carlo Pietro Giovanni Guglielmo Tebaldo Ponzi di Lugo, Italia, Carlo Ponzi (3 Maret 1882 s.d. 18 Januari 1949) atau juga dikenal dengan Charles Ponzi adalah imigran Amerika Serikat (AS) asal Italia. Jauh sebelum Carlo Ponzi menemukan skema penipuan itu, Carlo Ponzi telah dikenal sebagai pelaku kriminal dengan melakukan penggelapan uang yang dikirimkan oleh sesama imigran asal Italia ke negara asal mereka. Korban pertama yang merupakan awal skema penipuan ini adalah temannya. Pada waktu itu, Carlo meminjam uang sebesar $20 dengan janji akan mengembalikan dengan keuntungan sebsar 50%. Carlo kemudian meminjam uang lagi dari teman lainnya dan mengembalikan uang tersebut ke teman yang pertama. Dari pengalaman itu, Carlo Ponzi akhirnya membentuk perusahaan yang dinamakan Securities Exchange Company dan menawarkan hasil sebesar 50% dari setiap investasi yang ditanamkan. Untuk meyakinkan para investor, Carlo Ponzi menyatakan bahwa dia menginvestasikan dana dengan membeli Kupon Pos Internasional dan mengkonversikan nilainya dengan dolar Amerika. Investasi kemudian datang dengan deras karena tergiur oleh keuntungan yang berlimpah. Hanya dalam beberapa bulan, Carlo Ponzi menjadi orang yang kaya raya di AS. Hal ini menyebabkan otoritas pos di AS meminta pemerintah untuk melakukan investigasi tentang cara kerja sistem yang dilakukan oleh Carlo Ponzi. Menyebarnya informasi tentang audit yang dilakukan membuat para investor merasa tidak aman dan melakukan penarikan dana. Namun, Carlo masih memiliki dana yang cukup untuk mengembalikan investasi mereka beserta 50% keuntungan yang dijanjikan. Namun melihat dari skema yang dijalankan, tentunya hal itu tidak mungkin bertahan lama. Pemerintah akhirnya memerintahkah penahanan Carlo Ponzi atas ketidakbersediaannya mengungkapkan asal keuntungan besar yang didapatkan. Untuk menghindari penahanan, Carlo Ponzi menyewa William McMaster untuk mengatasi publik sampai investigasi selesai. Dalam waktu singkat, William McMaster menemukan bahwa Securities Exchange Company sama sekali tidak pernah melakukan atau berhubungan dengan transaksi finansial luar negeri dan mengungkapkan penemuan ini ke publik. Akhirnya, Investor kembali menarik investasi mereka sampai Carlo Ponzi tidak lagi memiliki dana tersisa. Satu demi satu harta terjual untuk membayar investor. Saat itu terdapat lebih kurang 40.000 investor dengan dana mencapai $15 juta. Pada 21 Oktober 1920, Carlo Ponzi dipenjara 5 tahun karena terbukti melakukan penggelapan uang dan kemudian dipenjara lagi sampai akhirnya dideportasi kembali ke Italia. Perkembangan Ponzi Scheme Penipuan dengan menggunakan Skema Ponzi saat ini masih banyak dilakukan dalam berbagai

penawaran bisnis dengan berbagai modifikasi. Aplikasi skema ponzi ini sangat banyak ditemukan dalam bisnis internet dan biasanya dibungkus dengan promosi yang berupa Confidence Trick. Confidence trick disebut juga Scam yang berasal dari istilah Irlandia S cam e yang berarti itu adalah trik. Dilakukan dengan memanipulasi dan mengeksploitasi kelemahan seseorang seperti keserakahan, ketidakjujuran dan kesombongan meski juga sering dilakukan atas kekurangpahaman, kenaifan dan ketertarikan seseorang. Salah satu hal yang sering dimanfaatkan untuk melakukan Scam adalah keinginan orang untuk menjadi kaya dengan cepat. Skema Piramida Skema Piramida (Pyramid Scheme) adalah model bisnis yang dilakukan dengan menawarkan hasil yang biasanya didapatkan dengan mengajak orang lain menjadi peserta dalam skema tersebut dengan atau tidak adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan. Bisnis MLM adalah contoh aplikasi Skema Piramida. Skema Piramida dipastikan tidak dapat bertahan selamanya, karena suatu saat akan tercapai titik jenuh tidak ada orang lain yang bisa diajak bergabung. Skema Matriks Hampir sama dengan Skema Piramida. Skema Matriks (Matrix Scheme) menawarkan orang untuk mendapatkan keuntungan lebih dengan cara menempatkan mereka pada daftar tunggu (matriks). Contoh matriks: Peserta dijanjikan untuk mendapatkan produk senilai Rp10.000,00 hanya dengan membeli produk lain senilai Rp2.500,00 setelah terdapat lima orang pembeli produk lain tersebut. Setelah mencapai pembeli ke-5 produk lain, produk yang dijanjikan akan dikirim ke pembeli produk pertama. Pembeli ke-2 akan mendapat produk yang dijanjikan setelah terdapat lima orang pembeli lainnya dan seterusnya. Rabu, 17/12/2008 11:43 WIB Madoff dan Tipu-tipu Investasi ala Skema Ponzi Nurul Qomariyah - detikFinance Bernard Madoff (Foto: Reuters) New-York - Selain krisis, pasar finansial dunia kini sedang digegerkan oleh kasus penipuan melalui 'Skema Ponzi' ala Bernard Madoff. Jumlah penipuannya pun bikin kita geleng-geleng karena mencapai US$ 50 miliar, atau hampir setara dengan cadangan devisa Indonesia yang kini sebesar US$ 50,180 miliar. Sementara Korban-korbannya pun bukanlah sekedar investor kelas teri, melainkan investor dari kalangan perbankan besar seperti HSBC. Madoff melakukan penipuan melalui perusahaan investasinya yakni Madoff Investment Securities. Apa sebenarnya Skema Ponzi? Skema Ponzi merupakan sebuah istilah untuk praktek kotor dalam bisnis keuangan yang menjanjikan pemberian keuntungan berlipat ganda yang jauh lebih tinggi dari keuntungan bisnis riil bagi investor yang mau menyimpan dana investasinya lebih lama di perusahaan investasi seperti sekuritas, bank, asuransi ataupun investment banking. Para invesor umumnya tidak tahu dan tidak mau tahu darimana perusahaan membayar keuntungan yang dijanjikan. Nama Ponzi diambil dari seorang penipu bernama Charles Ponzi yang tinggal di Boston, AS. Ponzi terkenal dengan penipuannya karena menawarkan investasi berupa transaksi spekulasi perangko AS terhadap perangko asing di era 1919-1920.

Dalam penelusuran detikFinance, Ponzi mendirikan 'The Security Exchange Company' pada 26 Desember 1919, yang menjanjikan investasi dengan balas jasa 40% dalam 90 hari. Padahal kala itu bunga bank pada saat itu hanya 5% per tahun. Tidak sampai satu tahun, diperkirakan sekitar 40,000 orang mempercayakan sekitar US$ 15 juta atau sekarang senilai US$ 140 juta dalam perusahaannya. Untung yang dijanjikan Ponzi ternyata hasil tambal sulam. Pada pertengahan Agustus 1920, audit oleh pemerintah terhadap usaha Ponzi menemukan bahwa Ponzi sudah bangkrut. Total aset yang dimilikinya sekitar US$ 1,6 juta, jauh di bawah nilai utangnya kepada investor. Skema penipuan ini juga sering terjadi di Indonesia. Ada sebuah perusahaan menjanjikan keuntungan besar, namun sebenarnya keuntungan itu dibayar dengan dana yang masuk dari anggota baru. Tidak pernah ada investasi riil. Kasus besar yang pernah terjadi adalah penipuan PT Qurnia Subur Alam Raya atau QSAR yang menggelapkan dana nasabah melalui investasi agribisnisnya. Nah, yang dilakukan oleh investor kawakan Wall Street, Bernard Madoff juga sedemikian. Madoff menggunakan dana dari investor baru untuk membayar bunga investor lama. Nilainya terus bertumpuktumpuk hingga mencapai US$ 50 miliar. Penipuan Madoff baru terungkap setelah para investor menarik dananya sehubungan dengan krisis finansial. Disitu baru diketahui bahwa Madoff sudah kehabisan dana. Korban-korban Madoff pun bersuara. Seperti dikutip dari AFP, berikut daftar korban penipuan Madoff: * Bapepam Spanyol mengungkapkan, lembaga investasi Spanyol yang memiliki eksposure langsung di perusahaan investasi Madoff mencapai US$ 147 juta. * Santander mengakui adanya potensi kerugian hingga US$ 3 miliar dari Madoff Investment Securities. * Aozora Bank memiliki eksposure di investasi Madoff senilai US$ 137 juta * Niponkoa Insurace Co dan Mitsui Sumitomo Insurance dan Daiwa Securities juga sudahmengakui adanya potensi kerugian beberapa ratus juta yen. * Nomura Holdings dengan eksposure 27,5 miliar yen. * Bank swasta Austria, Medici mengakui eksporuse US4 2,1 miliar melalui dua lembaga investasinya. * Fortis dengan eksposure US$ 1,2 miliar * HSBC dengan eksposure US$ 1 miliar. Kasus penipuan terbesar dalam sejarah pasar finansial AS ini turut mencorang citra Securities and Exchange Commission atau Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) AS. Para investor mempertanyakan bagaimana bisa SEC kebobolan oleh penipuan yang sudah berlangsung hingga bertahun-tahun. Chairman SEC Christopher Cox akhirnya mengumumkan bahwa mereka akan melakukan investigasi untuk menyelidiki kenapa mereka bisa tidak mengendus kasus penipuan hingga US$ 50 miliar itu. "SEC telah mempelajari bahwa tuntutan yang spesifik dan kredibel atas kesalahan finansial Madoff sudah dilakukan sejak tahun 1999, dan secara berulang sudah menjadi perhatian staff SEC, namun tidak pernah direkomendasikan kepada komisi untuk diambil sebuah langkah," ujar Cox dalam pernyataannya. Namun pada investor mengkritik kemampuan SEC mengawasi pasar. SEC sebelumnya juga dinilai gagal mengawasi pasar sehingga produk-produk spekulatif beredar dengan liar dan berujung pada krisis finansial. Kini mereka mengecam SEC karena penipuan yang sudah berlangsung bertahun-tahun bisa terjadi tanpa terendus sedikitpun. Padahal sejumlah peringatan sudah diberikan terkait penawaran investasi Madoff ini. Termasuk artikel

sebuah artikel di koran 'Barron' pada tahun 2001, yang mempertanyakan return hingga 2 digit selama setahun yang ditawarkan Madoff. Sayang peringatan itu tampaknya diabaikan baik para investor kakap itu sendiri dan SEC sebagai pengawas.

=========================================================== http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBUQFjAA&url=http%3A %2F%2Fwww.globalresearch.ca%2Findex.php%3Fcontext%3Dva%26aid %3D11600&ei=CJYNTp3_B4TtrQeJyYG5Cw&usg=AFQjCNG5nzhNsNIXPOKovgqNix o1SLv9cA


Kartun di New Yorker: Seorang pria dengan pistol-toting kacamata hitam besar, topi besar ditarik ke bawah, berdiri di depan teller bank, yang membaca catatan permintaan. Ia mengatakan, "Berikan semua uang di rekening saya." Bernie Madoff menunjukkan kepada kita bagaimana hal itu dilakukan: Anda mendorong banyak investor untuk menginvestasikan uang mereka, menjanjikan stabil di atas-pasar kembali, dan Anda memberikan - setidaknya di atas kertas. Ketika klien Anda mengecek rekening mereka, mereka melihat bahwa investasi mereka memang meningkat dengan jumlah yang dijanjikan. Siapapun yang memilih untuk keluar dari permainan ini adalah dibayar segera dan penuh. Anda mampu untuk membayar karena sebagian besar pemain tetap, dan pemain baru terus datang untuk menggantikan mereka yang putus. Para pemain yang putus hanya dibayar dengan uang yang datang dari anggota baru. Skema ini bekerja sampai pasar berubah dan banyak pemain ingin uang mereka kembali sekaligus. Maka itu permainan berakhir: Anda harus mengakui bahwa Anda tidak memiliki dana, dan Anda mungkin melihat penjara. Skema Ponzi adalah bentuk dari skema piramida dimana investor sebelumnya dibayar dengan uang investor kemudian bukan dari keuntungan nyata. Kelangsungan skema membutuhkan aliran yang terus meningkat uang dari investor untuk menjaga itu terjadi. Charles Ponzi adalah Boston menarik mantan narapidana yang ditipu investor dari $ 6 juta di tahun 1920 dengan menjanjikan mereka kembali 400 persen ditebus kupon balasan pos. Ketika ia akhirnya tidak bisa membayar, scam membuatnya mendapatkan sepuluh tahun penjara, dan Bernie Madoff kemungkinan untuk angin di sana juga. Kebanyakan orang tidak terlibat dalam skema Ponzi ilegal, tetapi kita menyimpan uang kita di rekening yang dihitung pada layar komputer daripada di tumpukan koin atau uang kertas. Bagaimana kita tahu bahwa ketika kami menuntut uang kami dari bank kami atau broker bahwa dana akan berada di sana? Kenyataan bahwa bank-bank yang tunduk pada "berjalan" (ingat Northern Rock, Indymac dan Washington Mutual) menunjukkan bahwa semua tidak mungkin karena tampaknya di layar online kami. Bank sendiri terlibat dalam semacam skema ponzi, yang telah mengabadikan selama ratusan tahun. Apa yang membedakan skema hukum yang dikenal sebagai pinjaman "cadangan pecahan" dari skema ilegal Bernie Madoff dan sejenisnya adalah bahwa skema bankir dilindungi oleh pemerintah dan piagam backstopped dengan dana pemerintah. Pada hitungan terakhir, Federal Reserve dan Departemen Keuangan AS telah berkomitmen $ 8500000000000 untuk menolong bank dari follies.1 mereka Sebagai perbandingan, M2, ukuran terbesar dari jumlah uang beredar sekarang dilaporkan oleh Federal Reserve, hanya di bawah $ 8000000000000 di Desember 2008,2 Ukuran menyimpang dari upaya bailout menunjukkan bahwa skema perbankan telah mencapai batas matematika dan harus digantikan oleh sesuatu yang lebih berkelanjutan. Menembus Bankir 'Ponzi Scheme

Apa pinjaman cadangan fraksional dan bagaimana kerjanya adalah diringkas dalam Wikipedia sebagai berikut: "Fractional-reserve banking adalah praktek perbankan di mana bank hanya menyimpan sebagian kecil dari deposito mereka di cadangan (seperti uang tunai dan aset cair lainnya) dengan pilihan meminjamkan sisanya, tetap menjaga kewajiban simultan untuk menebus semua deposito segera setelah permintaan . Praktek ini universal dalam perbankan modern. . . Sifat cadangan-fraksional perbankan. Bahwa hanya ada sebagian kecil dari cadangan kas yang tersedia di bank diperlukan untuk membayar semua deposito dan uang kertas yang dikeluarkan. . . . Ketika Fractional-reserve banking bekerja, ia bekerja karena: "1. Selama setiap periode khas waktu, tuntutan penebusan sebagian besar atau seluruhnya diimbangi oleh deposito baru atau masalah catatan. Bank sehingga hanya perlu memenuhi jumlah kelebihan pencairan. "2. Hanya sebagian kecil orang benar-benar akan memilih untuk menarik deposito mereka atau hadir catatan mereka untuk pembayaran pada waktu tertentu. "3. Orang biasanya menyimpan dana mereka di bank untuk jangka waktu lama. "4. Biasanya ada cadangan cukup uang di bank untuk menangani pencairan bersih. "Jika tuntutan penebusan bersih adalah luar biasa besar, bank akan berjalan rendah pada cadangan dan akan dipaksa untuk menaikkan dana baru dari pinjaman tambahan (misalnya dengan meminjam dari pasar uang atau menggunakan jalur kredit diselenggarakan dengan bank lain), dan / atau menjual aset, untuk menghindari kehabisan cadangan dan default pada kewajibannya. Jika kreditor takut bahwa bank kehabisan uang tunai, mereka memiliki insentif untuk menebus deposito mereka sesegera mungkin, memicu menjalankan bank. " Seperti dalam skema Ponzi lain, bank berjalan hasilnya karena bank tidak benar-benar memiliki dana yang diperlukan untuk memenuhi semua kewajibannya. Uang Petrus telah dipinjamkan kepada Paulus, dengan pendapatan bunga pergi ke bank. Sebagai Elgin Groseclose, Direktur Institut Penelitian Moneter Internasional, kecut diamati pada 1934: "Sebuah gudang, mengambil barang-barang disimpan dengan dia dan mengabdikan mereka untuk keuntungan sendiri, baik dengan menggunakan atau dengan pinjaman lain, adalah bersalah dari gugatan, konversi barang yang dia adalah yang bertanggung jawab sipil, jika tidak dalam pidana, hukum . Oleh kasuistis yang sekarang diangkat ke prinsip ekonomi, tetapi yang tidak memiliki pembela di luar bidang perbankan, gudang yang berurusan dengan uang tunduk pada hukum peramal: bankir bebas digunakan untuk kepentingan pribadi dan keuntungan uang meninggalkan kepercayaan. . . . Dia bahkan bisa melangkah lebih jauh. Dia dapat membuat deposito fiktif di buku-bukunya, yang akan peringkat sama dan ratably dengan deposito aktual dalam setiap pembagian aset dalam kasus likuidasi "3. Bagaimana para pelaku skema ini datang untuk memperoleh perlindungan pemerintah atas apa yang dinyatakan mungkin telah mendarat mereka di penjara? Sebuah sejarah singkat dari evolusi modern perbankan mungkin instruktif. Evolusi Skema Ponzi Disahkan Pemerintah Apa yang kemudian dikenal sebagai pinjaman cadangan fraksional tanggal kembali ke abad ketujuh

belas, saat perdagangan dilakukan terutama dalam koin emas dan perak. Bagaimana ia berkembang digambarkan oleh Chicago Federal Reserve dalam sebuah booklet mengungkapkan disebut "Mekanika Uang modern" seperti ini: "Ini dimulai dengan pandai besi. Sebagai bankir awal, mereka awalnya memberikan layanan penyimpanan, membuat keuntungan dari biaya penyimpanan lemari besi untuk emas dan koin disimpan dengan mereka. Orang-orang akan menebus "penerimaan setoran" mereka setiap kali mereka membutuhkan emas atau koin untuk membeli sesuatu, dan secara fisik mengambil emas atau koin untuk penjual yang, pada gilirannya, akan deposito mereka untuk diamankan, seringkali dengan bankir yang sama. Semua orang segera menemukan bahwa itu jauh lebih mudah hanya untuk menggunakan penerimaan langsung sebagai alat pembayaran. Penerimaan ini, yang kemudian dikenal sebagai catatan, yang diterima sebagai uang, karena siapa pun yang menahan mereka bisa pergi ke bankir dan pertukaran mereka dengan uang logam. "Lalu, bankir menemukan bahwa mereka bisa memberikan pinjaman hanya dengan memberikan janjijanji mereka untuk membayar, atau catatan bank, peminjam. Dengan cara ini, bank-bank mulai menciptakan uang. Catatan lagi yang bisa dikeluarkan dari emas dan koin di tangan karena hanya sebagian dari catatan yang beredar akan disajikan untuk pembayaran pada satu waktu. Uang logam yang cukup harus tetap di tangan, tentu saja, untuk menebus apa pun volume catatan disajikan untuk pembayaran. "Transaksi deposito adalah mitra catatan bank modern. Ini adalah langkah kecil dari catatan pencetakan untuk membuat entri buku kredit deposito peminjam, peminjam yang pada gilirannya dapat 'menghabiskan' oleh menulis cek, sehingga 'mencetak' uang mereka sendiri. " Jika seorang tuan tanah telah menyewa rumah yang sama untuk lima orang pada satu waktu dan mengantongi uang itu, ia akan cepat telah dipenjara karena penipuan. Tapi para bankir telah merancang sistem di mana mereka diperdagangkan, bukan hal nilai, tetapi penerimaan kertas untuk mereka. Itu disebut "cadangan pecahan" pinjaman karena emas diadakan di cadangan itu hanya sebagian kecil dari uang kertas itu didukung. Skema ini bekerja selama hanya beberapa orang datang untuk emas mereka pada satu waktu, tetapi investor secara berkala akan curiga dan permintaan semua emas mereka kembali sekaligus. Ada kemudian akan berjalan di bank dan itu akan menutup pintu. Siklus boom dan bust terus sepanjang abad kesembilan belas, yang berpuncak pada panik bank yang sangat buruk pada tahun 1907. Publik menjadi yakin bahwa negara itu diperlukan suatu sistem bank sentral untuk menghentikan panik masa depan, mengatasi penentangan Kongres kuat untuk setiap RUU membiarkan uang negara yang akan diterbitkan oleh sebuah bank sentral swasta yang dikontrol oleh Wall Street. Federal Reserve Act menciptakan seperti "bankir" bank "disahkan pada tahun 1913. Robert Owens, rekan-penulis dari Undang-undang, kemudian bersaksi di depan Kongres bahwa industri perbankan telah berkonspirasi untuk menciptakan serangkaian panik keuangan dalam rangka untuk membangkitkan masyarakat untuk menuntut "reformasi" yang melayani kepentingan financiers.4 Meskipun pagar resmi yang kuat, bagaimanapun, bank terbesar dalam sejarah dijalankan hanya terjadi dua puluh tahun kemudian, pada tahun 1933. Presiden Roosevelt kemudian mengambil dolar dari standar emas dalam negeri, dan pejabat Federal Reserve memutuskan untuk mencegah Bank lanjut berjalan setelah itu dengan membanjiri sistem perbankan dengan "likuiditas" (uang diciptakan sebagai utang ke bank) bila perbankan skema ponzi datang pendek. "Terlalu Besar untuk Gagal": Pemerintah Menyediakan backstop Ultimate Ketika langkah-langkah terlalu terbukti tidak cukup untuk menjaga skema perbankan akan,

pemerintah sendiri melangkah ke piring, menyediakan dana talangan langsung dari pembayar pajak. Konsep bahwa beberapa bank yang "terlalu besar untuk gagal" datang pada akhir tahun 1980-an, ketika Simpan Pinjam runtuh dan Citibank kehilangan 50 persen dari harga saham. Negosiasi dilakukan di balik pintu tertutup, dan "terlalu besar untuk gagal" menjadi standar kebijakan. Bank risiko secara efektif dinasionalisasi: bank sekarang dilindungi oleh pemerintah dari hilangnya terlepas dari mengambil risiko atau manajemen yang buruk. Ada batas, namun, untuk jumlah dukungan bahkan saku pemerintah dapat menyediakan. Dalam dua dekade terakhir, skema pinjaman bankir telah disimpan akan dengan skema bahkan lebih spekulatif dikenal sebagai ini adalah subyek yang kompleks yang telah dibahas dalam artikel lain "turunan.", Tapi intinya adalah bahwa dolar lebih sekarang terutang di kasino derivatif dibandingkan dengan yang ada di planet ini. (Lihat Ellen Brown, "Itu Derivatives, Bodoh!" Dan "Credit Default Swaps: Derivatif Bencana Du Jour," www.webofdebt.com / artikel .) Mencoba untuk mengisi lubang derivatif hitam dengan uang pembayar pajak mau tidak mau harus dengan mengorbankan program penting lainnya, seperti Jaminan Sosial dan Medicare. Menariknya, Jaminan Sosial dan Medicare sendiri dalam beberapa skema Ponzi arti, karena sebelumnya tunjangan pensiunan mereka dari kontribusi pekerja kemudian. Program-program ini juga, akan segera menghadapi kebangkrutan, dalam hal ini karena model matematika mereka gagal untuk menjelaskan gelombang besar Baby Boomers yang akan berlama-lama lagi dari generasi sebelumnya dan permintaan obat mahal dan perawatan melalui tahun-tahun senior mereka, dan karena dana uang yang telah ditarik oleh pemerintah untuk tujuan lain. Pertanyaan di sini adalah, pemerintah yang seharusnya menjadi bank swasta yang telah salah urus backstopping portofolio investasi mereka dengan mengorbankan pekerja kontrak berhak mendapatkan pensiun yang layak dari dana yang telah mereka bayar ke semua kehidupan kerja mereka? Jawabannya, tentu saja, tidak ada, tetapi mungkin ada cara bahwa pemerintah dapat melakukan keduanya. Jika itu untuk menasionalisasi sistem perbankan sepenuhnya - jika pemerintah menganggap tidak hanya kerugian bank 'tapi keuntungan mereka, pengawasan dan kontrol - mungkin memiliki dana baik untuk mempertahankan Jaminan Sosial dan Medicare dan untuk menyediakan mekanisme kredit yang berkelanjutan untuk seluruh perekonomian. Mengganti pribadi dengan Kredit Umum Mudah kredit yang tersedia telah membuat Amerika "tanah peluang" sejak zaman koloni Amerika. Apa yang telah mengubah sistem kredit ke dalam skema Ponzi yang terus-menerus harus disangga dengan dana talangan adalah bahwa kekuatan kredit telah diserahkan kepada pihak swasta yang selalu membutuhkan uang lebih belakang dari yang mereka ciptakan di tempat pertama. Benjamin Franklin menjelaskan cacat ini dilaporkan pada abad kedelapan belas. Ketika direktur Bank of England bertanya apa yang bertanggung jawab bagi perekonomian booming koloni muda, Franklin menjelaskan bahwa pemerintah kolonial mengeluarkan uang mereka sendiri, yang keduanya dipinjamkan dan menghabiskan ke dalam perekonomian: "Dalam Koloni, kami mengeluarkan uang kertas kita sendiri. Hal ini disebut 'scrip Kolonial. " Kami masalah dalam proporsi yang tepat untuk membuat barang lulus dengan mudah dari produsen ke konsumen. Dengan cara ini, membuat diri kita uang kertas kita sendiri, kita mengendalikan daya beli dan kami tidak berminat untuk membayar kepada siapa pun. Anda lihat, pemerintah yang sah dapat baik menghabiskan dan meminjamkan uang ke dalam sirkulasi, sementara bank hanya bisa meminjamkan sejumlah besar promes bank mereka, karena mereka tidak dapat memberikan atau menghabiskan tapi sebagian kecil dari uang rakyat butuhkan. Jadi, ketika bankir anda di sini di tempat uang Inggris dalam sirkulasi, selalu ada pokok utang harus dikembalikan dan riba yang harus dibayar. Hasilnya adalah bahwa Anda harus selalu terlalu kredit kecil dalam sirkulasi untuk memberikan para pekerja kesempatan kerja penuh. Anda tidak memiliki pekerja terlalu banyak, Anda punya uang

terlalu sedikit yang beredar, dan yang beredar, semua menanggung beban utang tak berujung unpayable dan riba. " Dalam sebuah artikel berjudul "Sistem Moneter untuk Milenium Baru," uang reformasi Kanada advokat Roger Langrick menjelaskan konsep dalam istilah kontemporer. Dia mulai dengan menggambarkan ketidakmungkinan matematis yang melekat dalam sistem bank yang dibuat uang yang dipinjamkan dengan bunga: "[Saya] magine bank pertama yang mencetak dan meminjamkan keluar $ 100. Untuk upaya itu meminta peminjam untuk kembali $ 110 dalam satu tahun; yang itu meminta bunga 10%. Tanpa disadari, atau mungkin secara sadar, bank telah menciptakan situasi matematis tidak mungkin. Satusatunya cara di mana peminjam dapat kembali 110 catatan bank adalah jika bank mencetak, dan meminjamkan, $ 10 lebih dengan bunga 10%. . . . Hasil menciptakan 100 dan 110 dalam menuntut kembali, adalah bahwa peminjam kolektif bangsa selamanya mengejar hantu yang tidak pernah dapat tertangkap; US $ 10 mitos yang pernah dibuat. Utang sebenarnya adalah unrepayable. Setiap kali $ 100 dibuat untuk bangsa, utang keseluruhan bangsa untuk sistem ini meningkat sebesar $ 110. Satusatunya solusi saat ini adalah meningkatkan pinjaman untuk menutupi pokok ditambah bunga dari apa yang telah dipinjam. " Solusi yang lebih baik, kata Langrick, adalah untuk memungkinkan pemerintah untuk mengeluarkan cukup baru bebas utang dolar untuk menutupi biaya bunga tidak diciptakan oleh bank sebagai pinjaman: "Alih-alih pajak, pemerintah akan diberdayakan untuk membuat uang untuk biaya sendiri sampai keseimbangan kekurangan utang. Jadi, jika industri perbankan dibuat $ 100 dalam setahun, pemerintah akan menciptakan $ 10 yang akan digunakan untuk biaya sendiri. Abraham Lincoln yang digunakan ini berhasil ketika ia menciptakan $ 500 juta dari 'greenbacks' untuk melawan Perang Saudara. " Nasional Kredit dari Sistem Perbankan Nasional Sesungguhnya Dalam contoh Langrick itu, industri perbankan swasta kantong bunga, yang harus diganti setiap tahun oleh masalah 10 persen greenbacks baru, tetapi ada kemungkinan lain. Pinjaman bisa maju oleh pemerintah sendiri. Bunga kemudian akan kembali ke pemerintah dan bisa dihabiskan kembali ke perekonomian dalam aliran melingkar, tanpa perlu untuk terus mengeluarkan uang lebih untuk menutupi kekurangan bunga. Skema Ponzi adalah cadangan kecil bangkrut, dan bank-bank terlibat di dalamnya, bukannya diselamatkan oleh korban, perlu dimasukkan ke dalam reorganisasi kebangkrutan di bawah FDIC. FDIC kemudian akan memiliki pilihan yang diakui menyeka bersih buku-buku mereka dan mengambil saham bank sebagai imbalan untuk mendapatkan mereka dan berjalan kembali. Ini akan membuat mereka benar-benar "nasional" bank, yang bisa mengeluarkan "iman penuh dan kredit dari Amerika Serikat" sebagai utilitas publik. Sebuah sistem perbankan yang benar-benar bisa menghidupkan kembali perekonomian nasional dengan jenis uang hanya pemerintah dapat mengeluarkan - bebas utang pembayaran yang sah. Uang itu akan terbebas dari utang kepada pemerintah, sedangkan untuk sektor swasta, akan tersedia secara bebas untuk pinjaman di sebuah bunga sederhana dengan pelamar yang memenuhi syarat. Sebuah bank milik pemerintah tidak perlu merampok dari Petrus untuk memberikan kredit bagi Paulus. "Kredit" adalah hanya sebuah alat akuntansi - uang muka terhadap keuntungan masa depan, atau "monetisasi" (berubah menjadi uang tunai) dari janji peminjam untuk membayar. Sebagai komentator Inggris Ron Morrison diamati dalam sebuah artikel berjudul provokatif 2004 "Keynes Tanpa Hutang": "[Hari] kredit bank persediaan hampir semua cara kita sehari-hari pertukaran, dan ini membawa ke

dalam fokus yang tajam fakta sederhana bahwa uang modern tidak lagi dibatasi oleh nilai-nilai intrinsik ketinggalan zaman. Ini adalah murni fiat [ditegakkan oleh hukum] dan hanya sistem akuntansi dimuliakan. . . . Reformasi moneter modern adalah tentang menggusur paradigma ekonomi saat ini "apa yang dapat diberikan 'dengan"' apa yang kita memiliki kapasitas untuk melakukan. '5 Keberatan terhadap pemerintah menerbitkan uang selalu bahwa akan inflasi, tetapi hari ini beberapa "meningkatkan aktivitas" ekonomi bisa menjadi hal yang baik. Hanya dalam setahun terakhir, lebih dari $ 7 triliun pada daya beli telah menghilang dari jumlah uang beredar, termasuk perusakan kekayaan di real estate, saham, reksa dana saham, asuransi jiwa dan dana pensiun reserves.6 Uang menguap karena pinjaman lama defaulting dan pinjaman baru tidak dibuat untuk menggantikan mereka. Untungnya, seperti Martin Wolf mencatat di 16 Desember Financial Times,, "adalah deflasi Menyembuhkan bermain anak dalam 'uang fiat" - buatan manusia uang - sistem. "Bank-bank sentral hanya perlu untuk mendapatkan uang mengalir ke dalam perekonomian lagi. Diantara cara-cara lain yang bisa mereka lakukan ini, kata Wolf, adalah bahwa "mereka mungkin keuangan pemerintah pada setiap skala mereka pikir diperlukan." 7 Daripada membuang uang di sistem perbankan gagal swasta, kredit publik bisa diarahkan ke dalam infrastruktur dan proyek-proyek lain yang akan mendapatkan roda produksi balik lagi. Skema Ponzi di mana utang hanya berjalan sekitar, meminjam dari satu pemain untuk membayar yang lain tanpa benar-benar menghasilkan sesuatu yang bernilai nyata, bisa diganti dengan sistem di mana kartu kredit nasional menjadi mesin untuk produktivitas dan pertumbuhan yang sejati. Peningkatan "permintaan" (uang) akan datang dari upah yang diperoleh dan gaji yang akan meningkatkan "suplai" (barang dan jasa) bukan sekedar pembayaran utang terus-menerus meningkat. Ketika pasokan tetap dengan permintaan, jumlah uang beredar dapat ditingkatkan tanpa menggembungkan harga. Dengan cara ini paradigma "apa yang kita mampu" memang bisa digantikan oleh "apa yang kita memiliki kapasitas untuk melakukan." Ellen Brown mengembangkan keterampilan penelitian dia sebagai seorang pengacara litigasi sipil berlatih di Los Angeles. Dalam Web Utang, buku terbarunya, ia berubah keterampilan untuk sebuah analisis Federal Reserve dan Dia menunjukkan bagaimana kartel swasta telah merebut kekuatan untuk menciptakan uang dari rakyat sendiri "kepercayaan uang.", Dan bagaimana kita orang-orang bisa mendapatkannya kembali. Buku sebelumnya dia berfokus pada kartel farmasi yang mendapat kekuatan dari sebelas Nya buku termasuk Kedokteran Terlarang, Farmasi Alam (ditulis bersama dengan Dr Lynne Walker), dan The Ultimate Kunci Kesehatan (ditulis bersama dengan "kepercayaan uang." Dr Richard Hansen). Website nya adalah www.webofdebt.com dan www.ellenbrown.com . Catatan
1. Kathleen Pender, "Bailout Pemerintah Hit $ 8,5 Triliun," San Francisco Chronicle (26 November 2008). 2. "Federal Reserve statistik Rilis H.6, Uang Tindakan Saham," www.federalreserve.gov (18 Desember 2008). 3. Robert de Fremery, "Argumen Apakah keliru untuk World Bank," The Chronicle Umum dan Keuangan (September 26, 1963), mengutip E. Groseclose, Uang: Konflik Manusia, halaman 178-79 4.. Robert Owen, Federal Reserve Act (1919); "Siapa yang suka merayu Apakah Knox", www.worldnewsstand.net / sejarah / PhilanderKnox.htm. (1999). 5. Ron Morrison, "Keynes Tanpa Hutang," www.prosperityuk.com / kemakmuran / artikel / keynes.html (April 2004). 6. Martin Weiss, "Laut Terbesar Perubahan Seumur Hidup kami," Uang dan Pasar (22 Desember, 2008). 7. Martin Wolf, "Hadapi 'Helikopter Ben' Tantangan Seumur Hidup," Financial Times (Desember 16, 2008).

Ellen Brown adalah kontributor sering untuk Global Research. Artikel Global Research oleh Ellen Brown

The Wall Street Ponzi Scheme & Chernobyl DERIVATIF


Kredit default swap: Derivatif Bencana Du Jour Hodgson Ellen Brown, JD www.webofdebt.com / artikel April 10, 2008 Ketika orang-orang terpandai di ruangan dirancang kredit default swap, mereka lupa bertanya satu hal bagaimana jika para pihak di sisi lain dari taruhan tidak memiliki uang untuk membayar? Credit default swap (CDS) adalah asuransi seperti kontrak yang dijual sebagai perlindungan terhadap default pada pinjaman, tetapi CDS tidak asuransi biasa. Perusahaan asuransi diatur oleh pemerintah, dengan persyaratan cadangan, batas hukum, dan pemeriksa secara rutin muncul untuk memeriksa buku-buku untuk memastikan uang yang ada untuk menutupi potensi klaim. CDS adalah taruhan swasta, dan Federal Reserve dari waktu Alan Greenspan telah bersikeras bahwa regulator tetap lepas tangan. Pasar bebas sakral diduga akan mengatur diri sendiri. Masalah dengan pendekatan ini adalah bahwa peraturan hanya aturan. Jika tidak ada aturan, para pemain bisa menipu, dan menipu mereka, dengan kecanduan penjudi. Pada bulan Desember 2007, Bank for International Settlements melaporkan perdagangan derivatif menghitung-hitung di di $ 681000000000000 - sepuluh kali produk domestik bruto dari semua negara di dunia digabungkan. Seseorang jelas menggertak tentang uang yang dibawa ke permainan, dan realisasi yang telah dibuat untuk beberapa pasar yang sangat gelisah. "Derivatif" adalah ciptaan Bank kompleks yang sangat sulit untuk memahami, tetapi ide dasarnya adalah bahwa Anda dapat menjamin investasi Anda ingin naik dengan taruhan itu akan turun. Bentuk paling sederhana dari derivatif adalah penjualan pendek: Anda dapat menempatkan bertaruh bahwa beberapa aset Anda sendiri akan turun, sehingga Anda ditanggung mana cara bergerak aset. Kredit default swap adalah bentuk yang paling banyak diperdagangkan derivatif kredit. Mereka adalah taruhan antara dua pihak pada apakah atau tidak perusahaan akan default pada obligasi. Dalam swap standar khas, "pembeli perlindungan" mendapat hasil yang besar jika perusahaan default dalam jangka waktu tertentu, sedangkan "perlindungan penjual" mengumpulkan pembayaran berkala untuk mengasumsikan risiko default. CDS sehingga menyerupai polis asuransi, tetapi tidak ada persyaratan untuk benar-benar memegang aset apapun atau menderita kerugian, sehingga CDS banyak digunakan hanya untuk berspekulasi tentang perubahan pasar. Dalam salah satu contoh blogger, sebuah hedge fund yang ingin meningkatkan labanya bisa duduk kembali dan mengumpulkan $ 320.000 per tahun di premi hanya untuk menjual "perlindungan" di obligasi sampah BBB berisiko. Premi adalah "bebas" uang - gratis sampai obligasi tersebut benar-benar masuk ke default, bila hedge fund bisa di hook sebesar $ 100 juta klaim. Dan ada menangkap: bagaimana jika hedge fund tidak memiliki $ 100 juta? Shell perusahaan dana atau kemitraan terbatas adalah dimasukkan ke dalam kebangkrutan, tetapi itu tidak membantu "pembeli perlindungan" yang mengira mereka tertutup. Sejauh bahwa CDS sedang dijual sebagai "asuransi," mereka tampak lebih seperti penipuan asuransi,

dan fakta yang sangat terpukul dengan penurunan peringkat peringkat dari "monoline" asuransi dan runtuhnya baru-baru ini Bear Stearns, Wall Street, terkemuka broker investasi. Para monolines yang disebut demikian karena mereka diizinkan untuk memastikan hanya satu industri, industri obligasi. Asuransi obligasi Monoline adalah penulis perlindungan terbesar bagi CDS, dan Bear Stearns rekanan yang terbesar kedua belas untuk perdagangan kredit default swap yang pada tahun 2006 [1]. Para pemain telah penjual perlindungan utama dalam web besar credit default swap, dan ketika " perlindungan "pergi, piramida derivatif seluruh rapuh akan pergi dengan itu. Runtuhnya rakasa derivatif demikian tampaknya untuk menjadi dekat dan tak terelakkan, tetapi kenyataan bahwa tidak perlu menimbulkan keputusasaan. Para 681000000000000 $ derivatif perdagangan gelembung supersized terakhir dalam 300 tahun skema ponzi, yang kini telah mengambil alih seluruh sistem moneter. Kekayaan bangsa telah dikeringkan ke dalam kubah pribadi, meninggalkan kelangkaan di belakangnya. Ini adalah sistem yang korup, dan perubahan ini telah berlangsung lama. Krisis utama peluang besar untuk perubahan. The Wall Street Ponzi Scheme Skema Ponzi yang sudah buruk tidak hanya lain strategi investasi sesat. Ini adalah di jantung dari bisnis perbankan, hal yang telah disangga itu selama tiga abad. Skema Ponzi adalah suatu bentuk skema piramida di mana investor baru harus terus mengisap di bagian bawah untuk mendukung investor di atas. Dalam hal ini, nasabah baru harus terus tersedot untuk mendukung kreditur di atas. The Wall Street skema ponzi dibangun pada pinjaman "cadangan pecahan", yang memungkinkan bank untuk menciptakan "kredit" (atau "utang") dengan entri akuntansi. Bank kini diizinkan untuk meminjamkan dari 10 sampai 30 kali mereka "cadangan," pada dasarnya pemalsuan uang yang mereka meminjamkan. Lebih dari 97 persen dari pasokan uang AS (M3) telah dibuat oleh bank-bank dengan cara ini. [2] Masalahnya adalah bahwa bank menciptakan hanya pokok dan bukan kepentingan yang diperlukan untuk membayar kembali pinjaman mereka, sehingga peminjam baru terus-menerus harus ditemukan mengambil pinjaman baru hanya untuk menciptakan cukup "uang" (atau "kredit") untuk layanan pinjaman lama menulis jumlah uang beredar. Berebut untuk menemukan debitur baru kini berlangsung selama lebih dari 300 tahun - sejak berdirinya Bank of England pada 1694 - sampai seluruh dunia telah menjadi terperosok dalam utang monopoli uang pribadi para bankir '. Skema Ponzi akhirnya mencapai batas matematika: kita "semua dipinjam." Ketika bank-bank kehabisan peminjam kredit, mereka harus beralih ke uncreditworthy "subprime" peminjam, dan untuk menghindari kerugian dari default, mereka pindah hipotek berisiko dari buku-buku mereka dengan bundling mereka menjadi "sekuritas" dan menjualnya kepada investor. Untuk mendorong investor untuk membeli, sekuritas ini kemudian "diasuransikan" dengan credit default swap. Tapi gelembung perumahan itu sendiri adalah skema Ponzi lain, dan akhirnya tidak ada peminjam lagi yang bisa mengisap di bagian bawah yang mampu yang terus menggembungkan harga rumah. Ketika peminjam subprime berhenti membayar, para investor berhenti membeli sekuritas berbasis mortgage. Bank-bank kemudian kiri memegang kertas menduga mereka sendiri, dan tanpa peringkat triple-A, ada sedikit kemungkinan bahwa pembeli untuk ini "sampah" akan ditemukan. Krisis tidak, namun, dalam perekonomian itu sendiri, yang pada dasarnya kuat - atau akan dengan sistem kredit yang tepat untuk minyak roda produksi. Krisis dalam sistem perbankan, yang tidak bisa lagi menutupi permainan shell itu telah bermain untuk tiga abad dengan uang orang lain. Derivatives Chernobyl Guncangan terbaru untuk bangunan derivatif besar datang dengan runtuhnya Bear Stearns pada 16 Maret 2008. Bear Stearns membantu bahan bakar pertumbuhan eksplosif dalam pasar derivatif kredit, dimana bank-bank, hedge fund dan investor lainnya telah terlibat dalam 45000000000000 $ senilai taruhan pada kelayakan kredit perusahaan dan negara. Sebelum runtuh, Beruang adalah rekanan menjadi $ 13 triliun pada perdagangan derivatif. Pada tanggal 14 Maret 2008, peringkat Bear yang diturunkan oleh Moody, lembaga pemeringkat utama, dan pada 16 Maret, broker itu dibeli oleh JPMorgan untuk sen pada dolar,

pembelian token yang dirancang untuk menghindari komplikasi hukum kebangkrutan. Kesepakatan itu didukung oleh $ 29000000000 pinjaman "non-recourse" dari Federal Reserve. "Non-recourse" berarti bahwa Fed hanya punya aset Bear gemetar kertas sebagai jaminan. Jika mereka terbukti berharga, JPM adalah off the hook. Ini merupakan langkah belum pernah terjadi sebelumnya, legalitas dipertanyakan, tetapi itu dikatakan dibenarkan karena, sebagai salah satu judul mengatakan, Gagasan baik Beruang yang "diselamatkan" atau bahwa Chernobyl dihentikan "Dihentikan Penyelamatan Fed Bear Derivatif Chernobyl." Namun, sangat menyesatkan. Para CEO berhasil menyelamatkan bonus besar mereka, tetapi itu adalah "bailout" hanya untuk kreditor JPM dan Bear. Untuk pemegang saham, itu adalah suatu Wipeout. Awalnya saham mereka turun dari $ 156 menjadi $ 2, dan 30 persen itu dipegang oleh karyawan. Lain bongkahan besar diselenggarakan oleh dana pensiun guru dan pegawai negeri lainnya. Harga saham itu kemudian dinaikkan menjadi $ 10 per saham dalam menanggapi kemarahan pemegang saham, tetapi pemegang saham masih dasarnya dihapuskan, dan fakta bahwa salah satu Wall Street bank yang harus diumpankan ke singa untuk menyelamatkan yang lain hampir tidak menginspirasi rasa percaya diri . Bom neutron tidak begitu mudah terkandung. The Bear Stearns hit dari gunung es derivatif diikuti satu awal Januari, ketika pasar global membawa jatuh terburuk mereka sejak 11 September 2001. Komentator itu bertanya apakah ini adalah "satu besar" - sebuah kecelakaan 1929-gaya, dan mungkin seandainya manipulasi pasar cekatan tidak cepat ditutupi bencana mendekat. Penurunan tajam disalahkan pada ancaman penurunan peringkat di peringkat dua asuransi monoline utama, Ambac dan Mbia, diikuti dengan kerugian $ 7,2 miliar perdagangan derivatif oleh Societe Generale, bank terbesar kedua Perancis. Seperti Bear Stearns, yang berfungsi sebagai counterparty monolines di web credit default swap, dan menurunkan dalam peringkat mereka akan membahayakan bangunan keseluruhan gemetar derivatif. Tanpa asuransi monoline 'traiple-A segel, miliaran dolar triple-A investasi tersebut akan kembali ke obligasi sampah. Banyak investor kelembagaan (dana pensiun, pemerintah kota dan sejenisnya) memiliki kewajiban fidusia untuk berinvestasi dalam hanya "paling aman" triple-A obligasi. Obligasi diturunkan karenanya mendapatkan dibuang di pasar, membahayakan bank-bank yang masih memegang miliaran dolar obligasi ini. Downgrade dari Ambac pada Januari mengisyaratkan downgrade simultan obligasi dari lebih dari 100.000 kota dan institusi, dengan total lebih dari $ 500 miliar. [3] Investor institusional telah kehilangan banyak uang dalam semua ini, tapi bencana sebenarnya adalah untuk bank. Para investor institusional yang sebelumnya membeli obligasi berbasis mortgage berhenti membeli mereka pada tahun 2007, ketika pasar perumahan merosot. Namun rumah-rumah investasi besar yang menjual mereka telah meninggalkan senilai miliaran 'di buku mereka, dan bank-bank yang terutama akan kehilangan sebagai implodes Chernobyl derivatif. [4] Sebuah Parade Skema Bailout Sekarang beberapa bank yang sangat leveraged dan hedge fund telah meletakkan kartu mereka di meja dan mengekspos tangan berharga mereka, para pemasar gratis avid menangis keluar untuk intervensi pemerintah untuk menyelamatkan mereka dari kerugian monumental, sambil menjaga keuntungan yang monumental meraup saat mereka Gertakan itu masih bagus. Dalam menanggapi permintaan mereka, para pria di belakang tirai telah bergegas untuk merancang skema bailout berbagai, tetapi skema telah bandaids yang terbaik. Untuk menyelamatkan skema 681000000000000 $ derivatif dengan uang pembayar pajak ini jelas tidak mungkin. Seperti Michael Panzer diamati di SeekingAlpha.com: Sebagai gerak lambat kecelakaan kereta api dalam sistem keuangan kami terus berkembang, ada akan banyak yang disalahpahami upaya penyelamatan dan rencana perputaran meragukan, serta propaganda, dissembling dan licik oleh bank, regulator dan politisi. Ini semua terjadi dalam upaya untuk mencoba dan membeli waktu atau untuk mengetahui bagaimana kerugian dapat dibuang ke pangkuan beberapa Patsy (misalnya, wajib pajak).

Idenya tampaknya untuk menjaga biola bermain sambil Boys Big Money tergelincir ke dalam kabut dan pria itu sekoci. Seperti yang ditunjukkan dalam sebuah blog disebut "Caf Jesse Americain" tentang bailout Ambac: Tampaknya jantung yang sebenarnya dari masalah adalah bahwa AMBAC sedang digunakan sebagai "penutup" oleh bank yang berasal bundel ini hipotek untuk mendapatkan peringkat kesalahan harga mereka. Sekarang hipotek gagal dan bank-bank terjebak dengan mereka, AMBAC tidak mungkin membayar, mereka tidak dapat menutupi utang. Dan bank tidak ingin menandai CDOs [utang yang dijamin] ke [downgrade mereka untuk nilai pasar riil mereka] pasar karena mereka mungkin terbaik senilai 60 sen dolar, tetapi ditahan oleh bank-bank pada keseimbangan di kira-kira nominal. Itu model rambut 40 persen utang yang cukup untuk tenggelam setiap bank yang terlibat dalam situasi ini. . . . Memang untuk semua maksud dan tujuan jika ditandai untuk bank-bank pasar sekarang bangkrut. Jadi, bank akan menyediakan modal untuk AMBAC. . . [Tetapi] itu hanya permainan lewat uang sekitar. . . . Jadi mengapa bank-bank terlibat dalam permainan ini? Ini tampak seperti sebuah upaya untuk memperpanjang pembayaran pada skema ponzi besar sudah buruk yang mulai runtuh. . . [5]. Bank-bank karena itu akan diragukan lagi akan mencari satu demi satu bailout dari saku saja lebih dalam dari mereka sendiri, pemerintah AS. Tetapi jika acquiesces pemerintah federal, juga bisa terseret ke dalam siklon utang rakus kekacauan hipotek. Peringkat tiga pemerintah federal adalah sudah dalam bahaya, karena raksasa utang $ 9000000000000. Sebelum pemerintah setuju untuk menyelamatkan bank-bank, harus bersikeras pada beberapa pound yang memadai pro quo. Di Inggris, pemerintah sepakat untuk menyelamatkan bank yang bangkrut hipotek Northern Rock, tetapi hanya sebagai imbalan atas saham bank. Pada tanggal 31 Maret 2008, London Daily Telegraph melaporkan bahwa strategi Federal Reserve yang melirik nasionalisasi yang menyelamatkan Norwegia, Swedia dan Finlandia dari krisis perbankan 1991-1993. Di Norwegia, menurut salah satu penasihat Norwegia, "hukum itu diubah, sehingga kita bisa mengambil kendali 100 persen dari setiap bank tempat ekuitas telah jatuh di bawah nol." [6] Jika aset mereka "ditandai ke pasar," beberapa Tembok besar Jalan bank sudah dapat dalam kategori tersebut. Benjamin Franklin Solusi Nasionalisasi secara tradisional memiliki nama yang buruk di Amerika Serikat, tetapi bisa menjadi alternatif menarik untuk rakyat Amerika dan pemerintah perwakilan kami juga. Menghidupkan bangkrut bank-bank Wall Street menjadi institusi publik mungkin mengizinkan pemerintah untuk keluar dari siklon utang oleh kehancuran apa yang harus kita ke dalamnya. Daripada merampok Peter untuk membayar Paul, mengepakkan di dalam lautan utang mencoba untuk tetap bertahan dengan menciptakan lebih banyak utang, pemerintah dapat mengatasi masalah pada sumbernya: bisa mengembalikan hak untuk menciptakan uang untuk Kongres, badan publik yang bahwa tugas khusyuk dilimpahkan berdasarkan Konstitusi. Model perbankan paling cemerlang dalam sejarah nasional kita didirikan pada paruh pertama abad kedelapan belas, di provinsi rumah Benjamin Franklin Pennsylvania. Pemerintah setempat menciptakan bank sendiri, yang mengeluarkan uang dan dipinjamkan ke petani bunga sederhana. Pemerintah provinsi dibuat cukup uang ekstra untuk menutupi bunga tidak dibuat dalam pinjaman asli, belanja ke ekonomi pada pelayanan publik. Bank itu milik publik, dan para bankir itu digunakan adalah pegawai negeri. Bunga yang dihasilkan atas pinjaman yang cukup untuk dana pemerintah tanpa pajak, dan karena uang yang baru dikeluarkan kembali ke pemerintah, hasilnya tidak inflasi [7] Skema Pennsylvania perbankan adalah sistem yang masuk akal dan sangat bisa diterapkan itu adalah. produk dari kecerdikan Amerika, tetapi yang tidak pernah mendapat kesempatan untuk membuktikan dirinya sendiri setelah menjadi koloni bangsa. Ini adalah ironis, karena menurut Benjamin Franklin dan orang lain, memulihkan kekuatan untuk menciptakan mata uang mereka sendiri merupakan alasan utama para kolonis berjuang untuk kemerdekaan. Uang-menciptakan bankir 'mesin memiliki dua abad pengujian empiris dan telah

terbukti menjadi kegagalan. Sudah saatnya hak berdaulat untuk menciptakan uang diambil dari elit perbankan swasta dan dikembalikan ke rakyat Amerika kepada siapa benar milik. ______________________________________________________________________________ Ellen Brown, JD, mengembangkan keterampilan penelitian dia sebagai seorang pengacara litigasi sipil berlatih di Los Angeles. Dalam Web Utang, buku terbarunya, ia berubah keterampilan untuk sebuah analisis Federal Reserve dan Dia menunjukkan bagaimana kartel swasta telah merebut kekuatan untuk menciptakan uang dari rakyat sendiri "kepercayaan uang.", Dan bagaimana kita orang-orang bisa mendapatkannya kembali. Sebelas buku termasuk Farmasi Nature laris itu, ditulis bersama dengan Dr Lynne Walker, yang telah terjual 285.000 eksemplar. Website nya adalah www.webofdebt.com dan www.ellenbrown.com. ______________________________________________________________________________ [1] "Kredit Kekhawatiran Swap Go Mainstream," nakedcapitalism.com (17 Februari 2008); Aline van Duyn, "Beratnya Sektor CDS Backlash Stearns Beruang," Financial Times (London) (16 Maret 2008). [2] Lihat Ellen Brown, "Penipuan Dolar: Bagaimana Membuat Uang Bank Diam-diam," webofdebt.com / artikel (3 Juli 2008). [3] "Monoline Asuransi," Wikipedia. [4] Jane Wells, "Ambac dan Mbia: Obligasi, Obligasi Jane," CNBC (4 Februari 2008). [5] "Menyimpan AMBAC, para pemilik rumah, atau Bank?", Jesse Caf Americain (25 Februari 2008). [6] Ambrose Evans-Pritchard, "Fed Mata Nordic gaya Nasionalisasi Bank AS," Bisnis Internasional Editor (31 Maret 2008). [7] Lihat Ellen Brown, Web Utang (Millenium Ketiga Tekan, 2008), bab 3.

Ancaman Krisis yang Sesungguhnya


Anda tentu sudah cukup sering mendengar tentang bencana tumpahan minyak milik BP di Teluk Meksiko, atau Krisis Yunani. Bagi Indonesia, efek dari bencana-bencana ini tidak sebesar peristiwa krisis global yang melanda pasar modal pada 2008 lalu. Namun bagi Amerika Serikat dan Inggris, bencana ini cukup ampuh untuk meredam pergerakan Dow dan Footsie setidaknya dalam 2 bulan terakhir. Saat ini Dow Jones berada di posisi 10,322, turun cukup jauh dari puncaknya pada 26 April lalu yaitu 11,205. Sedangkan FTSE berada di posisi 5,179, juga turun cukup jauh dari puncaknya yaitu

5,247. Saham BP sendiri, saat ini terpuruk di posisi 333.5, terjun bebas dari puncaknya yaitu 658.2. Sounds bad enough? Seorang ekonom terkenal mengingatkan kita bahwa kedepannya, masih ada ancaman krisis yang jauh lebih besar daripada sekedar krisis Teluk Meksiko ataupun krisis Yunani. Pada selasa 22 Juni kemarin, Robert T. Kiyosaki menulis artikel berjudul Think the Gulf Spill Is Bad? Wait Until the Next Disaster. Ini link-nya http://finance.yahoo.com/bankingbudgetingk/article/109881/think-the-gulf-spill-is-bad-wait-until-the-next-disaster. Inti dari tulisan tersebut adalah, Mr. Kiyosaki mengingatkan kita bahwa: ketidak pastian pergerakan bursa saham global akhir-akhir ini yang disebabkan oleh krisis teluk meksiko gara-gara tumpahan minyak milik BP, nggak ada apa-apanya dibanding 'bom waktu' dari produk-produk derivatif yang bakal meledak dan akan menimbulkan krisis yg jauh lebih parah, suatu hari nanti. Apa itu produk derivatif? Saya yakin sebagian besar dari anda sudah sangat paham, apa itu produk derivatif. Jadi saya akan memberikan definisi yang mudah bagi yang belum paham: Produk derivatif adalah produk yang ketika kita membelinya, waktu antara penerimaan produk dan pembayaran uangnya berbeda. Jadi kalau transaksi jual beli yang biasa kita lakukan sehari-hari adalah seperti kalau kita membeli sabun mandi di mini market, dimana kita membayar dan menerima sabun tersebut dalam waktu bersamaan, maka produk derivatif tidak seperti itu. Kalau sabun tersebut di-derivatif-kan, maka transaksi jual belinya menjadi seperti ini: anda menerima sabun tersebut sekarang dan boleh membayar belakangan (utang), atau sebaliknya, anda membayar sabun tersebut sekarang namun barangnya baru bisa akan anda peroleh kemudian (investasi). Dari definisi diatas, maka anda akan melihat bahwa produk derivatif ini ada dua macam: utang dan investasi. Dan dua-duanya menjanjikan keuntungan berupa bunga bagi pihak yang memiliki dana atau barangnya. Jika anda membeli sebuah mobil dengan cara dicicil (utang), maka sudah pasti harga yang harus anda bayarkan jauh lebih mahal daripada jika anda beli secara tunai bukan? Sebaliknya, jika anda membeli sebuah sebuah polis asuransi kesehatan (investasi), maka premi yang anda bayarkan tentu jauh lebih murah dibandingkan jaminan yang akan anda terima untuk membayar biaya rumah sakit dan dokter jika anda sewaktu-waktu jatuh sakit. Di dunia finansial, bank adalah salah satu broker terbesar dari produk-produk derivatif. Ketika anda menyetor tabungan atau deposito ke bank, maka sebagai pemilik dana atau investor, anda akan memperoleh keuntungan berupa bunga, katakanlah kalau untuk deposito sekitar 6% per tahun. Dan bank akan menggunakan dana milik anda tersebut untuk memberikan pinjaman kepada pengusaha atau pihakpihak lainnya yang menjanjikan bunga yang lebih besar, katakanlah 15% per tahun. Maka keuntungan yang diperoleh oleh bank adalah selisih dari persentase bunga tersebut, dikurangi beban operasional dan lain-lain. Mengapa bank dikatakan sebagai broker dari produk-produk derivatif? Sebab bank memang hanya menyalurkan kredit alias pinjaman kepada orang-orang yang menjanjikan sesuatu yang belum ada. Katakanlah seorang pengusaha meminjam uang ke bank sebesar 10 milyar untuk mendirikan sebuah pabrik. Pengusaha tersebut tentunya baru bisa mengembalikan pinjamannya tersebut kalau pabriknya sudah berdiri dan berproduksi, dan hasil produksinya laku dijual. Artinya, pabriknya belum berdiri ketika bank sudah menyalurkan pinjaman (kalau pabriknya sudah berdiri ngapain juga si pengusaha meminjam uang ke bank?). Berarti itu sama saja seperti anda meminjamkan sejumlah uang anda untuk pengusaha tersebut melalui perantara bank. Atau dengan kata lain, anda membeli sesuatu yang belum ada namun dijanjikan akan ada, dan keuntungan yang anda peroleh adalah bunga dimana bunga tersebut juga baru akan anda peroleh kemudian. Dalam perkembangannya, bank kini bukan lagi satu-satunya institusi yang membeli dan menjual produk-produk derivatif. Sekarang sudah ada sekuritas, perusahaan jasa pembiayaan (leasing sepeda

motor, dll), perusahaan asuransi, perusahaan komoditas berjangka, investment bank (Lehman Brothers dkk), perusahaan reksadana, dan lain-lain. Pada intinya mereka semua menawarkan produk yang sama: keuntungan berupa bunga atau jaminan dari investasi yang anda tanamkan, atau kemudahan untuk membayar belakangan dengan cara menyicil. Mengapa produk derivatif dianggap sebagai bom waktu? Karena waktu antara penerimaan barang dan pembayaran uang berbeda, maka terdapat resiko dimana bisa jadi uangnya ternyata tidak dibayarkan meski barangnya sudah diberikan, atau sebaliknya, barangnya ternyata tidak diberikan meski uangnya sudah dibayarkan. Para bankir atau ahli-ahli keuangan tentu saja sudah mengetahui cara-cara untuk meminimalisir resiko ini. Misalnya jika anda datang untuk meminjam uang sekian milyar ke bank, maka pasti akan ada orang bank yang datang untuk men-survey harta kekayaan anda, untuk mengetahui apakah anda bisa mengembalikan pinjaman tersebut atau tidak. Sebaliknya, anda tentu akan meneliti terlebih dahulu sebelum anda memutuskan untuk menanamkan uang anda di berbagai instrumen investasi, kecuali jika anda ingin merugi. Meski yang namanya resiko memang bisa diminimalisir hingga sekecil-kecilnya, namun patut dicatat bahwa resiko tersebut tidak pernah bisa dihapus 100%. Contohnya tidak perlu jauh-jauh: dulu, hampir semua bankir percaya bahwa Aburizal Bakrie adalah pengusaha yang berdedikasi, sehingga mereka tanpa ragu mengguyur beliau dengan pinjaman yang sangat besar. Namun sekarang justru mereka sendiri yang kalang kabut setelah Bakrie hanya bisa menunda dan kembali menunda pembayaran. Beberapa tahun belakangan ini, popularitas produk-produk derivatif semakin menjadi-jadi seiring dengan semakin banyaknya orang yang membutuhkan dana, dan semakin banyaknya pula orang yang ingin menginvestasikan dana mereka. Disisi lain, berbagai institusi keuangan memang hanya menggantungkan pendapatan mereka dari produk-produk derivatif ini. Contohnya bank: jika tidak ada orang yang datang untuk meminjam uang dan menjanjikan bunga, lalu dari mana lagi bank akan memperoleh pendapatan? Maka selain semakin gencar mempromosikan berbagai program tabungan, bank juga kini mulai bersaing memperebutkan peminjam. Karena kebutuhan akan penabung dan peminjam sama besarnya, maka mereka (bank) mulai mengabaikan faktor resiko, dimana akhirnya para peminjam ini tidak diseleksi seketat sebelumnya. Inilah yang kemudian menjadi bom waktu. Contoh paling nyata adalah ketika krisis moneter 1998, dimana para konglomerat pengutang tiba-tiba bangkrut dan tidak bisa mengembalikan utang mereka ke bank. Akibatnya pemerintah harus menalangi utang tersebut, dan dana APBN sebesar Rp 600 trilyun menguap begitu saja untuk membail out beberapa bank yang dikemudian hari merger menjadi bank yang sekarang kita kenal sebagai Bank Mandiri. Nama yang tidak cocok sebenarnya, karena bank ini berdiri menggunakan uang milik kita (APBN), bukan uangnya sendiri. Krisis global yang terjadi pada 2008 kemarin juga berakar dari masalah yang sama. Ketika itu, mortgage atau KPR sedang booming, dimana hampir semua orang di AS bisa memiliki rumah dengan cicilan hingga 50 tahun! Lalu dari mana uang untuk mendirikan rumah-rumah tersebut berasal? Ya dari bank. Dan bank sendiri bekerja sama dengan banyak lembaga keuangan lainnya seperti sekuritas, investment bank, dan lain-lain, untuk menjaring investasi yang lebih besar lagi, dan investasi tersebut digunakan untuk membangun rumah lebih banyak lagi. Kesalahan terbesarnya adalah, produk KPR tersebut dipasarkan secara membabi buta dan orang-orang yang mengajukan KPR tidak diseleksi dengan ketat terlebih dahulu (sekali lagi, mengabaikan faktor resiko), sehingga akhirnya jutaan bahkan puluhan juta orang belakangan tidak sanggup membayar cicilan rumahnya. Ketika kredit mulai macet, maka saat itulah bencana dimulai. Seberapa besar ancaman bom waktu ini? Mr. Kiyosaki mengingatkan kita bahwa bencana dari BP tidak ada apa-apanya dibanding bencana finansial pada 2008 lalu. Dan kalau saya boleh menambahkan, krisis global tahun 2008 lalu hanya

disebabkan oleh satu jenis produk derivatif bernama mortgage. Selain mortgage, masih ada banyak sekali produk-produk derivatif lainnya yang siap menawarkan ledakan krisis yang jauh lebih besar. Dan produk-produk tersebut semakin lama bukannya semakin berkurang, namun justru bertambah. Misalnya kalau di Indonesia, untuk produk derivatif utang, anda tentu tahu bahwa sekarang ini siapapun bisa dengan mudah mengajukan kredit sepeda motor. Atau kalau untuk produk derivatif investasi, sekarang ini banyak sekali pilihan investasi dengan beragam resikonya masing-masing (termasuk saham). Semakin hari, produk-produk derivatif yang beredar semakin beragam, dengan faktor resiko yang semakin diabaikan. Bahkan kini ada istilah high risk high return, dimana tingginya resiko diabaikan hanya karena janji keuntungan yang besar. Dan inilah yang disebut Mr. Kiyosaki sebagai bom waktu. Dan bom tersebut memang menyebar dimana-mana. Tahukah anda bahwa Amerika Serikat memiliki utang negara (belum termasuk utang-utang swasta) sekitar US$ 2 trilyun? Jumlah itu 20 kali lipat utang negara Indonesia yang cuma US$ 100 milyar. Berbagai proyek prestisius seperti yang sedang dikerjakan di Dubai, pendanaannya juga bersumber dari utang. Mungkin anda bingung: kalau semua negara, pihak swasta, dan orang-orang berhutang, lalu yang memberikan utang tersebut sebenarnya siapa? Jawabannya adalah masa depan, alias anak cucu kita. Yap, kita berhutang kepada mereka. Atau lebih tepatnya, kita mengambil dan menikmati kekayaan yang sesungguhnya bukan milik kita, melainkan milik anak cucu kita. Contohnya, ketika seseorang mengajukan KPR dengan jangka waktu pembayaran selama 50 tahun, maka jika kita meninggal sebelum utang KPR tersebut terlunasi (karena 50 tahun itu sangat lama!), utangnya akan diwariskan kepada anak kita. Demikian pula ketika misalnya pemerintah AS menerbitkan surat utang sekian trilyun dollar dengan jangka waktu pembayaran katakanlah 30 tahun, dengan cicilan awal akan dibayarkan 10 tahun mendatang. Maka, yang menikmati uang hasil penjualan surat utang tersebut adalah pemerintah yang sekarang. Dan yang harus membayarnya adalah? Yap! Pemerintah AS pada 10 tahun hingga 30 tahun berikutnya. Konyolnya, bisa jadi pemerintah AS yang saat itu (10 tahun mendatang), akan menerbitkan surat utang baru sehingga utang tersebut tidak akan dibayar oleh mereka, melainkan oleh pemerintahan yang selanjutnya. Dan begitu seterusnya. Jadi bom tersebut tidak akan pernah dijinakkan, melainkan hanya berpindah tangan. Kita tahu bahwa ledakan satu bom saja yang berlabel mortgage sudah mampu membangkrutkan Lehman Brothers dengan meninggalkan utang sekitar US$ 590 milyar, dan juga beberapa bank besar lainnya di Amerika. Secara keseluruhan, ledakan bom mortgage pada 2008 telah merugikan dunia sekitar US$ 4 trilyun. Saat ini, total produk derivatif yang beredar di seluruh dunia diperkirakan mencapai US$ 700 trilyun, dan terus bertambah. Apakah anda bisa membayangkan bagaimana jadinya jika semua bom derivatif tersebut meledak sekaligus dalam waktu yang bersamaan? Bagaimana dengan Indonesia? Untungnya sebagai negara berkembang, produk-produk derivatif ini baru belakangan ini memasuki Indonesia. Namun untuk saat ini bom-bom derivatif memang sudah ada disekeliling kita. Saya yakin bahwa jika anda kebetulan memiliki simpanan dalam jumlah yang cukup besar di bank, katakanlah deposito Rp 1 milyar, maka tawaran investasi dengan iming-iming keuntungan berlipat dalam waktu sekejap akan datang menghampiri anda secara bertubi-tubi. Dan bentuk investasi tersebut rata-rata ya derivatif, dimana barangnya sebenarnya tidak ada, atau tidak nyata. Contohnya saham, reksadana, komoditas berjangka, obligasi, dan semacamnya. Tanpa perlu diberi tahu pun anda pasti sudah tahu bahwa meski produk-produk derivatif tersebut menjanjikan keuntungan yang besar, namun resikonya juga tak kalah besarnya. Ingat bahwa uang yang anda setorkan tersebut akan dipakai oleh orang-orang tertentu, sementara anda tidak memperoleh apapun kecuali janji bahwa uang tersebut akan dikembalikan dengan bunga berlipat. Dan yang namanya janji

bisa saja gagal ditepati bukan? Lho, memangnya saham di IDX juga termasuk produk derivatif? Jadi begini. Berdirinya bursa saham di masa lalu bertujuan agar para pengusaha bisa membagi keuntungan perusahaannya kepada masyarakat dalam bentuk dividen, dan sebagai gantinya masyarakat menyetor modal dalam bentuk membeli saham perusahaan tersebut. Jadi di masa lalu atau pada awalnya, saham bukanlah produk derivatif, karena barang yang dibeli memang ada dan nyata (perusahaan). Namun seiring dengan bergulirnya waktu, ketika sebuah perusahaan memiliki kinerja yang bagus atau memiliki prospek yang bagus, maka harga sahamnya akan naik, dan permintaan investor terhadap saham perusahaan yang bersangkutan meningkat. Alhasil, daripada capek-capek menunggu dividen, kenapa tidak jual belikan saja sahamnya? Dengan cara membeli ketika harganya murah, dan menjual ketika harganya mahal. Keuntungannya bisa jauh lebih besar dibanding kalau menunggu dividen. Inilah yeng kemudian mennyebabkan saham bermutasi dari produk konvensional menjadi produk derivatif, sebab yang dijual sekuritas biasanya adalah prospek, dan bukannya kinerja perusahaan yang sudah terealisasi. Sebagaimana produk derivatif lainnya, saham juga beresiko tinggi. Tak peduli sebaik apapun fundamental sebuah perusahaan yang sahamnya anda koleksi, namun jika salah satu saja bom waktu dari total bom sebesar US$ 700 trilyun diatas meledak sewaktu-waktu, maka nilai investasi anda akan segera anjlok tak bersisa. Dan kita tidak pernah tahu, kapan itu akan terjadi. Krisis global 2008 kemarin hanyalah salah satu contoh kecil. Jadi bagaimana cara untuk mengantisipasinya? Saat ini produk-produk derivatif termasuk saham, mau tak mau sudah menjadi sesuatu yang familiar dan ada di sekitar kita. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa produk-produk tersebut memang bisa memberikan keuntungan yang besar jika anda bisa me-manage-nya dengan baik. Akan tetapi, jangan pernah sekalipun berpikir untuk menginvestasikan semua dana yang anda miliki kedalam produk-produk tersebut. Memang sih, high risk means high return. Tapi bagaimana kalau suatu ketika anda ketiban sial dimana semua risk menimpa anda namun semua return justru menghampiri orang lain? Karena baik di lantai bursa, di bank, atau dimanapun, anda tidak sendirian. Ada banyak investor lainnya yang juga mengharapkan keuntungan besar dalam waktu sekejap, tak peduli meski keuntungan itu hanya bisa diperoleh dengan cara yang merugikan anda sekalipun. Jadi, selalu sisihkan dana anda untuk investasi yang aman dan nyata, seperti membeli tanah, dan semacamnya. Memang sih, yang namanya investasi tidak pernah ada yang benar-benar aman. Bahkan harga properti pun bisa saja turun sewaktu waktu. Tapi anda tentu bisa menyeleksi, mana jenis investasi yang resikonya rendah, dan mana jenis investasi yang resikonya tinggi. Komposisi idealnya adalah 80% untuk yang aman, dan 20% untuk yang high risk. Atau kalau anda memang suka berspekulasi, maka maksimal 40% untuk yang high risk, termasuk saham. Jangan pernah terlalu tergiur dengan istilah 'high return' karena sekali lagi, itu hanya janji yang bisa saja tidak ditepati. Jika bom waktu US$ 700 trilyun diatas sewaktu-waktu benar-benar meledak, apakah ekonomi dunia akan hancur seluruhnya? Tidak. Yang hancur hanyalah yang berhubungan dengan produk derivatif saja. Ketika terjadi krisis global 2008 lalu, bursa saham kita memang anjlok, namun kondisi makro ekonomi dan sektor riil kita secara umum baik-baik saja. Jadi jika anda menyisihkan sebagian besar investasi anda pada sesuatu yang aman dan nyata, maka tak peduli meski bursa-bursa saham di seluruh dunia hancur lebur sekalipun, anda akan baik-baik saja. Susahnya, di jaman sekarang sepertinya instrumen investasi apapun hampir pasti berhubungan atau dihubungkan dengan produk-produk derivatif. Termasuk juga deposito di bank yang sebenarnya resikonya relatif kecil, namun karena para bankir meminjamkan dana anda tersebut kepada orang-orang yang mungkin sejak awal memang tidak berniat untuk mengembalikannya, maka dana deposito anda bisa saja 'kering' secara tiba-tiba. Contoh paling mudah adalah kasus Bank Century.

Jadi pada akhirnya, anda harus tetap berhati-hati dengan pilihan investasi anda, apapun itu.

You might also like