You are on page 1of 12

Teori Naturalisme

Asumsi: alam (natura) bergerak mengikuti aturan

atau hukum yang sudah ada dalam dirinya. Secara prinsipial pandangan Naturalisme berbeda, atau malah berlawanan dengan Supernaturalisme (agama) yang mengandaikan adanya kekuatan pengatur di luar alam itu sendiri, yang menggerakkan dan mengarahkan alam (di luar).

Teori teori Awal


Atomisme: atom-atom bergerak di ruang kosong,

didorong didorong oleh rasa cinta dan benci (Epedokles dan Anaxagoras), bergerak tidak menentu. Stoisme : Kosmos bergerak secara teratur, bersifat materiil, tetapi ada logos imanen yang menjiwai gerak tersebut; prinsip hidup yang dianut amor fati; (mencintai nasib), menjadi mandiri (autarkia).

Teori Aristoteles
Keteraturan alam terjadi karena adanya tujuan (telos)

yang mengarahkan semua. Bahkan setiap hal mempunyai esensi yang merupakan tujuan intrisik dari dirinya. Maka setiap hal bergerak mengikuti tujuan intrisik pada dirinya, organ-organ dalam tubuh manusia, tanaman dan binatang, musim-musim dan planetplanet. Manusia menjadi baik dan seimbang, jikalau hidupnya mengikuti juga hukum-hukum alam ini.

Teori Thomas Aquinas


Alam semesta teratur karena adanya hukum alam

atau hukum kodrat (lex naturalis). Namun hukum alam atau hukum kodrat merupakan ungkapan kehendak ilahi yang tertanam dalam proses alam. Maka kodrat (natura) merupakan sifat intrinsik yang mengatur setiap makhluk dari dalam.

Teori Thomas Aquinas


Pada manusia kehendak ilahi tertanam dalam hukum

moral (lex moralis). Dengan demikian kodrat manusia dapat diketahui tanpa wahyu (agama), cukup dengan akal budi. Dalam moral, manusia mengetahui kodratnya sendiri, tetapi dia mempunyai kebebasan untuk mentaatinya. Kodrat manusia memperlihatkan keunggulannya dan keterbatasannya.

Thomas Aquinas
Kehendak Ilahi (Lex Divina)

Hukum kodrat (lex naturalis) (keniscayaan) (Alam semesta

Hukum moral (lex moralis) (kebebasan) Manusia

Teori Thomas Aquinas

Beberapa kemungkinan menyangkut tindakan manusia;


Tindakan kodrati (alami), yakni yang dijalankan sebagai keharusan kodrati (makan, hubungan suami istri) b) Tindakan baru atau kreativitas manusia yang tidak berlawanan dengan kodrat manusia (perdagangan, pengobatan) c) Tindakan baru atau kreativitas manusia, yang berlawanan dengan kodrat (cloning, aborsi)-ditolak.
a)

Naturalisme dan Sciences


Alam bergerak mengikuti hukum alam yang objektif,

tak ada sangkut paut dengan Allah (ateis, agnostik) Ilmu-ilmu modern (sciences) menjelaskan bagaimana hukum alam beroperasi. Manusia bisa memanipulasi hukum alam (teknologi) untuk kepentingan dirinya (kreatifitas) Kodrat (manusia) merupakan sesuatu yang tidak jelas, kabur, tidak bisa diindikasikan.

Keberatan Para Ilmuan


Hukum alam bersifat ontis, bisa diketahui sebagai

fakta dan dideskripsikan apanya Hukum moral bersifat etis, perintah (dan larangan) bagaimana seharusnya. Dari hukum yang bersifat ontis deskriptif, tidak bisa ditarik kesimpulan etis imperatif (misal: makhluk terdiri dari dua jenis maka ditarik kesimpulan keduanya harus kawin) Kekeliruan logika ini disebut naturalistic fallacy.

Kritik terhadap Ilmu-ilmu modern


Imu menuntut data untuk sampai pada penilaian etis

yang tepat guna. Berkembang etika ilmu dan etika terapan, profesi dsb. Yang spesifik. Ilmu modern tidak bisa menjawab persoalan metafisik mengenai arah dan tujuan (perkembangan) ilmu, karena itu etika ilmu hanya berlaku sebatas untuk menjalankan tugas profesinya.

Beberapa Persoalan
Apakah ada kodrat manusia, yang tetap dan abadi

sifatnya? Bagaimana hal itu diketahui? Apakah kemajuan ilmu bisa dan boleh mengubah/melampai kodrat manusia? Tampaknya manusia berevolusi secara significan, tetapi mampukan etika memberikan penilaian atas perkembangan yang terbuka? Persoalan genom!

You might also like