You are on page 1of 11

sanfisika.blogspot.

com

BESARAN DAN SATUAN


RINGKASAN MATERI A. PENGERTIAN MENGUKUR DAN BESARAN Mengukur adalah: membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai suatu satuan. Besaran adalah: sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka. Panjang, massa dan waktu merupakan suatu besaran karena dapat di ukur dan dapat dinyatakan dengan angka. B. STANDAR SATUAN SISTEM INTERNASIONAL Ada dua jenis satuan yang sampai saat ini masih digunakan, yaitu: 1. Sistem Metrik Sistem metrik dikenal sebagai: Meter, Kilogram dan Sekon (disingkat MKS) 2. Sistem Inggris Sistem Inggris dikenal sebagai: Foot, Pound dan Sekon C. SISTEM SATUAN Sistem satuan yang digunakan secara Internasional dewasa ini adalah sistem satuan Internasioanl (International System Of units). Sistem Satuan Internasional diantaranya adalah: 1. Standart untuk Satuan Panjang Standart satuan panjang Internasional yang pertama digunakan adalah sebuah batang yang terbuat dari campuran platina Iridium yang disebut Meter Sandart. Satu meter didefinisikan sebagai jarak antara dua goresan pada meter standart, sehingga jarak antara kutup utara ke khatulistiwa melalui kota Paris adalah 10 juta meter (107 m). Penggunaan meter standart memiliki beberapa kelemahan sebagai standart primer untuk panjang. Pertama mudah rusak, dan kalau rusak sulit untuk dibuat ulang. Kedua ketelitianya kurang memadai untuk kepentingan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pada tahun 1960 ditetapkan suatu standart atomic untuk panjang. Satu meter didefiniskan sama dengan 1.650.763,3 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom-atom gas Krypton-86 (Kr-86) didalam ruang hampa pada suatu loncatan Listrik. Pada bulan November 1983 standart meter diubah lagi, satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya (dalam vakum) pada sekang waktu 2. Standart untuk Satuan Massa Standart untuk satuan massa adalah Kilogram. Standart Internasional untuk massa adalah sebuah silinder Platina-Iridium yang disebut Kilogram standart. satu kilogram adalah massa sebuah kilogram standartyang disimpan dilembaga berat dan ukuran Internasional di Sevres dekat Paris. 3. Standart untuk satuan Waktu Standart untuk satuan waktu adalah sekon atau detik. Pada mulanya yang digunakan sebagai dasar dalam menetapkan satuan waktu adalah perputaran bumi pada porosnya. Standar waktu yang masih digunakan sampai sekarang adalah satu sekon yang didasarkan pada hari matahari rata-rata, yaitu waktu hari rata-rata dalam satu tahun. Untuk pengukuran yang lebih teliti digunakan jam atom. Dengan menggunakan jam atom satu sekon didefinisikan

1 sekon. 299.792.458

1 1 1 1 x x atau hari matahari rata-rata. 60 60 24 86.400

Untuk pengukuran yang lebih teliti digunakan jam atom. Dengan menggunakan jam atom satu sekon didefinisikan sebagai selang waktu yang diperlukan oleh atom Cessium-133 untuk melakukan
LKS Fisika SMA Kelas X

sanfisika.blogspot.com

getaran sebanyak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi ditingkat energi dasarnya. D. Penggunaan Awalan Dalam Satuan SI Dalam pengukuran sering melibatkan angka yang sangat besar atau sangat kecil. Angka-angka tersebut akan sulit ditulis dalam bentuk panjang, oleh karena itu untuk mempermudah penulisan digunakan bilangan berpangkat dan penulisanya menggunakan awalan tertentu. Tabel 1. Penggunaan awalan dalam SI Awalan Tera Giga Mega Kilo Hekto Deka Desi Senti Mili Mikro Nano Piko Simbol T G M K h da d c m Fraksi 10 10 10 10 10 10
12 9 6 3 2 1

Contoh Terameter Gigameter Megagram Kilogram Hektometer Dekameter Desimeter Sentimeter Milimeter Mikrometer Nanometer Pikometer

10-1 10 10 10 10 10
-2 -3 -6 -9 -12

n P

E. Notasi Ilmiah Notasi ilmiah digunakan untuk mempermudah penulisan bilangan dengan benar. Dalam notasi ilmiah angka-angka numerik hasil pengukuran dinyatakan dengan bilangan antara 1 dan 10, dikalikan dengan bilangan berpangkat. Notasi ilmiah dapat dituliskan a x 10n, dalam hal ini 1<a<10 dan n bilangan bulat, a menunjukkan bilangan atau angka penting, sedangkan 10n menunjukkan orde. Aturan penulisan hasil pengukuran dengan notasi ilmiah: 1. Pindahkan koma desimal sampai hanya tersisi satu angka didepan koma. 2. Hitung banyak angka yang dilewati koma desimal dan gunakan angka itu sebagai pangkat dari 10. Contoh: 150.000.000, kalau ditulis dengan notasi Ilmiah manjadi 1,5 x 10 , dalam hal ini 1,5 adalah angka penting, sedangka 108 adalah orde 0,000045, kalau ditulis dengan notasi Ilmiah manjadi 4,5 x 10-5, dalam hal ini 4,5 adalah angka penting, sedangka 10-5 adalah orde Kegunaan notasi Ilmiah: 1. Mempermudah dalam menentukan banyaknya angka penting yang terdapat pada hasil pengukuran. 2. Memudahkan dalam menentukan orde besaran yang diukur. 3. Memudahkan dalam melaksanakan perhitungan aljabar F. Besaran Pokok Dan Besaran Turunan 1. Besaran Pokok Besaran pokok adalah: besaran yang satuanya telah didefinisikan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran yang lain. Ada 7 besaran pokok dalam fisika yaitu:
8

LKS Fisika SMA Kelas X

sanfisika.blogspot.com

Tabel 2: Besaran Pokok No Besaran Pokok Nama Besaran 1 2 3 4 5 6 7 Panjang Massa Waktu Suhu Kuat Arus Kuat Cahaya Jumlah Zat Simbol L M T T I I N Satuan (SI) Nama Satuan Meter Kilogram Sekon Kelvin Ampere Candela Mole Simbol M Kg S K A Cd mol

Selain besaran pokok terdapat terdapat dua besaran tambahan, besaran tambahan tidak berdimensi. Tabel 3: Besaran Tambahan No 1 2 Besaran Tambahan Sudut Bidang datar Sudut Ruang Satuan Radian Steradian Lambang satuan Rad Sr

2. Besaran Turunan Besaran turunan adalah: besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran turunan dapat terdiri dari satu jenis besaran pokok atau lebih. Tabel 4: Besaran Turunan No 1 2 3 4 5 6 7 G. Mengukur 1. Mengukur Panjang Untuk mengukur panjang suatu benda, alat yang biasa digunakan adalah: Mistar, rol meter, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. a. Pengukuran dengan Mistar Pada umumnya mistar pengukur panjang berskala cm dan millimeter. Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm. Pengukuran dengan menggunakan mistar mempunyai ketelitian sampai dengan setengah skala terkecil dari skala yang ada pada mistar. Untuk menghindari kesalahan dalam pembacaan skala pada mistar, maka posisi mapengamat harus tegak lurus dengan skala yang di baca. Gambar: 1.1 Mistar
0 1 2 3 4 5 6 7

Besaran Turunan Nama Besaran Luas Percepatan Laju Volume Massa Jenis Gaya Momentum Simbol A A V V

Satuan (SI) Nama Satuan Meter Persegi Meter Persekon Kuadrat Meter persekon Meter Kubik Kilogram per Meter Kubik Kilogram Meter Persekon kuadrat Kilogram meter per sekon Simbol m2 m/s m/s m3 Kg/m3 Kg.m/s Kg.m/s
2 2

F P

a
LKS Fisika SMA Kelas X

c 3

sanfisika.blogspot.com

Dari gambar tersebut cara a dan c salah, Karena dapat menimbulkan kesalahan paralaks. Cara pembacaan yang benar posisi mata harus tegak lurus (seperti pada b), angka yang terbaca pada pengukuran tersebut adalah: 4,5 cm. b. Pengukuran dengan Jangka Sorong Pada jangka sorong mempunyai dua bagian utama yaitu: 1. Rahang tetap Pada rahang tetap memiliki skala panjang yang disebut Skala Utama. 2. Rahang Geser Pada rahang geser memiliki skala pendek yang disebut Skala Nonius atau Vernier Gambar 1.2 : Jangka Sorong

Jangka Sorong yang umumnya dipakai memiliki skala nonius dengan panjang 9 mm dan dibagi atas 10 bagian yang sama. Pembagian ini mengakibatkan selisih satu skala utama dengan satu skala nonius sama dengan 1 mm- 0,9 mm= 0,1 mm. Selisih 0,1 mm inilah yang disebut ketelitian jangka sorong. Jangka sorong mempunyai keunggulan, karena dapat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam dan kedalaman tabung. Contoh pembacaan skala pada jangka sorong. Gambar 1.3 : Jangka Sorong Pada gambar di samping Skala Utama Skala Nonius : 4,7 cm : 0,03 cm

Jadi Hasil Pengukuran : 4,73 cm c. Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup Mikrometer mempunyai dua sklala yaitu: skala utama dan skala nonius(skala putar). Skala Nonius biasanya terdiri dari 50 skala. Jika selubung luar diputar 1 putaran, maka rahang geser akan maju atau mundur 0,5 mm. dengan demikian satu kali putaran lengkap selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm/50= 0,01 mm. Jadi ketelitian Mikrometer Sekrup adalah 0,01 mm. Gambar 1.4 : Mikrometer Sekrup

Contoh pembacaan skala pada Mikrometer Sekrup Gambar 1.5 : Skala Mikrometer Sekrup Pada gambar di samping Skala Utama Skala Nonius : 8,5 cm : 0,20 cm

Jadi Hasil Pengukuran : 8,70 cm

LKS Fisika SMA Kelas X

sanfisika.blogspot.com

2. Mengukur Massa Alat untuk mengukur massa misalnya: Neraca Pegas, Neraca Ohaus, Neraca Digital dan Neraca lengan. Gambar 1.6 : Alat ukur massa

Neraca Digital 3. Mengukur Waktu

Neraca Kimia

Neraca Ohaus

Alat untuk mengukur waktu yaitu: jam atau stopwatch. Ada dua jenis stopwatch, yaitu: stopwatch pegas dan stopwatch digital. Gambar 1.7 : Alat ukur waktu

Stopwatch Pegas H. Dimensi

Stopwatch Digital

Jam Tangan

Dimensi suatu besaran menggambarkan bagaimana besaran tersebut tersusun atas kombinasi besarabesaran pokok. Dimensi besaran pokok sudah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan dimensi besaran turunan disusun dari dimensi-dimensi besaran pokok tersebut. Tabel 5 : Dimensi Besaran Pokok No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Besaran Pokok Panjang Massa Waktu Suhu Kuat Arus Kuat Cahaya Jumlah Zat Nama Satuan Meter Kilogram Sekon Kelvin Ampere Candela Mole M Kg s K A Cd Mol Singkatan L M T Dimensi

I J N

Tabel 6 : Dimensi Besaran Turunan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Besaran Turunan Luas Volum Massa jenis Kecepatan Percepatan Gaya Usaha dan Energi Tekanan Daya Impuls dan Momentum Rumus panjangXlebar panjangXlebarXtinggi massa/volum perpindahan/waktu kecepatan/waktu massaXperpindahan gayaXperpindahan gaya/luas usaha/waktu gayaXwaktu Dimensi [L] [L]
2 3 -3

Satuan dan Singkatan m m


2 3 -3

[M][L] [L][T]

kgm ms

-1

-1

[L][T]-2 [M][L][T]-2 [M][L]2[T]-2 [M][L]-1[T]-2 [M][L]2[T]-3 [M][L][T]-1

ms-2 kgms-2 = newton (N) kgm2s-2 = joule (J) kgm-1s-2 = pascal (Pa) kgm2s-3 = watt (W) kgms-1 = Ns

LKS Fisika SMA Kelas X

sanfisika.blogspot.com

Kegunaan dimensi: 1. Untuk menguji apakah dua besaran sama atau tidak 2. Untuk menguji kebenaran dari perumusan Fisika Contoh: (menguji kesetaraan dua besaran) a. Energi

Ek

1 mv 2 , dimensi dari massa (m) adalah [M], dimensi kecepatan (v) adalah [LT-1] 2 1 adalah konstanta yang tidak berdimensi. 2
: [M][L]2[T]-2

sedangkan

Maka dimensi dari energi adalah: [M][LT-1]2

b. Usaha W= FS Gaya (F)= Massa x percepatan Dimensi gaya F=[M][L]2[T]-2 Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa dimensi energi dan dimensi usaha sama, berarti energi dan usaha adalah dua besaran yang sama. Contoh: (menguji kebenaran dari perumusan fisika) Buktikan bahwa persamaan v t v 0 2as adalah benar secara dimensional 1. Ruas kiri Vt2= [Kecepatan] = [LT-1]2 = [L]2[T]-2 2. Ruas kanan V02+2as = [Kecapatan]2+[Percepatan][Perpindahan] = [LT-1]2 + [LT-2] [L] = [L] [T] + [L] [T]
2 -2 2 -2

Tampak bahwa dimensi besaran ruas kiri sama dengan dimensi besaran ruas kanan. Berarti persamaan yang kita periksa benar. I. Besaran Skalar Dan Besaran Vektor 1. Pengertian Besaran Skalar dan besaran vektor Besaran Skalar adalah: besaran yang hanya memiliki besar (nilai) saja. Contoh Besaran Skalar a. Semua besaran pokok b. Jarak c. Usaha d. Energi e. Massa jenis f. Volume

g. Tekanan h. Dan lain-lain Besaran Vektor adalah: besaran yang memiliki besar (nilai) dan juga mempunyai arah. Contoh besaran vektor a. Perpindahan b. Kecepatan

LKS Fisika SMA Kelas X

sanfisika.blogspot.com

c.

Percepatan

d. Gaya e. Impuls f. Momentum 2. Menggambar besaran Vektor Suatu vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang terdiri atas pangkal dan ujung. Contoh:

Pangkal

Ujung

Notasi besaran vektor dapat berupa huruf besar atau huruf kecil untuk tulisan cetak. Contoh: a atau A Sedangakan untuk tulisan tangan diberi tanda anak panah diatasnya Contoh: a atau A Dua vektor disebut sama jika besar dan arahnya sama, dan dua vektor disebut berlawanan jika besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. 3. Sifat-sifat Vektor a. Dapat dipindahkan, asalkan besar dan arahnya tidak berubah b. Dapat dijumlahkan c. Dapat dikurangkan d. Dapat diuraikan e. Dapat dikalikan 4. Penjumlahan Vektor a. Metode polygon Langkah-langkahnya: 1. Lukis salah satu vektor 2. Lukis vektor kedua dengan pangkal diujung vektor pertama, (arahnya harus tepat), kemudian lukis vektor ketiga dengan pangkal diujung vektor kedua, dan seterusnya. 3. Vektor hasil penjumlahan (Resultan) didapat dengan menghubungkan pangkal vektor pertama ke ujung vektor terakhir. Contoh: Resultan ktiga vektor tersebut meghasilkan R= A+B+C

B R A

b. Metode jajar genjang 1. Lukis vektor pertama dan vektor kedua dengan titik pangkal berhimpit. 2. Lukis sebuah jajar genjang dengan kedua vektor tersebut sebagai sisi-sisinya. 3. Resultan adalah diagonal jajaran genjang tersebut.

Contoh: Resultan vektor A dan B adalah:

B A

R= A+B

B R

A 2 B 2 2 AB cos

LKS Fisika SMA Kelas X

sanfisika.blogspot.com

5. Batas Besar resultan a. Resultan dua vektor yang searah Besar resultanya maksimum, yakni jika aljabar kedua besaran vektor tersebut Arah resultanya searah dengan kedua vektor itu. b. Resultan 2 vektor yang berlawanan arah Besar resultanya minimum, yakni selisih aljabar antara kedua besaran vektor itu. Arah resultanya searah dengan vektor yang terbesar. 6. Mengurai Vektor Suatu vektor tidak selalu searah dengan sumbu x atau sumbu y. Vektor bias berada pada arah tertentu dari sumbu x dan sumbu y. Suatu vektor dapat diuraikan ke dalam komponen-komponen pada arah sumbu yang digunakan. Pada dimensi dua komponen-komponen tersebut dibagi dalam arah sumbu x dan sumbu y, sehingga suatu vektor dapat diuraikan menjadi dua vektor yang saling tegak lurus.

y Fy F

Fy= F Sin
Fx= F Cos Besarnya vektor F:
2 2

F Fx F y

Fx

x
Arah vektor adalah:

tan
Contoh: F2 y

Fy Fx

Dua buah vektor masing-masing adalah F1= 10 N dan F2= 16 N. Tentukan resultan vektor pada sumbu x dan sumbu y.

600

F1

Jawab: Uraikan semua gaya pada sumbu x dan sumbu y y F2 F2y Komponen gaya arah sumbu x F1 = 10N F2x = F2 cos 60 = 16. 0,5 =8N 600 F2x F1 x Resultan gaya arah sumbu x Rx =

= 10-8 =2N Komponen gaya arah sumbu y F2y= F2 sin 60 = 16 .

1 3 2

=8 3 N Resultan gaya arah sumbu y RY=

= 8 3N
LKS Fisika SMA Kelas X

sanfisika.blogspot.com

7. Perkalian Vektor a. Perkalian Titik ( Dot Product) Perkalian titik antara vektor A dan Vektor B didefinisikan sebagai skalar yang sama dengan hasil kali dari besar kedua vektor dengan cosinus sudut apit anatar kedua vektor tersebut.

A B =ABcos, sudut antara vektor A dan B ii=1;ij=0;ik=0 jj=1;jk=0;ji=0 k k = 1 ; k j = 0 ; k i = 0 b. Perkalian silang ( Cross Product) Perkalian silang antara vektor A dan vektor B didefinisikan sebagai suatu vektor yang tegak lurus pada bidang dimana vektor A dan vektor B berada, dan besarnya sama dengan hasil kali dari besar kedua vektor dengan sinus sudut apit antara kedua vektor tersebut.

C B

C=AXB = IAI IBI sin

A
A x B =ABsin ixi=0;ixj=k;ixk=-j j x j = 0 ; j x k = i ; j x i = -k k x k = 0 ; k x j = -i ; k x i = j Contoh: Dua buah vektor A = 2i + 3 j + k dan B = 4i + 2 j 2k. Hitunglah a. A dot B b. dan A x B? Jawab : a. A dot B = (2 x 4) + (3 x 2) + (1 x -2) =12 b. A x B = (-6i+4j+4k)-(12k+2i-4j) = -8i + 8j -8k J. Angka Penting Angka penting adalah: semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan angka taksiran. Aturan penulisan angka Penting: 1. Semua angka bukan nol adalah angka penting Contoh: 5353 29,125 Bilangan tersebut terdiri dari 4 Angka penting Bilangan tersebut terdiri dari 5 Angka penting

2. Angka nol yang terletak antara angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 3,801 18804 Bilangan tersebut terdiri dari 4 Angka penting Bilangan tersebut terdiri dari 5 Angka penting

LKS Fisika SMA Kelas X

sanfisika.blogspot.com

3. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka-angka buakn nol, baik disebelah kiri tanda koma atau disebelah kanan tanda koma adalah bukan angka penting. Contoh: 0,00084 0,2918 Bilangan tersebut terdiri dari 2 Angka penting Bilangan tersebut terdiri dari 4 Angka penting

4. Angka nol pada deretan akhir sebuah bilangan termasuk angka penting, kecuali ada tanda khusus, yaitu diberi garis bawah. Dalam hal ini angka penting berakhir pada angka yang diberi garis bawah, dan angka selanjutnya bukan angka penting. Contoh: 1500 1500 1500 Bilangan tersebut terdiri dari 4 Angka penting Bilangan tersebut terdiri dari 3 Angka penting Bilangan tersebut terdiri dari 2 Angka Penting

Perbedaan antara Bilangan penting dan bilangan eksak yaitu: 1. Bilangan penting kita peroleh memalui pengukuran, sedangkan bilangan eksak diperoleh dengan membilang. 2. Pada bilangan penting, banyak angka penting terbatas sesuai dengan ketelitian alat ukur yang digunakan, sedangkan pada bilangan eksak banyak angka penting tak terbatas. Aturan-aturan pembulatan dalam angka penting 1. Angka lebih besar dari 5 dibulatkan ke atas. Contoh: 2,328 dibulatkan dua desimal menjadi 2,33

2. Angka lebih kecil dari 5 dibulatkan ke bawah. Contoh: 2,324 dibulatkan dua desimal menjadi 2,32

3. Angka tepat sama dengan 5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumya ganjil, dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumya genap. Contoh: 4,575 4,565 dibulatkan dua desimal menjadi 2,58 dibulatkan dua desimal menjadi 2,56

Pengoperasian angka penting 1. Hasil operasi penjumlahan atau pengurangan bilangan penting hanya boleh mengandung satu angka taksiran. Contoh: 468,39 m 412 m 56,39 m sesuai aturan angka penting, hasil pengukuran bilangan adalah 56, karena hanya boleh mengadung satu angka taksiran. 2. Hasil perkalian atau pembagian bilangan-bilangan penting hanya boleh memiliki angka penting sebanyak salah satu bilangan penting yang memiliki angka penting paling sedikit. Contoh: 4,223 2,4 m mX Mengandung 4 angka penting Mengandung 2 angka penting 9 adalah angka taksiran 2 adalah angka taksiran

10,1352 m sesuai aturan angka penting hasil perkalian tersebut adalah: 10 m 3. Hasil perkalian atau pembagian bilangan penting dengan bilangan eksak, memiliki angka penting sebanyak angka penting dari bilangan penting tersebut.
LKS Fisika SMA Kelas X

10

sanfisika.blogspot.com

Contoh: 4,45 13 57,85 m sesuai aturan angka penting hasil perkalian tersebut adalah: 57,8 m m
X

Mengandung 3 angka penting Bilangan eksak

LKS Fisika SMA Kelas X

11

You might also like