You are on page 1of 9

Harga Sebuah Baptisan

Nats :Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum (Markus 16:16) Bacaan : Kisah Para Rasul 8:1-17 Tanggal 7 Mei 2006, di Athena, seorang pemuda imigran yang telah mengenal Kristus selama tiga tahun, dibaptis. Ia tinggal bersama pamannya yang membenci kekristenan. Setiap malam ia membaca Alkitab diam-diam. Suatu saat, rencana baptisan itu diketahui pamannya. Sang paman marah besar. Saat si pemuda masih tidur, pamannya mendidihkan sepanci air, menyiramkannya ke tubuh pemuda itu, lalu mengusirnya. Namun pagi harinya dengan pinggang dan tangan melepuh, pemuda itu tetap pergi ke gereja. Dengan tubuh penuh luka dan sakit, ia berlutut di depan altar untuk menerima baptisan. "Kini saya milik Yesus!" serunya. Bagi banyak orang yang hidup pada zaman sekarang, baptisan mungkin merupakan perkara biasa. Namun, tidak demikian bagi pemuda tadi atau orang-orang pada zaman para rasul! Baptisan bisa jadi soal hidup mati, sebab baptisan adalah inisiasi. Pada saat baptisan dilakukan, orang menyatakan di depan Tuhan dan jemaat, bahwa ia beriman hanya pada Kristus; bukan pada yang lain. Bagi pemimpin agama Yahudi baptisan dianggap sebagai pemurtadan, sehingga pengikutnya pantas dianiaya (ayat 1-3). Uniknya, walau tahu risikonya berat, banyak orang yang tetap mau dibaptis (ayat 12). Mereka percaya bahwa kuasa Yesus jauh lebih besar daripada kuasa penganiaya. Baptisan itu berharga. Jangan disepelekan! Jika Anda belum dibaptis, usahakan untuk menerimanya! Iman Anda harus dinyatakan dengan berani di depan Allah dan manusia. Jika Anda sudah dibaptis, hadapilah konsekuensinya. Baptisan adalah langkah awal untuk hidup berpusatkan pada Yesus -JTI KITA DISELAMATKAN KARENA IMAN, BUKAN KARENA BAPTISAN NAMUN ORANG BERIMAN MEMBUTUHKAN BAPTISAN

Anda Berarti Bagi Allah


Nats : Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan (Lukas 15:6) Bacaan : Lukas 15:3-7 Seorang pengarang Amerika bernama Julia Ward Howe dikenang terutama karena puisinya berjudul Battle Hymn of The Republic (Himne Pertempuran Bagi Republik). Menurut putrinya, Howe pernah mengundang kawannya, senator AS bernama Charles Sumner untuk menemui seorang aktor muda yang sedang naik daun. Namun, kawannya itu menolak undangannya. Ia berkata, Buat apa saya menemuinya. Tak ada gunanya saya memperhatikan orang lain. Julia kemudian menulis dalam buku hariannya, Syukurlah, Allah Yang Mahakuasa tidak seperti kawan saya itu. Dia masih sudi memperhatikan manusia. Tidakkah Anda gembira karena Tuhan masih sudi memperhatikan manusia? Bahkan sesungguhnya, Bapa surgawi kita memperhatikan masing-masing pribadi. Menurut Yesus, Bapa itu seperti gembala yang setia. Dia meninggalkan kawanan dombanya yang berjumlah 99 ekor di tempat yang aman dan terlindung, dan dengan penuh pengurbanan pergi mencari seekor domba- Nya yang tersesat (Lukas 15:4-6). Karena itu, untuk membantu kita memahami kasih Allah yang dalam kepada setiap manusia, Yesus menyatakan bahwa setiap helai rambut di kepala kita pun terhitung oleh-Nya (Matius 10:30). Sungguh luar biasa, Gembala kita yang agung bahkan memberi hidup-Nya bagi kita, domba-domba-Nya (Yohanes 10:11). Apakah Anda bagaikan seekor domba yang hilang, yang membutuhkan Yesus Sang Gembala untuk menyelamatkan Anda? Berserulah kepada-Nya hari ini juga, dan izinkan Dia menyelamatkan Anda. Ingatlah, Anda sangat berarti bagi Allah --Vernon Grounds PADA SAAT BERTEMU DENGAN KRISTUS KITA AKAN SADAR BAHWA KITA ADALAH DOMBA YANG HILANG

Tiga Salib
Nats : Lalu ia berkata, Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja (Lukas 23:42) Bacaan : Lukas 23:32-49 Ada tiga salib yang tertancap di bukit Kalvari. Di salah satu salib tergantung seorang pria yang sekarat di dalam dosa karena ia tidak menerima Yesus. Di salib yang lain tergantung seseorang yang sekarat tetapi mau bertobat dari dosanya dengan mempercayai Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan (Lukas 23:40-43). Dan pada salib yang di tengah, tergantunglah Seseorang yang sedang sekarat bagi dosa. Dia dapat mati bagi orang lain karena Dia adalah Anak Allah dan Dia tidak berdosa. Salib yang di tengah menjadi jembatan di antara kedua pria yang tergantung di sisi Yesus, yaitu antara neraka kekal dan surga kekal. Seluruh dunia ini terwakili oleh kedua penjahat tersebut dan respons mereka terhadap Tuhan Yesus. Saya melihat ketiga orang yang disalib itu menggambarkan pendosa, orang yang disucikan, dan Sang Juruselamat. Seorang pria diminta untuk menerima Kristus, tetapi ia menolak dan berkata, Oh, jangan ganggu saya sekarang. Nanti saja kalau saat terakhir sudah tiba. Ingatlah akan penjahat sekarat yang disalib di samping Yesus. Namun, pria itu sangat terkejut ketika orang kristiani yang setia itu bertanya, Penjahat yang mana? Ingat, ada dua penjahat yang disalib! Jawab orang itu, Benar. Saya lupa. Maksud saya adalah penjahat yang diselamatkan! Pada malam itu juga, pria itu memutuskan untuk menerima Yesus supaya ia diselamatkan. Dengan iman, pandanglah Dia yang di surga, yang pernah tergantung pada salib yang di tengah. Anda pun akan mendengar kata-kata pengampunan dan pengharapan dari-Nya --Henry Bosch KEADILAN DAN BELAS KASIHAN ALLAH MENYATU DI SALIB

Cukup untuk Apa Saja


Nats : Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu ... berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan (2 Korintus 9:8) Bacaan : 2 Korintus 9:6-15 Randy, anak sulung kami, berangkat ke TK-nya dengan mengantongi sekeping uang 10 sen untuk membeli susu kotak sebagai tambahan makan siangnya. Sepulangnya dari sekolah siang itu, ibunya bertanya apakah ia telah membeli susu kotak. Tidak, jawabnya sambil menangis. Susu kotak harganya lima keping sen, tetapi aku hanya punya satu keping uang sepuluh sen. Betapa sering saya menanggapi tuntutan yang dilimpahkan kepada saya dengan pemahaman yang kekanak-kanakan. Menurut firman Allah, saya memiliki semua sumber daya yang saya butuhkan untuk pelayanan saya. Sumber daya itu lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan saya, tetapi saya enggan bertindak karena takut kalau tidak cukup. Padahal, Alkitab meyakinkan saya bahwa Allah telah menyediakan berkat yang melimpah bagi saya. Oleh anugerah-Nya, saya memiliki segala sesuatu yang saya perlukan (2 Korintus 9:8). Rasul Paulus tidak mengatakan bahwa kita memiliki cukup anugerah untuk melakukan segala sesuatu yang ingin kita lakukan. Allah tidak menawari kita cek kosong. Tidak, Paulus memberi jaminan bahwa kita memiliki cukup kasih karunia untuk melakukan apa pun yang diperintahkan Allah kepada kita -- mungkin untuk memberikan uang bagi perkabaran Injil seperti yang dilakukan jemaat Korintus (ayat 7), atau untuk mengasihi seorang remaja yang sulit diatur, pasangan yang acuh tak acuh, atau orangtua yang lanjut usia. Apa pun tugasnya, Allah akan memastikan kita berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan (ayat 8) David Roper PANGGILAN ALLAH UNTUK SUATU TUGAS PASTI DISERTAI KUASA-NYA UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS ITU

Iman Yang Hidup


Pdt. Daniel Fu Nats : Kejadian 12:1-9; Kejadian 22; Yakobus 2:17; Yohanes 14:15; Ibrani 11: 17-19 Pendahuluan: Rasul Yakobus memberitahukan kita, jika iman tidak disertai dengan perbuatan atau tidak dihidupkan di dalam kehidupan sehari-hari pada hakikatnya adalah iman yang mati. Artinya, iman jangan sampai berhenti sampai sebatas pengetahuan atau sebatas pemikiran dan pengertian saja tetapi harus benar-benar turun sampai ke dalam hati, meresapi jiwa dan mempengaruhi hati, pikiran serta diaplikasikan dengan kesungguhan di dalam kehidupan sehari-hari. Inilah iman yang hidup yang memberikan suatu dampak atau pengaruh yang besar di dalam kehidupan sehari-hari. Isi: Alkitab mengajarkan kepada kita mengenai iman melalui keteladanan Abraham. Abraham disebut sebagai bapa orang beriman dan di dalam Kejadian 12:1-9, kita dapat melihat beberapa hal yang berkaitan dengan iman yang hidup: 1. Iman yang hidup adalah iman yang memiliki interaksi hidup dengan Tuhan. Iman yang hidup membawa kita bergaul dekat serta berjalan erat dengan Allah sehingga ada interaksi hidup yang begitu dekat dengan Allah. Darimana kita dapat melihat bahwa Abraham mempunyai iman yang hidup, bergaul erat dengan Tuhan serta mempunyai interaksi hidup yang begitu dekat dengan Tuhan? a. Abraham pergi ke negeri yang lain sesuaikan dengan apa yang difirmankan Tuhan kepadanya (Kej. 12:4). Kita bisa membuktikan bahwa Abraham berinteraksi dengan Tuhan, bergaul erat dengan Tuhan karena dia berjalan menuruti perkataan Firman Tuhan. Abraham benar-benar mendengarkan suara Tuhan, menaati dan menjalankannya di dalam hidup sehari-hari. Bergaul dan berjalan dengan Tuhan berarti melaksanakan Firman Tuhan. Ketika kita melaksanakan Firman Tuhan berarti kita melaksanakan kehendak Tuhan atau berjalan sesuai dengan perintah yang Tuhan sampaikan kepada kita. Ketika kita menjalankan dan menyimpan Firman Tuhan di dalam hati, sebenarnya hati kita sedang bersatu padu dengan hati Tuhan. Tuhan Yesus berkata : Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku (Yoh. 14:15). b. Abraham selalu mendirikan mezbah bagi Tuhan ketika berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (Kej. 12:7,8). Ini merupakan prinsip hidup rohani yang sangat penting yang juga harus menjadi prinsip hidup rohani setiap orang Kristen. Di manapun kita berada, di dalam segala situasi apapun, kita harus mendirikan mezbah bagi Tuhan di dalam setiap aspek kehidupan kita. Mezbah dapat diartikan

sebagai kehidupan ibadah atau kehidupan persekutuan dengan Tuhan. Setiap Abraham pergi ke setiap tempat dia selalu mendirikan mezbah artinya dia menjaga relasi, persekutuan, penyembahan serta ibadah kepada Tuhan. Mezbah juga bisa merupakan suatu tempat di mana umat Tuhan melayani Tuhan. c. Abraham mempunyai hidup yang dekat dan berinteraksi dengan Tuhan. Allah seringkali menampakkan diri kepada Abraham dan Allah beberapa kali mengulangi janjiNya kepada Abraham. Dalam setiap kesempatan ketika Allah berbicara, Abraham mendengarkan, dan menaikkan doa dan permohonan kepada Tuhan. Dinamika kehidupan rohani yang demikian menunjukkan, Abraham sedang berjalan dengan Tuhan. 2. Iman yang hidup adalah iman yang membawa hidup kita mengalami penyertaan kuasa anugerah Tuhan. Kalau kita benar-benar memiliki suatu iman yang hidup di hadapan Tuhan, iman tersebut akan membawa hidup kita dalam penyertaan kuasa anugerah Tuhan. Tuhan turut campur tangan, hadir dan berkarya di dalam hidup kita melalui suatu tali relasi yang disebut iman yang hidup. Iman Abraham membawanya mengalami banyak anugerah, mujizat, penyertaan Tuhan dan penggenapan janji-janji Allah untuk menjadikan keturunannya bangsa yang besar, membuat namanya mashyur serta oleh karena Abraham semua kaum di bumi mendapat berkat (Kej. 12:2,3). 3. Iman yang hidup adalah iman yang terus mengalami pertumbuhan dan pengenalan yang lebih sempurna akan Tuhan, menjadikan kita semakin kuat dan sanggup menghadapi ujian yang berat di dalam kehidupan kita. Di dalam kehidupan Abraham, dari waktu ke waktu, dari satu peristiwa ke peristiwa yang lain, Abraham semakin mengenal Tuhan dan imannya semakin kuat sehingga imannya tersebut sanggup untuk diuji dengan ujian yang berat dari Tuhan (Kej. 22). Apakah selama ini kita sudah mempunyai interaksi hidup yang erat dengan Tuhan atau sebaliknya kita berjalan jauh dari Tuhan dan tidak mempunyai interaksi hidup yang erat dengan Tuhan? Apakah saat ini iman kita juga sedang menuju suatu keadaan iman yang disebut mati dan tidak berdampak lagi? Mintalah kemurahan hati dan pembaharuan dari Tuhan agar jiwa, hati dan iman kita dihidupkan, dibangunkan menjadi iman yang hidup, yang berdampak, yang memimpin seluruh rangkaian kehidupan kita. Ada 5 tanda yang menunjukkan sehat atau tidak sehatnya kondisi interaksi kita dengan Tuhan : 1. 2. 3. 4. 5. Adanya kerinduan dalam hati untuk berdoa Adanya kehausan akan Firman Tuhan Kepekaan terhadap dosa Mempunyai suatu kerinduan bersama umat Tuhan Ada dorongan yang kuat dalam hati untuk melayani dan mengasihi Tuhan

Penutup: Apakah kita memiliki iman yang sehat? Apakah iman kita bertumbuh dan benar-benar mempunyai interaksi yang hidup dengan Tuhan? Kalau kita memiliki iman yang hidup maka bukan saja kita bisa mengalami Tuhan tetapi iman kita juga semakin teguh, semakin kuat,

semakin tahan uji, semakin berdampak dan berpengaruh di dalam seluruh kehidupan kita. Apabila kita sedang mengalami problem iman yang mungkin sedang suam-suam ataupun menuju kondisi yang mati, mohonlah agar Tuhan memperbaharui iman kita di akhir tahun ini. Mari kita mengintrospeksi diri agar ketika kita masuk tahun yang baru kita benar-benar mengalami perubahan dan pembaharuan hidup yang sungguh-sungguh. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Bersyukur dan Mengingat


Nats : Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah (Ibrani 13:16) Bacaan : Ibrani 13:1-16 Salah satu kolom surat kabar yang paling populer saat ini adalah Dear Abby. Kolom yang berisi nasihat ini dimulai oleh Abigail Van Buren pada tahun 1956, dan saat ini ditulis oleh anaknya Jeanne Phillips. Dalam edisi baru-baru ini, ia memasukkan Doa Ucapan Syukur yang ditulis oleh ibunya bertahun-tahun lalu: Ya Bapa di surga Kami berterima kasih untuk makanan kami sambil mengingat orang yang lapar. Kami berterima kasih untuk kesehatan kami sambil mengingat orang yang sakit. Kami berterima kasih untuk teman-teman kami sambil mengingat orang yang kesepian. Kami berterima kasih untuk kebebasan kami sambil mengingat mereka yang diperbudak. Semoga ingatan-ingatan ini menggugah kami untuk melayani. Semoga anugerah-Mu bagi kami bermanfaat juga bagi orang lain. Amin. Kata-kata dalam doa ini menggemakan ajaran Kitab Suci. Syukur kita kepada Allah seharusnya disertai ingatan akan orang-orang yang susah. Sebab itu, kata penulis kitab Ibrani, marilah kita, oleh [Yesus], senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya (Ibrani 13:15). Namun, ada yang lebih penting daripada sekadar bersyukur. Kita harus bertindak setelah bersyukur. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah (ayat 16). Syukuri semua berkat Allah, dan ingat juga mereka yang kekurangan David McCasland MELAYANI SESAMA ADALAH CARA UNTUK BERSYUKUR KEPADA ALLAH

Hanya Satu Pintu


Nats : Akulah pintu; barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat (Yohanes 10:9) Bacaan : Yohanes 10:7-10 Seorang ahli Perjanjian Lama bernama Sir George Adam Smith mengatakan bahwa ketika ia mengunjungi Tanah Suci, ia melihat seorang gembala dan dombanya berdiri di depan benteng. Tidak ada pintu terlihat di sana. Di situ yang tampak hanyalah sebuah lubang sebesar tubuh manusia. Smith kemudian bertanya kepada gembala tersebut mengapa di sana tidak ada pintu. Gembala itu menjelaskan, "Sayalah jalan masuknya. Saya berdiri di lubang itu, dan domba lewat di bawah saya memasuki benteng. Apabila mereka semua sudah berada di dalam dengan aman, maka saya akan berbaring melintang pada lubang itu. Tidak akan ada pencuri yang dapat masuk dan juga tidak ada domba yang bisa keluar kecuali melewati tubuh saya. Sayalah jalan masuknya." Kita seperti domba yang memerlukan Gembala (1 Petrus 2:25). Untuk jalan masuk ke surga, tempat kebahagiaan kekal, Yesus memberikan pernyataan yang mengagumkan ini: "Akulah pintu ke domba-domba itu .... barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat" (Yohanes 10:7-9). Orang-orang yang mendengar-Nya pada saat itu tidak membayangkan pintu dari kayu yang tergantung pada engsel. Mereka memahami bahwa Dia benar-benar mengatakan, "Akulah jalan masuk ke rumah Allah." Dia dapat mengklaim diri-Nya sebagai jalan menuju kebahagiaan kekal, jalan khusus menuju kemuliaan Allah, karena Dialah Putra Allah. Yesus merupakan satu-satunya jalan menuju surga (Yohanes 14:6). Kita dapat masuk ke sana hanya jika meletakkan iman kepada-Nya VCG ADA BANYAK JALAN KE NERAKA TETAPI HANYA ADA SATU JALAN KE SURGA

You might also like