You are on page 1of 2

VIVAnews- Di tengah demontrasi buruh marak menuntut kenaikan upah minimum , Bada n Pusat Statistik (BPS) merilis data

terbaru. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia, menurut BPS, meningkat selam tiga tahun terakhir, rata-rata naik 12,9 persen per tahun. Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pend apatan per kapita diperoleh dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negar a dengan jumlah penduduknya. Pendapatan per kapita juga merefleksikan produk dom estic bruto (PDB) per kapita. Pendapatan per kapita itu sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tin gkat pembangunan sebuah negara. Semakin besar pendapatan per kapitanya, mkin mak mur negara tersebut. Pada 2009, menurut data BPS, pendapatan per kapita penduduk Indonesia Rp23,9juta , atau naik 11,6 persen dibanding tahun sebelumnya. Tahun berikutnya, pendapatan per kapita masyarakat kembali meningkat menjadi Rp27,1 juta. Kli ini peningkata nnya13,3 persen dibanding 2009. Terakhir , selama 2011, pendapatan per kapita itu sudah mencapai Rp30,8 juta ata u sekitar US$3.542,9. Kenaikannyahampir sama dengan tahun sebelumnya,13,8 persen . Jika dihitung per bulan, rata-rata pendapatan per kapita penduduk Indonesia se kitar Rp2,56 juta. Pengamat ekonomi Aviliani mengatakan kenaikan pendapatan per kapita itu cenderun g dikontribusi oleh meningkatnya jumlah kelas menengah di negeri ini. Kenaikan harga komoditas terutama sector tambang telah memicu peningkatan pendapatan kela s menengah hingga empat kali lipat. Banyaknya pemilik tambang yng kini menjadi orang kaya baru ujar Aviliani kepada VI VAnews di Jakarta, senin, 6 Februari 2012. Dia menilai, dengan jumlah orang kayabru yang mencapai sekitar 50 juata orang, k ontribusi terhadap pendapatan per kapita Indonesia cukup besar. Hitungan kami itu untuk kelas menengah yang berpenghasilan Rp10 juta keatas, tuturnya. Meski demikian, dia menjelaskan, kenaikan pendapatan per kapita itu masih dibaya ngi kesenjangan. Karena, menurut Aviliani, sekitar 36 juta penduduk Indonesia te rgolong miskin, dn 40 jua lainnya hamper miskin. Kondisi itu membuat kontribusi kelas menengah terhadap pendapatan per kapita masi h jauh dibandingkan golongan buruh, tuturnya. Dia optimistis, hingga 2020, kels menengah di Indonesia akan terus meningkat. Pe rtumbuhan itu di antaranya karena factor pendidikan yang lebih baik. Dengan pend idikan yang membaik, masyarakat akan meminta imbalan pendapatan lebih besar. Apal agi, tiap tahun, lahir sekitar tujuh juta kelas menengah baru, katanya. Ekonomi Tumbuh Meningkatnya pendapatan per kapita yng diantaranya ditopang kenaikan di sejumlah sector usaha, terutama tambang itu akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pelaksana Tugas Kepala BPS, Suryamin, dalam keterangan pers di kantornya, Jakart a, Senin,6 Februari 2012, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2011 mencapai 6,5 persen. Sepanjang 2011 terjadi pertumbuhan di semua sektor ekonomi, kata Suryamin. BPS mencatat, nilai produk domestic bruto Indonesia pada 2011 mencapai Rp7.427,1 triliun. Selama 2011, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak bertump [u pada sektor pengankutan dan komunikasi yang tumbuh 10,7 persen. Selanjutnya diikuti sektor bisnis perdagangan, hotel, dan restoran 9,2 persen. S edangkan keuangan, realestate, dan jasa perusahaan sebesar 6,8 persen. Kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2011 banyak ditopang oleh keg iatan akspor dengan porsi 13,6 persen diikuti impor 13,3 persen. Sementara itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi mengontribusi 8,87 persen, p engeluaran rumah tangga 4,7 persen, dan konsumsi pemerintah sebesar3,2 persen. Struktur PDB Indonesia 2011hampir separuhnya berasal dari sektor pengolahan sebe sar 24,3 persen, pertanian 14,7 persen, perdagangan, hotel, restoran 13,8 persen , dan sektor bisnis lainnya47,2 persen. Namun, tercapainya target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar6,5 persen itu bu kanlah penentu kesuksesan negara dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Pen

ingkatan PDB di Indonesia justru membuat negara semakin miskin sumber daya. Pakar ekonomi dan politik dari Amerika Serikat, Lex Rieffel, mengatakan, Indones ia adalah salah satu negara di dunia yang mengalami keterpurukan di tengah sumb er daya yang melimpah. Indonesia tidak menangani sumber daya alamnya dengan baik , ujar dia dalam perbinc angan dengan VIVA news, akhir Januari lalu. Pemerintah, dia melanjutkan, justru menghancurkan sumber daya alam dengan terlal u berlebihan mengekploitasinya. Bahkan, dia menialai pemerintah tidak mengalokas ikannya untuk kepentingan rakyat secara keseluruhan. Ahli sistem finansial global di Brookings Instutitution, lembaga riset kebijakan berbasis di Washington DC itu menambahkan, pemerintah terlalu terfokus pada upa ya meningkatkan PDB. Namun , disisi lain malah mengorbankan sumber daya alam. Di mencontohkan penjualan gas alam hingga miliaran dilar AS dari Indonesia kelua r negeri. Memeng dari penjualan itu , Indonesia teraup banyak untung , sekaligus meningkatkan PDB. Tapi, kenyataannya, Rieffel, menegaskan, gas yang merupakan k ekayaan Indonesia akan hilang selamanya. Peningkatan PDb ini malah justru membuat negara semakin miskin, ujarnya. Kondisi itu, dia mengatakan, justru membuktikan PDB tidak bisa meningkatkan kual itas hidup rakyat. Ada banyak bukti empiris dan studi yang menurut dia, menunjuk kan kualitas hidup dan kebahagiaan rakyat tidak ada hubungannya dengan PDB dan k ekayaan negara.

You might also like