You are on page 1of 4

Pengertian Public Choice Public Choice adalah sebuah perspektif untuk bidang politik yang muncul dari pengembangan

dan penerapan perangkat dan metode ilmu ekonomi terhadapa proses pengambilan keputusan kolektif dan berbagai fenomena non pasar (non market phenomena). Tetapi diakui bahwa keterangan pendek ini tidak cukup memberi deskripsi yang lengkap karena untuk mencapai suatu perspektif bagi politik seperti ini diperlukan pendekatan ekonomi tertentu. PC adalah sebuah perspektif untuk bidang politik yang muncul dari pengembangan dan penerapan perangkat dan metode ilmu ekonomi terhadapa proses pengambilan keputusan kolektif dan berbagai fenomena non pasar (non market phenomena). Tetapi diakui bahwa keterangan pendek ini tidak cukup memberi deskripsi yang lengkap karena untuk mencapai suatu perspektif bagi politik seperti ini diperlukan pendekatan ekonomi tertentu. Perkembangan Public Choice Pemikiran PC dalam merombak bidang bidang sosial maupun politik sesuai hukum ekonomi klasik yang analog dengan permintaan dan penawaran komoditas. Dengan analogi tersebut , maka pemerintah bisa diasumsikan sebagai supplier , yang bisa menyediakan komoditas publik untuk masyarakat. Selain itu PC perhatiannya tertuju terhadap fungsi pilihan sosial atau eksplorasi terhadap kepemilikan kesejahteraan sosial. PC bukan suatu objek studi tetapi sebuah cara untuk menelaah subyek , jadi PC bisa menjadi petunjuk bagi pengambil keputusan untuk menentukan pilihan kebijakan yang paling efektif. 3. LINGKUP PUBLIC CHOICE PC merupakan metode-metode ekonomi terhadap bidang politik dengan 2 masalah pokok : a) masalah tindakan kolektif ( collective action) , dan b) masalah mengagregasikan preferensi. Ilmu ekonomi terlahir untuk mengatur atau memberikan arah yang tepat dalam pengalokasian sumbersumber ekonomi yang langka dan politik dipakai untuk menyiasati bagaimana suatu sistem pemerintahan dilaksanakan sebagai suatu art/seni. Jika negara memiliki sumberdaya ekonomi yang tak terbatas , maka ilmu ekonomi dan ilmu politiktidak diperlukan lagi untuk mengatur pengalokasiannya dalam mewujudkan sistem pemerintahan dan kekuasaan. Namun , jika sumberdayanya terbatas maka ada beberapa cara untuk mengaturnya antara lain : a. Altruisme Adalah pola alokasi sumberdaya ekonomi atas dasar sistem dan hubungan pemberian. Artinya ada keterlibatan moral atau emosional : karena rasa kemanusiaan , persahabatan dan sebagainya . Sebagai contoh , bantuan bencana kepada yang terkena musibah di daerah-daerah. Bantuan tersebut yang merupakan komoditas individu berubah atau bergeser menjadi komoditas publik dalam proses distribusinya. a. Anarkhi Adalah suatu sistem tanpa hukum atau aturan . Jadi , suatu komoditas publik yang terbatas dimanfaatkan oleh sekelompok orang tertentu tanpa batasan dan aturan yang jelas dan pemanfaatannya bersifat anarkhi. a. Pasar (Market)

Adalah suatu konsep kontroversial sebagai medium pertukaran atau transaksi berbagai hal. Sumberdaya ekonomi dapat menjadi suatu market karena adanya voluntarisme. a. Pemerintah dan birokrasi Adalah lembaga yang mampu membuat aturan , menerapkan dan mengenakan sanksi-sanksi tertentu dan mampu menyelesaikan masalah masalah kompleks seperti kegagalan pasar dan dampak eksternalitas. Sumberdaya ekonomi yang terbatas akan mampu dikelola oleh pemerintah dengan birokrasinya sehingga masalah-masalah ekonomi yang terjadi di lapangan dapat dieliminir. RENT SEEKING Sejak tahun 1967, teori mengenai rent-seeking ini dikembangkan oleh Gordon Tullock, dan istilah rent disini berkembang menjadi tidak dalam pengertian yang sama dengan yang dimaksudkan oleh Adam Smith. Fenomena dari rent seeking ini teridentifikasi dalam hubungannya dengan monopoli. Selanjutnya, rent seeking (pemburu rente) menjadi bermakna suatu proses dimana seseorang atau sebuah perusahaan mencari keuntungan melalui manipulasi dari situasi ekonomi (politik, aturan-aturan, regulasi, tariff dll) daripada melalui perdagangan. Istilah rent seeking sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Anne Krueger pada tahun 1973 dalam tulisan yang mengulas tentang pemikiran Gordon Tullock. Menurut Didik J Rachbani, perburuan rente ekonomi terjadi ketika seorang pengusaha atau perusahaan mengambil manfaat atau nilai yang tidak dikompensasikan dari yang lain dengan melakukan manipulasi pada lingkungan usaha atau bisnis. Manipulasi pada lingkungan usaha tersebut juga terjadi, karena perebutan monopoli atas aturan main atau regulasi. Karena itu, pelaku usaha yang melobi untuk mempengaruhi aturan lebih memihak dirinya dengan pengorbanan pihak lainnya disebut pemburu rente (rent seekers). Praktik berburu rente ekonomi juga diasosiasikan dengan usaha untuk mengatur regulasi ekonomi melalui lobi kepada pemerintah dan parlemen. Penetapan tariff oleh pemerintah untuk kelompok bisnis juga merupakan bagian dari praktik tersebut. Hal yang sama dalam pemberian monopoli impor gandum, beras, gula, dan sejenisnya merupakan bagian dari praktik perburuan rente ekonomi. MONEY POLITIK Money politik atau juga Politik uang atau politik perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum.Pembelian bisa dilakukan menggunakan uang atau barang. Politik uang adalah sebuah bentuk pelanggaran kampanye[1]. Politik uang umumnya dilakukan simpatisan, kader atau bahkan pengurus partai politik menjelang hari H pemilihan umum. Praktik politik uang dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako antara lain beras, minyak dan gula kepada masyarakat dengan tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan suaranya untuk partai yang bersangkutan. Dasar Hukum Pasal 73 ayat 3 Undang Undang No. 3 tahun 1999 berbunyi: "Barang siapa pada waktu diselenggarakannya pemilihan umum menurut undang-undang ini dengan pemberian atau janji menyuap seseorang, baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu, dipidana dengan pidana hukuman penjara paling lama tiga

tahun. Pidana itu dikenakan juga kepada pemilih yang menerima suap berupa pemberian atau janji berbuat sesuatu."

The Public Choice Revolution


Revolusi Pilihan Publik

Saat ini analisis kebijakan publik telah berbeda daripada era sebelumnya yang menggunakan aliran Pilihan publik ala Pareto. Ide awal dari teori Pilihan publik sangat sederhana yaitu individu ketika bertindak sebagai pemilih, politisi atau birokrat adalah menurut kepentingan pribadi dan mencoba untuk memaksimalkan keuntungan yang akan didapatnya. Revolusi teori Pilihan publik ini memiliki dampak yang sangat serius pada pertanyaan apa yang kami atau mereka sebut sebagai kolektifitas politik. Pernyataan bahwa individu selalu dapat menjadi pribadi yang tidak terpengaruh orang lain dalam mengambil keputusan, terutama dalam mendapatkan keuntungan kini terbantahkan. Lingkungan dapat menekan seseorang baik untuk dapat melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Para pemilih, birokrat dan politisi kini harus memahami dimana posisinya, mereka tidak dapat bertindak bodoh dengan melawan arus konsensus yang telah ditetapkan bersama. Pilihan publik saat ini menentukan demokrasi yang terjadi begitu mewah, dimana para aktor-aktor politik harus memiliki akuntabilitas kepada masyarakat luas. Teori revolusi Pilihan publik jelas sangat dimunculkan dan dikembangkan dalam menjelaskan fenomena masyarakat yang terus secara dinamis berubah. Konsep manusia ekonomi mungkin sekarang juga kedepannya akan selalu menjadi perdebatan penting, sebab manusia kini tidak dapat melakukan pilihan-pilihan hanya dengan kepentingan pribadi saja, justru harus mempertimbangkan kepentingan bersama juga, misalnya untuk menjaga keberlanjutan alam dan demi anak cucu mereka. Opini publik juga telah banyak terpengaruh oleh media dan preferensi individu yang sangat dikatator sekarang juga jarang ditemukan. Oleh karena itu revolusi Pilihan publik perlu dilakukan. Referensi : Lemieux, Pierre. 2004. The Public Choice Revolution. Public Choice has demystified and undeified the state. Regulation fall : III(2) : 22-29.

You might also like