You are on page 1of 42

Uji Hipotesis

PENGUJIAN HIPOTESIS
HIPOTESIS STATISTIK adalah suatu asumsi atau
pernyataan yg mana mungkin benar atau mungkin
salah mengenai satu atau lebih populasi

Misal:
pernyataan bahwa rata-rata pendapatan masyarakat
kota A sekitar Rp. 75.000/ bulan adalah suatu
pernyataan yg mungkin benar atau mungkin juga
salah mengenai populasi kota A.
dalam kasus di atas pernyataan mengenai rata-rata
pendapatan masyarakat kota A adalah suatu
hipotesis.
untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis
maka dilakukan pengujian hipotesis
DUA TIPE HIPOTESIS
HIPOTESIS NOL (H0) YAITU HIPOTESIS YANG
MENYATAKAN TIDAK ADANYA HUBUNGAN
ANTARA DUA VARIABEL / LEBIH ATAU TIDAK
ADANYA PERBEDAAN ANTARA DUA
KELOMPOK / LEBIH

HIPOTESIS ALTERNATIF (H1) YAITU HIPOTESIS
YANG MENYATAKAN ADANYA HUBUNGAN
ANTARA DUA VARIABEL/LEBIH ATAU ADANYA
PERBEDAAN ANTARA DUA KELOMPOK / LEBIH

Ho: = 75.000
H1: 75.000
LANGKAH KERJA PENGUJIAN
HIPOTESIS
1. Data : sifat sifatnya harus diketahui dan
dipahami agar metode analisis dan metode
ujinya dapat ditentukan dengan tepat.
2. Asumsi : kenormalan, kesamaan variance
dan kebebasan sampel
3. Hipotesis : rumuskan dengan baik sebagai
solusi sementara bagi masalah yang diteliti.
4. Statistik uji ; Z, t, F, X
2
5. Daerah penolakan/ penerimaan hipotesis
6. Tentukan kaidah keputusan

o
{
2 1
:
0
H Terima

2 1
:
1
H Tolak
2
2 1
:
0
H Tolak

2 1
:
1
H Terima
2


o


o
=
=
=
=
s
>
t
t
h
t
7. Hitung statistik sampel
8. Tarik keputusan statistik
9. Tarik keputusan penelitian
: Probabilitas terjadinya salah jenis I
kesalahan karena menolak hipotesis yang
sebetulnya harus diterima
o
Kesalahan jenis I () adalah kesalahan yg dibuat pd
waktu menguji hipotesis di mana kita menolak Ho pd
hal sesungguhnya Ho itu benar. Dengan kata lain
adalah peluang menolak Ho yg benar
Kesalahan jenis II () adalah kesalahan yg dibuat pd
waktu menguji hipotesis di mana kita menerima Ho
pd hal sesungguhnya Ho itu salah. Dengan kata lain
adalah peluang menolak Ho yg salah
DAPAT DIGAMBARKAN MENURUT KURVA
SEBAGAI BERIKUT :






) 1 ( o
Terima H
o
Tolak H
o
Tolak H
1
Terima H
1
) 1 ( |
o
|
Keputusan
Keadaan sebenarnya
Ho Benar/ H
1
salah Ho salah/ H
1
benar
H
0
diterima/
H
1
ditolak

Keputusan benar
Peluangnya harus
tinggi (1- )= koef.
keyakinan
Keputusan salah
jenis II ; peluangnya
harus rendah ;
dilambangkan
sebagai
H
0
ditolak/
H
1
diterima

Keputusan salah
jenis I peluangnya
harus kecil ;
dilambangkan
sebagai = taraf
nyata
Keputusan benar ;
peluangnya harus
besar ;
dilambangkan
sebagai (1 ) =
kuasa uji
Jika alternatif H1 mempunyai
perumusan tidak sama
Kriteria yang didapat : terima hipotesis H0 jika harga statistik yang
dihitung jatuh antara d1 dan d2, dalam hal lainnya H0 ditolak
Daerah penerimaan
H
d1 d2
Daerah penolakan H
(daerah kritis)
Daerah penolakan H
(daerah kritis)
Luas =

o
Maka dalam distribusi statistik yang digunakan terdapat dua daerah
kritis masing-masing pada ujung distribusi. Luas daerah kritis pada
tiap ujung adalah o. Karena adanya dua daerah penolakan ini,
maka pengujian hipotesis dinamakan uji dua pihak
Jika alternatif H1 yang mempunyai
perumusan lebih besar
Kriteria yang didapat : tolak H0 jika statistik yang dihitung
berdasarkan sampel tidak kurang dari d dalam hal lainnya terima
H0
Daerah penolakan H
(daerah kritis)
Daerah penerimaan
H
d
Luas =

o
Maka dalam distribusi statistik yang digunakan terdapat satu daerah
yang letaknya diujung sebelah kanan. Luas daerah kritis adalah o.
Karena adanya satu daerah penolakan ini, maka pengujian hipotesis
dinamakan uji satu pihak yaitu pihak kanan
Untuk alternatif H1 yang mempunyai
perumusan lebih kecil
Kriteria yang digunakan : terima H0 jika statistik yang dihitung
berdasarkan penelitian lebih besar dari d sedangkan dalam hal
lainnya ditolak
Daerah penerimaan
H
d
Daerah penolakan H
(daerah kritis)
o
Luas =
o
Maka dalam distribusi statistik yang digunakan terdapat satu daerah
yang letaknya diujung sebelah kiri. Luas daerah kritis adalah o.
Karena adanya satu daerah penolakan ini, maka pengujian hipotesis
dinamakan uji satu pihak yaitu pihak kiri
1. DIKETAHUI
Untuk Hipotesis : H0 : =
0
H1 :
0

RUMUS :


Ho diterima jika z
1/2(1-)
< z < z
1/2(1-)

Ho ditolak dalam hal lainnya

n
o x
Z
o

=

Gambar kurva
H
diterima
d1= - Z (1-

) d2 = Z (1-

) o o
Contoh
Pengusaha tempe menyatakan bahwa
tempenya tahan simpan sekitar 800 jam.
Akhir-akhir ini timbul dugaan bahwa masa
simpan tempe tersebut telah berubah. Untuk
menentukan itu dilakukan penelitian dengan
jalan menguji 50 karung tempe. Ternyata
rata-ratanya 792. dari pengalaman, diketahui
bahwa simpangan baku masa simpan tempe
60 jam. Selidiki dengan taraf nyata 0,05
apakah kualitas tempe sudah berubah atau
belum
Penyelesaian
H : = 800 jam
A : 800 jam
= 60 jam
X = 792 jam
n = 50
Dari daftar normal baku untuk
uji dua pihak dengan = 0.05
yang memberikan z
0.475
= -
1.96

94 . 0
50 / 60
800 792
=

= Z
Daerah penerimaan
H
d
-1.96
d
1.96
Daerah penolakan H
( daerah kritis )
Daerah penolakan H
( daerah kritis )
Luas = 0.025
?
Terima H jika z hitung terletak antara -1.96
dan 1.96. Dalam hal lainnya Ho ditolak
Dari penelitian sadah didapat z = -0.94 dan
terletak di daerah penerimaan H0
Jadi H0 diterima, kesimpulan masa simpan
tempe belum berubah masih sekitar 800 jam

2. TIDAK DIKETAHUI
Untuk Hipotesis : H0 : =
0
H1 :
0

RUMUS :
n
s
o x
t

=
Contoh
Seperti soal sebelumnya, Dimisalkan simpangan
baku populasi tidak diketahui, tetapi dari sampel
diketahui simpangan baku s = 55 jam
Jawab:
s = 50 jam
X = 792 jam
= 800 jam
n = 50

029 . 1
50 / 55
800 792
=

= t
Dari daftar distribusi student dengan =
0.025 dan dk = 49 untuk uji dua pihak
diperoleh t = 2.01.
Kriteria pengujian : Terima H jika t hitung
terletak antara -2.01 dan 2.01. Diluar itu H
ditolak
Dari penelitian didapat t = -1.029 dan terletak
di daerah penerimaan H0
Jadi Ho diterima, kesimpulan masa simpan
tempe belum berubah masih sekitar 800 jam

Gambar kurva
Daerah penerimaan
H
- 2,01 2,01
0,025
0,025
Distribusi student
k = 49
A. UJI PIHAK KANAN
1. DIKETAHUI
RUMUS UMUM : H :
0
H1: >
0


KRITERIA :Tolak H0 jika Z Z
0,5-

Terima H0 jika
sebaliknya
B. UJI PIHAK KIRI
1. DIKETAHUI
RUMUS UMUM : H0 :
0
H1 : <
0


KRITERIA : Tolak H0 jika Z - Z
0,05-

Terima H0 jika Z > - Z
0,05-

Contoh:
Pada suatu pabrik susu dihasilkan rata-rata 15.7 ton
sekali produksi. Hasil produksi mempunyai
simpangan baku = 1.51 ton. Metode produksi baru,
diusulkan untuk mengganti yang lama, jika rata-rata
per sekali produksi menghasilkan paling sedikit 16
ton. Untuk menentukan apakah metode yang lama
diganti atau tidak, metode pemberian pakan yang
baru dicoba 20 kali dan ternyata rata-rata per sekali
produksi menghasilkan 16.9 ton. Pemilik bermaksud
mengambil resiko 5% untuk menggunakan metode
baru apabila metode ini rata-rata menghasilkan lebih
dari 16 ton. Bagaimana keputusannya
Penyelesaian
H : 16, berarti rata-rata hasil metode baru
paling tinggi 16 ton, maka metode lama
dipertahankan
A : 16, berarti rata-rata hasil metode baru
lebih dari 16 ton, maka metode lama dapat
diganti
X = 16.9 ton
N = 20
= 1.51
o = 16
Dari daftar normal standart dengan = 0.05
diperoleh z = 1.64
Kriteria pengujian : Tolak H0 jika z hitung lebih
besar atau sama dengan 1.64. Jika
sebaliknya H0 diterima
Dari penelitian didapat z = 2.65, maka H0
ditolak
Kesimpulan metode baru dapat digunakan

65 . 2
20
1.51/
16 9 . 16
= =
z
Gambar kurva
Daerah penerimaan
H
1,64
0,05
DISTRIBUSI NORMAL
BAKU
2. TIDAK DIKETAHUI
RUMUS UMUM : H0 :
0
H1 : >
0


KRITERIA : Tolak H0 jika t t
1-


Terima H0 jika
sebaliknya
Contoh:
Dengan suntikan hormon tertentu pada ayam/ikan
akan menambah berat badannya rata-rata 4.5 ton per
kelompok. Sampel acak yang terdiri atas 31
kelompok ayam/ikan yang telah diberi suntikan
hormon memberikan rata-rata 4.9 ton dan simpangan
baku = 0.8 ton. Apakah pernyataan tersebut
diterima? Bahwa pertambahan rata-rata paling
sedikit 4.5 ton
Penyelesaian
H : 4.5, berarti penyuntikan hormon pada
ayam/ikan tidak menyebabkan bertambahnya rata-
rata berat badan dengan 4.5 ton
A : > 16, berarti penyuntikan hormon pada
ayam/ikan menyebabkan bertambahnya rata-rata
berat badan paling sedikit dengan 4.5
X = 4.9 ton
N = 31
S = 0.8 ton
o = 4.5 ton
78 . 2
31 / 8 . 0
5 . 4 9 . 4
=

= t
Dengan mengambil o = 0.01, dk = 30 didapat
t = 2.46
Kriteria tolak hipotesis H jika t hitung lebih
besar atau sama dengan 2.46 dan teriam H
jika sebaliknya
Penelitian memberi hasil t = 2.78
Hipotesis H ditolak
Kesimpulan : Penyuntikan hormon terhadap
ayam/ikan dapat menambah berat badan
rata-rata paling sedikit dengan 4.5 ton
78 . 2
31 / 8 . 0
5 . 4 9 . 4
=

= t
Gambar kurva
Daerah penerimaan
H
2,46
Distribusi student
k = 30
PENDUGAAN SELISIH DUA
MEAN
Bila kita mempunyai dua populasi saling bebas
dengan mean
1
dan
2
dan ragam o
1
2
dan o
2
2
maka
penduga titik bagi selisih antara
1
dan
2
diberikan
oleh statistik . Bila dan masing-masing
adalah mean sampel acak bebas berukuran n
1
dan n
2

yang diambil dari populasi dengan ragam o
1
2
dan o
2
2

diketahui, maka selang kepercayaan 100(1-o)% bagi

1
-
2
adalah


dengan adalah nilai z yang luas daerah di
sebelah kanan di bawah kurva normal standard
adalah .
CATATAN : Jika o
1
2
dan o
2
2
tidak diketahui, tetapi n
1
dan n
2
lebih besar dari 30,
maka o
1
2
dan o
2
2
dapat diganti dengan s
1
2
dan s
2
2
.


2
2
2
1
2
1
2 1 2 1
2
2
2
1
2
1
2 1
2 2
) ( ) (
n n
z x x
n n
z x x
o o

o o
o o
+ + < < +
1
x
2
x
2 1
X X
2 / o
z
2 / o
Adapun penduga selang kepercayaan100(1-o)%
bagi
1
-
2
untuk sampel kecil; bila o
1
2
=o
2
2
tapi
nilainya tidak diketahui adalah


dengan derajat bebas untuk distribusi t = v =n
1
+
n
2
2 dan


2 1
2 1 2 1
2 1
2 1
1 1
) (
1 1
) (
2 2
n n
s t x x
n n
s t x x
p p
+ + < < +
o o

2
) 1 ( ) 1 (
2 1
2
2 2
2
1 1
2
+
+
=
n n
s n s n
s
p
Selang kepercayaan 100(1-o)% bagi
1
-
2
untuk
sampel kecil; bila o
1
2
=o
2
2
tapi nilainya tidak diketahui


dengan derajat bebas untuk distribusi t adalah


Bila kita mempunyai dua populasi yang tidak saling
bebas (berpasangan), selang kepercayaan 100(1-
o)% bagi
D
=
1
-
2
untuk pengamatan berpasangan
tersebut adalah


2
2
2
1
2
1
2 1 2 1
2
2
2
1
2
1
2 1
2 2
) ( ) (
n
s
n
s
t x x
n
s
n
s
t x x + + < < +
o o

)] 1 ( ) ( [ )] 1 ( ) ( [
) (
2
2
2
2
2 1
2
1
2
1
2
2
2
2 1
2
1
+
+
=
n n s n n s
n s n s
v
n
s
t d
n
s
t d
d
n D
d
n ) , 1 ( ) , 1 (
2 2
o o


+ < <
PENGUJIAN DUA HARGA RATA-RATA



A. Unpaired Observation
1. Variance sama



( )
2 1
2 1
x x s
x x
s
d
t
d

= =
2 1
2
2
2
1
n n =
=o o
( ) ( )
( ) ( )

1 - n 1 - n
1 - n 1 - n

1 1
2 1
2
2 2
2
1 1
2
2 1
2
+
+
=
|
|
.
|

\
|
+ =
P P
s s
s
n n
s s
d
( ) 1 1 ;
2 1
5 0 . + n n t t ,
h
2. Variance tidak sama
2
2
2
2
1
2
1
1
2 1
2 2 1 1
2
2
2
1
2
1

*
n
s
w
n
s
w
w w
w t w t
t t
n
s
n
s
s
h
d
= =
+
+
=
+ =
2 1
2
2
2
1
n n
s s
=
=
B. Paired Observation
) 1 ( ; 05 .
2 1
2
) 1 (
) (

=

n h
i i i
i
d
t t
x x d
n n
d d
s
C. Bila variance tidak diketahui variance tersebut
harus diuji dulu dengan Uji F
kecil
besar
s
s
F
2
2
=
Bila F
h
F
.05, DB
non signifikan s
1
2
= s
2
2
Bila F
h
> F
.05, DB
signifikan s
1
2
s
2
2

2 1
2
2
2
1
n n =
=o o

You might also like