You are on page 1of 20

Bab I

Glaukoma
I.1. Pendahuluan Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.1 Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang.1,2 Di Amerika Serikat, kira-kira 2.2 juta orang pada usia 40 tahun dan yang lebih tua mengidap glaukoma, sebanyak 120,000 adalah buta disebabkan penyakit ini. Banyaknya Orang Amerika yang terserang glaukoma diperkirakan akan meningkatkan sekitar 3.3 juta pada tahun 2020. Tiap tahun, ada lebih dari 300,000 kasus glaukoma yang baru dan kira-kira 5400 orang-orang menderita kebutaan. Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan 10-15% kasus pada orang Kaukasia. Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama pada orang Burma dan Vietnam di Asia Tenggara.. Glaukoma pada orang kulit hitam, lima belas kali lebih menyebabkan kebutaan dibandingkan orang kulit putih.2,3 Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi 4 bagian ; glaukoma primer, glaukoma kongenital, glaukoma sekunder dan glaukoma absolut sedangkan berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular glaukoma dibagi menjadi dua, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.2 Penatalaksanaan glaukoma berupa pengobatan medis, terapi bedah dan laser. ECP (endoscopic cyclophotocoagulation) menggunakan laser untuk mengurangi produksi aquoeus humor dan tekanan intraocular merupakan salah satu penatalaksanaan glaukoma.2 Tujuan dari penulisan ini agar dapat bermanfaat untuk teman-teman dalam mengenali glaukoma akut sehingga lebih baik hasil yang dicapai dalam pengobatan. I.2. Fisiologi Aqueous Humor Aquoeus humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan

Halaman

posterior mata. Volumenya adalah sekitar 250 ul, dan kecepatan pembentukannya yang bervariasi diurnal adalah 1,5-2 uL/men.2 Aquoeus humor diproduksi oleh korpus siliare. Setelah memasuki kamera posterior, aquoeus humor mengalir melalui pupil ke kamera anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera anterior.2 Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke dalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut sehingga kecepatan drainase aquoeus humor juga meningkat.2 Aliran aquoeus humor ke dalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-saluran transelular siklik di lapisan endotel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil aquoeus humor keluar dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sklera (aliran uveoskleral).2

Figure 1. Acute angle closure glaucoma. A. In an eye with a normal configuration of the anterior segment, the angle between the iris and cornea is wide open (approximately 40). Aqueous fluid has free access to the trabecular meshwork and exits the eye unimpeded. B. In an eye with acute angle closure, the angle between the iris and the cornea is obstructed and closed. Aqueous fluid is trapped within the eye and causes the intraocular pressure to rise rapidly.

Halaman

I.3. Klasifikasi Glaukoma

Table 1. Glaucoma Classified According to Etiology. 2 A. Primary glaucoma 1. Open-angle glaucoma a. Primary open-angle glaucoma (chronic open-angle glaucoma, chronic simple glaucoma) b. Normal-tension glaucoma (lowtension glaucoma) 2. Angle-closure glaucoma a. Acute b. Subacute c. Chronic d. Plateau iris B. Congenital glaucoma 1. Primary congenital glaucoma 2. Glaucoma associated with other developmental ocular abnormalities a. Anterior chamber cleavage b. Angle contusion/recession c. Peripheral anterior synechiae 7. Postoperative a. Ciliary block glaucoma (malignant glaucoma) b. Aniridia 3. Glaucoma associated with extraocular developmental abnormalities a. Sturge-Weber syndrome b. Marfan's syndrome c. Neurofibromatosis 1 d. Lowe's syndrome e. Congenital rubella d. Following corneal graft surgery e. Following retinal detachment surgery 8. Neovascular glaucoma a. Diabetes mellitus b. Central retinal vein occlusion b. Peripheral anterior synechiae c. Epithelial downgrowth syndromes Axenfeld's syndrome Reiger's syndrome Peter's syndrome 4. Due to uveal tract changes a. Uveitis b. Posterior synechiae (seclusio pupillae) c. Tumor d. Ciliary body swelling 5. Iridocorneoendothelial (ICE) syndrome 6. Trauma a. Hyphema c. Phacolytic 3. Due to lens changes (phacogenic) a. Dislocation b. Intumescence

Halaman

C. Secondary glaucoma 1. Pigmentary glaucoma 2. Exfoliation syndrome

c. Intraocular tumor 9. Raised episcleral venous pressure a. Carotid-cavernous fistula b. Sturge-Weber syndrome 10. Steroid-induced D. Absolute glaucoma: The end result of any

uncontrolled glaucoma is a hard, sightless, and often painful eye.


Table 2. Glaucoma Classified According to Mechanism of Intraocular Pressure Rise2 A. Open-angle glaucoma progress to angle-closure glaucoma due to a. Primary angle-closure glaucoma b. Seclusio pupillae (posterior synechiae) c. ICE syndrome 2. Trabecular abnormalities a. Primary open-angle glaucoma b. Congenital glaucoma c. Pigmentary glaucoma d. Exfoliation syndrome e. Steroid-induced glaucoma f. Hyphema g. Angle contusion or recession h. Iridocyclitis (uveitis) i. Phacolytic glaucoma 3. Posttrabecular abnormalities a. Raised episcleral venous pressure c. Intumescent lens d. Anterior lens dislocation e. Hyphema 2. Anterior lens displacement a. Ciliary block glaucoma b. Central retinal vein occlusion c. Posterior scleritis d. Following retinal detachment surgery 3. Angle crowding a. Plateau iris b. Intumescent lens c. Mydriasis for fundal examination 4. Peripheral anterior synechiae a. Chronic angle closure b. Secondary to flat anterior B. Angle-closure glaucoma 1. Pretrabecular membranes: All of these may 1. Pupillary block (iris bomb) contraction of the pretrabecular membranes. a. Neovascular glaucoma b. Epithelial downgrowth

Halaman

chamber c. Secondary to iris bomb

d. Contraction of pretrabecular membranes

1. Glaukoma Primer a. Glaukoma sudut terbuka Glaukoma primer sudut terbuka adalah bentuk glaukoma yang tersering dijumpai. Sekitar 0,4-0,7 % orang berusia lebih dari 40 tahun dan 2-3% orang berusia lebih dari 70 tahun diperkirakan mengidap glaukoma primer sudut terbuka. Diduga glaukoma primer sudut terbuka diturunkan secara dominan atau resesif pada 50% penderita, secara genetik penderitanya adalah homozigot. Terdapat faktor resiko pada seseorang untuk mendapatkan glaukoma seperti diabetes melitus, hipertensi, kulit berwarna dan miopia.1,2 Gambaran patologik utama pada glaukoma primer sudut terbuka adalah proses degeneratif di jalinan trabekular, termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan dan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm. Akibatnya adalah penurunan aquoeus humor yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.2 Mulai timbulnya gejala glaukoma primer sudut terbuka agak lambat yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirnya berlanjut dengan kebutaan. 1 Pada glaukoma primer sudut terbuka tekanan bola mata sehari-hari tinggi atau lebih dari 20 mmHg. Mata tidak merah atau tidak terdapat keluhan, yang mengakibatkan terdapat gangguan susunan anatomis dan fungsi tanpa disadari oleh penderita. Gangguan saraf optik akan terlihat gangguan fungsinya berupa penciutan lapang pandang.1 Pada waktu pengukuran bila didapatkan tekanan bola mata normal sedang terlihat gejala gangguan fungsi saraf optik seperti glaukoma mungkin akibat adanya variasi diurnal. Dalam keadaan ini maka dilakukan uji provokasi minum air,

Halaman

pilokarpin, uji variasi diurnal, dan provokasi steroid.1 b. Glaukoma sudut tertutup Glaukoma sudut tertutup dibagi menjadi 4, yaitu ; glaukoma sudut tertutup akut primer, glaukoma sudut tertutup subakut, glaukoma sudut tertutup kronik dan iris plateau. Pada referat ini akan dibahas glaukoma sudut tertutup akut primer. Glaukoma sudut tertutup akut primer terjadi apabila terbentuk iris bomb yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran aquoeus humor dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan kekaburan penglihatan. Pada glaukoma sudut tertutup, pupil berdilatasi sedang, disertai sumbatan pupil. Hal ini biasanya terjadi pada malam hari, saat tingkat pencahayaan berkurang. Hal tersebut juga dapat terjadi pada dilatasi pupil untuk oftalmoskopi.2 Glaukoma sudut tertutup akut primer ditandai oleh munculnya kekaburan penglihatan mendadak yang disertai nyeri hebat, halo dan mual serta muntah. Temuan-temuan lain adalah peningkatan mencolok tekanan intraokular, kamera anterior dangkal, kornea berkabut, pupil terfiksasi berdilatasi sedang dan injeksi siliaris.1,2 2. Glaukoma kongenital Glaukoma kongenital (jarang) dapat dibagi menjadi (1) glaukoma kongenital primer, yang menunjukkan kelainan perkembangan terbatas pada sudut kamera anterior; (2) anomali perkembangan segmen anterior - sindrom Axenfeld, anomali Peter, dan sindrom Reiger. Disini perkembangan iris dan kornea juga abnormal;(3) berbagai kelainan lain, termasuk aniridia, sindrom Sturge-weber, neurofibromatosis, sindrom Lowe dan rubela kongenital. Pada keadaan ini, anomali perkembangan pada sudut disertai dengan kelainan okular dan ekstraokular lain.2 Glaukoma kongenital bermanifestasi sejak lahir pada 50% kasus, didiagnosis pada 6 bulan pertama pada 70% kasus dan didiagnosis pada akhir tahun pertama pada 80% kasus.2 Gejala paling dini dan paling sering adalah epifora. Dapat dijumpai fotofobia

Halaman

dan pengurangan kilau kornea. Peningkatan tekanan intraokular adalah tanda kardinal. Pencekungan diskus optikus akibat glaukoma merupakan kelainan yang terjadi relatif dini dan terpenting. Temuan-temuan lanjut adalah peningkatan garis tengah, edema epitel, robekan membran Descemet, dan peningkatan kedalaman kamera anterior serta edema dan kekeruhan lensa.2 3. Glaukoma sekunder Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebabnya. Dapat disebabkan atau dihubungkan dengan keadaan-keadaan atau penyakit yang telah diderita sebelumnya atau pada saat itu.2

4. Glaukoma absolut Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (terbuka/tertutup) dimana sudah terjadi kebutaan total, akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut.1 Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering dengan mata buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.1

Halaman

Bab II

Glaukoma Akut
II.1. Pendahuluan Glaukoma sudut tertutup akut (AACG) adalah suatu kedaruratan oftalmologik yang terjadi secara tiba tiba, dan butuh diterapi secepat mungkin. Diangnosis yang cepat dan terapi sesegera mungkin dapat mengurangi morbiditas penyakit ini. 6 Ada beberapa istilah lain untuk glaukoma akut, antara lain primary angle closure, primary angle-closure glaucoma, acute angle closure, dan acute angle-closure glaucoma.Saat ini, glaukoma sudut terutup akut didefinisikan apabila terdapat minimal 2 dari gejala gejala berikut : nyeri yang hebat pada mata, mual muntah, dan riwayat penglihatan kabur berulang dengan halo; dan minimal 3 dari tanda tanda berikut : IOP > 21 mmHg, injeksi konjungtiva, edema epitel kornea, pupil nonreaktif mid-dilatasi, dan bilik mata depan yang dangkal. 6 Di Amerika, AACG terdapat sekitar 1-40 per 1000 orang tergantung dari etnis mereka. AACG pada orang kulit putih 1 : 1000, orang Asia 1 : 100, dan pada orang Eskimo 2-4 : 100. AACG lebih dominan pada wanita dibanding pria (4 : 1) karena bilik mata depan yang lebih dangkal. Usia 60 70 tahun memiliki resiko paling tinggi. 5, 6

Halaman

Faktor-faktor risiko glaukoma akut 1. Wanita 7. Panjang axial mata yang pendek 8. Pencahayaan yang redup 9. Tekanan perasaan/stres

2. Umur > 40 tahun


3. Rabun dekat 4. Sejarah keluarga yang pernah menghidap glaukoma 5. Diabetes 6. Katarak

10. Penggunaan obat anti kolinergik


sistemik seperti atropin atau obat tetes untuk membesarkan anak mata.

II.2. Patofisiologi Beberapa abnormalitas anatomi mata merupakan faktor predisposisi AACG, antara lain, bilik mata depan dangkal, badan siliar yang lebih tipis, iris yang lebih tipis, lensa yang lebih tebal, dan panjang axial bola mata yang lebih pendek. 6 Pada AACG, respon fisiologis mata saat berdilatasi karena stimuli dari lingkungan ataupun bahan kimia menunjukan aposisi iris lensa. Aposisi dari iris lensa, dimana terdapat kontak antara iris dan lensa disebut pupillary block. Hal ini menyebabkan obstruksi dan blokade dari aliran aqueous humor dari bilik mata belakang ke bilik mata depan. Iris terdorong ke depan dan terbentuk iris bombe. Iris bombe menyebabkan sumbatan sudut bilik mata depan oleh iris perifer, menyumbat aliran ekskresi aqueous humor sehingga meningkatkan tekanan intaokular. 6 AACG, tekanan intraokular meningkat mendadak, terjadi pada pasien dengan sudut bilik mata sempit. Cairan mata yang berada di belakang iris tidak dapat mengalir melalui pupil sehingga mendorong iris ke depan, mencegah keluarnya cairan mata melalui sudut bilik mata. (mekanisme blokade pupil) 1 Hal lain yang menyebabkan AACG : plateau iris, lensa yang bengkak, dan ciliary block.
6

Iris plateau adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai kedalaman kamera anterior

sentral normal tetapi sudut kamera anterior sangat sempit karena insersi iris secara kongenital terlalu tinggi. Mata dengan kelainan ini akan jarang mengalami sumbatan pupil, tetapi

Halaman

dilatasi akan menyebabkan merapatnya iris perifer, sehingga menutup sudut sekalipun telah dilakukan iridektomiperifer. 7 Lensa yang bengkak dan ciliary block sangat jarang terjadi. Lensa yang bengkak terjadi pada kasus katarak dimana hidrasi menyebabkan pembesaran lensa kemudian bilik mata depan menjadi sempit, mendorong lensa dan iris kemudian menyebabkan ciliary block atau vitreous pressure. Ini dapat dilihat pada panretinal photocoagulation, scleral buckles, dan uveitis. 6

II.3. Gejala dan Tanda Klinis Gejala glaukoma akut berupa kekaburan penglihatan mendadak yang disertai dengan mata merah. Kekaburan penglihatan kadang disertai dengan silau dan halo. Penderita juga merasakan nyeri yang hebat dan akut pada mata yang terkena. Pada stadium prodromal, nyeri ini dapat hilang dengan istirahat atau setelah tidur sebentar. Apabila stadium prodromal telah dilewati, nyeri akan dirasakan terus menerus dan tidak akan hilang dengan istirahat. Nyeri dapat menjalar ke kepala dan dirasakan sebagai sakit kepala yang hebat. Kadang kadang nyeri tersebut dapat menyebabkan rasa mual muntah pada penderita. Dapat pula disertai dengan nyeri abdomen. Tanda glaukoma akut berupa visus yang sangat menurun. Mata menunjukan tanda tanda kongestif (peradangan) dengan kelopak mata bengkak, terdapat injeksi konjungtiva dan injeksi siliar pada konjungtiva bulbi, konjungtiva tarsal hiperemis, kornea suram dan edema, bilik mata depan yang dangkal, pupil terfiksasi berdilatasi sedang, disertai tidak adanya refleks cahaya, iris edema dengan atrofi dan sinekia posterior, lensa menjadi keruh serta peningkatan mencolok dari tekanan intraokular (>21 mm Hg). Papil saraf optik tampak hiperemis dan edema. Lapangan pandang juga menciut berat. Kadang, pemeriksaan funduskopi sulit dinilai karena kekeruhan media refraksi.

Halaman

10

Figure 2. Acute Angle Closure Glaucoma: External Appearance. Blockage of the drainage angle causes IOP to rise. High pressure results in a constellation of signs seen in acute angle closure glaucoma including redness of conjunctiva (red arrow), haziness of the cornea, and a mid-dilated pupil (white arrow). II.4. Pemeriksaan Penunjang pada Penderita Glaukoma Pemeriksaan tekanan bola mata Pemeriksaan tekanan bola mata dilakukan dengan alat yang dinamakan tonometer. Dikenal beberapa alat tonometer seperti tonometer Schiotz dan tonometer aplanasi Goldman. Pemeriksaan tekanan bola mata juga dapat dilakukan tanpa alat disebut dengan tonometer digital, dasar pemeriksaannya adalah dengan merasakan lenturan bola mata (ballotement) dilakukan penekanan bergantian dengan kedua jari tangan.1 Gonioskopi Tes ini sebagai cara diagnostik untuk melihat langsung keadaan patologik sudut bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik mata seperti benda asing.1 Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan lensa sudut (goniolens) di dataran depan kornea setelah diberikan lokal anestetikum. Lensa ini dapat digunakan untuk melihat sekeliling sudut bilik mata dengan memutarnya 360 derajat.1 Penilaian diskus optikus Dengan menggunakan opthalmoskop kita bisa mengukur rasio cekungan-diskus (cup per disc ratio-CDR). CDR yang perlu diperhatikan jika ternyata melebihi 0,5 karena hal itu menunjukkan peningkatan tekanan intraokular yang signifikan.

Halaman

11

Pemeriksaan lapang pandang Berbagai cara untuk memeriksa lapang pandang pada glaukoma adalah layar singgung, kampimeter dan perimeter otomatis.2 Penurunan lapang pandang akibat glaukoma itu sendiri tidak spesifik, karena gangguan ini dapat terjadi akibat defek berkas serat saraf yang dapat dijumpai pada semua penyakit saraf optikus, tetapi pola kelainan lapangan pandang, sifat progresivitasnya dan hubungannya dengan kelainan-kelainan diskus optikus adalah khas untuk penyakit ini.2 Uji lain pada glaukoma Uji Minum Air Sebelum makan pagi tekanan bola mata diukur dan kemudian pasien disuruh minum dengan cepat 1 liter air. Tekanan bola mata diukur setiap 15 menit. Bila tekanan bola mata naik 8-15 mmHg dalam waktu 45 menit pertama menunjukkan pasien menderita glaukoma.1 Uji Steroid Pada pasien yang dicurigai adanya glaukoma terutama dengan riwayat glaukoma simpleks pada keluarga, diteteskan betametason atau deksametason 0,1% 3-4 kali sehari. Tekanan bola mata diperiksa setiap minggu. Pada pasien berbakat glaukoma maka tekanan bola mata akan naik setelah 2 minggu.1 Uji Variasi Diurnal Pemeriksaan dengan melakukan tonometri setiap 2-3 jam sehari penuh, selama 3 hari biasanya pasien dirawat. Nilai variasi harian pada mata normal adalah antara 2-4 mmHg, sedang pada glaukoma sudut terbuka variasi dapat mencapai 15-20 mmHg. Perubahan 4-5 mmHg sudah dicurigai keadaan patologik. Uji Kamar Gelap Pada uji ini dilakukan pengukuran tekanan bola mata dan kemudian pasien dimasukkan ke dalam kamar gelap selama 60-90 menit. Pada akhir 90 menit tekanan bola mata diukur. 55% pasien glaukoma sudut terbuka akan menunjukkan hasil yang positif, naik 8 mmHg.1 Uji provokasi pilokarpin

Halaman

12

Tekanan bola mata diukur dengan tonometer, penderita diberi pilokarpin 1% selama 1 minggu 4 kali sehari kemudian diukur tekanannya. II.5. Diagnosis Banding Iritis akut dan konjungtivitis harus dipertimbangkan sebagai diagnosis banding pada glaukoma sudut tertutup bila ada radang mata akut, meskipun pada kedua hal tersebut di atas jarang disertai bilik mata depan yang dangkal atau tekanan yang meninggi. 1. Pada iritis akut terdapat lebih banyak fotofobia, tetapi rasa nyerinya kurang jika dibandingkan dengan glaukoma. Tekanan intraokular normal, pupil kecil dan kornea tidak sembab. Flare dan sel-sel terlihat didalam bilik mata depan, dan terdapat injeksi siliar dalam (deep ciliary injection). 2. Pada konjungtivitis akut tidak begitu nyeri atau tidak nyeri sama sekali, dan tajam penglihatan tidak menurun. Ada kotoran mata dan konjungtiva sangat meradang, tetapi tidak ada injeksi siliar. Reaksi pupil normal, kornea jernih dan tekanan intraokular normal.2

II.6. Terapi Terapi Medikamentosa Tujuannya adalah menurunkan TIO secepatnya kemudian bila tekanan bola mata normal dan mata tenang dilakukan pembedahan. Pada serangan akut sebaiknya tekanan diturunkan terlebih dahulu dengan pilokarpin 2% setiap menit selama 5 menit yang disusul setiap 1 jam selama 1 hari.

A. Pengobatan topikal
o

Miotikum. Meningkatkan aliran keluar Aquoeus humor dengan bekerja pada jalinan trabekular melalui kontraksi otot siliaris. Semua obat

Halaman

13

parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai meredupnya penglihatan, terutama pada pasien katarak. Pilokarpin 1% bisa digunakan sebagai pencegahan pada mata yang lainnya 4x sehari sampai sebelum iridektomi pencegahan dilakukan.
o

Miotik, Midriatik & Sikloplegik : Konstriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil penting dalam pengobatan penutupan sudut akibat iris bomb karena sinekia posterior. Apabila penutupan sudut disebabkan oleh penutupan lensa ke anterior, sikloplegik (siklopentolat dan atropine) dapat digunakan untuk melemaskan otot siliaris sehingga mengencangkan aparatus zonularis dalam usaha untuk menarik lensa ke belakang.

B. Pengobatan sistemik
o

Inhibitor

karbonik

anhidrase.

Pertama

diberikan

secara

intravena

(acetazolamide 500mg) kemudian diberikan dalam bentuk obat minum lepas lambat 250mg 2x sehari. Pemberian obat ini timbul poliuria. Efek samping : anoreksi, muntah, mengantuk, trombositopeni, granulositopeni, kelainan ginjal
o

Agen hiperosmotik. Macam obat yang tersedia dalam bentuk obat minum adalah glycerol dan isosorbide sedangkan dalam bentuk intravena adalah manitol. Obat ini diberikan jika TIO sangat tinggi atau ketika acetazolamide sudah tidak efektif lagi. Obat-obat hiperosmotik Darah menjadi hipertonik sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreum dan terjadi penciutan korpus vitreum selain itu juga terjadi penurunan produksi Aquoeus humor. Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam pengobatan glaukoma sudut tertutup akut dan glaukoma maligna yang menyebabkan pergeseran lensa kristalina ke depan (disebabkan oleh perubahan volume korpus vitreum atau koroid) dan menyebabkan penutupan sudut (glaukoma sudut tertutup sekunder)

Halaman

14

Morfin: suntikan subkutis 10-15 mg mengurangi rasa sakit dan mengecilkan pupil

Untuk gejala tambahan dapat diberikan anti nyeri dan anti muntah.

Obat-obatan di atas dapat diberikan bersama-sama, tetapi hanya merupakan pengobatan darurat dan jangka pendek. Pembedahan harus tetap direncanakan. Dalam hal ini sering kali menolak suatu operasi berhubung matanya sudah dirasakan lebih nyaman setelah mendapatkan obat-obatan. Karenanya sejak semula penderita dan keluarganya sudah harus diberitahu akan perlunya pembedahan.

Terapi Bedah Sebelum pembedahan, tiap glaukoma akut harus diobati terlebih dahulu. Dengan cara seperti tersebut di atas tekanan bola mata yang tadinya sangat tinggi diturunkan dahulu sampai di bawah 25 mmHg. Apabila mata masih terlalu merah dapat ditunggu sampai mata lebih putih, dan kemudian penderita dibedah.

Iridektomi perifer. Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan karena telah terdapat hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak 50%. Indikasi : Pembedahan ini dilakukan untuk glaukoma dalam fase prodomal, glaukoma akut yang baru terjadi atau untuk tindakan pencegahan pada mata sebelahnya yang masih sehat. Teknik: pada prinsipnya dibuat lubang di bagian perifer iris. Maksudnya adalah untuk menghindari hambatan pupil. Iridektomi ini biasanya dibuat di sisi temporal atas.

Trabekulotomi (Bedah drainase). Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan iridektomi. Trabekulektomi yaitu dengan mengangkat trabekulum sehingga terbentuk celah untuk mengalirkan cairan mata masuk ke dalam kanal Schlemm.

Halaman

15

Figure 3. Laser Peripheral Iridotomy. The definitive treatment for acute angle closure glaucoma is laser peripheral iridotomy. A. Normal flow of aqueous humr in an eye with an open drainage angle. B. In acute angle closure glaucoma aqueous humor cannot pass through the pupil (pupillary block). Fluid collects behind the iris causing it to bow forward and close the drainage angle. The obstruction of aqueous humor drainage causes a rapid rise in intraocular pressure. C. The treatment for acute angle closure glaucoma using the laser to

Halaman

16

produce a hole in the iris (laser iridotomy). D. Aqueous humor can bypass the pupil and make its way to the trabecular meshwork and out of the eye. Bypass of the pupillary block reduces bowing of the iris and opens the drainage angle.

Figure 4. Laser peripheral iridotomy (LPI). The laser treatment for acute angle closure glaucoma creates a small hole in the iris (arrow) that is visible with an eye examination. Pertama-tama harus diingat bahwa glaukoma akut merupakan masalah pembedahan. Pengobatan dengan obat harus dilakukan sebagai tindakan pertolongan darurat bahwa tugas mereka di daerah adalah memberi pengobatan secepatnya, kemudian merujuknya ke rumah sakit yang ada fasilitas untuk pembedahan mata. II.7. Komplikasi Jika penanganan glaukoma pada penderita terlambat dapat mengakibatkan sinekia anterior perifer dimana iris perifer melekat pada jalinan trabekula dan menghambat aliran aquoeus humor keluar. Lensa yang membengkak mendorong iris lebih jauh kedepan yang akan menambah hambatan pupil dan pada gilirannya akan menambah derajat hambatan sudut. Serangan glaukoma yang hebat dan mendadak seringkali menyebabkan atrofi papil saraf optik. Katarak : di atas permukaan kapsul depan lensa acapkali terlihat bercak putih sesudah

Halaman

17

suatu serangan akut. Tampaknya seperti susu yang tertumpah di atas meja. Gambaran ini dinamakan glaukomflecke (Cataracta Disseminata subepithilias or Glaukomatosa Acuta) yang menandakan pernah terjadi serangan akut pada mata tersebut. Selain itu dapat terjadi iris atrofi dan fixed dilated pupil. II.8. Prognosis Tanpa pengobatan, glaukoma dapat mengakibatkan kebutaan total. Apabila obat tetes anti glaukoma dapat mengontrol tekanan intraokular pada mata yang belum mengalami kerusakan glaukomatosa luas, prognosis akan baik. Apabila proses penyakit terdeteksi dini sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik.2 II.9. Anjuran Untuk pasien Galukoma Sudut Sempit : Emosi (bingung dan takut) dapat menimbulkan serangan akut Membaca dekat yang mengakibatkan miosis atau pupil kecil akan menimbulkan serangan pada glaukoma dengan blok pupil Pemakaian simpatomimetik yang melebarkan pupil berbahaya Sudut sempit dengan hipermetropia dan bilik mata depan dangkal berbahaya memakai obat antihistamin dan antispasme.

Halaman

18

Bab III

Kesimpulan

Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang.1,2 Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi 4 bagian ; glaukoma primer, glaukoma kongenital, glaukoma sekunder dan glaukoma absolut sedangkan berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular glaukoma dibagi menjadi dua, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.2 Glaukoma sudut tertutup akut primer terjadi apabila terbentuk iris bomb yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran aquoeus humor dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan kekaburan penglihatan Glaukoma sudut tertutup akut (AACG) adalah suatu kedaruratan oftalmologik yang terjadi secara tiba tiba, dan butuh diterapi secepat mungkin. Diangnosis yang cepat dan terapi sesegera mungkin dapat mengurangi morbiditas penyakit ini. 6 Terapi tujuannya adalah menurunkan TIO secepatnya kemudian bila tekanan bola mata normal dan mata tenang dilakukan pembedahan.

Halaman

19

Daftar Pustaka
1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2009. hal : 167172,212-7. 2. Vaughan DG, Eva RP, Asbury T. General Ophtalmology. Edisi 17. The McGraw-Hill Companies

3. http://www.ahaf.org/glaucoma/about/glabout.htm 4. http://www.medrounds.org/glaucoma-guide/2006/12/section-9-c-diagnosis-ofacute-angle.html

5. Noecker RJ. & Kahook MY. Acute Angle Closure Glaucoma. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/1206956-print (last updated June 18,2009)

6. Darkeh AK & Silverberg MA. Acute Angle Closure Glaucoma. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/798811-print (last updated August 12,2009)

7.

http://devilief.multiply.com/journal/item/11/Glaukoma

8. Ilyas S. Dasar Teknik Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2000. hal : 117-37

Halaman

20

You might also like