Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
1. SPT Masa PPN Formulir 1107 belum mengakomodir perubahan UU, namun tetap berlaku s.d. Masa Desember 2010, dengan beberapa penyesuaian, dengan pertimbangan: a. Kesiapan aplikasi e-SPT; b. Pengadaan dan pendistribusian formulir dan aplikasi e-SPT. Mengurangi jenis SPT Masa PPN yang berlaku (Formulir 1111 merupakan pengganti dari Formulir 1107 dan Formulir 1108)
2.
3. Format scanning. Bentuk SPT Masa PPN disesuaikan dengan format scanning oleh PPDDP, sehingga tidak lagi dibedakan antara bentuk SPT format scanning dan format non scanning.
4. Memberikan kemudahan administrasi DJP. bagi PKP dan mengurangi beban
Dasar Hukum
Pasal 3 ayat (6) UU No 6 Tahun 1983 stdtd UU No 16 Tahun 2009 (UU KUP)
UU No 18 Tahun 2000 stdtd UU No 42 Tahun 2009 (UU PPN dan PPnBM)
b. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
SPT
Mengisi SPT adalah mengisi formulir SPT, dalam bentuk kertas dan/atau dalam bentuk elektronik, dengan benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya; lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan; dan jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan.
5
1111 A1 1111 A2
1111 B1
DEFINISI
1. e-SPT adalah aplikasi pengisian SPT yang disediakan oleh DJP. 2. Data elektronik adalah data SPT Masa PPN yang dihasilkan dari e-SPT. 3. Media elektronik adalah sarana penyimpanan data elektronik yang dapat digunakan untuk memindahkan data dari suatu komputer ke komputer lainnya, antara lain flash disk dan Compact Disc (CD). 4. Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) adalah perusahaan yang telah ditunjuk dengan Keputusan Dirjen Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian SPT Masa PPN secara elektronik ke DJP. 5. e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan secara on-line yang real time melalui laman DJP (www.pajak.go.id) atau ASP.
Form dari file PDF dicetak lalu diisi dengan ditulis tangan (huruf balok) atau diketik.
Pengisian data: a. tidak boleh melebihi baris/kolom dan ditulis dalam satu baris b. NPWP, Kode FP/Nota Retur harus ditulis lengkap (Khusus NPWP dapat tidak menggunakan tanda baca). c. Rupiah dihitung dalam satuan penuh (dibulatkan ke bawah), dan dalam hal NIHIL ditulis 0 (Nol).
Pengisian SPT dimulai dari Lampiran (Formulir 1111 A1, A2, B1, B2, B3, dan AB) kemudian dipindahkan ke Induk
1. Sebelum disampaikan, SPT wajib ditandatangani, diberi nama jelas, jabatan & cap perusahaan 2. SPT Masa PPN dibuat rangkap dua, untuk KPP & PKP
KRITERIA
PKP yang: a. melaporkan PEB, Pemberitahuan Ekspor JKP//BKP TB; b. menerbitkan FP selain yang digunggung, dan/atau menerima Nota Retur/Nota Pembatalan; c. melaporkan PIB dan/atau SSP atas Pemanfaatan BKP TB/JKP dari LDP; d. menerima FP yang dapat dikreditkan dan/atau menerbitkan Nota Retur/Nota Pembatalan; atau e. menerima FP yang tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas dan/atau menerbitkan Nota Retur/Nota Pembatalan atas pengembalian BKP/pembatalan JKP yang PMnya tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas,
dengan jumlah: < 25 dokumen dalam 1 Masa Pajak > 25 dokumen dalam 1 Masa Pajak
dapat menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk formulir kertas maupun data elektronik wajib menyampaikan SPT Masa PPN 1111 dalam bentuk data elektronik
10
KPP/KP2KP Pos/ekspedisi/kurir
Bentuk SPT
Secara manual (Media Elektronik)
Sistem online yang realtime melalui website DJP Perusahaan ASP
Disampaikan
12
Pengujian data adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kebenaran pengisian data elektronik Induk SPT dan Lampiran SPT.
Dalam hal SPT Tidak Lengkap Ditolak
13
14
SANKSI
15
17
POKOK PERUBAHAN
1107 1111
Dalam Form A1 ditambah kolom keterangan untuk diisi BKP, BKP TB, atau JKP
Kolom pengembalian pendahuluan hanya tertulis untuk WP Patuh (Pasal 17C KUP)
Kolom pengembalian pendahuluan untuk WP Patuh (Pasal 17C KUP), PKP Pasal 17D KUP, dan PKP Berisiko Rendah (Pasal 9 (4c) PPN) Pengembalian pendahuluan: Dapat melampirkan SK PKP Berisiko Rendah, SK WP Patuh, atau Surat Pernyataan memenuhi Ps 17D KUP.
18
Pengembalian pendahuluan: Wajib melampirkan SK PKP Berisiko Rendah atau Surat Pernyataan memenuhi Pasal 17 D UU KUP.
POKOK PERUBAHAN
1107
Kolom FP sederhana: 1. FP tanpa identitas pembeli; 2. FP kepada turis asing
1111
Kolom FP yang digunggung: FP tanpa identitas pembeli, nama dan tanda tangan penjual (oleh PKP pedagang eceran).
Faktur Pajak Khusus atas penyerahan kpd turis asing dilaporkan dalam kolom FP sederhana dan harus dilampirkan rinciannya
Faktur Pajak Khusus atas penyerahan kpd turis asing dirinci dalam Formulir 1111 A2 dan tidak perlu dibuat rincian
Dalam form B (Impor), diisi dengan nomor PIB, tanggal PIB, dan tanggal SSP.
Dalam form B1 (Impor), diisi dengan nomor PIB dan tanggal SSP.
19
POKOK PERUBAHAN
1107 1111
FP yang PPN-nya hanya dikreditkan sebagian (PMK 78/PMK.03/2010), dilaporkan di Formulir B1/B2 dan B3.
Menampung pelaporan SSP atas pembayaran kembali PM oleh PKP Gagal Berproduksi
20
POKOK PERUBAHAN
Hal Penting Terkait Restitusi
Atas PPN Lebih Bayar diajukan kompensasi Restitusi dapat diajukan pada akhir tahun buku Restitusi pada setiap Masa Pajak hanya dapat diajukan oleh PKP tertentu (Ps 9 (4b) UU PPN), yaitu PKP yang melakukan ekspor, penyerahan kepada Pemungut PPN, atau penyerahan yang mendapat fasilitas PPN tidak dipungut. Restitusi kepada PKP berisiko rendah, dilakukan dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
21
22
Formulir 1111 A1
Berisi daftar ekspor BKP Berwujud, ekspor BKP Tidak Berwujud, dan/atau ekspor JKP. Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa PPN.
23
A1
Untuk ekspor BKP TB dan JKP, diisi dengan kode EBKP dan EJKP
24
Formulir 1111 A2
Berisi daftar Pajak Keluaran atas penyerahan dalam negeri dengan Faktur Pajak. Formulir ini juga digunakan untuk melaporkan penyerahan dalam negeri yang menggunakan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PKP serta Nota Retur pengembalian BKP atau Nota Pembatalan JKP yang diterima oleh PKP. Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa PPN.
25
A2
Dalam hal penyerahan kpd turis asing (Pasal 16E UU PPN), diisi dengan nomor paspor. Dalam hal FP tanpa identitas pembeli, diisi dengan angka 0 sebanyak 15 digit.
Untuk Nota Retur, diisi dengan kode Faktur Pajak atas BKP yang dikembalikan
26
Formulir 1111 B1
Berisi daftar Pajak Masukan yang dapat dikreditkan atas impor BKP dan pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari Luar Daerah Pabean. Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa PPN.
27
B1
Dalam hal impor, kolom ini diisi dengan tanggal SSP atas pembayaran PPN impor
Formulir 1111 B2
Berisi daftar Pajak Masukan yang dapat dikreditkan atas perolehan BKP dan/atau JKP Dalam Negeri. Formulir ini juga digunakan untuk melaporkan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak yang diterima oleh PKP serta Nota Retur pengembalian BKP atau Nota Pembatalan JKP yang diterbitkan oleh PKP. Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai.
29
B2
Untuk Nota Retur, diisi dengan kode Faktur Pajak atas BKP yang dikembalikan
30
Formulir 1111 B3
Berisi daftar Pajak Masukan atas perolehan dalam negeri, impor, dan pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari luar daerah pabean, yang tidak dapat dikreditkan atau yang mendapat fasilitas. Formulir ini juga digunakan untuk melaporkan Nota Retur pengembalian BKP atau Nota Pembatalan JKP yang diterbitkan oleh PKP, yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas. Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai.
31
B3
Dalam hal impor, kolom ini diisi dengan tanggal SSP atas pembayaran PPN impor. Apabila tidak ada SSP, diisi dengan tanggal PIB
Untuk Nota Retur, diisi dengan kode Faktur Pajak atas BKP yang dikembalikan
Formulir 1111 AB
Berisi rekapitulasi penyerahan dan perolehan yang merupakan pindahan dari formulir 1111 A1 sampai dengan formulir 1111 B3 yang telah diisi sebelumnya, serta penghitungan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Bagi PKP pedagang eceran, Formulir ini juga berisi nilai total DPP, PPN, dan PPnBM dari seluruh Faktur Pajak yang tidak diisi dengan identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual. Bagi PKP yang menyampaikan SPT dalam bentuk formulir kertas, dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam formulir ini, formulir ini tidak perlu diisi dan tidak perlu dilampirkan pada Induk SPT Masa PPN.
33
AB
Diisi dengan Faktur Pajak yang tidak diisi dengan identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual
34
AB
35
36
Induk
Untuk SPT yg disampaikan dalam bentuk formulir kertas, kolom ini diisi oleh petugas di KPP/KP2KP, jumlah lembar SPT (Induk + Lampiran)
Diisi dengan kode KLU sesuai dengan kegiatan usaha sebenarnya (dapat berbeda dengan KLU saat pendaftaran)
Diisi dengan tahun buku yang digunakan oleh PKP. Dalam hal PKP tidak menggunakan pembukuan, maka diisi dengan tahun kalender (01 s.d 12)
37
Induk
PKP yang tidak memenuhi Pasal 9 (4b) UU PPN hanya dapat mengajukan restitusi pada akhir tahun buku
17C KUP WP Patuh 17D KUP PKP dg jumlah penyerahan max Rp 400jt & LB max Rp 28jt 9 (4c) PPN PKP Berisiko Rendah
38
Dalam hal tidak ada data yang dilaporkan dalam Lampiran, maka kolom ini tidak perlu diisi dan Lampiran yang bersangkutan tidak perlu dilampirkan
39
FAKTUR PAJAK
Kode 05 tidak digunakan lagi sejak 1 April 2010 (PER-13/PJ/2010) Kode 06 adalah penyerahan lainnya kepada selain pemungut PPN, termasuk turis asing (PER-13/PJ/2010)
41
Keterangan
(2)
Pengaturan UU Lama
(3)
Pengaturan UU No 42 Th 2009
(4)
1. 2. 3. 4.
1 Nov 1 Nov 1 Nov 31 Des (sebelum SPT dilaporkan) 31 Des 2% per bulan sejak 1 Jan Denda sejak 1 Jan
5. 6. 7.
CONTOH SOAL
Identitas PKP
PT. SONY SEJAHTERA adalah perusahaan yang didirikan pada Tanggal 1 Maret 2005 dengan NPWP 01.333.444.5.091.000. dan sejak tanggal 01 Januari 2005 dikukuhkan sebagai PKP. Saat ini PT. SONY SEJAHTERA bergerak di bidang Industri dan perdagangan dengan Nomor KLU 60052. Produk yang dihasilkan oleh PT. SONY SEJAHTERA adalah Televisi dengan merk SS. Semua bagian (spare part) Televisi dibuat oleh unit-unit usaha PT. SONY SEJAHTERA, sedangkan bahan bakunya diperoleh dari impor atau pembelian dalam negeri. PT. SONY SEJAHTERA mempunyai tempat kedudukan di Jl.Malambong No. 15 Bandung dengan Nomor telepon (022) 99885600. Dari catatan yang dimiliki oleh PT. SONY SEJAHTERA selama bulan JANUARI 2011 diketahui hal-hal sebagai berikut:
44
7 Jan 2011
10 Jan 2011
Dieskpor Televisi 21 inch kepada Samyong ltd Singapura tanpa memakai L/C dengan Nilai Ekspor sebesar Rp. 2 Milyar. PEB telah diberikan persetujuan oleh DJBC pada tanggal 12 Januari 2011 (PEB-0000023).
Melakukan ekspor jasa maklon berupa pengiriman Televisi ukuran 54 pesanan dari Jaehun ltd Korea. Fee atas jasa maklon yang diterima adalah sebesar Rp50.000.000 dan televisi yang dikirim bernilai Rp500.000.000 dengan tanggal PEB yang telah diberikan persetujuan pada tanggal 10 Januari 2011. Pemberitahuan ekspor jasa dibuat pada tanggal 10 Januari 2011 (EJKP 00001). Diserahkan 10 unit Televisi ukuran 29 dengan harga jual Rp. 30 juta kepada Kementerian Kehutanan di Jakarta untuk memantau kebakaran hutan. Faktur Pajak dibuat pada tanggal 11 Januari 2011 (020.000-11.00000001). Diterima pembayaran penuh dari PT. ANGKASA RAYA atas penyerahan Televisi 21 inch dengan harga jual sebesar Rp. 50 juta. Faktur Pajak dibuat pada tanggal 12 Januari 2011 (010.000-11.00000002). Pegawai yang menjaga Outlet Pabrik melaporkan bahwa pada hari ini telah dijual Televisi 14 inch dengan nilai jual sebesar Rp. 1 juta kepada konsumen yang tidak diketahui identitasnya. Faktur Pajak dibuat pada tanggal 13 Januari 2011 tanpa mencantumkan identitas pembeli (010.000-11.00000003).
45
15 Jan 2011
Diserahkan spare part Televisi kepada PT. MEKAR SARI yang berada di kawasan berikat. Atas penyerahan tersebut PPN yang terutang sebesar Rp. 40 juta tidak dipungut. Faktur Pajak dibuat pada tanggal 15 Januari 2011 (070.00011.00000004).
Diserahkan Televisi kepada Kedutaan Besar China sebesar Rp 50 juta. Atas penyerahan tersebut mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN. Faktur Pajak dibuat pada tanggal 18 Januari 2011 (080.000-11.00000005). Dijual mesin pabrik dengan harga jual Rp 120 juta kepada PT Recycle Mart. Faktur Pajak dibuat tanggal 21 Januari 2011 (090.000-11.00000006). Dalam rangka peresmian perusahaannya, PT. SONY SEJAHTERA telah mengadakan undian dengan hadiah berupa Televisi 21 inch dari jenis yang paling baru dengan harga pokok penjualan sebesar Rp. 1.500.000. Atas penyerahan televisi kepada pelanggan yang beruntung tersebut PT. SONY SEJAHTERA Menerbitkan Faktur Pajak pada tanggal 23 Januari 2011 (040.000-11.00000007). Diterima Nota Retur (NR-05/1/2011) dari PT. ANGKASA RAYA atas Faktur Pajak Nomor 010.000-11.00000002 sebesar Rp 20 juta, karena Televisi yang diserahkan rusak.
25 Jan 2011
46
8 Januari Hari ini telah dibuat PIB Nomor PIB-0000052 dan telah dibayar PPN terutang pada 2011 tanggal 8 Januari 2011 sebesar Rp 45 juta melalui bank Permata atas impor bahan baku untuk pembuatan Televisi dari Soni Corp Jepang. 9 Januari Membayar jasa konsultan dari Daisho Corp Jepang yang melakukan kegiatan 2011 konsultasi teknik di pabrik dengan nilai penggantian sebesar Rp500.000.000. SSP atas pemanfaatan telah dibuat (NTPN: 0101020203030404) untuk penyetoran PPN atas pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean pada tanggal 9 Januari 2011. 17 Januari Dibayar tagihan telepon kantor sebesar Rp. 5.500.000 (termasuk PPN) kepada 2011 PT. Telkom. Atas transaksi tersebut PT. SONY SEJAHTERA menerima bukti pembayaran berupa kuitansi. 19 Januari Dikeluarkan dari pelabuhan tanjung priok mesin pembuat spare part Televisi yang 2011 diimpor dari Kawaii ltd Jepang dengan nilai impor sebesar Rp. 550 juta, dengan PIB nomor PIB-0000064 tanggal 19 Januari 2011. Atas Impor tersebut PT. SONY SEJAHTERA mendapat fasilitas PPN dibebaskan.
47
20 Januari Diterima Faktur Pajak tertanggal 16 Januari 2011 (010.000-11.00000020) 2011 atas perolehan komponen elektronik untuk pembuatan televisi yang dibeli dari PT. KOMPAK dengan harga jual sebesar Rp. 50 Juta. 21 Januari Membayar Rp. 5.500.000,- (termasuk PPN) kepada Bengkel 2011 ARITONANG atas service mobil box yang digunakan untuk mengirim spare part yang dijual. PPN terutang sebesar Rp500.000 dengan Faktur Pajak nomor 010.000-11.00000028. 23 Januari Menerbitkan Nota Retur Nomor R 01/2/04 tanggal 23 Januari 2011 2011 dengan nilai DPP sebesar Rp 20 juta untuk Faktur Pajak Nomor 010.00011.00000034 kepada PT ABADI. 31 Januari Melakukan pembayaran PPN terutang atas kegiatan membangun sendiri 2011 pabrik untuk perluasan produksi dengan biaya selama bulan Januari 2011 sebesar Rp 1 Miliar.
Data Tambahan: 1. Dalam SPT Masa PPN Desember 2010 terdapat kelebihan pembayaran PPN sebesar Rp1.500.000,- yang diminta dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. 2. PKP telah ditetapkan sebagai PKP berisiko rendah
48
Pengisian SPT
PEB-0000023
12-01-2011
2.000.000.000
BKP
50
07-01-2011 10-01-2011
2.000.000.000 50.000.000
BKP JKP
2.050.000.000
51
Kemenhut Jkt
xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx
020.000-11.00000001 11-01-2011
30.000.000
3.000.000
52
Kemenhut Jkt
PT Angkasa Raya
xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx
30.000.000 50.000.000
3.000.000 5.000.000
53
Kemenhut Jkt
PT Angkasa Raya
54
Kemenhut Jkt
PT Angkasa Raya
PT Mekar Sari
55
Kemenhut Jkt
PT Angkasa Raya
020.000-11.00000001 11-01-2011 010.000-11.00000002 12-01-2011 010.000-11.00000003 13-01-2011 070.000-11.00000004 15-01-2011 080.000-11.00000005 18-01-2011
56
Kemenhut Jkt
PT Angkasa Raya
020.000-11.00000001 11-01-2011 010.000-11.00000002 12-01-2011 010.000-11.00000003 13-01-2011 070.000-11.00000004 15-01-2011 080.000-11.00000005 18-01-2011 090.000-11.00000006 21-01-2011
57
Kemenhut Jkt
PT Angkasa Raya
020.000-11.00000001 11-01-2011 010.000-11.00000002 12-01-2011 010.000-11.00000003 13-01-2011 070.000-11.00000004 15-01-2011 080.000-11.00000005 18-01-2011 090.000-11.00000006 21-01-2011 040.000-11.00000007 23-01-2011
58
Kemenhut Jkt
PT Angkasa Raya
020.000-11.00000001 11-01-2011 010.000-11.00000002 12-01-2011 010.000-11.00000003 13-01-2011 070.000-11.00000004 15-01-2011 080.000-11.00000005 18-01-2011 090.000-11.00000006 21-01-2011 040.000-11.00000007 23-01-2011 NR-05/1/2011
25-01-2011
(20.000.000) (2.000.000)
632.500.000
63.250.000
59
PIB-0000052
08-01-2011
450.000.000
45.000.000
BKP
60
PIB-0000052 0101020203030404
08-01-2011 09-01-2011
450.000.000 500.000.000
45.000.000 50.000.000
BKP JKP
950.000.000
95.000.000
61
PT Telkom
xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx
xxxxx
17-01-2011
5.000.000
500.000
62
PT Telkom
PT Kompak
xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx
xxxxx
17-01-2011
5.000.000 50.000.000
500.000 5.000.000
010.000-11.00000020 16-01-2011
63
PT Telkom
PT Kompak Aritonang
xxxxx
17-01-2011
64
PT Telkom
PT Kompak Aritonang PT Abadi
xxxxx
17-01-2011
23-01-2011
(20.000.000) (2.000.000)
40.000.000
4.000.000
65
000000000000000
PIB-0000064
19-01-2011
550.000.000
55.000.000
550.000.000
55.000.000
A1
2.050.000.000 632.500.000 63.250.000
A2
B1
B3
B2
1.500.000 100.500.000
400.000.000
50.000.000 2.682.500.000 0 2.682.500.000
AB
69
400.000.000
50.000.000 2.682.500.000 0 2.682.500.000
X X X
70
400.000.000
40.000.000
31 01 2011 xxxxxxxxxxxxxxxx
400.000.000
40.000.000
31 01 2011 xxxxxxxxxxxxxxxx
X X
X X
73
4. Atas kelebihan PPN pada butir II.F sebesar Rp100.000,00 dapat: a. dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya yaitu Februari 2011; b. dikompensasikan ke Masa Pajak dilakukannya pembetulan SPT yaitu Masa Pajak April 2011; atau c. dimintakan kembali Pasal 9 ayat (4b) Undang-Undang PPN.
74
4. Atas kelebihan PPN pada butir II.F sebesar Rp1.500.000,00 dapat: a. dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya yaitu Februari 2011; b. dikompensasikan ke Masa Pajak dilakukannya pembetulan SPT yaitu Masa Pajak April 2011; atau c. dimintakan kembali Pasal 9 ayat (4b) Undang-Undang PPN.
75
b. PKP cukup membetulkan SPT Januari 2011 dan menyetor PPN pada butir II F sebesar Rp50.000,00 c. PKP dikenai sanksi administrasi sesuai ketentuan perundangan perpajakan
b. PKP membetulkan SPT Januari 2011 dan mengkompensasi PPN pada butir II.D sebesar Rp150.000,00 ke Februari 2011 c. Butir II.E dan II.F pada SPT Masa PPN Pembetulan tidak diisi. d. Membetulkan SPT Februari, Maret, dan April 2011
78
Dalam hal SPT Masa PPN Februari 2011 sudah dilaporkan: 1. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah : Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar Butir II.D - PPN KB (LB) Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan 2. Rp. Rp. Rp. PPN (Rupiah) 0 (1.000.000) (-) 1.000.000
Dalam hal SPT Masa PPN Februari 2011 belum/ terlambat dilaporkan: 1. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah : Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar Butir II.D - PPN KB (LB) Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan 2. Rp. Rp. Rp. PPN (Rupiah) 0 0 (-) 0
Butir II.E tidak perlu diisi (diisi dengan angka 0), karena tidak ada LB pada Masa Januari yang dikompensasikan ke Februari.
79
Dalam hal SPT Masa PPN Februari 2011 sudah dilaporkan: 1. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah : Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar Butir II.D - PPN KB (LB) PPN (Rupiah) Rp. 250.000
Rp.
Rp.
(1.000.000) (-)
1.250.000
Dalam hal SPT Masa PPN Februari 2011 belum/ terlambat dilaporkan: 1. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 adalah : Penghitungan PPN kurang atau (lebih) bayar PPN (Rupiah) Rp. 250.000 Rp. Rp. 0 (-) 250.000
Butir II.E tidak perlu diisi (diisi dengan angka 0), karena tidak ada LB pada Masa Januari yang dikompensasikan ke Februari. PKP harus menyetor PPN sebesar Rp250.000,00 dan dikenai sanksi
80
4. PKP harus menyetor PPN pada butir II.F sebesar Rp750.000,00 5. PKP dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
81
Semula SPT Masa PPN Januari 2011 LB Rp5.000.000,00 (PK: Rp3.000.000,00 dan PM: Rp8.000.000,00). LB tersebut dikompensasikan ke Februari 2011. SPT Masa PPN Februari 2011 LB Rp3.000.000,00 (PK: Rp6.000.000,00 dan PM: Rp9.000.000,00). PM tersebut sudah termasuk kompensasi dari Masa Januari Rp 5.000.000,00. Maret 2011, dilakukan pembetulan atas SPT Masa PPN Januari 2011, LB yang sudah dikompensasi diminta untuk direstitusi. Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa Pajak Januari 2011 dan Februari adalah sebagai berikut:
SPT Masa PPN
Butir II.D - PPN KB (LB) Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan
Pembetulan Masa Februari Butir II.A PK Butir II.C - PM Butir II.D - PPN KB (LB) Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang dibetulkan Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan 5. 6.
PKP harus menyetor PPN pada butir II.F sebesar Rp5.000.000,00 PKP dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
82
83