You are on page 1of 12

MODERNISASI KEBUDAYAAN BERBUSANA MASYARAKAT INDONESIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK : 1 2 3 4 5 Linda Puspitasari Lutvia Undari Maya Nurani Mega Putri Pamungkas Mira Hartanti Muhammad Arif Romadhon M0411036 M0411037 M0411040 M0411041 M0411042

M0411043

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya merupakan sesuatu yang vital di negara kita. Negara kita dikenal masyarakat luar karena kita mempunyai budaya yang beragam dan khas. Pengaruh budaya asing yang mulai menggeser nilai-nilai budaya Indonesia saat ini dapat kita lihat dari hal yang paling sederhana. Misalnya saja dari cara berpakaian. Masarakat Indonesia yang pada zaman dahulu terbiasa memakai pakaian tradisional, dan kini mulai beralih menggunakan pakaian casual seperti kaos, kemeja dan celana Jeans yang sangat jauh nilainya dengan budaya Indonesia karena pengaruh modernisasi dan globalisasi. Kebanyakan dari kita saat ini akan beranggapan bahwa memakai pakaian kebaya ataupun pakaian tradisional lainnya akan membuat kita terlihat jadul dan kuno. Setelah mengenal dan mengetahui cara berbusana yang benar dengan menutup aurat, tetap saja masyarakat Indonesia cenderung mengikuti trend yang buming dan terkenal dimedia masa yang dikenakan oleh artis-artis, baik dari Negara barat maupun dari Indonesia sendiri yang juga sudah terkena virus modernisasi dan globalisasi. Dengan pola pikir yang seperti itu menyebabkan bangsa kita makin terpuruk. Pengaruh modernisasi dan globalisasi semakin berkembang, walaupun dari segi pakaian yang sekiranya tidak terlalu diperhatikan namun sebenarnya sesuatu yang diawali dari hal kecil seperti inilah yang akan membuat hal besar muncul. Awalnya budaya berpakaian hilang lambat laun budaya pergaulan, bahasa, seninya pun akan mulai menghilang satu persatu.

B. Tujuan Menganalisis modernisasi yang terjadi pada budaya berbusana masyarakat Indonesia. C. Manfaat Memberikan informasi perkembangan kebudayaan berbusana masyarakat Indonesia di era global.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Modernisasi Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Pengertian modernisasi berdasar pendapat para ahli adalah sebagai berikut: a) Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total

dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis. b) Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari

perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning. (dalam buku Sosiologi: suatu pengantar)

Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup pengertian sebagai berikut. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya

dalam pergaulan hidupdalam masyarakat.

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syaratsyarat tertentu, yaitu sebagai berikut: a. Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa

ataupun masyarakat. b. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi. c. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu. d. Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa. e. Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan. f. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.

B. Pengertian Kebudayaan Manusia dengan kemampuan akal budinya telah mengembangkan berbagai macam sistem tindakan demi keperluan hidupnya. Berbagai macam sistem tindakan ini dibiasakan dengan belajar sejak dia lahir selama jangka waktu hidupnya. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan akal dan budi manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia. Ada definisi kebudayaan dari beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut : 1) E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

2)

R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang

dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya. 3) Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem

gagasan, milik diri manusia dengan belajar. 4) Selo Soermadjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan

adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. 5) Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh

manusia. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan sebagai hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia memiliki tiga wujud, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya, wujud yang kedua sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan wujud yang terakhir ialah sebagai benda-benda hasil karya manusia.

C. Pengertian Busana Istilah busana merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Istilah busana berasal dari bahasa sanskerta yaitu bhusana dan istilah yang popular dalam bahasa Indonesia yaitu busana yang dapat diartikan pakaian. Namun

demikian pengertian busana dan pakaian terdapat sedikit perbedaan, dimana busana mempunyai konotasi pakaian yang bagus atau indah yaitu pakaian yang serasi, harmonis, selaras, enak di pandang, nyaman melihatnya, cocok dengan pemakai serta sesuai dengan kesempatan. Sedangkan pakaian adalah bagian dari busana itu sendiri. Busana dalam pengertian luas adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki yang memberi kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi sipemakai. Secara garis besar busana meliputi: 1. Busana mutlak yaitu busana yang tergolong busana pokok seperti baju, rok, kebaya, blus, bebe dan lain-lain, termasuk pakaian dalam seperti singlet, bra, celana dalam dan lain sebagainya. 2. Milineris yaitu pelengkap busana yang sifatnya melengkapi busana mutlak, serta mempunyai nilai guna disamping juga untuk keindahan seperti sepatu, tas, topi, kaus kaki, kaca mata, selendang, scraf, shawl, jam tangan dan lain-lain. 3. Aksesoris yaitu pelengkap busana yang sifatnya hanya untuk menambah keindahan sipemakai seperti cincin, kalung, leontin, bross dan lain sebagainya. Dari uraian di atas jelaslah bahwa busana tidak hanya terbatas pada pakaian seperti rok, blus atau celana saja, tetapi merupakan kesatuan dari keseluruhan yang kita pakai mulai dari kepala sampai ke ujung kaki, baik yang sifatnya pokok maupun sebagai pelengkap yang bernilai guna atau untuk perhiasan. Pemahaman hal di atas sangat penting sekali bagi seseorang yang akan berkecimpung di bidang tata busana.

D. Fungsi Busana Pada awalnya busana berfungsi hanya untuk melindungi tubuh baik dari sinar matahari, cuaca ataupun dari gigitan serangga. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka hal tersebut juga mempengaruhi fungsi dari busana itu sendiri. Fungsi busana dapat ditinjau dari beberapa aspek antara lain aspek biologis, psikologis dan sosial. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Ditinjau dari aspek biologis a) Untuk melindungi tubuh dari cuaca, sinar matahari, debu serta gangguan binatang, dan melindungi tubuh dari benda benda lain yang membahayakan kulit. Seperti orang yang berada di daerah kutup memerlukan busana untuk yang tinggal di

melindungi tubuhnya dari udara dingin. Begitu juga orang

daerah yang beriklim panas, busana digunakan untuk melindungi tubuh dari udara panas yang mungkin dapat merusak kulit. b) Untuk menutupi atau menyamarkan kekurangan dari sipemakai. Manusia

tidak ada yang sempurna, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk menutupikekurangan dan menonjolkan kelebihannya juga dapat di lakukan dengan memakai busana yang tepat. Seperti seseorang yang bertubuh kurus pendek, hindari memakaikerah dengan ukuran lebar, memakai rok yang terlalu pendek (rok mini), dan rok span karena hal ini akan

memberikan kesan lebih kurus dan lebih pendek. Pilihlah

model rok

pias, model kerah yang dapat menutup tulang leher. Dapat menggunakan sepatu yang berhak tinggi dan memakai perhiasan yang berukuran kecil atau sedang, serta memakai

pakaian yang tidak menonjolkan bentuk tubuh yang kurus dan pendek tersebut, begitu juga sebaliknya.

2.

Ditinjau dari aspek psikologis

a) Dapat menambah keyakinan dan rasa percaya diri. serasi memberikan keyakinan atau rasa sipemakai, sehingga Seperti

Dengan busana yang

percaya diri yang tinggi bagi

menimbulkan sikap dan tingkah laku yang wajar.

seseorang yang pakaiannya tidak sesuai dengan acara yang

sedang dihadirinya, akan membuat dia risih atau salah tingkah. b) Dapat memberi rasa nyaman. Sebagai contoh pakaian sempit atau terlalu longgar dapat memberi Begitu juga dengan pakaian membuat dia lakukannya. yang tidak terlalu

rasa nyaman saat memakainya.

yang modelnya sesuai dengan sipemakai akan

nyaman dalam melaksanakan segala aktifitas yang di

3. Ditinjau dari aspek social Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat norma-norma yang mengatur pola perilaku di masyarakat. Norma-norma tersebut antara lain norma kesopanan, norma agama, norma adat dan norma hukum. Sebagai masyarakat Timur, norma-norma ini harus dipatuhi oleh masyarakat. Tatanan tersebut diantaranya juga mengatur tentang bagaimana berpakaian. Dilihat dari aspek sosial busana berfungsi : Untuk menutupi aurat atau memenuhi syarat kesusilaan. pada masyarakat yang beragama Islam, dimana wanita harus muka. Seperti terlihat

diwajibkan menutupi auratnya,

menutupi seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan

Ditempat umum hendaklah memakai pakaian yang sopan. Misalnya

Untuk menggambarkan adat atau budaya suatu daerah. pakaian adat Minang menggambarkan tentang pakaian adat Betawi menggambarkan Betawi, pakaian adat Bali, Batak,

budaya Minangkabau,

tentang budaya masyarakat

Sulawesi dan lain sebagainya. Seperti

Untuk media informasi bagi suatu instansi atau lembaga. seseorang yang berasal dari korps kepolisian tertentu yang berbeda dengan yang menggunakan seragam

menggunakan seragam

lain, seorang siswa atau pelajar

sekolah mereka dan lain sebagainya. dapat

Media komunikasi non verbal. Busana yang kita kenakan menyampaikan misi atau pesan kepada orang lain, terpancar dari kepribadian kita, dari mana akan anda tampilkan, jenis atau sebagai apa yang

pesan itu akan

anda berasal, berapa usia yang

kelamin apa yang ingin anda akui, jabatan

keberadaan anda dimasyarakat, dan sebagainya, inilah semua

ingin digarisbawahi melalui penampilan busana kita. Ini

contohnya bisa dilihat dari penampilan seorang artis, kesan serta misi apa yang akan disampaikan.

peran apa dan

E. Modernisasi Budaya Berbusana Zaman modern diawali dengan adanya revolusi industri di Negara-negara belahan Barat. Imbas dari revolusi tersebut sangat luar biasa dan menyusup pada hampir seluruh bangsa-bangsa di dunia termasuk di Indonesia. Revolusi Industri melahirkan teknologi dalam banyak segi kehidupan manusia di antaranya industri pakaian/busana Unsur-unsur kehidupan lama yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat mendapat pupuk modernisme, kemudian bangkit dan berorientasi ke Barat (Abdulsyani, 1994:173). Dalam urusan Tata Busana, pengaruh modern ini benar-benar sangat mencengangkan, apapun yang dihasilkan oleh perancang mode di Barat, dalam sekejap dapat disaksikan di sini melalui berbagai media cetak maupun elektronik. Bangsa Indonesia yang sudah memiliki budaya berbusana sejak jaman dahulu, kini menjadi lebih kaya lagi dengan berbagai pilihan, sehingga lahir tradisi baru dalam berbusana, yaitu pengkategorisasian busana untuk macam-macam kepentingan atau peristiwa. Tidak jarang busana adatpun kini dimodifikasi dengan sentuhan-sentuhan modern untuk menyesuaikan tuntutan jaman. Busana yang bersumber dari kebudayaan daerah, kini hanya dikenakan dalam peristiwa-peristiwa tertentu saja, seperti untuk kepentingan upacara adat. Sedangkan dalam hidup sehari-harinya, masyarakat pada umumnya lebih suka menggunakan Busana yang cenderung ke barat-baratan dengan berbagai pertimbangan antara lain praktis dalam arti mudah dikenakan untuk setiap kesempatan. Memang hal ini tidaklah begitu dipikirkan oleh sebagian masyarakat namun yang namanya sebuah pembaruan tidak selamanya baik. Masuknya budaya asing ke Indonesia seharusnya tidak menimbulkan hal-hal yang bersifat negative pula. Hal ini dapat tercapai apabila kita dapat memilih dan membedakan baik buruknya dampak yang akan ditimbulkan dari apa yang kita lakukan. Suatu perubahan akan berdampak pada suatu kebaikan apabila perubahan itu memang dilakukan untuk tujuan kebaikan, dan sebaliknya akan memberikan dampak yang buruk apabila perubahan yang dilakukan memberikan efek samping yang buruk. Ayo kita pertahankan dan lestarikan budaya Indonesia.

F. Budaya Berbusana yang Baik Berbusana yang baik yaitu busana yang menutup aurat. Karena dengan menutup aurat akan melindungi dari paparan radiasi sinar ultraviolet dan juga akan lebih aman terutama untuk perempuan. Dan diantara cirri busana yang baik bagi seorang perempuan diantaranya: 1) Menutupi aurat yang sudah ditetapkan. Aurat bagi wanita baligh ialah seluruh tubuhnya kecuali muka dan tapak tangan. Oleh itu, mereka wajib menutup aurat daripada dilihat oleh lelaki ajnabi (bukan mahram). 2.) Pakaian yang longgar.

Tujuan utama wanita diwajibkan menutup aurat ialah untuk mengelakkan daripada lelaki ajnabi melihat tubuh badannya dan mengelakkan daripada berlakunya fitnah. Oleh itu, pakaian yang ketat walaupun tebal sudah pasti akan menampakkan bentuk tubuh badan. Wanita yang memakai pakaian ketat walaupun menutupi seluruh tubuh masih belum memenuhi tuntutan menutup aurat seperti dikehendaki syarak. 3) Pakaian yang tidak tipis. Syarak menetapkan pakaian wanita haruslah tidak tipis sehingga menampakkan bentuk tubuh atau warna kulitnya. 4) Bukan pakaian yang menarik perhatian (pakaian syuhrah). Apa yang dimaksudkan pakaian untuk bermegah ialah pakaian yang berlainan dari pada pakaian orang lain sama ada dari segi warna, fesyen atau potongan sehinggakan menarik perhatian orang lain serta menimbulkan rasa bongkak pada pemakainya. 5) Tidak menyerupai pakaian lelaki atau pakaian orang kafir. Pakaian yang menutup tubuh badan tidak dikira sebagai memenuhi ciri pakaian Islam jika menyerupai pakaian orang kafir.

6) Tidak Bertabarruj Tabarruj dalam bahasa mudah boleh diartikan sebagai bersolek. Ada juga yang mengatakan tabarruj ialah melepaskan tudung kepalanya tetapi tidak

mengikat/mengetatkannya, lalu terlihatlah rantai leher, anting-anting dan lehernya. Kesimpulannya tabarruj ialah memperlihatkan keelokan, kecantikannya yang sepatutnya wajib ditutup.

BAB III PENUTUP

B.

SIMPULAN 1. Budaya merupakan sesuatu yang vital bagi sebuah negara terutama negara Indonesia yang dikenal masyarakat luar karena budayanya. 2. Budaya berbusana adalah hal yang perlu diperhatikan karena mencerminkan kebudayaan suatu negara. 3. Pertahanan terhadap pengaruh modernisasi dan globalisasi sangat diperlukan untuk kemajuan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Budaya. www.wikipedia.org/budaya-indonesia diakses tanggal 30 April 2012 pukul 10.00 WIB.

Anonim. 2010. Busana Indonesi. www.ccblog.com/busana-indonesia diakses tanggal 30 april 2012 pukul 10.00 WIB

Anonim. 2011.Pengertian Busana. http://alimuhksiin.wordpress.com/2011/01/06/pengertian-busana/#more-55 diakses tanggal 31 mei 2012 oukul 23.20 WIB

Ashari. 1995. Budaya. UI press. Jakarta. Irfan. 1990. Berbudaya. Penebar Swadaya. Jakarta. Rahayu,cicik.2009. BUSANA DAN BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA. http://cicikrahayu.wordpress.com/2009/05/18/busana-dan-budaya-masyarakatindonesia/

Sunaryono, H. 1984. Keragaman Budaya Indonesia. Sinar Baru. Bandung. Wirduna.2010.Busana dalam Islam. http://wirduna.blogspot.com/2010/04/busanadalam-islam.html

You might also like