Professional Documents
Culture Documents
x
Pengujian 2 = % 468 . 2 % 100
25
383 . 24 25
x
Pengujian 3 = % 676 . 3 % 100
25
081 . 24 25
x
2. Kadar air rata rata (
X
)
X
= % 776 . 2
3
676 . 3 468 . 2 184 . 2
+ +
3. Simpangan baku ( )
2
=
1
) (
2
n
X X
1 3
255 . 1
792 . 0
4. Simpangan baku rata rata (
=
n
= 4574 . 0
3
792 . 0
=
306 . 24
4574 . 0
= 0,0188
= Kr x 100 %
= 0,0188 x 100 %
= 1.88 % diambil
= 5 %
Dengan db = n-1 = 3 1 = 2
Sehingga t ( 303 . 4 ) 2 ; 025 . 0 ( ) ;
2
t db
X -
1
]
1
+ < <
1
]
1
. ) db ;
2
( t X x . ) db ;
2
( t
2.776 (1.96) < x < 2.776 + 1.96
0.816 < x < 4.736
Dengan keyakinan 95%
Table 2.3 perhitungan spesimen 1, 2 dan 3
Pengujian
Kel. 1-2
Waktu pemanasan (menit)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0.04 0.28 0.85 1.51 2.15 2.63 3.01 3.31 3.56 3.73
2 0.35 1 1.84 2.53 2.98 3.3 3.54 3.68 3.76 3.77
3 0.19 0.68 1.34 1.93 2.34 2.62 2.81 2.94 3 3.02
Jumlah 0.58 1.96 4.03 5.97 7.47 8.55 9.36 9.93 10.32 10.52
rata2 0.193 0.653 1.343 1.99 2.49 2.85 3.12 3.31 3.44 3.507
rata2/waktu 0.193 0.327 0.448 0.498 0.498 0.475 0.45 0.414 0.382 0.351
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Contoh perhitungan
Penguapan Rata-rata =
n
upemanasan Jumlahwakt
=
3
58 , 0
= 0,193
Laju penguapan =
asan waktupeman
rata ata Penguapanr
=
1
193 , 0
=0,193
c. Grafik hubungan antara penguapan rata rata dengan waktu
pemanasan
Pada grafik hubungan rata-rata penguapn dengan waktu pemanasan
dapat diketahui bahwa pada menit ke 1 sampai menit ke 10 cenderung
meningkat hal ini disebabkan karena semakin lama waktu pemanasan
semakin banyak kadar air yang menguap sehingga penguapan rata-rata
meningkat seiring bertambahnya waktu pemansan dengan temperatur
tetap.
Dari grafik ini juga dapat terlihat bahwa pada menit ke 0 sampai
menit ke 1 peningkatan penguapan rata-rata lebih kecil dari pada menit ke
1-2,2-3 dst hal ini disebabkan oleh proses pemanasan pada menit ke 0
sampai menit ke 1 moisture analyzer membutuhkan waktu untuk mencapai
temperatur pemanasan yang diinginkan ,dalam hal ini temperatur yang
diinginkan 120
o
C.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Setelah menit pertama punguapan rata-rata meningkat signifikan
kemudian peningkatan rata-rata cenderung konstan.hal ini dikarenakan
kadar air bebas pada pasir cetak sudah mulai habis dan yang tersisa hanya
air ikat.
d. Grafik hubungan antara laju penguapan dengan waktu
pemanasan
Dari grafik laju penguapan dengan waktu pemanasan dapat kita liat
bahwa terjadi peningkatan laju penguapan rata-rata dari menit awal sampai
menit ke 4 hal ini disebabkan karena kandungan air bebas pada pasir cetak
masih banyak yang belum diuapkan, sedangkan menit ke 5 sampai ke 10
laju penguapan menurun karena kandungan air berangsur-angsur
berkurang.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
e. Grafik hubungan antara penguapan rata rata dengan waktu
pemanasan data antar kelompok
Pada grafik hubungan rata-rata penguapan dengan waktu pemanasan
data antar kelompok dapat dilihat bahwa grafiknya cenderung meningkat
hal ini disebabkan karena semakin lama waktu pemanasan maka semakin
banyak pula kadar air pada pasir cetak yang akan menguap, sehingga
penguapanpun semakin meningkat seiring bertambahnya waktu penguapan
yang menyebabkan rata-rata penguapan semakin besar.
Pada grafik terlihat bahwa rata-rata penguapan tertinggi adalah
kadar air 5%,4%,3%. Dalam hal ini tidak terjadi penyimpangan dimana
semakin besar kada air pasir cetak maka membutuhkan waktu yang lama
untuk diuapkan.
f. Grafik hubungan antara laju penguapan dengan waktu
pemanasan data antar kelompok
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Dari grafik di atas pada menit 1 -4 grafik cenderung naik namun
pada menit 5- 10 grafik cenderung menurun, karena semain berkurangnya
kadar air bebas yang terkandung dan ketika air bebasnya sudah habis maka
ait ikatnyapun akan ikut diuapkan.
Berdasarkan grafik penguapan dari yang terbesar ke yang terendeah
adalah laju penguapan denga kadar air 5% - 4% - 3% dengan kadar
bentonit sama 6%. Dengan besarnya kadar air maka laju penguapannyapun
juga semakin besar.
Laju penguapan =
penguapan waktu
penguapan rata rata
2.4.2 Pengolahan Data dan Pembahasan Kadar Pengikat Pasir Cetak
a. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan Kadar Pengikat
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Tabel 2.4 Data Hasil Pengujian
No. Berat Awal Spesimen
Berat Akhir
Spesimen
Kadar Bentonit
1 100 88,45 7,95
2 100 91,8 8,20
3 100 90,14 9,86
300 270,39 26,01
Rata - Rata 90,13 8,67
Tabel 2.5 Data Hasil Perhitungan
No.
Berat Awal
Spesimen
Berat Akhir
Spesimen
Kadar
Bentonit
( x -
x
) ( x -
x
)
2
1 100 88,45 7,95 -0,71 0,51
2 100 91,8 8,20 -0,47 0,22
3 100 90,14 9,86 1,18 1,40
300 270,39 26,01 0 2,14
Rata - Rata 90,13 8,67
b. Perhitungan Data Hasil Pengujian
1. Persentase Kadar Bentonit Tiap Spesimen
% Bentonit =
rata rata air Kadar % 100 x
Awal Berat
Akhir Berat Awal Berat
x
= 7,95 %
Pengujian 2 = % 776 , 2 % 100
100
8 , 91 100
x
= 8,20 %
Pengujian 3 = % 776 , 2 % 100
100
4 , 90 100
x
= 9,86 %
2. Kadar Bentonit Rata-Rata (
x
)
x
=
n
x
= % 094 . 7
3
084 . 7 424 . 5 774 . 8
+ +
3. Simpanan baku (
)
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
2
=
( )
1
2
n
x x
=
1 3
14 , 2
= 1,0344
4. Simpangan baku rata-rata (
=
n
=
3
1,0344
= 0,597
5. Kesalahan relatif (KR)
KR =
x
=
8,67
0,597
= 0,688
= KR . 100 %
= 0,0620 . 100 %
= 6,88 %
Dengan mengambil resiko kesalahan = 10 %
Derajat Kebebasan (db)
db = n 1 = 3 1 = 2
Sehingga t ( 920 , 2 ) 2 ; 05 , 0 ( ) ;
2
t db
8,67 - (
920 , 2
. 0,597) < x < 8,67 + (
920 , 2
. 0,597)
10,7471 - 2,8688 < x < 10,7471 + 2,8688
6,93 < x < 10,41
Dengan tingkat keyakinan 90 %.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
1
]
1
,
_
+ < <
1
]
1
,
_
db t x x db t x ;
2
;
2
c. Pembahasan
Kadar bentonit standar dalam pasir cetak adalah 8 - 12 %, apabila
terlalu banyak maka bentonit akan kehilangan fungsi sebagai aktivator dan
apabila kekurangan bentonit maka bentonit akan kelebihan air dan
berbentuk pasta sehingga daya ikatnya menurun.
Pada praktikum ini digunakan kadar air 5% dan kadar bentonit 6%,
sedangkan pada perhitungan kadar bentonit menggunakan kadar air 2.776
% sehingga perhitungan aktual 8.67%. Hal ini disebabkan pada saat
pengujian kadar bentonit dengan pasir belum benar-benar mengendap
sehingga bentonitnya bercampur dengan sisa pasir dan menyebabkan kadar
bentonit aktual lebih tinggi dari kadar bentonit teoritis.
Kemudian dalam praktikum ini digunakan larutan NaOH untuk
memisahkan pasir dengan pengikat. proses pemisahan dimulai ketika
NaOH bereaksi dan menghasilkan panas. Berikut reaksinya :
NaOH + H
2
O Na
+
+ OH
-
+ Panas
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Gambar 2.15 Hubungan permeabilitas dan kadar air
Sumber : Tata Surdia. Teknik pengecoran logam. Hal: 112
Dari grafik di atas permeabilitas akan mencapai titik maksimum
dimana butir butir pasir diikat oleh campuran tertentu antara air dengan
bentonit. Apabila kelebihan kadar air, maka permeabilitasnya juga akan
turun karena kurang rekatnya bentonit.
Begitu juga dengan kekuatan pasir cetak, apabila kadar bentonit
meningkat dan kadar air tetap, maka kekuatan kering akan meningkat.
Apabila kadar air meningkat dan kadar bentonit meningkat maka kekuatan
tekan kering juga akan semakin meningkat.
2.4.3 Pengolahan Data dan Pembahasan Distribusi Besar Butir Pasir Cetak
a. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan Distribusi Besar Butir Pasir Cetak
Tabel 2.6 Data Hasil Pengujian
No Ukuran Mesh (m) Berat 1 (gr) Berat 2 (gr) Berat 3 (gr)
1 315 16,3 17,35 16,9
2 280 3,7 2,9 3,07
3 250 4,5 4,5 4,82
4 200 6,35 6,3 6,75
5 180 2,9 2,7 2,8
6 160 3,35 2,65 3
7 140 2,35 2,4 2,36
8 125 1,75 3,36 1,9
9 sisa 8,8 7,84 8,4
Pembanding
Mesh Sn
420 45
297 63
Mesh Us M
414 40 30
295 50 40
208 70 50
147 100 70
104 140 100
b. Perhitungan
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Rumus yang digunakan untuk mencari nomor kehalusan ( Finnest
Number ) pasir cetak :
Tabel 2.7 Data Perhitungan Spesimen 1
No Ukuran Mesh Sn Wn
1
Wn
1
. Sn
1 315 60,36 16,3 983,96
2 280 65,48 3,7 242,30
3 250 69,87 4,5 314,45
4 200 77,19 6,35 490,19
5 180 80,12 2,9 232,35
6 160 83,04 3,35 278,21
7 140 85,97 2,35 202,04
8 125 88,17 1,75 154,29
9 sisa 106,46 8,8 936,87
Jumlah 50 3834,70
Contoh perhitungan :
Menghitung Sn pada Mesh 35
Tabel 2.8 Data Perhitungan Spesimen 2
No Ukuran Mesh Sn Wn
2
Wn
2
. Sn
1 315 60,36 17,35 1047,35
2 280 65,48 2,9 189,91
3 250 69,87 4,5 314,45
4 200 77,19 6,3 486,32
5 180 80,12 2,7 216,32
6 160 83,04 2,65 220,08
7 140 85,97 2,4 206,34
8 125 88,17 3,36 296,25
9 sisa 106,46 7,84 834,67
Jumlah 50 3811,72
Contoh perhitungan :
Menghitung Sn pada Mesh 280
Tabel 2.9 Data Perhitungan Spesimen 3
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
No Ukuran Mesh Sn Wn
3
Wn
3
. Sn
1 315 60,36 16,9 1020,18
2 280 65,48 3,07 201,04
3 250 69,87 4,82 336,81
4 200 77,19 6,75 521,06
5 180 80,12 2,8 224,34
6 160 83,04 3 249,14
7 140 85,97 2,36 202,90
8 125 88,17 1,96 167,52
9 sisa 106,46 8,4 894,29
Jumlah 50 3817,317
Contoh perhitungan :
Menghitung Sn pada Mesh 250
Tabel 2.10 Data Perhitungan Spesimen 1
No Ukuran mesh Us M Wn
1
Wn
1
. M
1 315 48,32 38,32 16,3 624,60
2 280 51,26 41,26 3,7 152,66
3 250 53,78 43,78 4,5 197,01
4 200 57,98 47,98 6,35 304,69
5 180 59,66 49,66 2,9 144,02
6 160 61,34 51,34 3,35 172,00
7 140 63,02 53,02 2,35 124,60
8 125 64,28 54,28 1,75 95,00
9 sisa 74,78 64,78 8,8 570,15
Jumlah 50 2384,77
Contoh perhitungan :
Pembanding
Mesh Us M
414 40 30
295 50 40
208 70 50
147 100 70
104 140 100
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Mencari Us dan M pada Mesh 315
Tabel 2.11 Data Perhitungan Spesimen 2
No Ukuran mesh Us M Wn
2
Wn
2
. M
1 315 48,31 38,31 17,35 664,84
2 280 51,26 41,26 2,9 119,65
3 250 53,78 43,78 4,5 197,01
4 200 57,98 47,98 6,3 302,29
5 180 59,66 49,66 2,7 134,09
6 160 61,34 51,34 2,65 136,06
7 140 63,02 53,02 2,4 127,26
8 125 64,28 54,28 3,36 182,40
9 sisa 74,78 64,78 7,84 570,95
Jumlah 50 2371,576
Mencari Us dan M pada Mesh 280
Tabel 2.12 Data Perhitungan Spesimen 3
No Ukuran mesh Us M Wn
3
Wn
3
. M
1 315 48,31 38,31 16,9 647,59
2 280 51,26 41,26 3,07 126,66
3 250 53,78 43,78 4,82 211,02
4 200 57,98 47,98 6,75 323,88
5 180 59,66 49,66 2,8 139,05
6 160 61,34 51,34 3 154,03
7 140 63,02 53,02 2,36 125,13
8 125 64,28 54,28 1,9 103,14
9 sisa 74,78 64,78 8,4 544,23
Jumlah 50 2374,79
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Mencari Us dan M pada Mesh 250
Perhitungan Data Hasil Pengujian
Perhitungan Statistik
Tabel 2.13 Skala FN
No Spesimen FN FN - FN
avg
( FN - FN
avg
)
2
1 1 76,69 0,2690 0,0723
2 2 76,23 -0,1904 0,0362
3 3 76,34 -0,0785 0,0061
Jumlah 229,26 3,4146E - 05 3,41463E - 05
FN rata rata ( FN
avg
)
Simpangan Baku ( s )
Simpangan Baku Rata Rata ( )
Kesalahan Relatif ( KR )
= KR x 100% = 0,00312 x 100% = 0,312%
diambil = 1% = 0,01
t {/2 ; db} = t {0,005 ; 2} = 9,925
FN
avg
{t (/2 ; db) . } FN FN
avg
+ {t (/2 ; db) . }
76,428 (9,925 x 0,004) FN 76,428 + (9,925 x 0,004)
76,318 FN 76,465
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Dengan tingkat keyakinan 99%
Tabel 2.14 Skala AFS
No Spesimen AFS AFS - AFS
avg
(AFS -
AFS
avg
)
2
1 1 47,695 0,154 0,0238
2 2 47,431 -0,109 0,0119
3 3 47,495 -0,04 0,0020
Jumlah 142,622 -1,421E - 14 0,0378
AFS rata rata ( AFS
avg
)
Simpangan Baku ( s )
Simpangan Baku Rata Rata ( )
Kesalahan Relatif ( KR )
= KR x 100% = 0,016 x 100% = 1,6%
diambil = 1% = 0,01
t {/2 ; db} = t {0,005 ; 2} = 9,925
AFS
avg
{t (/2 ; db) . } AFS AFS
avg
+ {t (/2 ; db) . }
46,69 13200 AFS 46,69 + 13200
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
33,49 AFS 59,89
Dengan tingkat keyakinan 99%
c. Pembahasan
1) Spesimen 1
Pada tabel 2.6 dapat diketahui bahwa ukuran distribusi besar
butir pasir cetak dengan nilai terbesar pada ukuran Mesh 315 m
dengan berat Wn
1
= 16,3 gr. Sedangkan berat terkecil terletak pada
ukuran Mesh 125m dengan berat Wn
1
= 1,75 gr.
Pada tabel 2.7 didapatkan nilai FN spesimen 1 sebesar
76,6940. Setelah dilakukan perhitungan statistika FN, FN spesimen
1 berada pada daerah terima dengan kisaran 76,381 FN 76,465
pada tingkat keyakinan 99%.
Pada tabel 2.14, nilai AFS spesimen 1 sebesar 47,695. Setelah
dilakukan perhitungan statistiks AFS, nilai AFS spesimen 1 berada
pada daerah terima dengan kisaran 33,49 AFS 59,89 pada
tingkat keyakinan 99%.
2) Spesimen 2
Pada tabel 2.6 dapat diketahui berat terbesar terletak pada
Mesh 315 m sebesar 17,35 gr. Sedangkan berat terkecil pada
ukuran Mesh 140 m sebesar 2,4 gr.
Pada tabel 2.8 didapatkan nilai FN spesimen 2 sebesar 76,23.
Setelah dilakukan perhitungan statistika FN, FN spesimen 2 berada
pada daerah terima dengan kisaran 76,81 FN 76,645 pada tingkat
keyakinan 99%.
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Pada tabel 2.14, nilai AFS spesimen 2 sebesar 47,431. Setelah
dilakukan perhitungan statistiks AFS, nilai AFS spesimen 2 berada
pada daerah terima dengan kisaran 33,49 AFS 59,89 pada
tingkat keyakinan 99%.
3) Spesimen 3
Pada tabel 2.6 dapat diketahui berat terbesar terletak pada
Mesh 315 m sebesar 16,9 gr. Sedangkan berat terkecil pada ukuran
Mesh 125 m sebesar 2,9 gr.
Pada tabel 2.9 didapatkan nilai FN spesimen 3 sebesar 76,396.
Setelah dilakukan perhitungan statistika FN, FN spesimen 3 berada
pada daerah terima dengan kisaran 76,381 FN 76,645 pada
tingkat keyakinan 99%.
Pada tabel 2.14, nilai AFS spesimen 3 sebesar 47,495. Setelah
dilakukan perhitungan statistiks AFS, nilai AFS spesimen 3 berada
pada daerah terima dengan kisaran 33,49 AFS 59,89 pada
tingkat keyakinan 99%.
Distribusi besar butir pasir cetak berpengaruh pada kekuatan.
Semakin besar FN-nya, maka kekuatannya akan semakin tinggi, begitu
juga sebaliknya. Sehingga urutan dari kekuatan yang paling tinggi
adalah spesimen 1 (FN = 76,6940), spesimen 2 (FN = 76,23), kemudian
spesimen 3 (FN = 76,396)
Distribusi besar butir pasir cetak berpengaruh pada permebiliotas.
Semakin besar FN pasir cvetak, maka permeabilitasnya akan semakin
kecil, begitu juga sebaliknya. Sehingga urutan dari permeabilitas yang
paling tinggi adalah spesimen 3 (FN = 76,396), spesimen 2 (FN =
76,23), kemudian spesimen 1 (FN = 76,6940)
2.5 Kesimpulan dan Saran
2.5.1 Kesimpulan
1. Pengujian Kadar Air
Kadar air adalah banyaknya air yang terkandung dalam pasir cetak
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Rumus menghitung kadar air :
Fungsi air adalah sebagai aktifator bentonit sehingga dapat
digunakan untuk mengikat pasir cetak
Faktor yang mempengaruhi kadar air :
a) Waktu pemanasan
b) Temperatur pemanasan
c) Luas penampang cawan
d) Ukuran dan bentuk pasir
e) Kelembaban udara sekitar
Semakin lama waktu pemanasan maka semakin banyak pula air
yang menguap, sehingga jumlah penguapan akan semakin
meningkat seiring bertambahnya waktu pemanasan yang
mengakibatkan rata rata penguapan semakin besar.
Semakin lama waktu pemanasan maka laju penguapan semakin
besar, namun pada titik tertentu laju penguapan akan cenderung
menurun. Hal ini disebabkan dengan suhu yang sama, air bebas
poada pasir cetak mulai habis, dan laju penguapan turun.
Dari hasil pengujian diperoleh :
a) Kadar air = 2,776%
b) Interial penduga kadar air : 0,18 4,736 (tingkat keyakinan
95%)
2. Pengujian Kadar Pengikat
Bentonit adalah bahan yang digunakan untuk mengikat butir butir
pasir yang akan teraktifasi jika ditambah air
Kadar bentonit standar pasir cetak adalah 8 12 %
Macam macam pengiukat ada 2, yaitu :
A. Lempung
a) Berdasarkan kadarnya dalam pasir cetak :
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
- Lempung jenuh
- Lempung tak jenuh
b) Berdasarkan kekuatannya :
- Western bentonit
- Southern bentonit
- Fire clay
B. Semen
Faktor faktor yang mempengaruhi kadar pengikat :
a) Kadar air
b) Ukuran butir pasir cetak
c) Bentuk butir pasir cetak
d) Distribusi pasir cetak
Pada saat melakukan prosedur pengujian kadar bentonit biasanya
pasir belum benar benar mengendap dan ikut terbuang, sehingga
kadar bentonit tercampur dengan sisa sisa dan menyebabkan
kadar bentonit aktual lebih tinggi dibandingkan teoritis
3. Pengujian Distribusi Pasir Cetak
Butiran pasir yang terlalu kecil menyebabkan kerapatan pasir cetak
semakin tinggi dan permeabilitas menurun, begitu juga sebaliknya
Semakin kecil butiran pasir cetak, maka kekuatannya semakin
tinggi karena bidang kontak antar butiran semakin luas dan
pendistribusian tegangan antar butiran semakin banyak
Semakin tinggi nilai FN dari pasir cetak maka kekuatannya akan
semakin tinggi, namun permeabilitasnya semakin rendah, begitu
juga sebaliknya
2.5.2 Saran
Semua praktikan seharusnya berhak mendapatkan kesmpatan untuk
melakukan semua pengujian dalam praktikum pengecoran logam
Pada saat pengujian kadar bentonit, usahakan pada saat pengendapan, air
sudah dalam keadaan benar benar jernih
Peralatan dan perlengkapan laboratorium yang digunakan untuk
praktikum sebaiknya ditambah lagi
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya
Laboratorium Pengecoran Logam
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya