You are on page 1of 6

HAND OUT

Fakultas/Jur/Instansi: Fakultas Ilmu Pendidikan/Bimbingan Konseling/Undiksha Mata Kuliah Kelas/Semester Pertemuan ke Alokasi Waktu : Praktikum BK Karier : : X-XI : 2 x 55 menit Genap

Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu menguasai kerangka teoritik dan praktis bimbingan konseling karier,merancang program BK karier dan perangkat pendukung BK Karier serta mengaplikasikannya di berbagai jenjang pendidikan (SD,SMP,SMA/K,dan PT)

Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan karier dan menyusun program bimbingan karier pada di berbagai jenjang pendidikan 1. Program Asesmen dan Evaluasi Bimbingan Konseling karier Kebutuhan asesmen bagi konselor sekolah yang professional dapat diperoleh melalui data terutama data input dari stakeholders di mana konselor sekolah yang professional benar-benar merefleksikan kebutuhan khusus dari masyarakatnya karena apapun alasannya akuntabilitas public atas pertangggungjawaban kualitas pendidikan merupakan hasil dari asesmen dan evaluasi terhadap mutu layanan BK di sekolah. Meskipun sebenarnya mengevaluasi program BK agak kompleks karena tidak mudah mengevaluasi setiap layanan dan hasilnya. Dengan diperolehnya umpan balik dari siswa, guru, orang tua, administrator, tokoh masyarakat, konselor sekolah dapat mengembangkan program BK yang merefleksikan kebutuhan khusus dari masyarakatnya. Stone dan Bradley (1994) merekomendasikan enam tujuan evaluasi: 1) Mengukur keefektivan dari keseluruhan program dan kegiatannya; 2) Mengumpulkan data yang akan menentukan apakah memerlukan modifikasi program; 3) Menentukan tingkatan penerimaan program dan dukungan dari stakeholders; 4) Memperoleh informasi yang dapat digunakan oleh publik; 5) Mengumpulkan data untuk staf evaluasi 6) Menganalisis biaya program dan membandingkannya dengan kebutuhan program ke depan.

Hasil asesmen dan evaluasi program digunakan sebagai dokumen untuk mempelajari kekurangannya sekaligus memperbaiki program secara berkelanjutan (Repley, dkk 2003). Selanjutnya untuk menunjang program pendidikan yang komprehensif Gybert dan Handerson, 2000) mencoba membaginya menjadi dua elemen kunci, yaitu (1) evaluasi program (proses); dan (2) evaluasi hasil (outcomes). Oleh karena proses asesmen bersifat sistematis dan siklikal, maka evaluasi program dan proses asesmen hasil dapat dimulai dari yang kecil hingga ke yang lebih luas. Metode ini menurut Erfond dkk (2006) adalah metode yang efektif bagi program konselor sekolah yang dilakukan secara berulang dengan mengikuti alur dan siklus yang sistematis secara terus menerus. 2. Menyusun Tes/Kuisioner Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi, karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan. Dalam hal ini terdapat dua macam alat evaluasi yang dapat dikembangkan menjadi instrumen need asesmen, yaitu tes dan non-tes. a. Bentuk Instrumen Tes Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-butir soal. Setiap butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur. Berdasarkan sasaran dan objek yang diteliti, terdapat beberapa macam tes, yaitu: a) tes kepribadian atau personality test, digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang yang menyangkut konsep pribadi, kreativitas, disiplin, kemampuan, bakat khusus, dan sebagainya, b) tes bakat atau aptitude test, tes ini digunakan untuk mengetahui bakat seseorang, c) tes inteligensi atau intelligence test, dilakukan untuk memperkirakan tingkat intelektual seseorang, d) tes sikap atau attitude test, digunakan untuk mengukur berbagai sikap orang dalam menghadapi suatu kondisi, e) tes minat atau measures of interest, ditujukan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu, f) tes prestasi atau achievement test, digunakan untuk mengetahui pencapaian seseorang setelah ia mempelajari sesuatu. Bentuk instrumen ini dapat dipergunakan salah satunya dalam mengevaluasi kemampuan hasil belajar siswa di sekolah dasar, tentu dengan memperhatikan aspek aspek mendasar seperti kemampuan dalam pengetahuan, sikap serta keterampilan yang dimiliki baik setelah menyelesaikan salah satu materi tertentu atau seluruh materi yang telah disampaikan. b. Bentuk Instrumen Angket atau Kuesioner Angket atau Kuesioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya disebut sesuai dengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia alami dan ketahuinya. Bentuk kuesioner yang dibuat sebagai instrumen sangat beragam, seperti: a) kuesioner terbuka, responden bebas menjawab dengan kalimatnya sendiri, bentuknya sama dengan kuesioner isian. b) kuesioner tertutup, responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, bentuknya sama dengan kuesioner pilihan ganda c) kuesioner langsung, responden menjawab pertanyaan seputar dirinya d) kuesioner tidak langsung, responden menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan orang lain e) check list, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal membubuhkan tanda check pada kolom jawaban yang tersedia f) skala bertingkat, jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan bertingkat, biasanya menunjukkan skala sikap yang mencakup rentang dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju terhadap pernyataannya. Setelah bentuk kuesioner ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membuat pertanyaan dengan mempertimbangkan jumlah pertanyaan

agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, yang penting disesuaikan dengan indikator yang ditetapkan.

BIMBINGAN KARIER DISEKOLAH DASAR Bimbingan karier di sekolah dasar tidak dimaksudkanuntuk memaksa anak anak melakukan pilihan pilihan prematur .fokusnya malahan akan kesadaran akan pilihan pilihan yang bakal tersedia , cara cara mengantisipasi dan merencanakannya ,serta hubungannya dengan cirri cirri pribadi .banyak murid yang perlu mengetahui bahwa mereka akan mempunyai kesempatan kesempatan untuk memilih dan kompetensi untuk melaksanakannya .murid murid ini juga perlu menyadarinya ,bagaimana mereka berubah ,dan bagai mana mereka dapat menggunakan penggalaman penggalaman sekolah untuk menjelajah dan bersiap guna menyongsong masa depan . Pada dasarnya anak-anak pada usia sekolah dasar secara has terbuka kepada dan berintraksi dengan rentang stimuli yang luas dan berbagai perilaku. Dalam antusiasme dan keingin tahuannya yang tak terkendalikan, mereka belum dipaksa oleh realitas realitas sosial yang mengganggu dan yang mengubah persepsi-persepsi dari saudara-saudaranya yang lebih tuah dan banyak orang dewasa dimana mereka beridentifikasi. Maslow (1959 ) mengemukakan hierarki kebutuhan-kebutuhan dasar sebagai berikut: 1.kebutuhan-kebutuhan fisiologis, 2.kebutuhan-kebutuhan keamanan, 3.kebutuhan akan keikut sertaan dan kecintaan, 4.kebutuhan akan penghargaan, harga diri , kebebasan dan dianggap penting, 5.kebutuhan akan impormasi, 6.kebutuhan akan pengertian, 7.kebutuhan akan keindahan, 8.kebutuhan akan aktualisasi diri. Tujuan tujuan bimbingan karier di sekolah dasar. Tujuan-tujuan bimbingan karier disekolah dasar adalah tujuan memberikan pengalaman-pengalaman sehingga murid-murid dapat mengerjakan yang berikut (Herr, 1976: 1-2 ): 1.Menyadari bahwa memahami kelebihan kelebihan, nilai-nilai dan perepensi-perepensi seseorang merupakan pondasi bagi pilihan-pilihan pendidikan dan okupasional 2.Mengerti bahwa adalah mungkin mencapai tujuan tujuan masa depan dengan perencanaan dan persiapan yang dilakukan sekarang. 3. mencapai kedadaran akan kompetensi pribadi untuk memilih dan memenuhi syarat syarat dari alternatif alternatif pendidikan danokupasional. 4. mempertimbangkan imlikasi imlikasi dari perubahan dalam diri, pilihan pilihan, dan hubungannya dengan kebutuhan akan lanjutan pendidikan selama hidup 5. memahami kesamaan kesamaan antara keterampilan keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan pribadi 6. mengembangkan dari dasar impormasi yang tidak menyimpang dan tidak stercotif untuk menjadi pedoman merencanakan keputusan keputusan pendidikan dan okupasional selanjutnya 7. memahami bahwa persekolahan terdiri dari banyak kesempatan umtuk menge plorasi dan mempersiapakan kehidupan 8. mengenal hungan hubungan antara keterampilan keterampilan akademik membaca,menulis,berhitung dan bahan pelajaran lainnya dan bagai mana hal ini digunakan dalam pilihan pilihan pendidikan dan pekerjaan dimasa depan 9. mengidentifikasi okupasi okupasi dimana orang orang berkerja dengan oaring lain dengan ide ide, atau dengan bends benda. 10. memperhitungkan hubungan hubungan antara okupasi karier dan gaya hidup. 11. mengambarkan maksud yang pekerjaan sajian untuk orang orang yang tidak sama 12. mempertimbangkan pentingnya penggunaan efektif dari waktu luang.

BIMBNGAN KARIER DI SLTP Esensi perkembangan karier ialah bahwa seitap tahap kehidupan menuntut penguasaan berbagai penekanan yang meliputi kesadaran akan sifat sifat dari dan pilihan pilihan kehidupan yang berhubungan dengan sifat sifat ini. Dengan kata lain perkembangan karier yang diiringi oleh proses pendidikan harus responsif terhadap tugas tugas perkembangan dan juga sifat sifat dari lembaga lembaga yang mempengaruhi penguasaan pengusaan tugas tugas perkembangan ini jika baik bimbingan karier maupaun pendidikan karier terjun dalam proses perkembangan, maka prigram mesti berkesinambungan dan komulatif .Hasil hasil yang siswa siswa peroleh pada suatu tangkat pendidikan haru berpungsi sebagai fundasi bagi tingkat tingkat program berikutnya Herr(1976:1-2;Herr&Cramer,1984:243)mengemukakan tujuan tujuan bimbingan karier di sekolah lanjutan pertama dengan menyarankan bahwa siswa siswa harus belajar: 1.Mencapai pemahaman yang realistik terhadap dirinya 2.mengembangkan keterampilan dalam menggunakan berbagai sumber informasi tentang diri ,pendidikan dan okupasional. 3. memahami berbagai pilihan pendidikan yang tersedia di sekolah lanjutan dan sesudahnya 4. membedakan berbagai pilihan pendidikan yang tersedia disekolah lanjutan dan sesudahnya. 5. memikirkan kehidupan dalam suatu organisasi dari berbagai peranan yang di mainkan 6. mengidenfikasikan cara cara efektif mengelola perkerjaan 7. memikirkan imlpikasi imlpikasi 8.mengidentifikasi bidang bidang karier 9 merencanakan program sekolah lanjutan 10.mempormulasi rencana rancana mengimplementasikan keputusan keputusan yang di ambil. BIMBINGAN KARIER DI SLTA Karena pelajar di sekolah menengah akan sampai pada tingkat kematangan karir yang berbeda melalui rute yang berbeda (lancar atau tidak lancar) aktivitas bimbingan karier harus memiliki tiga penekanan :mendorong perkembangan karier, menyediakan perlakuan,dan membantu penempatan (mengacu kepada perpindahan pelajar ketingkat pendidikan selanjutnya atau kekehidupan pekerjaan. Kegiatan(aktivitas) bimbingan karier pada sekolah menengah harus bisa mengantar setiap pelajar untuk menangulangi tugas perkembangan menuju perkembangan karier, dan membimbing pelajar kepada kreasi dan prestasi dari seperangkat pilihan dan rencana yang akan di tetapkan. Penekanan penekanan utama dalam aktivitas aktivitas bimbingan karier untuk berbagai individu haruslah didasarkan pada intensitas perencanaan, kesiapan berpartisipasi dalam kehidupan sebagai pribadi yang independent, dan keterarahan individu-individu kepada tujuan. Dalam hubungan dengan itu, the nasional conference on Guidance, Counseling, and placement in Career Development and Education Occupasional Decision-Making (Cysbers&Pritchard,1969:74) merekomendasikan tujuan-tujuan untuk aktivitas-aktivitas bimbingan karier di sekolah menengah sebagai berikut : 1. Siswa mengembangkan kesadaran akan perlunya implementasi yang lebih khusus dari tujuan-tujuan karier. 2. Siswa mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna mengimplementasikan tujuan-tujuan karier. 3. Siswa melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat-syarat memasuki pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran di tingkat sekolah lanjutan, dengan latihan dalam jabatan, atau dengan mengejar latihan lebih lanjut di perguruan tinggi atau pendidikan pasca sekolah lanjutan yang mengantar pada kualifikasi-kualifikasi untuk suatu okupasi khusus

1. 2.

3. 4.

5.

6. 7. 8.

Herr (1976 : 1-2) mengemukakan tujuan tujuan bimbingan karier di SLTA yang meliputi membantu siswa siswa belajar untuk: menunjukkan hubungan antara hasil-hasil belajar, nilai-nilai aspirasi aspirasi pendidikan.dan kariernya menganalisis kompetensi pribadi sekarang dalam keterampilan keterampilan yang diperlukan untuk pilihan-pilihan karier dan mengembangkan rencana-rencana untuk memperkuat keterampilan ini bila di perlukan memegang tanggung jawab dalam perencanaan karier dan konsekuensi- konsekuensinya. siap untuk memenuhi syarat bagi taraf memasuki pekerjaan-pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang sesuai, dengan pendidikan kooperatif, atau dengan latihan-latihan dalam jabatan. siap untuk memenuhi syarat bagi pendidikan pasca sekolah lanjutan dengan mengambil mata pelajaran yang diperlukan oleh tipe program dan lembaga yang diinginkan (perguruan tinggi,perdagangan,perusahaan. mengembangkan pengetahuan dan keterampilan keterampilan yang berhubungan dengan kehidupan sebagai konsumen. mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan penggunaan efektif waktu luang. secara sistematis menguji realitas pilihan-pilihan karier dengan menghubungkannya dengan hasil belajar dalam mata pelajaran.

BIMBINGAN KONSELING KARIER DI PERGURUAN TINGGI Ada beberapa hal pokok dalam bimbingan karir di perguruan tinggi, yaitu: 1. Institusional komitmen pengakuan dari pihak perguruan tinggi terhadap bimbingan karir sebagai bagian penting dari keseluruhan kegiatan pendidikan di perguruan tinggi. 2. Pertimbangan perencanaan berhubungan dengan permasalahan kesegeraan bimbingan karir bagi para mahasiswa. 3. Perencanaan program karir di perguruan tinggi dalam perencanaan bimbingan karir sebaiknya sudah diadakan penyediaan layanan-layanan yang lengkap. Model rangkaian untuk program karir di perguruan tinggi, adalah: 1. Orientasi kesadaran. 2. Assesment diri. 3. Penjajakan karir. 4. Mensetting tujuan karir. 5. Pengalaman kerja. 6. Konteks karir. 7. Tersedianya dunia kerja. 8. Penempatan. 9. Alumni. Teknik konseling yang dapat digunakan dalam konseling karir di perguruan tinggi, antara lain: 1. 2. 3. 4. Konseling kelompok. Konseling perorangan. Konseling teman sebaya. Penempatan. Menurut Morrill dan Forrest ada empat tipe konseling karir, yaitu: 1. Konseling yang membantu klien dengan suatu keputusan tertentu dengan memberikan informasi dan klarifikasi masalah.

2. Konseling yang membantu klien dengan suatu keputusan tertentu dengan memusatkan perhatian pada keterampilan membuat keputusan. 3. Konseling yang memandang karir sebagai proses, bukan sebagai tujuan. 4. Konseling yang memusatkan perhatian pada usaha menanamkan kemampuan menggunakan karakteristik personal klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan klien sendiri. Bimbingan konseling karir di perguruan tinggi ini agaknya lebih kompleks dari pada bimbingan konseling karir di SLTA, karena disamping individunya yang semakin kompleks, permasalahan yang adapun semakin kompleks.

Sumber Belajar

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan W. S. Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia. Herr,E.L dan SH. Cramer.1979, Career Guidance and Cuonseling Througth The life Span, Bouston : Brown dan Company. Prayitno, 1999. Seri pemandu pelaksanaan Bimbingan dan konseling di sekolah atas (SMU), Jakarta : Mandiri Abadi Dan sumber lainnya yang relevan (Buku sumber, Jurnal penelitian, Artikel, dsb.)

You might also like