You are on page 1of 5

MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN Rahayu Iskandar, Ners, M.Kep 1.

Pengertian Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (Gillies, 1986). Dalam manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999). Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperaatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. 2. Majanemen Proses Keperawatan a. Pengkajian Pengkajian adalah tahap pengumpulan data. Pada tahap ini, manajer perawat tidak hanya mengumpulkan data tentang keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi (Rumah Sakit, Puskesmas) antara lain tenaga keperawatan, administrasi dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan. b. Perencanaan Kegiatan pada tahap ini adalah menyusun strategi untuk mengatasi masalah yang muncul. Perencanaan yang dimaksudkan adalah untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan. c. Pelaksanaan Pelaksanaan manajemen proses keperawatan memerlukan tindakan melalui orang lain (staf perawat). Maka pada tahap ini manajer perawat

harus tahu dan mampu mempengaruhi staf perawat untuk menjalankan rencana tindakan yang telah ditetapkan. Fungsi tersebut terdiri dari bagaimana manajer perawat memimpin, berkomunikasi dengan staf perawat dan memotivasi staf perawat untuk bekerja agar tujuan organisasi dapat tercapai. d. Evaluasi Tahap akhir dari proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi disini adalah untuk menilai seberapa jauh staf perawat mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi factor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan tindakan. 3. Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan professional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien. Terdapat 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998) : 1) Sesuai dengan visi misi institusi, 2) proses keperawatan dapat diterapkan dalam asuhan keperawatan, 3) penggunaan biaya efektif dan efisien, 4) terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat, 5) kepuasan kinerja perawat, 6) terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya. a. Model fungsional Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat melakukan 1 2 tindakan keperawatan kepada semua pasien di bangsal. Gambar 2.1 dibawah ini menggambarkan pelaksanaan model asuhan keperawatan fungsional (Marquis & Huston, 1998).

Kepala ruang

Perawat : menyuntik

Perawat : merawat luka

Perawat : menyuntik

Perawat : merawat luka

Pasien

Gambar 2.1 Model asuhan keperawatan fungsional b. Model tim Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim per kelompok yang terdiri dari tenaga perawat, tenaga teknis dan pembantu perawat.
Kepala ruang

Ketua tim

Ketua tim

Ketua tim

Staf perawat

Staf perawat

Staf perawat

Pasien

Pasien

Pasien

Gambar 2.2 Metode asuhan keperawatan tim (Marquis & Huston, 1998) c. Model keperawatan primer Metode ini menugaskan satu orang perawat bewrtanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai dengan keluar dari rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama

pasien dirawat. Penggunaan metode ini membuat pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain tiu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi.
Dokter Kepala ruang Sarana RS

Perawat Pasien

Perawat pelaksana evening

Perawat pelaksana night

Perawat pelaksana (jika diperlukan)

Gambar 2.3 Metode asuhan keperawatan primary nursing (Marquis & Huston, 1998) d. Model manajemen kasus Metode ini dikembangkan berdasarkan fenomena dimana setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dikembangkan metode kasus dimana satu pasien akan dirawat oleh satu orang perawat. Umumnya dilaksanakan untuk perawt privat atau untuk keperawatan khusus misalnya ICU.

Kepala ruang

Ketua tim

Ketua tim

Ketua tim

Staf perawat

Staf perawat

Staf perawat

Gambar 2.4 Metode asuhan keperawatan case method nursing (Marquis & Huston, 1998) e. Model praktek keperawatan profesional Hoffart and Woods (1996) menyatakan bahwa metode ini memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan keperawatan. Melalui penataan struktur dan proses pemberian asuhan keperawatan, hubungan perawat-klien berkesinambungan sehingga memungkinkan perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien di bawah tanggung jawabnya.
Struktur 3. 4. 5. Jumlah tenaga Jenis tenaga Standar tenaga 1. Proses Metode modifikasi keperawatan primer

Hubungan perawat klien/keluarga

Berkesinambungan

Tangung jawab dan tangung gugat

Nilai-nilai profesional

Gambar 2.4 Metode praktek keperawatan profesional FIKUI-RSUPNCM (Sitorus, 2005)

You might also like