You are on page 1of 6

Keluarga Islami Oleh Nurul Fajry Maulida 1106001694

Pendahuluan Pandemi atau berjangkitnya penyakit premanisme di Indonesia tidak dapat dipungkiri lagi merupakan salah satu penyebab negara kita sulit sekali untuk maju. Premanisme seperti yang kita tahu adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang melanggar norma-norma dan biasanya identik dengan pemaksaan kehendak, tidak hanya berkembang pada satu bidang saja, melainkan hampir meliputi berbagai bidang seperti birokrasi, agama, hukum, hingga premanisme di jalan raya. Dalam bidang birokrasi, kita sering menemukan aparat pemerintahan meminta kita untuk memberikan sejumlah uang tertentu untuk memudahkan urusan administrasi kita, misalnya saja ada orang yang ingin membuat keterangan tidak mampu dan supaya permohonannya itu diurus dengan baik maka ia harus memberikan sejumlah uang tertentu kepada petugas tersebut. Sudah tahu orang tersebut tidak mampu tetapi masih saja dimintai uang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dalam bidang agama, sudah sering pula kita melihat adanya tindakan anarkis yang dilakukan oleh organisasi keagamaan tertentu, contohnya saja, seringnya FPI melakukan tindakan anarkis di beberapa daerah atau beberapa tempat karena tidak menyukai adanya budaya atau kegiatan tertentu pada tempat tersebut, seharusnya jika tidak senang adanya kegiatan tersebut tidak perlu diekspresikan dengan tindakan anarkis, tentu ada cara lain yang damai yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya saja dengan musyawarah. Selanjutnya dalam bidang hukum, sepertinya kita sudah sangat mengetahui bagaimana premanisme itu berkembang pada bidang ini, kita sudah terbiasa dengan aturan yang dibuat secara tidak langsung, yaitu jika kita ingin menang maka kita perlu memberikan sejumlah uang tertentu kepada para petinggi hukum. Jika aturan seperti ini berkembang terus, kita tidak akan pernah merasakan adanya keadilan

dalam negara kita dan tentu kita tidak bisa merasakan adanya keamanan, ketentraman, dan kenyamanan dalam menjalani kehidupan. Untuk bidang yang satu ini, yaitu premanisme yang ada di jalan raya kita sudah sering mengetahuinya, kita sudah sering melihat beberapa oknum polisi melakukan pemerasan kepada para sopir truk di jalan-jalan jalur pantura. Kita sudah paham betul, agar tidak terlibat dalam rumitnya hukum di Indonesia, kita perlu memberikan sejumlah uang tertentu pada beberapa oknum polisi yang tidak profesional. Lantas, apakah yang menyebabkan adanya pandemi premanisme di Indonesia ini? Tentulah pertanyaan ini yang akan muncul di benak kita, jawabannya salah satunya adalah hilangnya fungsi keluarga sebagai tempat mendidik anak. Lalu seperti apa fungsi dari keluarga tersebut? Model keluarga seperti apa yang seharusnya kita bentuk? Jawabannya ada pada bagian pembahasan di bawah ini.

Pembahasan Fungsi keluarga menurut Effendi (1998) dibagi menjadi 5 macam, yaitu fungsi biologis, psikologis, sosialisasi, ekonomi, dan pendidikan. Yang dimaksud dengan fungsi biologis adalah dalam hal ini keluarga memiliki fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga, serta memelihara dan merawat anggota keluarga. Sementara fungsi psikologis dari keluarga adalah untuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian di antara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, dan memberikan identitas keluarga. Kemudian fungsi keluarga dalam hal sosialisasi adalah untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Lalu fungsi ekonominya adalah untuk mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, serta menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua). Dan yang terakhir yang dimaksud dengan fungsi pendidikan

dalam keluarga adalah untuk menyekolahkan anak agar mendapat pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, selanjutnya adalah mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa, serta yang tidak kalah penting adalah mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya. Sehingga dalam hal adanya pandemi premanisme di Indonesia, fungsi keluarga dalam hal sosialisasi dan pendidikanlah yang mulai hilang di dalam masyarakat. Para orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya demi menghidupi keluarga atau bahkan hanya untuk memperkaya keluarga, terkadang lupa atau tidak sempat dalam melakukan perannya dalam hal fungsi keluarga sebagai sosialisasi dan pendidikan. Mungkin, kebanyakan dari mereka mempercayakan pendidikan karakter anaknya lewat lembaga-lembaga pendidikan, padahal yang kita tahu, lingkungan pendidikan karakter yang sangat besar pengaruhnya terutama adalah dalam lingkungan keluarga yang nyatanya sekarang banyak masyarakat Indonesia yang tidak sadar akan hal itu. Dan model yang sangat baik diterapkan dalam pembentukkan keluarga adalah model keluarga Islami, yaitu suatu model keluarga yang dibangun berlandaskan ajaran agama Islam sehingga keluarga Islami ini merupakan lingkungan yang sangat baik dalam pembentukkan karakter anggota keluarganya terutama anaknya, namun belakangan ini, kita sering melihat sebagian masyarakat tidak berkelakuan atau berperilaku dengan baik seperti pada contoh-contoh yang sudah dijelaskan sebelumnya yaitu berperilaku layaknya preman di setiap aktivitas kehidupannya. Oleh karena itu, untuk menghilangkan adanya pandemi premanisme tersebut, kita perlu mengajak masyarakat untuk mengembangkan pembentukkan keluarga Islami. Kemudian untuk selanjutnya, kita perlu mengetahui mengenai fungsi dan tujuan keluarga Islami, cara membentuk keluarga Islami, kiat-kiat pada premanisme di Indonesia. Seperti pada fungsi-fungsi keluarga pada umumnya, keluarga Islami juga memiliki fungsi yang sama, tetapi bedanya pada keluarga Islami, keluarga dibentuk berlandaskan ajaran agama Islam sehingga dalam setiap kehidupannya mempertahankan keluarga Islami, dan peranan keluarga Islami dalam mencegah adanya pandemi

mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Dan tujuan dari keluarga Islami itu sendiri adalah mendapatkan kelurusan dan ketenangan dalam hidup dan mereka akan benar-benar dapat merasakan tanda kekuasaan Allah sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Ar-Rum ayat 21:

Setan begitu ambisius dalam merusak sebuah keluarga. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai ambisinya itu. Kita tidak dapat memungkiri bahwa keluarga adalah media pertama dalam mencetak generasi-generasi muslim yang mampu meninggikan kalimat Allah di muka bumi. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui bagaimana caranya membangun sebuah keluarga Islami. Sebuah keluarga Islami itu dibangun dengan beberapa pilar, yaitu iman dan taqwa serta hubungan yang baik antara suami dan istri. Iman dan taqwa merupakan pilar utama dalam membangun keluarga Islami, terutama iman kepada Allah dan hari akhir. Dengan beriman kepada Allah, kita akan senantiasa memperhatikan segala yang tersembunyi dan bermuraqabbah (merasa diawasi oleh Allah) dan menjauhi dari kekeliruan dalam mencari kebenaran. Lalu juga dengan adanya iman kepada hari akhir, kita juga senantiasa tidak hanya membangun keluarga di dunia saja tetapi berlanjut ke kehidupan akhirat kelak. Membangun keluarga Islami tentunya memerlukan adanya hubungan yang baik. Dengan adanya pergaulan yang baik itu maka bangunan rumah tangga akan menjadi semakin kokoh. Kemudian di dalam hubungannya itu agar dapat berjalan dengan

baik, maka perlu adanya pemahaman pada perannya sebagai suami atau sebagai istri. Pada dasarnya, seorang suami adalah pemimpin dalam keluarga sehingga dalam hal ini suami dituntut untuk lebih bisa bersabar dibandingkan dengan istrinya yang bisa dikatakan lebih lemah secara fisik atau pribadinya. Selain itu juga seorang suami haruslah berperilaku lemah lembut kepada istrinya, begitu juga sebaliknya, seorang istri juga harus berperilaku lemah lembut kepada suami. Seorang istri pada dasarnya memiliki kewajiban mengerjakan serta memperhatikan diri, keluarga, dan rumahnya, di samping berbakti kepada suami sebagai pemimpin, pelindung, penjaga dan pemberi nafkah. Sebagaimana kehidupan pada umumnya bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dalam berkeluarga, seorang suami ataupun istri tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itulah, keluarga dibangun untuk menutupi kekurangannya itu. Ketika kita sudah dapat membentuk keluarga Islami, kita juga perlu mempertahankan keberadaannya itu dengan beberapa kiat seperti kontinuitas dalam tarbiyah, memelihara kasih sayang, dan selalu mengharapkan rahmat Allah. Kontinuitas tarbiyah (pendidikan) memang merupakan tanggung jawab suami khususnya atau kaum lelaki muslim pada umumnya bukan berarti dalam hal ini para wanita muslimah khususnya seorang istri tidak mendapatkan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan sehingga dalam hal ini seorang istri juga memiliki hak yang sama seperti suami. Memelihara kasih sayang tentunya juga merupakan kiat agar dapat

mempertahankan keluarga Islami karena sikap kasih sayang kepada pasangan hidup dan anak-anak merupakan tulang punggung kelangsungan keharmonisan keluarga. Kemudian kiat lainnya adalah selalu mengharapkan rahmat Allah. Tentunya dalam berkeluarga akan selalu ada banyak rintangan dan cobaan. Oleh karen itu, kita harus menjaga sebaik mungkin hubungan vertikal dengan sang pencipta melalui ibadah

dan doa. Sehingga diharapkan kita dapat mendapatkan ketenangan dan kasih sayang dalam keluarga yang merupakan rahmat Allah SWT. Peranan keluarga Islami dalam mencegah adanya pandemi premanisme di Indonesia terletak pada bagaimana keluarga Islami mendidik anggota keluarganya terutama anaknya agar berperilaku sesuai dengan ajaran atau syariah agama Islam yang kita tahu sangat membenci tindakan premanisme karena jelas tindakan menakut-nakuti, memeras, mengancam akan melukai, membunuh, atau yang lebih sering terjadi saat ini konsekuensinya adalah urusan administrasi kita (dalam hal birokrasi) akan sulit dan sangat tidak disukai oleh Allah dan seharusnya di dunia, orang yang melakukan tindakan seperti itu mendapatkan hukuman yang berat, atau jika tidak dibalas di dunia, maka orang tersebut akan dibalas di akhirat. Jadi, jelaslah bahwa keluarga Islami berdasarkan fungsi, tujuan, dan peranannya dalam membangun keluarga yang berkarakter khususnya dalam mendidik anak dapat mencegah adanya pandemi premanisme di Indonesia.

Daftar Referensi Artada, Yessy. 2012. Catatan Mabes Polri, Aksi Anarkis FPI Berkurang Banyak, 17 Februari. http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/ 02/17/55127/Catatan-Mabes-Polri,-Aksi-Anarkis-FPI-Berkurang-BanyakAs Syariah. 2003. Keluarga dalam Pandangan Islam, 29 April. http:// blog.re.or.id/keluarga-dalam-pandangan-islam.htm Dudung. 2003. Membentuk Keluarga Islami, 15 Januari. http://www.dudung.net/ artikel-islami/membentuk-keluarga-islami.html Ichwan. Fungsi-Fungsi Keluarga. http://ichwanmuis.com/?p=1675

You might also like