You are on page 1of 10

DAYA OKSIDASI RELATIF HALOGEN DAN IDENTIFIKASI ALKALI TANAHHALIDA

Tujuan Percobaan : / / Menentukan kekuatan mengoksidasi dari halogen Mengidentifikasi senyawa Alkali tanah - Halida

Alat yang dipakai : / / / / / / / / Gelas kimia 600 ml Pipet ukur 5 ml + 1 ml Tabung reaksi + rak Bola isap Sumbat tabung Lemari asam Sarung tangan Kaca mata 1 Buah 2 + 1 Buah 6 + 1 Buah 1 Buah 6 Buah

Bahan yang digunakan : / Larutan NaI / / / 0,1M Larutan NaBr Larutan NaCl Tri Chloro Etana (TCE) / I2 (dlm Air Iod ) / / Br2 (dlm Air Brom) Cl2 (air Clor)

0,1M 0,1M /

Aquadest

Dasar Teori :

Dalam sistem periodik unsur, halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VIIA. Halogen berasal dari kata halit yang artinya garam, halogen sendiri dapat diartikan sebagai pembentuk garam. Golongan halogen merupakan golongan yang sangat reaktif menangkap electron (oksidator). Pada umumnya golongan halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit terluarnya. Karena kereaktifannya sangat tinggi halogen tidak mungkin ada dalam keadaan bebas di alam. 1. Sifat-sifat yang dipengaruhi jari-jari atom Semakin ke bawah kulit elektron semakin banyak sehingga dalam sistem periodik semakin ke bawah maka jari-jari atom tambah besar. Dengan bertambahnya jari-jari atom berarti jarak orbital elektron terluar makin jauh letaknya dari inti atomnya. Elektron pada orbital terluar akan semakin mudah melepaskan diri. Oleh karena itu, sifat keelektronegatifan halogen senantiasa berkurang seiring dengan penambahan jarijari atomnya. Halogen dapat menarik elektron sesamanya atau menarik elektron satu golongan yang keelektronegatifannya lebih rendah (berada di bawahnya dalam sistem periodik). Kenaikan titik didih dn titik lebur halogen sebanding dengan naiknya nomor atom. Hal ini berhubungan dengan banyaknya energy yang harus dipakai untuk mengatasi gaya tarik-menarik antara molekul-molekul zat, contohnya gaya van der waals yang menarik molekul-molekul berdekatan satu sama lain. Gaya ini makin tinggi untuk molekul-molekul kompleks yang memiliki banyak elektron.

2.Ting kat oksidasi asam-oksi halogen Kecuali flour (F), halogen dapat

membentuk asam-asam yang mengandung oksigen atau lumrahnya asam-oksi halogen. Dalam kasus ini halogen memiliki biloks-biloks positif dan biloks positif ini adalah hal yang tidak biasa untuk halogen yang sangat reaktif menangkap elektron. Setiap harga biloks ini memiliki nama khusus. a. Biloks (+1) namanya diawali dengan hipo, diikuti dengan nama halogen lalu diakhiri dengan it. Singkatnya nama asamnya menjadi : asam hipo(nama halogen)it. Contohnya asam hipoklorit b. Biloks (+3) hanya diakhiri dengan it, contohnya asam bromit c. Biloks (+5) diberi akhiran at, contohnya asam iodat d. Biloks (+7) diberi awalan per- atau super- dan diakhiri at, contohnya asam perklorat Sebenarnya kekuatan asam-basa halogen meliputi 2 tipe. Tipe yang pertama adalah asam halogenida. Asam ini hanya terdiri dari unsur Hidrogen dengan halogen, contohnya HF, HCL, HBr, dan selanjutnya pasti sudah tahu kan Untuk kekuatan keasamannya, nilainya sebanding dengan jari-jari Asam yang kedua adalah asam yang barusan kita bahas, yaitu asam oksihalogen. Asam

ini terdiri atas unsur O,H, dan Halogen. Kekuatan asam oksihalogen sebanding dengan harga biloksnya. Bila harga biloksnya sama, maka kekuatan keasamannya berbanding terbalik dengan jari-jari.

Unsur-unsur halogen bersifat relatif reaktif. Unsur-unsur halogen terdiri dari astatin, brom, chlor, fluor, dan iod. Kita tidak melakukan analisa untuk astatin dan fluor, karena astatin bersifat radioaktif dan fluor terlalu reaktif. Atom-atom halogen cenderung menarik elektron dan membentuk anion X (Cl , Br , dan lain-lainnya). Karena sifat tersebut halogen merupakan oksidator yaitu zat yang cenderung mengoksidasi zat lain. Jika larutan yang berisi halogen X2 (Cl2, Br2, I2) dicampur dengan larutan yang berisi ion halida Y (Cl , Br , I ), maka dapat terjadi reaksi : X2 (larutan) + 2Y
(larutan )

2X

(larutan)

+ Y2 (larutan)

Reaksi tersebut dapat berlangsung bila X merupakan oksidator yang lebih baik dari Y. Bila Y merupakan oksidator yang lebih baik dari X, maka reaksi diatas tidak akan terjadi. Reaksi akan bersifat spontan dengan arah yang berlawanan. Dalam percobaan ini kita akan mencampurkan larutan halogen dengan larutan ion halida untuk menentukan daya oksidasi dari unsur-unsur halogen. Daya oksidasi bervariasi dari satu unsur ke unsur halogen lainnya di dalam sistem periodik. Didalam air dan khususnya didalam pelarut

organik, halogen mempunyai warna yang khas. Ion-ion halida tidak berwarna didalam air dan tidak larut dalam pelarut organik. Brom didalam 1,1,1 TCE berwarna orange (coklat), sedangkan Cl2 dan I2 dalam pelarut tersebut mempunyai warna lain. Brom lebih larut dalam TCE dibandingkan dalam air, sehingga bila kita mengocok larutan air brom dengan TCE, maka brom akan pindah ke pelarut TCE dan menghasilkan warna orange. Kemudian kedalam campuran tersebut ditambahkan larutan yang berisi ion halida, misalnya Cl , lalu dikocok dengan baik. Bila Br2 merupakan pengoksidasi yang lebih baik dari Cl2, maka brom akan mengambil elektron dari ion Cl dan berubah menjadi Br dengan reaksi : Br2 (larutan) + 2Cl
(larutan)

2Br (larutan) + Cl2 (larutan)

Bila reaksi diatas terjadi, maka warna dari lapisan TCE akan berubah, karena Br 2 digunakan dan terbentuk Cl2. Warna lapisan TCE akan berubah dari coklat kewarna larutan Cl2 dalam TCE. Bila reaksi tidak berlangsung, maka warna TCE akan tetap coklat. Kita harus belajar membedakan halogen dengan ion halida, karena kedua zat ini tidak sama walaupun namanya hampir mirip. Halogen merupakan molekul dan zat pengoksidasi serta mempunyai bau. Hanya sedikit larut dalam air dan sangat larut dalam TCE dengan warna yang berbeda. Ion halida hanya terdapat dalam bentuk larutan dalam air, tidak berwarna dan tidak berbau dan kebanyakan merupakan zat pengoksidasi. Ion halida tidak larut dalam TCE. Prosedur kerja :

Halogen
/ / oleh TCE. / Air Iod. / maupun dalam TCE. Catat setiap perubahan warna Br2, Cl2 dan I2 dalam air Ulangi percobaan diatas dengan menggunakan Air Clor dan Kira-kira 2 Ml air brom dimasukkan ke dalam tabung reaksi Tutup tabung reaksi dan kocok hingga warna Brom terserap dan tambahkan TCE sebanyak 2 Ml.

Reaksi antara Halogen dengan Ion Halida Untuk Air Brom


/ / Sampel ditambah dengan 2 Ml TCE dalam tabung reaksi, Ulangi percobaan ini dengan mengganti TCE dengan NaBr, kocok hingga warna Brom terserap. (Catat hasilnya di tabel ). NaCl dan NaI (catat perubahan warnanya masing- masing Ion)

Untuk Air Clor


/ / Sampel ditambah dengan 2 Ml TCE dalam tabung reaksi, Ulangi percobaan ini dengan mengganti TCE dengan NaBr, kocok hingga warna Clor terserap. (Catat hasilnya di tabel ). NaCl dan NaI (catat perubahan warnanya masing- masing Ion)

Untuk Air Iod


/ / Sampel ditambah dengan 2 Ml TCE dalam tabung reaksi, Ulangi percobaan ini dengan mengganti TCE dengan NaBr, kocok hingga warna Iod terserap. (Catat hasilnya di tabel ). NaCl dan NaI (catat perubahan warnanya masing- masing Ion)

Data pengamatan :

Warna Halogen
Halogen Clor Iod Halogen TCE Brom Kuning Air Larutan tidak berwarna Larutan berwarna Ungu 1,1,1 Tri Cloro Etana Larutan tidak berwarna Larutan berwarna Ungu

Reaksi antara Halogen dengan Ion Halida Ion Clor Kuning muda Ion Iod Kuning muda

Clor Iod Pembahasan :

Bening Ungu

Bening (setelah lama Keruh) Ungu

Bening Ungu

Warna Halogen
/ Daya oksidasi dari halogen dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi seperti halnya Brom dan Clor (sedangkan untuk Clor terjadi juga pemisahan antara Clor dengan TCE).

Reaksi antara Halogen dengan Ion Halida


/ Perubahannya dapat dilihat bentuknya seperti hanya terjadi pemisahan antar larutan, dan warna yang larutan tersebut. Kesimpulan : / / Dari hasil percobaan urutan daya oksidasi dari halogen : Cl > Br > I Dari hasil percobaan urutan daya reduksi pada ion halida : Cl < Br < I

Jawaban pertanyaan : 1. A2 + 2B

2A + B2

Dari reaksi diatas zat yang teroksidasi adalah zat B sedangkan zat yang tereduksi adalah zat A. Jika larutan A dicampur dengan larutan yang berisi ion C , ternyata tidak terjadi reaksi maka A merupakan oksidator yang lebih baik dari pada B. Sedangkan ion C oksidator yang lebih kuat dari pada ion A. Susunan kekuatan oksidator dari yang terkuat adalah C > A > B

2. Br2 + 2 I

Br2 + 2 Cl 2 Br- + Cl2 2 Br- + I2 2 Cl- + Br2 2 Cl + I2 2I 2I


Cl2 + 2 BrCl2 + 2 I

I2 + 2 BrI2 + 2 Cl

+ Br2 + Cl2

Daftar pustaka : / / / / / / Jhon Willey & sons, Laboratory eksperiments for chemistry Laborpraxis, 2 Messmethoden, Brikhaeuser. and the living organisme, 3th, Molly bloomfield Emil j. Slowinsky, Wayne wolsey, William L. Masterton, Chemical principle in the laboratory with qualitatives analisis, Japan, Holt-saunders Int.ed.. http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/03/kimia-unsur-sifat-sifat-halogen.html http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Eka%20Rustini %20054675/sifat%20halogen.html

You might also like