You are on page 1of 5

Contoh bayan at taqrir

keharusan berwudhu sebelum shalat, yang berbunyi: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki.[29]

Ayat diatas di-taqrir oleh hadits riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah, yang berbunyi:

[30]

Rasul SAW. Telah bersabda: tidak diterima sholat seseorang yang berhadas sebelum dia berwudlu.

b. Men-taqyid ayat- ayat yang mutlaq Mutlaq artinya: kata yang menunujuk pada hakikat kata itu sendiri apa adanya tanpa memandang kepada jumlah maupun sifatnya. Men-taqyid yang mutlaq, artinya membatasi ayat-ayat yang mutlaq dengan sifat, keadaan, atau syarat-syarat tertentu.[36]

Sedangkan contoh hadits yang membatasi (taqyid) ayat-ayat al-Quran yang bersifat mutlak, antara lain seperti sabda Nabi SAW: [37]

Tangan pencuri tidak boleh dipotong, melainkan pada (pencurian senilai) seperempat dinar atau lebih. Hadits diatas digunakan mentaqyid ayat al-Quran surat al-Maidah ayat 38 yang berbunyi:

.
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah kedua tangannya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah dan Allah maha mulia dan maha bijaksana [38]

B. PEMBAGIAN HADITS
1. Pembagian Hadits dari segi kuantitas-nya

Tentang pembagian hadits ditinjau dari segi kuantitas nya ini para ulama berbeda pendapat. Tinjauan secara kuantitas disini adalah dengan menelusuri jumlah perawi yang menjadi sumber adanya suatu hadits . Para ahli ada yang mengelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu hadits mutawatir, masyhur, dan ahad ini dianut oleh sebagian ulama ushul; dan ada juga yang membaginya menjadi dua, yaitu hadits mutawatir dan ahad yang diikuti oleh kebanyakan ulama ushul dan ulama kalam. Menurut mereka, hadits masyhur bukan merupakan hadits yang berdiri sendiri, tetapi hanya bagian dari hadits ahad. a. Hadits Mutawatir

1. Pengertian Hadits mutawatir

Mutawatir menurut bahasa, berarti mutatabi yaitu yang (datang) berturutturut,dengan tidak ada jaraknya.[51]

Sedangkan pengertian hadits mutawatir menurut istilah, terdapat beberapa definisi, antara lain:

[52]

Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang, yang menurut adat mustahil mereka bersepakat untuk berdusta. (Jumlah banyak itu) sejak awal sanad sampai akhirnya.

Menurut definisi lain disebutkan, sebagai berikut:

.[53]

Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang, yang menurut adat mustahil mereka bersepakat untuk berdusta.

Berdasarkan beberapa definisi diatas diketahui, adanya empat hal yang harus dipenuhi pada hadits yang dikategorikan mutawatir, dan ini merupakan syarat-syarat hadits mutawatir. Pertama, hadits itu harus diriwayatkan oleh banyak orang; kedua, hadits itu diterima dari banyak orang pula; ketiga, ukuran banyak disini jumlahnya relatif, dengan ukuran sudut pandang kebiasaan masyarakat, bahwa mereka tidak mungkin sebelumnya melakukan kesepakatan untuk berdusta; dan keempat, hadits itu diperoleh melalui pengamatan panca indra, bukan atas dasar penafsiran mereka.[54]

(1) Pembagian Hadits Mutawatir

Hadits mutawatir terbagi kepada dua bagian, yaitu Mutawatir lafzhi dan Mutawatir manawi. Namun ada diantara para ulama yang membaginya kepada tiga bagian yaitu ditambah dengan Mutawatir Amali.

(a) Mutawatir Lafzhi

Yang dimaksud dengan hadits mutawatir lafzhi,ialah

[55]

Hadits yang mutawatir lafazh dan maknanya.

Berat dan ketatnya kriteria hadits mutawatir lafzhi seperti diatas, menjadikan jumlah hadits ini sangat sedikit. Menurut Ibnu Hibban dan alHazimi, bahwa hadits dengan ta,rif ini tidak diperoleh. Ibn al-Shalah yang diikuti oleh Al-Nawawi menetapkan, bahwa hadits mutawatir lafzhi sedikit sekali, sukar dikemukakan contohnya, selain hadits :

[56]

Barang siapa berbuat dusta terhadap diriku, hendaklah ia menempati neraka.

Menurut Ibnu al-Shalah, hadits ini diriwayatkan oleh enam puluh dua sahabat, termasuk sepuluh sahabat yang telah diakui akan masuk surga.[57]

(b) Mutawatir Manawi

Yang dimaksud dengan hadits mutawatir manawi adalah:

[58]

Hadits yang maknanya mutawatir, tetapi lafaznya tidak.

Contoh hadits mutawatir manawi, antara lain adalah hadits yang meriwayatkan bahwa Nabi SAW. mengangkat tangannya ketika berdoa.


[59]

Abu Musa al-Asyari berkata: Nabi SAW. berdoa kemudian dia mengangkat kedua tangannya dan aku melihat putih-putih kedua ketiaknya.

Hadits semacam ini diriwayatkan dari Nabi SAW. berjumlah sekitar seratus hadits dengan redaksi yang berbeda-beda, tetapi mempunyai titik persamaan, yakni keadaan Nabi SAW. mengangkat tangan saat berdoa.

b. Hadits ahad

Pengertian hadits ahad, atau wahid berarti satu.[60] Maka khabar wahid adalah suatu berita yang disampaikan oleh satu orang.

Sedang menurut istilah, hadits ahad adalah:

.
Khabar yang jumlah perawinya tidak mencapai batasan jumlah perawi hadits mutawatir, baik perawi itu satu, dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya yang tidak memberikan pengertian bahwa jumlah perawi tersebut tidak sampai kepada jumlah perawi

You might also like