You are on page 1of 13

Fisika Dasar

Judi Januadi Endjun


Divisi Kedokteran Feto Maternal
Departemen Obstetri dan Ginekologi
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad / FK UPN Veteran – Jakarta
2009

Agenda bahasan pada bab Fisika Dasar terdiri dari :


• Fisika suara
• Transduser
• Interaksi suara dengan jaringan
• Keamanan pemeriksaan USG
• Tampilan gambar
• Artefak

Fisika Suara
Suara merupakan suatu energi gelombang mekanis yang berupa getaran-
getaran partikel yang berjalan melalui suatu media perantara, misalnya udara.
Telinga manusia dapat mendengar suara bila gelombang suara tersebut
mempunyai frekuensi 20–20.000 siklus per detik (Hertz). Gelombang suara yang
datang akan menggetarkan gendang telinga kemudian impuls getaran tersebut
dihantarkan ke indera dan pusat pendengaran.
Ultrasound atau suara ultra adalah gelombang suara berfrekuensi lebih dari
20.000 Hz. Kebanyakan peralatan diagnostik dalam kedokteran memakai
frekuensi 1–10 MHz (1 MHz = 1.000.000 siklus/detik). Gelombang suara yang
melalui medium menyebabkan partikel yang ada di dalam medium bergerak
maju mundur secara longitudinal sehingga terjadi pemadatan (kompresi) dan
peregangan partikel yang berdekatan. Jarak antara dua kelompok partikel yang
memadat dan meregang disebut panjang gelombang (λ = lamda).
Panjang gelombang menentukan resolusi gambar USG. Makin pendek
gelombang suara resolusinya makin baik. Saat ini, umumnya mesin USG yang
ada memiliki λ antara 0,1–1,5 mm. Kecepatan suara ditentukan oleh kepadatan
dan kompresibilitas media yang dilaluinya. Makin padat maka makin cepat
kecepatan suaranya. Terdapat korelasi antara kecepatan suara (v = m/detik),
frekuensi (f = Hertz), dan panjang gelombang (λ = meter) dengan rumus: v = f.λ
Jaringan tubuh memiliki kecepatan suara yang berbeda-beda, misalnya udara
330 m/detik, lemak 1500 m/detik, air 1495 m/detik, otot 1545–1630 m/detik,
jaringan lunak 1460–1615 m/detik, dan tulang 2700–4100 m/detik. Tulang
memiliki kecepatan hantaran gelombang suara tertinggi karena merupakan
jaringan tubuh yang paling padat.
Selain itu, perlu diperhatikan intensitas suara. Hal ini berkaitan dengan
keamanan pemakaian USG. Intensitas suara adalah kekuatan suara per luas
daerah tertentu (watt/cm2). Intensitas suara yang dipergunakan di kedokteran
sangat kecil (milliwatt/cm2) dan biasanya tidak ditulis dalam bentuk absolut,
tetapi dalam bentuk rasio (nisbah) dari dua intensitas suara, terutama dalam
bentuk logaritmanya (dB). Makin tinggi intensitas suara yang dipergunakan,
makin besar paparan energi yang diterima oleh sel, dan makin berbahaya bagi
sel atau jaringan tersebut.

Gambar 2.1. Gelombang suara ( λ )

Transduser
Transduser merupakan bagian terpenting dari peralatan USG karena dari alat ini
suara ultra dihasilkan melalui zat yang bersifat piezoelectric. Suatu benda
dikatakan mempunyai sifat piezoelectric apabila ketika bergetar akan
menghasilkan listrik. Bila benda tersebut diberi aliran listrik kemudian bergetar
maka disebut bersifat piezoelectric terbalik.
Suatu kristal alami yang disebut quartz mempunyai sifat piezoelectric dan
pertama kali dipergunakan untuk menghasilkan suara ultra. Saat ini quartz telah
digantikan oleh keramik sintetik, misalnya barium titanate dan lead zirconate
titanate yang mempunyai kemampuan bergetar lebih baik dari quartz.
Di dalam sebuah transduser bisa terdapat lebih dari 64 buah elemen kristal
piezo (tebalnya kurang dari 1 mm) yang tersusun berderet-deret. Elemen
tersebut berfungsi menghasilkan getaran suara-ultra dan menangkap getaran
gema suara yang kembali yang kemudian diubah menjadi impuls listrik dan
diubah ke dalam bentuk gambar di layar monitor. Bentuk penjejak yang paling
sering dijumpai dalam bidang diagnostik suara-ultra adalah yang yang memiliki
eleman ganda (multi-element transducer array) yang sanggup menghasilkan
gambar USG real-time. Alat untuk melakukan pemeriksaan USG yang langsung
bersentuhan dengan tubuh pasien adalah transduser dan tersedia di pasaran
dalam bentuk linear, kurvilinear, atau sektor.
Dalam bidang obstetri dan ginekologi, transduser yang sering dipergunakan
adalah bentuk kurvilinear dan bulat atau sektor (untuk pemeriksaan

2
transvaginal). Bentuk linear masih dapat dipergunakan untuk USG obstetri
dengan kehamilan di atas 12 minggu. Transduser transrektal hanya
dipergunakan pada keadaan tertentu. Contoh transduser kurvilinear dapat dilihat
pada Gambar 2.2

Gambar 2.2. Transduser Philips kurvilinear 2D dan 3D


(Sumber : RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad)

Interaksi Suara dengan Jaringan


Gelombang suara yang melalui jaringan akan mengalami interaksi sehingga
terjadi atenuasi (pelemahan intensitas suara) yang disebabkan oleh adanya
pembiasan/penyimpangan berkas suara (divergensi), penyerapan energi suara
(absorbsi), dan pantulan suara (defleksi). Energi yang diserap oleh jaringan akan
menyebabkan peningkatan suhu jaringan. Makin tinggi frekuensi suara makin
besar absorbsinya, makin banyak energi yang diserap jaringan makin sedikit
suara yang dapat diteruskan. Oleh karena itu, untuk melihat organ tubuh yang
terletak jauh dari transduser, diperlukan peralatan USG dengan frekuensi kurang
dari 3 MHz, sedangkan untuk organ superfisial dipakai transduser dengan
frekuensi tinggi, misalnya 7–10 Mhz.
Jumlah gelombang suara yang diabsorbsi juga tergantung pada kepadatan
dan kekakuan jaringan yang dilewati. Makin padat dan kaku jaringan yang
dilewati makin besar absorbsinya, misalnya tulang menyerap suara kira-kira 10
kali lebih besar dibanding jaringan lunak.

3
Pantulan gelombang suara dapat berupa scattering atau reflection.
Scattering terjadi bila dimensi permukaan medium yang dikenai berukuran sama
besar atau lebih kecil dari panjang gelombang suara yang datang yang
kemudian suara akan dipantulkan ke berbagai arah. Reflection terjadi bila
dimensi permukaan medium yang dikenai lebih besar dari panjang gelombang
suara yang datang.
Selain itu, bila suatu gelombang suara mengenai batas antara dua media
maka sebagian dari gema suara tersebut akan dipantulkan dan sebagian lagi
akan diteruskan/dibiaskan. Besarnya gema suara yang dipantulkan tergantung
pada perbedaan acoustic impedances dari kedua medium tersebut. Acoustic
impedance adalah tahanan yang diberikan oleh suatu jaringan terhadap suara
yang melewatinya.
Acoustic impedance (z) tergantung pada densitas (p) dan kecepatan
suara (v) sehingga diperoleh rumus: z = p.v. Makin besar perbedaan acoustic
impedance dua buah jaringan yang dilewati gema suara maka makin banyak
suara yang dipantulkan. Udara mempunyai nilai z : 0,00004 (sangat kecil),
dibandingkan jaringan lemak (z : 1,63), otot (z : 1,70) atau tulang (z : 7,80).
Akibatnya hampir semua gema suara dari dan ke jaringan tertentu yang melewati
udara akan dipantulkan sehingga hanya sedikit sekali gema suara yang akan
diteruskan.
Agar gambar yang tampak pada layar monitor menjadi jelas, gelombang
suara yang dipantulkan harus makin sedikit. Ada beberapa cara untuk
mengurangi pantulan suara. Salah satu caranya dengan memberikan bahan
perangkai (coupling agent), misalnya jeli atau aquasonic di antara permukaan
kulit dan transduser. Cara-cara yang lain adalah membuat kandung kemih terisi
cukup penuh sehingga kandung kemih tersebut berfungsi sebagai jendela
akustik (acoustic window) untuk melihat organ pelvik di bawahnya atau dengan
cara menggerakkan/mengubah posisi transduser agar tidak melewati gelembung
udara yang berada di dalam usus atau tulang yang menghalangi organ atau
jaringan di bawahnya.

Keamanan Pemeriksaan USG


Gelombang suara ultra yang dipergunakan dalam bidang diagnostik kedokteran
memiliki energi yang sangat kecil ( kurang dari 20 milliwatt per sentimeter
persegi) sehingga sampai kini tidak ada bukti klinis yang menyatakan bahwa
gelombang suara ultra tersebut berbahaya bagi janin. Meskipun demikian, ada
prinsip umum yang harus diikuti yaitu lakukan pemeriksaan sesuai dengan
kaidah-kaidah yang telah ditentukan dimana pemeriksa sudah kompeten didalam
pemeriksaan USG.
AIUM (American Institute of Ultrasound in Medicine) memberikan panduan
dalam melakukan pemeriksaan USG diagnostik dan menyatakan bahwa USG
aman dipergunakan dalam pemeriksaan obstetri dan ginekologi oleh mereka
yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai (kompeten).
Meskipun alat ini aman, tetapi seorang Sonografer atau Sonologist haruslah
orang yang berkompetensi dalam bidang pencitraan ini, artinya yang
bersangkutan telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai

4
dalam melakukan pemeriksaan USG obstetri dan ginekologi dan dibuktikan
dengan Sertifikat Kompetensi yang dimilikinya.
Pendidikan dan pelatihan USG perlu dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan etika, mencegah malpraktek, dan melindungi pasien dari
oknum-oknum yang tidak berkompeten dalam pemeriksaan USG. Pada tabel
2.1. di bawah ini dicantumkan beberapa hasil penelitian mengenai kemungkinan
dampak negatif pemeriksaan USG terhadap janin.

Tabel 2.1. Penelitian Pengaruh USG Terhadap Janin Intra Uteri

Peneliti Tipe Jumlah Peserta Hasil Penelitian


Penelitian
Bernstine Retrospektif 720 neonatus terpapar Tidak terdapat perbedaan
(1969) Doppler in utero bermakna kejadian anomali.
Hellman dkk Retrospektif 1114 janin Angka kejadian anomali 2,7%
(1970)
Serr dkk Retrospektif 150 neonatus Tidak terdapat perbedaan
(1971) kejadian anomali
Falus dkk Retrospektif 171 neonatus Tidak terdapat perbedaan
(1972) bermakna gangguan
perkembangan anak usia 6 bulan
hingga 3 tahun
Scheidt dkk Retrospektif 297 USG dan amnio- Abnormalitas reflek
(1978) dan sentesis; 661 amnio- mencengkram dan tonus leher;
pengamatan sentesis; 949 tanpa tidak ada perbedaan pada 122
lanjut pemeriksaan orang lainnya
Kinnier- Retrospektif 1731 ibu yang memiliki Tidak terdapat perbedaan
Wilson dan anak meninggal karena terhadap paparan USG.
Waterhause kanker; 1731 orang
(1984) kelompok kontrol.
Cartwright Retrospektif 555 anak penderita Tidak ada perbedaan bermakna
dkk (1984) kanker; 1110 orang risiko terkena kanker akibat
kelompok kontrol paparan USG
Bakketeig Retrospektif 510 USG; 499 kontrol Tidak ada efek samping biologis
dkk (1984) jangka pendek
Stark dkk Retrospektif 425 USG; 381 kontrol Risiko disleksia meningkat, tetapi
(1984) dan risiko kelainan neurologi lainnya
pengamatan tidak berbeda.
lanjut
Lyons dkk Retrospektif 149 keturunan dengan Tidak terdapat perbedaan
(1988) dan jenis kelamin sama; 1 pertumbuhan saat lahir dan pada
pengamatan terpapar, 1 tidak usia 6 tahun
lanjut terpapar

Sumber : Reece EA, Assimakopoulos E, Zheng X, et al. The Safety of Obstetric Ultrasonography
: concern for the fetus. Obstet Gynecol. 1990;76:139-146.

5
Meskipun berbagai penelitian menyatakan bahwa pemeriksaan USG aman
bagi janin (lihat Tabel 2.1), indikasi medis yang jelas tetap merupakan suatu
keharusan yang harus ditaati oleh setiap pemeriksa. Selain pengetahuan tentang
anatomi dan fisiologi, seorang sonografer atau sonologist harus juga mengenali
artefak yang dapat terjadi pada saat pemeriksaan USG. Artefak tersebut dapat
membuat salah interpretasi atau menyulitkan dalam penegakkan suatu diagnosis
sonografis.

Tampilan Gambar
Peralatan utama pada mesin USG terdiri dari layar monitor, pusat pengolahan
data utama (CPU : central processing unit) dan bidai untuk memasukkan
perintah (keyboard). Tampilan gambar pada layar monitor dapat berupa
ampiltudo (A), brightness (B), time-motion (T-M), dan Doppler. Tampilan
Amplitudo saat ini sudah tidak dipergunakan lagi dalam bidang obstetri
ginekologi. Tampilan brightness saat ini sudah merupakan gambaran yang nyata
(real-time), artinya yang kita lihat adalah yang juga sedang diperiksa, misalnya
pada waktu janin bergerak, maka pada saat yang sama kita juga dapat melihat
pada layar monitor bayi yang sedang bergerak.

Gambar 2.3. Gambaran profil wajah janin pada tampilan B-mode.


Pada gambar ini dapat diamati pergerakan kepala atau mulut janin

Pada pemeriksaan time-motion atau lebih sering disebut “M-mode” dapat


dilihat suatu grafik pergerakan yang berhubungan dengan keteraturan dan
satuan waktu, misalnya dari pergerakan katup jantung dapat diukur berapa
frekuensi denyut jantung janin dalam satu menit dan dapat dilihat apakah teratur
atau tidak. Selain itu, dapat juga diukur ketebalan dinding jantung janin, serta
patologi yang ada pada jantung dan daerah sekitarnya.

6
Gambar 2.4. Pada gambaran M-mode tampak denyut jantung janin
divisualisasikan dalam bentuk gambar sehingga mudah dinilai ada tidaknya
aritmia

Tampilan Doppler memungkinkan kita melihat denyut pembuluh darah, arah


aliran darah (memakai doppler berwarna) dan melakukan kalkulasi kecepatan
aliran darah dalam pembuluh darah (velositas).

Gambar 2.5. Pada pemeriksaan Doppler berwarna tampak pembuluh darah


aorta keluar dari ventrikel kiri (lihat warna kuning)

7
Gambar 2.6. Pengukuran indeks resistensi (RI) dengan Power Doppler pada
neoplasma ovarium

Semakin tinggi frekuensi gelombang suara, maka semakin pendek


gelombang suara yang dipergunakan, sehingga gambar yang dihasilkan lebih
jelas dan rinci (memiliki resolusi tinggi). Kebalikannya bila semakin tinggi
frekuensi yang dipergunakan, maka kedalaman penetrasi gelombang suara
semakin rendah (dangkal), artinya untuk pemeriksaan organ superfisial atau
yang dekat dengan probe lebih baik memakai frekuensi tinggi (> 5 MHz),
misalnya USG transvaginal atau payudara.

Ketajaman gambar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu frekuensi, fokus,


resolusi aksial, resolusi lateral, artefak, dan resolusi near-field / far-field.

Ketajaman gambar juga dipengaruhi oleh fokus. Fokus dapat diatur melalui
mesin USG oleh operator, fokus ditempatkan pada daerah yang akan diamati.
Khusus untuk pemeriksaan jantung janin hanya dipergunakan satu fokus saja,
sedangkan untuk organ lainnya cukup dua buah fokus. Semakin banyak fokus
yang dipergunakan, semakin banyak energi yang dipakai, sehingga gambar USG
semakin tidak tegas gambarannya.

8
Gambar 2.7. Penempatan fokus pada gambar pengukuran tibia terlalu atas,
sedangkan pada pengukuran femur fokusnya terlalu rendah

Resolusi aksial dan lateral juga mempengaruhi ketajaman gambar.


Resolusi aksial adalah kemampuan untuk membedakan dua titik pada daerah
yang tegak lurus dengan transduser. Resolusi lateral adalah kemampuan untuk
membedakan dua titik pada daerah horizontal (lateral) terhadap transduser.
Selain itu, ketajaman gambar juga dipengaruhi oleh adanya artefak.

Artefak
Bagaimana terjadinya artefak sangat penting untuk diketahui dan dipahami
sehingga sonografer/sonologist akan mampu meminimalisasikankan kesalahan
interpretasi diagnostik yang mungkin terjadi. Beberapa artefak yang penting dan
sering terjadi pada pemeriksaan USG antara lain :

1. Kelompok Propagasi

a. Reverberasi
Reverberasi berupa gambaran gema yang tersusun berlapis-lapis sejajar. Hal
ini disebabkan karena gema suara-ultra terpantul berulang-ulang antara
penjejak dan suatu reflektor yang kuat.

9
Gambar 2.8. Reverberasi pada permukaan dalam dinding kista ovarium
(lihat tanda panah)

b. Refraksi
Refraksi terjadi oleh karena adanya reflektor yang kuat yang bertindak
sebagai refracting boundary dari suara yang datang sehingga suatu benda
tidak pada tempat yang sebenarnya. Contohnya gambaran double image
pada tulang kepala yang menyerupai spalding sign.

c. Multipath
Multipath seperti pada artefak refraksi, tetapi suara yang datang dan
dipantulkan berulang-ulang oleh setidaknya dua reflektor akan menyebabkan
terlihatnya suatu benda dengan jarak yang lebih jauh dari keadaan
sebenarnya.

d. Bayangan Cermin
Bayangan cermin adalah terlihatnya benda yang sebenarnya berada di
hadapan benda yang terlihat. Misalnya suatu massa anekhoik yang ada di
dalam hepar akan tampak seperti terletak di atas diafragma. Di sini diafragma
bertindak sebagai reflektor yang kuat terhadap suara yang datang dan
memantulkannya ke tempat lain.

e. Side Lobe dan Grating Lobe


Side lobe dan grating lobe tampak berupa gema-gema tambahan di daerah
tepi suatu reflektor yang kuat. Hal ini terjadi karena adanya suara-ultra
tambahan yang dipancarkan oleh transduser di samping berkas suara-ultra
utama.

f. Beam-width Artifact
Gejala ini terjadi karena berkas suara-ultra lebar sehingga suatu titik reflektor
dapat terekam oleh beberapa elemen transduser sehingga terlihat menjadi

10
suatu garis pendek. Pada keadaan lain bila berkas suara-ultra terlampau
lebar sehingga sebagian mengenai objek yang diperiksa dan sebagian lagi
mengenai jaringan di sekitarnya, maka gema-gema dari jaringan di sekitarnya
dapat terekam seakan-akan berada di dalam objek (fill-in artifact).

2. Kelompok Atenuasi

a. Bayangan Akustik (shadowing)


Bayangan akustik adalah pengurangan atau hilangnya intensitas suara di
belakang suatu massa padat. Hal ini disebabkan oleh adanya atenuasi dan
defleksi.

Gambar 2.9. Artefak bayangan akustik (dari potongan AKDR)


IUD = intra uterine device

b. Enhancement
Enhancement adalah peningkatan intensitas gema yang terjadi di belakang
suatu massa kistik.

c. Refraction (Edge) Shadowing


Refraction (edge) shadowing yaitu terlihat adanya pelemahan suara berupa
shadowing dari tepi suatu massa nonekhoik yang bertindak sebagai lensa
cembung.

d. Focal Enhancement atau Focal Banding


Focal enhancement atau focal banding bisa terjadi di tempat dimana suara
yang datang di suatu tempat (misalnya near gain) lebih banyak dari tempat
lain (misalnya far gain).

11
3. Kelompok Resolusi

a. Resolusi Aksial dan Lateral


Resolusi adalah kemampuan alat USG untuk membedakan dua titik yang
berdekatan sebagai terpisah dan tidak bersatu.

b. Acoustic Speckle
Acoustic Speckle merupakan pantulan gema yang tersebar yang merupakan
efek intervensi dari sebaran suara yang mengenai jaringan.

c. Section Thickness
Section thickness merupakan akibat dari datangnya suara (beam width) yang
tegak lurus dengan suatu benda. Misalnya terlihatnya seperti debris atau
penebalan dinding dari suatu kista.

4. Lain-lain

a. Commet-tail
Commet-tail merupakan contoh dari enhancement lokal yang merupakan
kumpulan gema yang menyerupai short range reverberation. Biasanya
terlihat di belakang diafragma.

b. Ring-down
Ring-down menyerupai gambaran commet-tail, tetapi asalnya adalah
resonansi suara akibat melewati gelembung gas (di dalam usus atau
kandung empedu).

c. Speed Error
Speed error adalah gambaran suatu benda ketika terlihat lebih dekat atau
lebih jauh dari keadaan yang sebenarnya akibat perbedaan kecepatan suara.

d. Range Ambiguity
Gambarannya menyerupai speed error, tetapi ini disebabkan oleh kesalahan
dalam pengiriman suara gema. Pulsa dikirim sebelum menerima gema suara
yang dipantulkan kembali.

Kepustakaan

1. Chudleigh P, Pearce Malcolm. “Basic physics and ultrasound machine”.


Dalam: Obstetrics Ultrasound: How, Why and When, 1st Ed. Churchil
Livingstone, London, 1992:247-286.

2. Wijayanegara H, Wirakusumah FF, Mose JC, Sukarya WS. Kursus Dasar


Ultrasonografi dan Kardiotokografi. Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK
Universitas Padjadjaran, RSUP dr, Hasan Sadikin, Bandung, 2000.

12
3. Reece EA, Assimakopoulos E, Zheng X dkk. The Safety of Obstetrics
Ultrasonography : concern for the fetus. Obstet Gynecol.1990;76:139-146.

4. Pribadi A. Fisika Dasar Ultrasonografi. Dalam : Buku Ajar Ultrasonografi


Dasar Obstetri dan. Editor : Johanes C Mose dkk. Bagian/ UPF Obstetri dan
Ginekologi FK Universitas Padjadjaran, 2006:1-13.

13

You might also like