Professional Documents
Culture Documents
Fisika Suara
Suara merupakan suatu energi gelombang mekanis yang berupa getaran-
getaran partikel yang berjalan melalui suatu media perantara, misalnya udara.
Telinga manusia dapat mendengar suara bila gelombang suara tersebut
mempunyai frekuensi 20–20.000 siklus per detik (Hertz). Gelombang suara yang
datang akan menggetarkan gendang telinga kemudian impuls getaran tersebut
dihantarkan ke indera dan pusat pendengaran.
Ultrasound atau suara ultra adalah gelombang suara berfrekuensi lebih dari
20.000 Hz. Kebanyakan peralatan diagnostik dalam kedokteran memakai
frekuensi 1–10 MHz (1 MHz = 1.000.000 siklus/detik). Gelombang suara yang
melalui medium menyebabkan partikel yang ada di dalam medium bergerak
maju mundur secara longitudinal sehingga terjadi pemadatan (kompresi) dan
peregangan partikel yang berdekatan. Jarak antara dua kelompok partikel yang
memadat dan meregang disebut panjang gelombang (λ = lamda).
Panjang gelombang menentukan resolusi gambar USG. Makin pendek
gelombang suara resolusinya makin baik. Saat ini, umumnya mesin USG yang
ada memiliki λ antara 0,1–1,5 mm. Kecepatan suara ditentukan oleh kepadatan
dan kompresibilitas media yang dilaluinya. Makin padat maka makin cepat
kecepatan suaranya. Terdapat korelasi antara kecepatan suara (v = m/detik),
frekuensi (f = Hertz), dan panjang gelombang (λ = meter) dengan rumus: v = f.λ
Jaringan tubuh memiliki kecepatan suara yang berbeda-beda, misalnya udara
330 m/detik, lemak 1500 m/detik, air 1495 m/detik, otot 1545–1630 m/detik,
jaringan lunak 1460–1615 m/detik, dan tulang 2700–4100 m/detik. Tulang
memiliki kecepatan hantaran gelombang suara tertinggi karena merupakan
jaringan tubuh yang paling padat.
Selain itu, perlu diperhatikan intensitas suara. Hal ini berkaitan dengan
keamanan pemakaian USG. Intensitas suara adalah kekuatan suara per luas
daerah tertentu (watt/cm2). Intensitas suara yang dipergunakan di kedokteran
sangat kecil (milliwatt/cm2) dan biasanya tidak ditulis dalam bentuk absolut,
tetapi dalam bentuk rasio (nisbah) dari dua intensitas suara, terutama dalam
bentuk logaritmanya (dB). Makin tinggi intensitas suara yang dipergunakan,
makin besar paparan energi yang diterima oleh sel, dan makin berbahaya bagi
sel atau jaringan tersebut.
Transduser
Transduser merupakan bagian terpenting dari peralatan USG karena dari alat ini
suara ultra dihasilkan melalui zat yang bersifat piezoelectric. Suatu benda
dikatakan mempunyai sifat piezoelectric apabila ketika bergetar akan
menghasilkan listrik. Bila benda tersebut diberi aliran listrik kemudian bergetar
maka disebut bersifat piezoelectric terbalik.
Suatu kristal alami yang disebut quartz mempunyai sifat piezoelectric dan
pertama kali dipergunakan untuk menghasilkan suara ultra. Saat ini quartz telah
digantikan oleh keramik sintetik, misalnya barium titanate dan lead zirconate
titanate yang mempunyai kemampuan bergetar lebih baik dari quartz.
Di dalam sebuah transduser bisa terdapat lebih dari 64 buah elemen kristal
piezo (tebalnya kurang dari 1 mm) yang tersusun berderet-deret. Elemen
tersebut berfungsi menghasilkan getaran suara-ultra dan menangkap getaran
gema suara yang kembali yang kemudian diubah menjadi impuls listrik dan
diubah ke dalam bentuk gambar di layar monitor. Bentuk penjejak yang paling
sering dijumpai dalam bidang diagnostik suara-ultra adalah yang yang memiliki
eleman ganda (multi-element transducer array) yang sanggup menghasilkan
gambar USG real-time. Alat untuk melakukan pemeriksaan USG yang langsung
bersentuhan dengan tubuh pasien adalah transduser dan tersedia di pasaran
dalam bentuk linear, kurvilinear, atau sektor.
Dalam bidang obstetri dan ginekologi, transduser yang sering dipergunakan
adalah bentuk kurvilinear dan bulat atau sektor (untuk pemeriksaan
2
transvaginal). Bentuk linear masih dapat dipergunakan untuk USG obstetri
dengan kehamilan di atas 12 minggu. Transduser transrektal hanya
dipergunakan pada keadaan tertentu. Contoh transduser kurvilinear dapat dilihat
pada Gambar 2.2
3
Pantulan gelombang suara dapat berupa scattering atau reflection.
Scattering terjadi bila dimensi permukaan medium yang dikenai berukuran sama
besar atau lebih kecil dari panjang gelombang suara yang datang yang
kemudian suara akan dipantulkan ke berbagai arah. Reflection terjadi bila
dimensi permukaan medium yang dikenai lebih besar dari panjang gelombang
suara yang datang.
Selain itu, bila suatu gelombang suara mengenai batas antara dua media
maka sebagian dari gema suara tersebut akan dipantulkan dan sebagian lagi
akan diteruskan/dibiaskan. Besarnya gema suara yang dipantulkan tergantung
pada perbedaan acoustic impedances dari kedua medium tersebut. Acoustic
impedance adalah tahanan yang diberikan oleh suatu jaringan terhadap suara
yang melewatinya.
Acoustic impedance (z) tergantung pada densitas (p) dan kecepatan
suara (v) sehingga diperoleh rumus: z = p.v. Makin besar perbedaan acoustic
impedance dua buah jaringan yang dilewati gema suara maka makin banyak
suara yang dipantulkan. Udara mempunyai nilai z : 0,00004 (sangat kecil),
dibandingkan jaringan lemak (z : 1,63), otot (z : 1,70) atau tulang (z : 7,80).
Akibatnya hampir semua gema suara dari dan ke jaringan tertentu yang melewati
udara akan dipantulkan sehingga hanya sedikit sekali gema suara yang akan
diteruskan.
Agar gambar yang tampak pada layar monitor menjadi jelas, gelombang
suara yang dipantulkan harus makin sedikit. Ada beberapa cara untuk
mengurangi pantulan suara. Salah satu caranya dengan memberikan bahan
perangkai (coupling agent), misalnya jeli atau aquasonic di antara permukaan
kulit dan transduser. Cara-cara yang lain adalah membuat kandung kemih terisi
cukup penuh sehingga kandung kemih tersebut berfungsi sebagai jendela
akustik (acoustic window) untuk melihat organ pelvik di bawahnya atau dengan
cara menggerakkan/mengubah posisi transduser agar tidak melewati gelembung
udara yang berada di dalam usus atau tulang yang menghalangi organ atau
jaringan di bawahnya.
4
dalam melakukan pemeriksaan USG obstetri dan ginekologi dan dibuktikan
dengan Sertifikat Kompetensi yang dimilikinya.
Pendidikan dan pelatihan USG perlu dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan etika, mencegah malpraktek, dan melindungi pasien dari
oknum-oknum yang tidak berkompeten dalam pemeriksaan USG. Pada tabel
2.1. di bawah ini dicantumkan beberapa hasil penelitian mengenai kemungkinan
dampak negatif pemeriksaan USG terhadap janin.
Sumber : Reece EA, Assimakopoulos E, Zheng X, et al. The Safety of Obstetric Ultrasonography
: concern for the fetus. Obstet Gynecol. 1990;76:139-146.
5
Meskipun berbagai penelitian menyatakan bahwa pemeriksaan USG aman
bagi janin (lihat Tabel 2.1), indikasi medis yang jelas tetap merupakan suatu
keharusan yang harus ditaati oleh setiap pemeriksa. Selain pengetahuan tentang
anatomi dan fisiologi, seorang sonografer atau sonologist harus juga mengenali
artefak yang dapat terjadi pada saat pemeriksaan USG. Artefak tersebut dapat
membuat salah interpretasi atau menyulitkan dalam penegakkan suatu diagnosis
sonografis.
Tampilan Gambar
Peralatan utama pada mesin USG terdiri dari layar monitor, pusat pengolahan
data utama (CPU : central processing unit) dan bidai untuk memasukkan
perintah (keyboard). Tampilan gambar pada layar monitor dapat berupa
ampiltudo (A), brightness (B), time-motion (T-M), dan Doppler. Tampilan
Amplitudo saat ini sudah tidak dipergunakan lagi dalam bidang obstetri
ginekologi. Tampilan brightness saat ini sudah merupakan gambaran yang nyata
(real-time), artinya yang kita lihat adalah yang juga sedang diperiksa, misalnya
pada waktu janin bergerak, maka pada saat yang sama kita juga dapat melihat
pada layar monitor bayi yang sedang bergerak.
6
Gambar 2.4. Pada gambaran M-mode tampak denyut jantung janin
divisualisasikan dalam bentuk gambar sehingga mudah dinilai ada tidaknya
aritmia
7
Gambar 2.6. Pengukuran indeks resistensi (RI) dengan Power Doppler pada
neoplasma ovarium
Ketajaman gambar juga dipengaruhi oleh fokus. Fokus dapat diatur melalui
mesin USG oleh operator, fokus ditempatkan pada daerah yang akan diamati.
Khusus untuk pemeriksaan jantung janin hanya dipergunakan satu fokus saja,
sedangkan untuk organ lainnya cukup dua buah fokus. Semakin banyak fokus
yang dipergunakan, semakin banyak energi yang dipakai, sehingga gambar USG
semakin tidak tegas gambarannya.
8
Gambar 2.7. Penempatan fokus pada gambar pengukuran tibia terlalu atas,
sedangkan pada pengukuran femur fokusnya terlalu rendah
Artefak
Bagaimana terjadinya artefak sangat penting untuk diketahui dan dipahami
sehingga sonografer/sonologist akan mampu meminimalisasikankan kesalahan
interpretasi diagnostik yang mungkin terjadi. Beberapa artefak yang penting dan
sering terjadi pada pemeriksaan USG antara lain :
1. Kelompok Propagasi
a. Reverberasi
Reverberasi berupa gambaran gema yang tersusun berlapis-lapis sejajar. Hal
ini disebabkan karena gema suara-ultra terpantul berulang-ulang antara
penjejak dan suatu reflektor yang kuat.
9
Gambar 2.8. Reverberasi pada permukaan dalam dinding kista ovarium
(lihat tanda panah)
b. Refraksi
Refraksi terjadi oleh karena adanya reflektor yang kuat yang bertindak
sebagai refracting boundary dari suara yang datang sehingga suatu benda
tidak pada tempat yang sebenarnya. Contohnya gambaran double image
pada tulang kepala yang menyerupai spalding sign.
c. Multipath
Multipath seperti pada artefak refraksi, tetapi suara yang datang dan
dipantulkan berulang-ulang oleh setidaknya dua reflektor akan menyebabkan
terlihatnya suatu benda dengan jarak yang lebih jauh dari keadaan
sebenarnya.
d. Bayangan Cermin
Bayangan cermin adalah terlihatnya benda yang sebenarnya berada di
hadapan benda yang terlihat. Misalnya suatu massa anekhoik yang ada di
dalam hepar akan tampak seperti terletak di atas diafragma. Di sini diafragma
bertindak sebagai reflektor yang kuat terhadap suara yang datang dan
memantulkannya ke tempat lain.
f. Beam-width Artifact
Gejala ini terjadi karena berkas suara-ultra lebar sehingga suatu titik reflektor
dapat terekam oleh beberapa elemen transduser sehingga terlihat menjadi
10
suatu garis pendek. Pada keadaan lain bila berkas suara-ultra terlampau
lebar sehingga sebagian mengenai objek yang diperiksa dan sebagian lagi
mengenai jaringan di sekitarnya, maka gema-gema dari jaringan di sekitarnya
dapat terekam seakan-akan berada di dalam objek (fill-in artifact).
2. Kelompok Atenuasi
b. Enhancement
Enhancement adalah peningkatan intensitas gema yang terjadi di belakang
suatu massa kistik.
11
3. Kelompok Resolusi
b. Acoustic Speckle
Acoustic Speckle merupakan pantulan gema yang tersebar yang merupakan
efek intervensi dari sebaran suara yang mengenai jaringan.
c. Section Thickness
Section thickness merupakan akibat dari datangnya suara (beam width) yang
tegak lurus dengan suatu benda. Misalnya terlihatnya seperti debris atau
penebalan dinding dari suatu kista.
4. Lain-lain
a. Commet-tail
Commet-tail merupakan contoh dari enhancement lokal yang merupakan
kumpulan gema yang menyerupai short range reverberation. Biasanya
terlihat di belakang diafragma.
b. Ring-down
Ring-down menyerupai gambaran commet-tail, tetapi asalnya adalah
resonansi suara akibat melewati gelembung gas (di dalam usus atau
kandung empedu).
c. Speed Error
Speed error adalah gambaran suatu benda ketika terlihat lebih dekat atau
lebih jauh dari keadaan yang sebenarnya akibat perbedaan kecepatan suara.
d. Range Ambiguity
Gambarannya menyerupai speed error, tetapi ini disebabkan oleh kesalahan
dalam pengiriman suara gema. Pulsa dikirim sebelum menerima gema suara
yang dipantulkan kembali.
Kepustakaan
12
3. Reece EA, Assimakopoulos E, Zheng X dkk. The Safety of Obstetrics
Ultrasonography : concern for the fetus. Obstet Gynecol.1990;76:139-146.
13