You are on page 1of 67

University of Muhammadiyah Jakarta Refreshing Presentation

CLINICAL STAGE OF ANESTHESIOLOGY CEMPAKA PUTIH ISLAMIC HOSPITAL

ANATOMI MATA

ANATOMI MATA

PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI
Refleks fundus : warna orange Papil
Batas tegas, bulat, warna merah jambu, ekskavasio 0,2-0,3 diameter papil Pembuluh darah Lokasi :superotemporal, inferiotemporal, superomedialm inferiomedial A:V = 2:3 Retina Perdarahan, eksudat, sikatrik koriod Makula Lutea

NEURITIS OPTIK
DEFINISI

Neuritis optik adalah gangguan penglihatan yang disebabkan karena peradangan pada saraf optik
ETIOLOGI Idiopatik dan dikaitkan dengan sklerosis multipel, infeksi (pada anak oleh morbilli, parotitis, dan cacar air) Usia 20-40 tahun, > wanita. Bersifat unilateral

PAPILITIS
Radang pada serabut retina saraf optik

Gejala klinis : penglihatan berkurang, mata tidak terasa sakit


Gambaran klinis : visus sangat menurun, lapang pandangan menciut, papil akan mengalami sedikit hiperemi dengan batas atau tepi yang kabur, dan udema papil Penyembuhan : kadang-kadang visus sedikit lebih baik

NEURITIS RETROBULBAR
Radang saraf optik di belakang bola mata

Gejala klinik : - sakit jika digerakkan pada bola mata belakang - >> sakit bola mata ditekan + sakit kepala - Permulaan tidak terlihat kelainan fundus Pengobatan neuritis optik - (Will Eye Manual) Pada keadaan akut : - - dilakukan pengamatan saja - metilprednisolon 250 mg iv, disusul dengan prednison tablet

ISKEMIK OPTIK NEUROPATI AKUT


Penyebab: trombus, emboli /radang pembuluh darah Gejala : tajam penglihatan turun mendadak disertai skotoma, tidak sakit, tidak progresif, sakit kepala, sakit saat mengunyah, polimialgia, kadang demam Funduskopi: tepi papil sembab. Keadaan lanjut, papil pucat dan udem berkurang Pengobatan : berdasarkan penyebab

ABLASIO RETINA
KIMIA KLINIK Terlepasnya lapisan sel fotoreseptor retina (sel batang & kerucut) : Non-Reaktif dari HBsAg (ELISA) lapisan epitel pigmen retina
Klasifikasi : - regmatogenosa - eksudatif - traksi Rontgen

ABLASIO RETINA REGMATOGENOSA


Robekan retina cairan antaraKLINIK KIMIA epitel pigmen dgn retina HBsAg (ELISA) : Non-Reaktif Etiologi : Miopi tinggi, pasca retinitis, degenarsi retina perifer pd 50% afakia tahun pertama Rontgen Gejala : Fotopsia, Benda bergerak, lapang pandang perifer Funduskopi : robekan tapal kuda, retina terangkat warna pucat dgn PD diatasnya,, robekan retina warna merah Th : Pembedahan

ABLASIO RETINA SEROSA/SEDATIF


KIMIA KLINIK Timbunan cairan serosa/eksudatif dibawah retina dan angkat HBsAg (ELISA) : Non-Reaktif retina.
Rontgen Etiologi : radang uvea, koroiditis, tumor retrobulbar Gejala : Lapang pandang <<, metamorfopsia Funduskopi : Retina halus, tembus cahaya, menonjol seperti kubah

ABLASIO RETINA TRAKSI


KIMIA KLINIK Kontraksi korpus vitreus menarik jar. Fibrovaskuler proliperatif : Non-Reaktif dan HBsAgdibawahnya ke arah anterior menuju corpus vitreus. retina (ELISA)
Rontgen Etiologi : Diabetes proliperatif, vitreus retinopati proliperatif, retinopati prematuitas,trauma mata Gejala : << penglihatan sentral

Funduskopi : permukaan lebih konkaf, halus dan gambaran pita memancar keluar dari vitreus

OKLUSI VENA RETINA SENTRAL


Definisi : Penyumbatan vena retina mengakibatkan gangguan perdarahan Etiologi : - kompresi - Penyakit pada pembuluh darah vena - hambatan aliran darah Gejala klinis: - visus sentral terganggu - penglihatan menurun mendadak - tidak sakit,unilateral yang

Funduskopi - vena yang berkelok-kelok - udema makula dan retina, perdarahan, bercakbercak (eksudat) wol katun,papil merah
Angiografi fluoresein menentukan penyumbatan,neovaskularisasi letak

Komplikasi - Perdarahan masif ke dalam retina - perdarahan badan kaca - rubeosis iridis Pengobatan - penyebab - antikoagulansia - fotokoagulasia daerah retina - steroid

OKLUSI ARTERI RETINA SENTRAL


Definisi : Etiologi: hambatan aliran darah arteri ke retina - radang arteri - trombus dan emboli pada arteri - spasme pembuluh darah - akibat terlambatnya pengaliran darah - penyakit kolagen - hiperkoagulasi - trauma

Gambaran klinik : amourosis fugaks, tidak sakit, gelap menetap Gejala klinik : pupil refleks ,anisokoria Funduskopi - milky white appearance - papil pucat, batas kabur, atropi - cherry red spot pada makula lutea

Penatalaksanaan - menurunkan TIO - asetazolamid - parasintesis bilik mata depan - vasodilator + antikoagulan - inhalasi segera O2 95% + CO2 5%

KEKERUHAN & PERDARAHAN CORPUS VITREUS


Kekeruhan disebabkan oleh penuaan disertai degenerasi

Perdarahan disebabkan oleh trauma intraokular, setiap keadaan yang meningkatkan tekanan darah arteri dan vena, bedah intraokular, neovaskularisasi pada retina, dll.

Gejala : penglihatan turun mandadak, lapang pandangan ditutup oleh sesuatu sehingga menganggu penglihatan, tanpa rasa sakit Perdarahan corpus vitreus biasanya cepat sekali menggumpal

Funduskopi - tidak terlihat refleks fundus - bayangan hitam yang menutup retina Penatalaksanaan - observasi perdarahan - tidur dengan kepala sedikit terangkat - vitrektomi

RETINOPATI SEROSA SENTRAL


Penimbunan cairan pd makula lutea Visus menurun mendadak, skotoma sentral, metamorfopsia Funduskopi: udem makula, terangkatnya lapisan retina yang sangat kecil, refleks fovea (-) Terlihat kebocoran fundus pd pembuluh darah yg mengangkat makula Penanganan: koagulasi laser pd tempat kebocoran

AMAUROSIS FUGAKS
Buta sekejap satu mata yang berulang selama 25 detik mengenai satu mata pada saat serangan dan normal kembali sesudah beberapa menit atau jam Tidak sakit Tidak ditemukan kelainan fundus Penyebab : arteriosklerosis atau gangguan vaskular lain Pengobatan : - vasodilatansia - antikoagulansia

AMAUROSIS FUGAKS

UVEITIS POSTERIOR/KOROIDITIS Peradangan lapis koroid bola mata

Etiologi : toksoplasmosis, trauma, pasca bedah, defisiensi imun Klasifikasi : koroiditis anterior, koroiditis areolar, koroiditis difusa atau diseminata, koroiditis eksudatif, koroiditis juksta papil

Gejala : penglihatan kabur, flaoter, mata jarang merah, fotofobia Gambaran klinis : kekeruhan di dalam badan kaca, infiltrat dalam retina dan koroid, edema papil, perdarahan retina, vaskular sheating

MATA PUTIH PENGLIHATAN TURUN PERLAHAN KATARAK


lensa - denaturasi lensa - penurunan visus
- kekeruhan

KLASIFIKASI
Berdasarkan usia

Katarak kongenital
Katarak juvenile Katarak senile

KATARAK JUVENILE

KATARAK SENIL
Pada usia di atas 50 tahun Proses degenerasi Terbagi dalam 4 stadium : 1. Insipien 2. Intumesen 3. Imatur 4. Matur 5. Hipermatur atau Morgagni

Insipien

Intumesen

Imatur

4 STADIUM KATARA K SENIL

Matur

Hipermatur

GEJALA KLINIS
1. Penglihatan kabur dan berkabut 2. Tajam penglihatan turun secara progresif

Perbedaan Katarak
Insipien Kekeruhan Besar lensa Cairan lensa BMD Sudut BMD Visus Shadow test Ringan N N N N + Imatur Sebagian > besar >> Dangkal Sempit < ++ Matur Seluruh N N N N << Hipermatur Masif > kecil << Dalam Terbuka <<< +

Pembedahan: - Ektraksi Katarak Intrakapsular (EKIK) - Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular (EKEK) - Fakoemulsifikasi

KATARAK TRAUMATIK
Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma tumpul atau trauma tajam yang menembus kapsul anterior Proses degenerasi lanjut ini dapat mengakibatkan pencairan korteks lensa dan bocor melalui kapsul lensa Tindakan bedah pada katarak traumatik dilakukan setelah mata tenang akibat trauma tersebut

PENYULIT
Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma tumpul atau trauma tajam yang menembus kapsul anterior Proses degenerasi lanjut ini dapat mengakibatkan pencairan korteks lensa dan bocor melalui kapsul lensa Tindakan bedah pada katarak traumatik dilakukan setelah mata tenang akibat trauma tersebut

KATARAK KOMPLIKATA
Kelainan sistemik yang akan mengenai kedua mata - Diabetes mellitus Kelainan lokal yang akan mengenai satu mata - miopi tinggi - glaukoma - uveitis

KATARAK SEKUNDER
Timbul beberapa bulan setelah ekstraksi katarak ekstrakapsular atau setelah fakoemulsifikasi, berupa penebalan kapsul posterior akibat proliferasi sel-sel radang pada sisa-sisa korteks yang tertinggal Penanganan Disisio lentis sekunder atau kapsulotomi

GLAUKOMA

mata normal

mata dgn glaukoma lanjut

mata dgn glaukoma tingkat

TIO meningkat, atrofi papil saraf optik, dan menciutnya lapang pandangan Etiologi : - Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar - Berkurangnya pengeluaran cairan mata Pemeriksaan - tonometri - funduskopi - gonioskopi - lapang pandangan

Klasifikasi Vaughen : 1. Glaukoma primer - glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks) - glaukoma sudut sempit 2. Glaukoma kongenital primer atau infantil menyertai kelainan kongenital

KLASIFIKASI

3. Glaukoma sekunder - perubahan lensa - kelainan uvea - trauma - bedah - rubeosis - steroid dan lainnya 4. Glaukoma absolut

GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA


Tipe paling umum 90% Usia > 40 tahun Terjadi karena hambatan pembuangan aquous humor akibat kondisi primer berupa kelainan pada saluran pembuangan dengan sudut terbuka Berjalan lambat Sering tidak disadari oleh pasien

GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA


Proses degeneratif trabekula

Pengendapan bahan ekstrasel dibawah lapisan kanalis schlemm

Drainase H. Aqueus terganggu

TIO

GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA


Anamnesis: Riwayat bayangan gelap pada lapang pandang Pemeriksaan Tajam penglihatan umumnya baik (kecuali stadium lanjut) Tidak ada hyperemia konjungtiva dan siliar Kornea jernih, bilik mata depan dalam, pupil normal Funduskopi Ekskavasi (gaung papil) (+)

Toniometri : TIO> 21 mmHg

GLAUKOMA KONGENITAL
Glaukoma infantil Akibat penyumbatan pengaliran aquos humor oleh jaringan sudut bilik mata karena kelainan kongenital - membran kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada saat perkembangan - kelainan pembentukan kanal Schlemm - tidak sempurnanya pembentukan pembuluh darah balik yang menampung aquos bilik mata ke luar

Gejala: - TIO meningkat pada saat bola mata sedang dalam perkembangan - ekskavasi papil bertambah - buftalmos - udem kornea - fotofobia - berair - sklera perikorneal menipis - bilik mata dalam, iris yang tremulan, lensa menipis, dan terjadi miopi Penatalaksanaan : pembedahan

Glaukoma kongenital primer Glaukoma disertai dengan kelainan kongenital lain pada sudut bilik mata seperti perlekatan atau gangguan pertumbuhan segmen anterior mata (anomali Axenfeld)

GLAUKOMA ABSOLUT
Merupakan stadium akhir glaukoma (sudut sempit atau terbuka) sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut Kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit

RETINOPATI
Retinopati adalah suatu kelainan pada retina yang bukan merupakan peradangan Klasifikasi berdasarkan penyebabnya: - retinopati diabetikum - retinopati hipertensi - retinopati anemia - retinopati leukimia - retinitis pigmentosa

RETINOPATI DIABETIKUM
Kerusakan progresif pada retina akibat diabetes menahun Kelainan ini bisa terjadi pada penderita diabetes yang mendapatkan insulin maupun yang tidak Ada 2 jenis: - non proliteratif - Proliferatif

Mikroaneurisma Perdarahan dapat berbentuk tiik, garis, dan bercak yang biasanya terletak dekan mikroaneurisma polus posterior Hard exudates Soft exudates Neovaskuarisasi t Edema Papil

GEJALA RETINOPATI DIABETIKUM

Hiperlipidemia

KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETIKUM


- Derajat I Terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak - Derajat II Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak dengan atau tanpa eksudat lemak - Derajat III Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak terdapat neovaskularisasi dan proliferasi

PENGOBATAN RETINOPATI DIABETIKUM


Pengobatan dengan mengontrol diabetes mellitus dengan diet dan obat-obat antidiabetes. Fotokoagulasi diakukan pada daerah retina iskemia dengan ased dan xenon.

RETINOPATI HIPERTENSI
Kelainan retina dan PD retina akibat tekanan darah tinggi.

Epidemiologi
Insiden : Diabetes tipe I 3-5 tahun setelah onset Diabetes tipe II dapat sudah terjadi saat diagnosa ditegakkan Jenis kelamin : pria = wanita Umur : umur muda, mulai dari 25-70 tahun Ras/etnik : Native american, Hispanic , African-American

Faktor Risiko
Lama menderita diabetes : 80% retinopati setelah 20 tahun Kontrol diabetes yang buruk Hipertensi Penyakit ginjal Arteriosklerosis Hiperlipoproteinemi Merokok Kehamilan Trauma

PATOGENESIS RETINOPATI HIPERTENSI


Kelainan fundus mata hipertensi terdiri dari : a. Hipertonus pembuluh darah (Angiospasme) b. Perubahan organik dinding pembuluh (Angiopati) c. Kelainan retina (Retinopati) d. Okusi pembuluh darah

darah

PATOGENESIS
Dinding arteriol terinfiltrasi lemak dan kolesterol pembuluh darah menjadi sklerotik dinding pembuluh secara bertahap kehilangan transparansinya, tampak lebih lebar daripada normal, dan refleksi cahaya yang tipis menjadi lebih lebar Produk-produk lemak kuning keabu-abuan di dinding pembuluh bercampur dengan warna merah kolom darah gambaran khas kawat tembaga (copper-wire) Sklerosis berlanjut refleksi cahaya dinding pembuluh-kolom darah mirip dengan kawat perak (silver-wire) Dapat terjadi sumbatan suatu cabang arteriol. Oklusi arteri primer atau sekunder akibat arterioslerosis yang mengakibatkan oklusi vena dapat menyebabkan perdarahan retina.

GEJALA KLINIS
RatioAVmenyempit:1:4(N2:3) Pembuluh darah retina pucat Percabangan arteriol lebih tegas Perubahan reflek aksial A V crossing phenoment Perdarahan flame shaped Soft exudates, cotton wool spot (iskemia vokal, batas kabur). Dapat hilang 4 12 minggu Hard Exudates (Degenerasi sel saraf setempat, batas jelas, warna putih kekuningan) ... macular star Papil edema hipertensi maligna

MULTIPLE MIKROANEURISM A

PERDARAHAN BERCAK (KEPALA PANAH), MICROANEURISMA (PANAH PENDEK), HARD EXUDATES (PANAH PANJANG)

EDEMA MAKULA, EXUDAT RETINA DALAM FOVEA

KLASIFIKASI SCHEIS
Grade 0 : tidak dijumpai Grade 1 : penyempitan arteri dapat dilihat Grade 2 : penyempitan arteri nyata dan iregularitas setempat Grade 3 : Grade 2 + perdarahan retina dan atau exudate Grade 4 : Grade 3 + papil edema

PENATALAKSANAAN
Terapi Kausa (Hipertensi) Prinsip penatalaksanaan : menurunkan tekanan darah untuk meminimalisasi kerusakan target organ Hindari penurunan terlalu tajam (dapat mengakibatkan iskemia) Dapat memperlambat perubahan pada retina, tapi penyempitan arteriol dan crossing arteri-vena sudah menjadi permanen

RETINOPATI LEUKIMIA
Leukimia merupakan neoplasma ganas sel darah putih, yang penyebabnya tidak diketahui, dan dapat berjalan akut Sering terjadi pada usia kurang dari 5 tahun atau diatas usia 50 tahun Retinopati ditemukan atau terdapat pada 2/3 penderita leukimia Dapat mengenai seluruh jaringan mata - perdarahan konjungtiva dan corpus viterus - infiltrasi pada konjungtiva, koroid, sklera, dan fovea makula

RETINITIS PIGMENTOSA
Degenerasi sel epitel retina (sel batang) dan atrofi saraf optik, menyebar tanpa gejala peradangan Bercak dan pita halus yang berwarna hitam Berjalan progresif yang onset bermula sejak masa kanak-kanak Gejala sukar melihat di malam hari, lapang pandangan menjadi sempit, penglihatan sentral menurun sampai terjadinya buta warna Funduskopi akan terlihat penumpukan pigmen perivaskular di bagian perifer retina, arteri

TERIMA KASIH

You might also like