You are on page 1of 3

NAMA NPM JURUSAN

:SYARIF HIDAYAT :1011031081 :S1 AKUNTANSI

ISU PERLAKUAN AKUNTANSI TANAH DI INDONESIA MENEMBUS AGENDA RAPAT IFRS INTERPRETATION COMMITTEE Untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia akuntansi Indonesia DSAK IAI berhasil mengangkat suatu isu akuntansi yang ada di Indonesia ke meja penyusun standar akuntansi keuangan global, dalam hal ini IFRS Interpretation Committee. Pada tanggal 1 Maret 2012 IFRS Interpretation Committee melalui staf teknisnya telah menyampaikan kepada DSAK IAI bahwa isu multi interpretasi perlakuan akuntansi atas tanah di Indonesia masuk ke dalam agenda pertemuan IFRS Interpretation Committee yang akan diadakan pada tanggal 13-14 Maret 2012 di London. Sebagai bagian dari persiapan pertemuan ini staf teknis IFRS Interpretation Committee telah menerbitkan staff paper dengan topik purchase of right to use land yang mengangkat isu yang disampaikan oleh DSAK IAI. Pada dasarnya kajian ini menyampaikan latar belakang dari isu multi interpretasi perlakuan akuntansi atas tanah di Indonesia, beberapa tanggapan dari negara lain, dan yang paling utama hasil analisis dan rekomendasi dari staf teknis yang akan disampaikan ke IFRS Interpretation Committee. Secara umum hasil analisis staf teknis IFRS Interpretation Committee sejalan dengan analisis yang dibuat DSAK IAI dalam menganalisis perlakuan akuntansi untuk tanah di Indonesia. Rekomendasi yang dibuat oleh staf teknis adalah bahwa akuisisi hak atas tanah dalam hal ini HGU dan HGB secara substansi serupa dengan pembelian atas tanah, dengan alasan sebagai berikut:

1. Skema akuisisi HGU dan HGB serupa dengan skema pembelian hak atas tanah; dan 2. Substansi kepemilikan dapat diasumsikan telah dialihkan kepada pembeli hak.
Rekomendasi ini sejalan dengan ISAK 25: Akuntansi Tanah IFRIC Staff Paper tersebut juga merekomendasikan amandemen atas IAS 16 Property, Plant and Equipment yang telah diadopsi di Indonesia menjadi PSAK 16: Aset Tetap, Amandemen yang diusulkan staff teknis IFRIC adalah tambahan paragraf terkait pengakuan hak atas aset tetap yang didapatkan melalui pembelian. Kedua rekomendasi ini akan disampaikan staf teknis IFRC COmmittee untuk dipertimbangkan oleh IFRS Interpretation Committee. Sebagaimana telah disampaikan oleh DSAK IAI melalui press release sebelumnya, isu multi interpretasi perlakuan akuntansi atas tanah di Indonesia merupakan dampak dari dicabutnya pemberlakuan PSAK 47: Akuntansi Tanah sebagai bagian dari proses konvergensi IFRS di Indonesia. Kalangan pembuat, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan memiliki interpretasi yang berbeda-beda terkait dengan bagaimana perlakuan akuntansi akuntansi yang tepat untuk hak yang diperoleh atas tanah. Untuk mengatasi hal ini DSAK IAI telah menerbitkan ISAK 25 yang memberikan penjelasan mengenai bagaimana pengakuan hak atas tanah tersebut. DSAK IAI telah membawa isu ini ke forum EEG - Engineering Economics Group yang diadakan di India pada tanggal 19-20 Desember 2011. Isu ini menjadi perhatian seluruh peserta, dan salah satu keputusan penting yang dihasilkan dalam pertemuan ini adalah untuk membawa isu terkait perlakuan akuntansi atas tanah ke IFRS Interpretation Committee. Hal ini menunjukkan bahwa isu ini tidak hanya penting bagi Indonesia tetapi juga bagi negara-negara lain sehingga perlu

mendapat perhatian dari IASB melalui IFRS Interpretation Committee. DSAK IAI akan terus mengamati perkembangan yang terjadi pada rapat IFRS Interpretation Committee dan akan senantiasa memberitakan perkembangan mengenai permasalahan akuntansi tanah ini kepada publik di Indonesia. DSAK IAI akan terus mengamati perkembangan yang terjadi pada rapat IFRS Interpretation Committee dan akan senantiasa memberitakan perkembangan menganai permasalahan akuntansi tanah ini kepada publik di Indonesia.

AKUNTANSI INDONESIA BELAJAR DARI KRISIS DUNIA Sektor akuntansi Indonesia telah belajar banyak dari krisis dunia yang berlangsung tahun 1999 silam, sehingga negara ini bisa mengantisipasi krisis beruntun berikutnya yang terjadi di tingkatan global. Perbaikan sektor akuntansi menjadi salah satu langkah strategis yang dilakukan pemerintah dan sektor korporasi Indonesia, untuk membenahi fundamental keuangan mereka menghadapi ancaman krisis. Demikian penegasan dari Executive Director of Professional Standards International Federation of Accountants (IFAC) James Sylph ketika menjadi narasumber dalam seminar "Perkembangan Terkini Profesi Akuntan Indonesia di Grha Akuntan, Kamis, 22 Maret 2012. James mengutarakan keberhasilan Indonesia lepas dari krisis utang yang menimpa negara-negara dunia di tahun 2008, 2009, dan 2012 ini, karena stakholders keprofesian banyak belajar, kemudian melakukan pembenahan secara optimal. "Suksesnya konvergensi IFRS sesuai target pada tahun 2012, menunjukkan Indonesia betul-betul serius untuk membenahi sektor akuntansinya" ungkapnya. James mengungkapkan pula sektor pemerintah menunjukkan komitment membenahi sektoral akuntansi. Terbukti dengan itikad mereka untuk melakkukan penyusunan standar akuntansi pemerintahan berbasis accrual, dan mengimplementasikan bertahap secara optimal. Standa tersebut menjadi kerangka bagi institusi pemerintah untuk melaporkan posisi keuangan mereka secara transparan, akurat, dan komprehensip. Dia menekankan pentingnya beradaptasi dengan kondisi lingkungan bisnis, perkembangan auditing, etika, dan membangun reputasi dan kredibilitas dalam membangun nama baik keprofesian. "Indonesia sudah lebih baik dalam segi akuntansi, Indonesia banyak belajar dari krisis dan menunjukkan perubahan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya." Sementara itu Chairman The International Auditing and Assurance Standard Board Prof. Arnold Schilder mengutarakan Indonesia harus membangun pula standar auditing berskala internasional agar sejajar dengan negara-negara dunia lainnya. Dia mengatakan perkembangan akuntansi Indonesia akan semakin cepat dan dinamis, bila mereka mengadopsi standar maupun regulasi yang berlaku dalam skala global. Dengan begitu Indonesia akan mejadi diperhitungkan dalam lingkungan bisnis global.

Arnold menegaskan kualitas audit dan penggunaan skeptisme profesional secara optimal menjadi sangat penting bagi auditor agar hasil audit mereka bisa dipertanggungjawabkan kepada publik.

You might also like