You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan taufik serta hidayahnya kepada umat manusia di seluruh penjuru dunia. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda kita nabi besar Muhammad SAW pembawa misi perjuangan mentauhidkan Allah. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Laporan Observasi ini, tidak lupa pula penulis ucapkan kepada rekan-rekan yang telah memberikan motivasi kepada penulis agar tidak mudah putus asa dalam menghadapi berbagai masalah yang menghadang. Laporan Observasi ini berjudul UKM Gehu Hot Jeletot, yang insyaAllah akan berguna bagi kita semua yang sedang belajar tentang kewirausahaan. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua amin.

Mei, 2012

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 1.2 1.3 Sejarah Usaha ........................................................................................... 1 Jenis Usaha ............................................................................................... 1 Tempat Usaha ........................................................................................... 2 Dimensi Kreativitas UKM Gehu Hot Jeletot ........................................ 4 Dimensi Keinovasian UKM Gehu Hot Jeletot ..................................... 6 Harapan UKM Gehu Hot Jeletot........................................................... 9

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4 2.1 2.2

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9 3.1

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Usaha Bermula dari pemilik usaha yang ingin menciptakan inovasi baru dari jajanan khas bandung yaitu gehu. Dengan menciptakan rasa yang berbeda dengan gehu pada umumnya yang mengedepankan rasa pedas yang diminati banyak orang, juga membuat perubahan cara makan gehu yang lebih simpel yaitu tanpa harus repot dengan menambahkan cabe rawit saat menikmatinya. Awal mendirikan usaha, gehu ini diberi nama Gehu Jeletot saja namun pemilik menambahkan nama kata Hot sehingga menjadi Gehu Hot Jeletot. Hot itu sendiri bukan berarti Hot dari bahasa inggris yang berarti panas, namun Hot ini merupakan singkatan dari kepanjangan Hunting Of the Taste yang berarti jika diterjemahkan yaitu dicari karena rasanya, mengingat pemilik usaha lebih mengedepankan rasa dibandingkan kepedasan, ukuran atau harga semata. Nama yang unik, menarik dan mudah diingat, membuat konsumen tertarik pada produk makanan baru ini. Jenis kuliner tahu unik ini sebenarnya bermula dari jajanan gorengan tahu yang biasa disebut dengan gehu (singkatan dari toge di dalam tahu), terbuat dari tahu berisi sayuran tauge dan wortel, kemudian ditambahkan adonan tepung dan digoreng hingga terasa mencukupi. Bila semula kuliner ini hanya bisa ditemukan di Jalan Sarimanah saja, sekarang kuliner panas nan pedas ini sudah bisa diburu di berbagai daerah karena usaha dagang di bidang kuliner ini sudah dipasarkan regular dan frenchise.

1.2 Jenis Usaha Gehu Hot Jeletot adalah jenis usaha dagang yang bergerak dalam bidang kuliner, yaitu menjual jajanan gorengan berupa gehu. Gehu Hot Jeletot memiliki rasa yang pedas, tanpa harus menambahkan cabe rawit yang biasa dijadikan sahabat gorengan hangat ini, karena isi dari gehu pun sudah

ditambahkan bumbu cabe rawit yang pedas, inilah yang membedakan Gehu Hot Jeletot dengan gehu lainnya.

1.3 Tempat Usaha Berikut ini adalah daftar counter Gehu Hot Jeletot yang sudah tersebar dibeberapa daerah di Jawa Barat: Bandung: 1. Gerlong Tengah 2. Sarimanah 3. Setiabudi 4. Kerkof 5. Gerlong Girang 6. Sutami 7. Cipaera 8. Monument 9. Gerlong Daarut Tauhid 10. Ledeng 11. Dago Pakar 12. Dipati Ukur 13. Permata Cimahi 14. Padasuka 15. Kavkud 16. Metro 17. Tata Surya 18. Arcamanik 19. Kalijati 20. Jl. Jakarta 21. Pindad 22. Panyileukan 23. Saluyu 24. Ciwidey 25. Pasir Impun 26. MTC Soekarno Hatta 27. Buah Batu 28. Cijagra 29. STT Telkom 30. Antapani 31. Pratista 32. Kebaktian 33. Pasirluyu 34. Kemuning

Garut: 1. Samarang 2. Banyuresmi 3. Cikajang 4. Cihuni 5. Suci 6. Tarogong 7. Papandayan 8. Cimanganten 9. Ciledug 10. Jayaraga

Purwakarta: 1. Sadang Ipik 2. Gandamanah 3. Pahlawan 4. Dian Anyar 5. Pasar Rebo 6. Usman 7. Sukaseuri Cikampek 8. Sentul Cikampek

Subang: 1. Otista 2. Panglejar 3. Kalijati 4. Pujasera 5. Sompi 6. Kartini 7. Perumnas 8. Kalijati 2 9. Pagaden 10. Ciereng

Depok: 1. Sentosa 2. RSUD 3. Raden Saleh 4. Depok Jaya 5. Akses UI 1 6. Akses UI 2 7. Nusantara 8. Arundina Tasik: 1. Unsil 2. Paseh Cianjur: 1. 2. 3. M. Yamin RSUD Djoglo 4. Warung Kondang 5. Pujasera 6. Cilaku 7. GSI Sukabumi 8. Cibeber 3. Mangkubumi 4. RSU 5. Unsil 2 6. M. Hatta 9. Proklamasi 10. Bukit Cengkeh 11. Dirgantara 12. Sentosa 2 13. Asnawi 1 14. Asnawi AMX 15. Pondok Gede 16. Pondok Labu 17. Alfamidi Tole 18. Vila Pertiwi 19. Lenteng Agung 20. Mardani 21. Pekapuran 22. Mekarsari 23. Kalimulya 24. Cinere

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dimensi Kreativitas UKM Gehu Hot Jeletot 1. Bagaimana menghadapi masalah dan memecahkannya? Memecahkan masalah dilakukan dengan mengadakan breafing

(evaluasi) oleh admin pada counternya masing-masing setiap selesai berjualan. Breafing tersebut membahas mengenai jumlah pendapatan dan biaya oprasional pada setiap harinya, untuk mengetahui apakah counter tersebut mengalami kemajuan atau kemunduran, mengalami laba ataupun rugi. Membahas bila terjadi pelayanan yang kurang baik kepada konsumen, rasa yang kurang sesuai dengan selera konsumen, dan masalah-masalah lain yang terjadi di lapangan.

2. Bagaimana menghadapi tantangan penjualan? Tantangan penjualan yang dihadapi yaitu: Harga pesaing yang lebih murah Kebanyakan orang Bandung berpendapat lebih baik murah dan mengenyangkan tanpa terlalu mementingkan kualitas rasa yang lebih enak, sedangkan "Gehu Hot Jeletot" lebih mementingkan kualitas rasa walaupun dengan harga yang lebih tinggi dari gehu yang dijual oleh pesaing tersebut. Cuaca yang kurang mendukung Ternyata cuaca pun menjadi tantangan tersendiri dalam menjalankan usaha "Gehu Hot Jeletot" ini, karena keadaan cuaca dapat mempengaruhi minat beli konsumen.

3. Bagaimana menerima pandangan-pandangan baru dalam produk dan penjualan produk? Terdapat berbagai pandangan dari konsumen mengenai "Gehu Hot Jeletot" ini, seperti tahu yang terlalu kecil, rasa yang kurang pedas, serta harga yang terlalu mahal. Pihak Gehu Hot Jeletot sendiri menampung berbagai pendapat konsumen tersebut, selanjutnya pandangan konsumen dipertimbangkan dan disikapi dengan bijak, dengan berpandangan kembali pada ciri khas Gehu Hot Jeletot itu sendiri yaitu lebih mengedepankan rasanya bukan kepedasannya, karena kata Hot pada "Gehu Hot Jeletot" bukan berarti panas atau pedas, namun merupakan singkatan dari Hunted Because Of the Taste yang bermakna dicari karena rasanya, bukan karena kepedasannya.

4. Bagaimana mendapat informasi baru? Informasi baru banyak didapatkan dari mitra bisnis, pegawai, konsumen dan dari persaingan bisnis yang terjadi dilapangan yang menuntut untuk berinovasi.

5. Bagaimana proses memperoleh gagasan-gagasan baru, menerima, mencoba dan menggunakan cara-cara tersebut dalam usahanya? Gagasan baru yang disarankan oleh mitra bisnis, pegawai maupun konsumen dipertimbangakan dan dikaji, bila gagasan baru tersebut dirasa baik dan dapat memberikan kemajuan bagi usaha Gehu Hot Jeletot, maka gagasan baru tersebut akan direalisasikan dalam usaha ini.

2.2 Dimensi Keinovasian UKM Gehu Hot Jeletot 1. Bagaimana perubahan dalam model produk? Gehu (singkatan dari toge didalam tahu) pada umumnya adalah makanan yang terbuat dari tahu berisi sayuran tauge dan wortel, kemudian ditambahkan adonan tepung dan digoreng, biasanya disajikan pada saat hangat dengan cabe rawit sebagai pelengkapnya. Perubahan dari model produk umum yang dilakukan oleh "Gehu Hot Jeletot" yaitu menambahkan isi gehu dengan bumbu cabe rawit yang pedas, sehingga Gehu Hot Jeletot memiliki rasa yang pedas, tanpa harus menambahkan cabe rawit yang biasa dijadikan pelengkap gorengan hangat ini, sehingga rasa pedas yang dihasilkan lebih nikmat dan rasanya pun lebih menyatu. "Gehu Hot Jeletot" juga membuat perubahan cara makan gehu yang lebih simpel yaitu tanpa harus repot dengan menambahkan cabe rawit saat menikmatinya, gehu pun sudah terasa pedas.

2. Bagaimana perubahan dalam cara memasarkan? Cara memasarkan produk "Gehu Hot Jeletot" bermula dari berjualan menggunakan etalase roda didaerah Sarimanah, Sukajadi Bandung, berubah menjadi counter dan membuka cabang dibeberapa tempat lain. Usaha ini terus berkembang sehingga cara pemasaran dibagi menjadi 2 yaitu reguler dan frenchise, yang membedakan keduanya yaitu status kepemilikannya, reguler dimiliki oleh pemiliknya langsung sedangakan 7 dimiliki oleh mitra-mitra bisnis. Perubahan harga saat pemasaran terjadi dalam usaha ini. Harga sebelum diberi merk "Gehu Hot Jeletot" dan masih bernama Gehu Jeletot yaitu Rp 1.000, setelah diberi merk "Gehu Hot Jeletot" menjadi Rp 1.500 (daerah Bandung) dan Rp 2.000 (luar daerah Bandung).

3. Bagaimana perubahan dalam kualitas produk? Gehu Hot Jeletot sangat mementingkan kualitas rasa yang menjadi ciri khas, "Gehu Hot Jeletot" akan lebih memilih menaikan harga dibandingkan dengan harus menurunkan kualitas rasa produk.

4. Dimana daerah pemasarannya? Bandung Garut Purwakarta Subang Depok Tasik Cianjur : 34 Outlet : 10 Outlet : 8 Outlet : 10 Outlet : 24 Outlet : 6 Outlet : 8 Outlet

5. Bagaimana berpetualang mencari peluang? Peluang usaha "Gehu Hot Jeletot" ini didapat dari hasil pemikiran yang kreatif dan inovatif untuk membuat suatu produk makanan yang sudah ada dengan konsep dan rasa yang baru, sehingga dapat lebih disukai dan diminati oleh masyarakat, maka didapatkanlah gagasan baru berupa makan "Gehu Hot Jeletot" yang dapat dijadikan peluang usaha baru.

6. Bagaimana dalam menghadapi kegagalan usaha? Kegagalan usaha yang dihadapi yaitu ketika "Gehu Hot Jeletot" itu diberi tambahan daging sapi, lalu dinaikkan harganya dari Rp 1.500 menjadi Rp 2.000. Dengan dinaikkannya harga tersebut kebanyakan konsumen khususnya di daerah Gerlong yang lingkungannya dominan mahasiswa harga yang naik menjadi Rp 2.000 membuat "Gehu Hot Jeletot" kurang diminati, karena harga yang terlalu mahal dan menurunnya jumlah konsumen, maka "Gehu Hot Jeletot" memutuskan kembali ke konsep awal yaitu tanpa ditambahkan daging sapi dan kembali ke harga awal yaitu Rp 1.500 hingga sekarang.
7

7. Bagaimana mendapat peluang usaha baru? Sampai saat ini pemilik usaha "Gehu Hot Jeletot" belum menemukan peluang usaha baru, beliau lebih memilih memfokuskan konsentrasinya untuk lebih mengembangakan usaha "Gehu Hot Jeletot" ini.

BAB III PENUTUP 3.1 Harapan UKM Gehu Hot Jeletot Harapan dari pemilik usaha Gehu Hot Jeletot adalah sebagai berikut: Ingin mejeletotkan dunia dengan Gehu Hot Jeletot. Membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat. Mengurangi angka pengangguran di masyarakat. Dapat memberi semangat kepada generasi muda agar dapat menciptakan peluang usaha baru. Memperbanyak cabang Gehu Hot Jeletot di seluruh Indonesia. Dapat menjadi kuliner favorit masyarakat. Pemilik usaha sangat berharap agar harapan-harapannya itu dapat terealisasikan, sehingga beliau dapat memberi manfaat bagi banyak orang, maka dari itu beliau sangat serius dalam mengelola usahanya, terus berkreasi dan berinovasi, pantang menyerah, dan berani mencoba merealisasikan gagasangagasan baru yang dapat memajukan usaha "Gehu Hot Jeletot" nya tersebut.

You might also like