You are on page 1of 12

Masayu Dewi Lidya Oktavia 03091403015

Continuos Stirred Tank Reactor (CSTR) A. Tangki Berpengaduk Tangki Berpengaduk merupakan produk andalan dari banyak produsen Tangki terkemuka dunia. Sampai saat ini masih banyak orang awam yang bertanya-tanya ketika mendengar istilah Tangki Berpengaduk. Padahal, Tangki Berpengaduk sendiri merupakan salah satu peralatan yang populer dan biasa digunakan dalam industri serta proses-proses kimia. Secara fisiologis, tidak ada perbedaan yang mencolok antara Tangki Berpengaduk dan tangki-tangki yang lain. Hanya saja Tangki Berpengaduk dilengkapi dengan sebuah mixer atau stirrer (pengaduk) di dalamnya. Pengaduk tersebut biasanya berupa turbin atau baling-baling yang ukurannya sangat besar. Salah satu aplikasi Tangki Berpengaduk yang paling terkenal adalah Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR). Secara umum kerja suatu CSTR adalah memasukkan satu atau lebih reaktan kedalam Tangki Berpengaduk dan pada saat bersamaan mengeluarkan sejumlah produk dari reaktor. Pengaduk dalam tangki berpengaduk dirancang sedemikian rupa sehingga campuran reaktan akan teraduk dengan sempurna dan reaksi berlangsung seoptimal mungkin. Hal ini sangat penting karena ketika beroperasi dalam kondisi steady state, jumlah reaktan yang masuk kedalam reaktan harus sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan (the flow rate in must equal to the mass flow rate out). Reaktor alir tangki berpengaduk hampir sama dengan reaktor batch tetapi umpan dan produk mengalir secara kontinyu dan pada reaktor CSTR dilengkapi dengan alat penambahan zat pereaksi dan pengambilan produk secara kontinyu. Tangki Berpengaduk yang dilengkapi dengan pengaduk sistem gas inducing juga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif peralatan absorbsi, menjadikan peralatan ini sangat efektif, praktis, dan efisien untuk digunakan di bidang industri. Selain itu, biaya perawatan dan operasionalnya pun relatif hemat. Industri yang ingin lebih menghemat biaya, bisa mengoperasikan Tangki Berpengaduk berukuran lebih kecil yang disusun secara seri, daripada menggunakan tangki/reaktor tunggal yang besar. Cara ini telah

Masayu Dewi Lidya Oktavia 03091403015

terbukti dapat memangkas biaya secara signifikan, karena reaktor yang pertama akan memiliki komposisi produk yang lebih besar dibandingkan reaktor di depannya sehingga tingkat reaksi (reaction rate) bisa lebih dimaksimalkan. B. CSTR CSTR adalah reaktor model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tanki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Reaktor CSTR ini umumnya berupa suatu wadah berbentuk silinder dengan diameter tertentu, di mana sekeliling reaktor bisa dibiarkan terbuka (terjadi konveksi bebas antar reaktor dengan udara sekelilingnya), bisa disolasi dengan bahan (isolator) tertentu, atau bisa juga dikelilingi (dialiri sekelilingnya) dengan fluida cairan (air) pendingin/ pemanas untuk menyadap panas yang timbul. Sebagai salah satu reactor kimia, di dalam CSTR ini terjadi reaksi kimia pembentukan atau penguraian, di mana aliran masa masuk/ keluar berlangsing secara terus-menerus (kontinyu). Reaksi yang terjadi du dalam CSTR bisa berupa reaksi satu arah, reaksi bolak-balik, atau reaksi berantai.

Gambar 1 Reaktor CSTR Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR), juga dikenal sebagai tong-atau reaktor backmix, umumnya adalah reaktor yang ideal ketik teknik kimia . CSTR sering

Masayu Dewi Lidya Oktavia 03091403015

mengacu pada model yang digunakan untuk memperkirakan variabel unit operasi ketika digunakan terus menerus untuk mencapai output yang ditentukan. Model matematika bekerja untuk semua cairan: cairan, gas, dan slurries. Perilaku CSTR sebuah sering didekati atau dimodelkan dengan yang dari Continuous Ideal Stirred Tank Reactor (CISTR). Semua perhitungan dilakukan dengan mengasumsi CISTR pencampuran sempurna . Dalam reaktor sempurna campuran, komposisi output adalah identik dengan komposisi bahan di dalam reaktor, yang merupakan fungsi dari waktu tinggal dan laju reaksi. Jika waktu tinggal adalah 5-10 kali waktu pencampuran, pendekatan ini berlaku untuk tujuan rekayasa. Model CISTR sering digunakan untuk menyederhanakan perhitungan teknik dan dapat digunakan untuk menggambarkan reaktor riset. Dalam prakteknya hal itu hanya dapat didekati, khususnya dalam reaktor ukuran industri. Asumsikan bahwa ini merupakan pencampuran ideal atau sempurna , sebagaimana dinyatakan di atas. Massa Integral keseimbangan pada jumlah mol N spesies i dalam reaktor volume V. [accumulation] = [in] [out] + [generation] dN i = Fio Fi + Vvi ri dt (1)
i

dimana F io adalah tingkat inlet aliran molar spesies i, f i outlet aliran molar rate, dan stoikiometri koefisien . Laju reaksi, r, umumnya tergantung pada konsentrasi reaktan dan konstanta laju (k). Tingkat konstan dapat ditentukan dengan menggunakan laju reaksi dikenal empiris yang disesuaikan dengan suhu menggunakan ketergantungan suhu Arrhenius . Umumnya, karena suhu meningkat demikian juga tingkat di mana reaksi terjadi. Waktu paruh, Asumsikan: 1. konstan kepadatan (berlaku untuk sebagian besar cairan; berlaku untuk gas hanya jika tidak ada perubahan bersih dalam jumlah mol atau perubahan suhu drastis. 2. isotermal kondisi, atau suhu konstan (k adalah konstan) 3. Steady state , Adalah jumlah rata-rata waktu dalam jumlah diskrit reagen menghabiskan dalam tangki.

Masayu Dewi Lidya Oktavia 03091403015

4. tunggal, ireversibel reaksi ( A = -1) 5. orde pertama reaksi (r = kC A) Sebuah produk N


A

=C

V (di mana C adalah konsentrasi spesies A, V adalah C Ao 1 + k

volume reaktor, N adalah jumlah mol spesies A) CA = (2)

Nilai dari variabel, konsentrasi outlet dan waktu tinggal, dalam Persamaan 2 kriteria desain utama. Untuk sistem model yang tidak mematuhi asumsi suhu konstan dan reaksi tunggal, variabel dependen tambahan harus dipertimbangkan. Jika sistem ini dianggap berada dalam goyah-negara, persamaan diferensial atau sistem persamaan diferensial ditambah harus diselesaikan. CSTR yang dikenal sebagai salah satu sistem yang memperlihatkan perilaku kompleks seperti kondisi mapan multiplisitas, siklus batas dan kekacauan. Untuk Non-ideal CSTR, volume reaksi yang sebenarnya akan terpengaruh oleh non-seragam pencampuran (arus pendek) atau adanya daerah zona mati. Efek suhu juga akan memberikan pengaruh nyata terhadap laju reaksi.

Gambar 2 Bagian dalam Reaktor CSTR C. Bagian-Bagian Reaktor CSTR

Masayu Dewi Lidya Oktavia 03091403015

CSTR terdiri dari tangki reaktor dengan pipa aliran masuk/ keluar dan pengaduk. Selain itu juga CSTR sering ditambahi dengan pembungkus/ selubung ( bisa juga isolator ) untuk menyerap atau menambah panas yang mungkin timbul. Cairan reaktan ke dalam reaktor disertai dengan besaran fisis masing-masing. Besaran fisis yang diperhitungkan di antaranya massa jenis komponen, konsentrasi komponen, berat molekul komponen dan kecepat reaksi, selain itu juga besaran fisis yang menertai tangki reaktor dan pipa seperti : debit aliran, kecepatan aliran, diameter pipa, diameter tangki, tinggi cairan pada tangki, dan volume cairan pada tangki. Memeriksa kondisi dari reaktor CSTR. Perhatikan impeller (atau agitator) pisau pada poros untuk pencampuran. Perhatikan juga penyekat di bagian bawah gambar yang juga membantu dalam pencampuran. Dalam CSTR, satu atau lebih pereaksi cairan yang dimasukkan ke dalam reaktor tangki dilengkapi dengan impeller sedangkan reaktor limbah akan dihapus. Impeler membangkitkan reagen untuk memastikan benar pencampuran . Cukup membagi volume tangki dengan rata-rata laju aliran volumetrik melalui tangki memberikan waktu tinggal, atau jumlah rata-rata waktu dalam jumlah diskrit reagen menghabiskan dalam tangki. Menggunakan kinetika kimia , reaksi yang diharapkan persen selesai dapat dihitung. Aspek penting CSTR yaitu pada kondisi setimbang, laju aliran dalam harus sama dengan laju aliran massa keluar, jika tangki akan meluap atau pergi kosong (kondisi transien). Sementara reaktor dalam keadaan transien persamaan model yang harus berasal dari diferensial massa dan total energi. Reaksi berlangsung pada laju reaksi terkait dengan konsentrasi (output) akhir. Seringkali, secara ekonomi menguntungkan untuk beroperasi CSTR beberapa seri. Hal ini memungkinkan, misalnya, CSTR pertama yang beroperasi pada konsentrasi pereaksi yang lebih tinggi dan karena itu laju reaksi yang lebih tinggi. Dalam kasus ini, ukuran reaktor dapat bervariasi untuk meminimalkan total investasi modal yang diperlukan untuk melaksanakan proses. Hal ini dapat dilihat bahwa tak terbatas jumlah CSTR jauh lebih kecil beroperasi di seri akan setara dengan sebuah PFR.

Masayu Dewi Lidya Oktavia 03091403015

Gambar 3 Reaksi Tunggal pada Reaktor CSTR Pada CSTR di atas yang terjadi adalah reaksi tunggal dalam keadaan eksoterm yang tidak dapat balik (irreversible). Dapat dilihat bahwa aliran fluida dimasukkan secara terus-menerus ke dalam reactor dan aliran fluida lainnya dikeluarkan terusmenerus dari reactor. Sejak reactor tersebut menggabungkan dengan sempurna, aliran keluar memiliki konsentrasi dan temperatur yang sama dengan fluida dalam reaktor. Menyadari bahwa lapisan disekitar reaktor juga masuk dan keluar aliran-aliran, pelapis diasumsikan bergabung dengan sempurna dan pada temperatur yang lebih rendah dari reaktor. Energi lalu melewati dinding reaktor menuju pelapis, memindahkan panas yang dihasilkan oleh reaksi. D. Aplikasi Reaksi CSTR dalam Industri CSTR banyak digunakan dalam industri proses, bila dalam tahap reaksi dibutuhkan aliran reaktan yanmg kontinyu dan hasil reaksi diperoleh secara bertahap selama proses berlangsung. Selain itu CSTR juga digunakan apbila diharapkan terjadinya keseragaman komposisi dan temperature dalam proses. CSTR berbeda dengan reactor aliran lainnya, seperti PFR (plug flow reactor) dan PBR (packed bed reactor), dikarenakan adanya proses pengadukan (stirred) yang memungkinkan adanya distribusi sifat fisik dan kimia secara merata dari zat yang bereaksi di setiap tempat dalam reaktor. Meskipun penggunaan pengaduk juga digunakanny untuk reaktor SBR (stirred batch reactor) dan SCSR (stirred contained

Masayu Dewi Lidya Oktavia 03091403015

solids reactor). Penggunaan CSTR yang paling banyak digunakan adalah dalam memproduksi polimer, seperti polimerisasi styrene. Tipe-tipe dari reaktor polmerisasi yang memproduksi polimer yang digunakan dalam produk plastik seperti pendingin polistirena atau botol plastic. Selain itu CSTR juga digunakan dalam pembentukan barium sulfat (BaSO4) dan penanganan limbah, seperti pengolahan limbah hasil pertanian, dan limbah cair dengan konsentrasi BOD dan COD yang tinggi. Sebagai salah satu bagian proses, CSTR biasanya digunakan sebagai salah satu bagian proses yang terintegrasi dengan proses yang lainnya. Hal ini karena di samping memiliki beberapa kelebihan, CSTR juga memiliki kekurangan. Di antara kekurangannya adalah perubahan reaktan per volumenya realtif lebih kecil dibandingkan dengan reaktor lainnya, karenanya dibutuhkan suatu tangki reaktor ysng besar untuk menutup kekurangan ini. Kekurangan lainnya, yaitu CSTR hanya bisa diterapkan untuk reaksi dalam fasa cair. Dalam Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) , reaktan dan produk terus ditambahkan dan kemudian diambil. Dalam prakteknya, agitasi mekanik atau hidrolik diperlukan untuk mencapai komposisi yang seragam dan suhu, pilihan yang sangat dipengaruhi oleh pertimbangan proses. CSTR adalah kebalikan dari batch ideal baik diaduk dan tubular plug-aliran reaktor. Analisis kombinasi dipilih dari jenis reaktor dapat berguna dalam mengevaluasi secara kuantitatif gas, zat cair yang lebih kompleks, dan padatan. Karena komposisi campuran meninggalkan sebuah CSTR adalah mereka dalam reaktor, kekuatan pendorong reaksi, biasanya konsentrasi reaktan, yang tentu rendah. Oleh karena itu, kecuali untuk perintah reaksi nol dan negatif, CSTR membutuhkan volume terbesar dari jenis reaktor untuk mendapatkan konversi yang diinginkan. Namun, kekuatan pendorong rendah membuat pengendalian yang memungkinkan lebih baik dari reaksi eksotermik dan endotermik cepat. Ketika konversi reaktan yang tinggi

Masayu Dewi Lidya Oktavia 03091403015

diperlukan, CSTRs beberapa seri dapat digunakan. Hasil sama baik dapat diperoleh dengan membagi wadah tunggal ke dalam kompartemen dan meminimalkan backpencampuran dan arus pendek. Semakin besar jumlah tahap CSTR, semakin dekat kinerja mendekati yang dari reaktor plug-aliran tubular.

Gambar 3. Terus menerus diaduk reaktor tangki, (a) Dengan pengaduk dan permukaan perpindahan panas internal, (b) Dengan pompa sekitar permukaan panas pencampuran dan eksternal transfer CSTR secara seri lebih sederhana dan lebih mudah untuk merancang untuk operasi isotermal daripada reaktor tubular. Reaksi dengan rentang temperatur operasi yang sempit atau yang memerlukan kontrol dekat konsentrasi reaktan untuk keuntungan selektivitas optimal dari pengaturan seri. Jika parah transfer panas persyaratan yang dikenakan, pemanasan atau pendinginan zona dapat dimasukkan dalam atau eksternal untuk CSTR tersebut. Sebagai contoh, impeler atau tabung rancangan pusat mount beredar cair ke atas, kemudian ke bawah melalui vertikal penukar panas tabung. Dalam cara yang sama, isi reaktor dapat didaur ulang melalui penukar panas eksternal. Konfigurasi CSTR banyak digunakan dalam aplikasi industri dan dalam unit pengolahan air limbah (yaitu reaktor lumpur aktif). E. Menentukan Rangkaian Reaktor CSTR yang Lebih Baik antara Seri dan Parallel

Masayu Dewi Lidya Oktavia 03091403015

Reaktor Tangki Alir Berpengaduk atau yang biasa dikenal sebagai Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) merupakan jenis reactor dengan model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reactor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reactor. Reaktor jenis ini merupakan reactor yang umum digunakan dalam suatu industry. Dalam operasinya, reactor ini sering digunakan dalam jumlah lebih dari satu dengan rangkaian reactor disusun secara seri maupun paralel. Pemilihan susunan rangkaian reactor dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan, tergantung keperluan dan maksud dari operasinya. Masing-masing rangkaian memiliki kelebihan dan kekurangan, karena di dunia ini tidak ada yang sempurna. Semua yang ada didunia ini saling melengkapi satu sama lainnya. Secara umum, rangkaian reactor yang disusun secara seri itu lebih baik dibanding secara parallel. Setidaknya ada 2 sisi yang dapat menjelaskan kenapa rangkaian reactor secara seri itu lebih baik. Pertama, ditinjau dari konversi reaksi yang dihasilkan dan yang kedua ditinjau dari sisi ekonomisnya. Pertama, ditinjau dari konversi reaksinya. Feed yang masuk ke reactor pertama dalam suatu rangkaian reactor susunan seri akan bereaksi membentuk produk yang mana pada saat pertama ini masih banyak reaktan yang belum bereaksi membentuk produk di reactor pertama, sehingga reactor selanjutnya berfungsi untuk mereaksikan kembali reaktan yang belum bereaksi dan seterusnya sampai mendapatkan konversi yang optimum. Secara sederhana, reaksi yang berlangsung itu dapat dikatakan berkalikali sampai konversinya optimum. Konversi yang optimum merupakan maksud dari suatu proses produksi. Sementara itu jika dengan reactor susunan parallel, dengan jumlah feed yang sama, maka reaksi yang terjadi itu hanya sekali sehingga dimungkinkan masih banyak reaktan yang belum bereaksi. Walaupun pada outletnya nanti akan dijumlahkan dari masing-masing reactor, namun tetap saja konversinya lebih kecil, sebagai akibat dari reaksi yang hanya terjadi satu kali. Kedua, tinjauan ekonomisnya. Dalam pengadaan alat yg lain, misal jika seri hanya memerlukan satu wadah untuk bahan baku (baik dari beton ataupun stainless

Masayu Dewi Lidya Oktavia 03091403015

steel), dan konveyor yang digunakan juga cukup satu. Namun jika paralel mungkin memerlukan wadah lebih dari satu ataupun konveyor yang lebih dari satu untuk memasukkan feed ke masing-masing reactor. Konsekuensi yang lain dari suatu reactor rangkain parallel adalah karena masih ada reaktan yang banyak belum bereaksi maka dibutuhkan lah suatu recycle yang berakibat pada bertambahnya alat untuk menampungnya, sehingga lebih mahal untuk mendapatkan konversi yang lebih besar. CSTR adalah reaktor dengan mudah dibangun, serbaguna dan murah, yang memungkinkan pengisian katalis sederhana dan penggantian. Tercampur sifatnya memungkinkan kontrol langsung atas suhu dan pH reaksi dan pasokan atau penghapusan gas. CSTR cenderung agak besar untuk efisien campuran. Volume mereka biasanya sekitar lima sampai sepuluh kali volume enzim amobil terkandung. Tapi bagaimanapun, memiliki keuntungan bahwa ada resistensi yang sangat sedikit terhadap aliran aliran substrat, yang mungkin mengandung substrat koloid atau tidak larut, selama partikel larut tidak dapat menyapu enzim amobil dari reaktor. Sifat mekanis dari batas mengaduk mendukung untuk enzim amobil dengan bahan yang tidak mudah hancur memberi 'denda' yang dapat memasuki aliran produk. Namun, partikel cukup kecil (turun menjadi sekitar diameter 10 m m) dapat digunakan, jika mereka cukup padat untuk tinggal di dalam reaktor. Ini meminimalkan masalah karena resistensi diffusional. Sebuah CSTR yang ideal telah lengkap back-pencampuran menghasilkan minimalisasi konsentrasi substrat, dan memaksimalkan konsentrasi produk, relatif terhadap konversi akhir, di setiap titik dalam reaktor faktor efektivitas menjadi seragam di seluruh. Dengan demikian, CSTRs adalah reaktor yang disukai, hal lain dianggap sama, untuk proses yang melibatkan inhibisi substrat atau aktivasi produk. Mereka juga berguna di mana aliran substrat mengandung inhibitor enzim, seperti yang diencerkan dalam reaktor. Efek ini paling nyata jika konsentrasi inhibitor lebih besar dari hambatan konstan dan [S] 0 / K
m

adalah rendah untuk penghambatan kompetitif atau

tinggi untuk penghambatan kompetitif, ketika pengenceran inhibitor memiliki efek lebih dari pengenceran substrat. Penyimpangan dari perilaku CSTR yang ideal terjadi

Masayu Dewi Lidya Oktavia 03091403015

ketika ada sebuah rezim pencampuran kurang efektif dan umumnya dapat diatasi dengan meningkatkan kecepatan pengaduk, mengurangi viskositas larutan atau konsentrasi biokatalis atau dengan reaktor yang lebih efektif membingungkan. Laju reaksi dalam CSTR dapat diperoleh dari keseimbangan massa sederhana untuk laju aliran (F) kali perbedaan konsentrasi substrat antara inlet dan outlet reaktor. F. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Reaktor CSTR 1. Keuntungan a. Operasi dalam keadaan tetap menyebabkan peralatan produk lebih stabil b. Penggunaan energi yang kualitasnya meningkat c. Produktivitas yang lebih tinggi dalam reduksi pada periode tidak aktif(pengisian, pemanasan, pendinginan, dan pengosongan). d. Campuran lebih rata karena penggunaan teknik pengadukan (stiring) 2. Kerugian a. Rata-rata reaksi volumetrik yang lebih rendah akan menghasilkan produktivitas rendah. b. Tidak sesuai untuk keseluruhan emulsi proses polimerisasi pada tahap pertama penggunaan CSTR c. Timbul endapan di dasar akibat gaya sentrifugal CSTR d. Tidak dapat merubah grade dari RTD profile sesering mungkin karena dapat mengurangi fleksibilitas reaktor. e. Biaya tinggi, semakin besar CSTR yang digunakan atau semakin banyak CSTR kecil yang digunakan semakin besar biaya yang dikeluarkan f. Waktu menunggu (proses) yang lebih lama

Masayu Dewi Lidya Oktavia 03091403015

Daftar Pustaka Anonim.2010. Continuous_stirred-tank_reactor .http://en.wikipedia.org/wiki-Continuous-Stirred-Tank-Reactor (diakses tanggal 1 Mei 2012) Affan,A.2011.Reaktor Alir Tangki Berpengaduk.http://allaboutchemeng.blogspot.com/2011/05/reaktor-alir-tangki-berpengaduk-ratb.html(diakses tanggal 1 Mei 2012) Nunulasa.2009.Reaktor.http://nunulasa.wordpress.com/page/3/ reaktor(diakses tanggal1 Mei 2012)

You might also like