You are on page 1of 29

Praktikum Perancangan Pabrik

Wafer Coklat Cocobo

Disusun Oleh:

Moch. Anugrah Hose Fadhila Suci Herlangga Norman Adi Janur Bisma Tama Misbah Abdul Hayat Jupri Simangunsong

0911030031 0911030089 0911030096 0911030098 0911030102 0911031001

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Seperti yang telah kita ketahui, industri makanan merupakan industri yang peluang masa depan yang selalu terbuka lebar dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Salah satu contohnya yaitu industri makanan ringan. Makanan ringan merupakan makanan yang dapat dinikmati disaat santai, mudah dibawa, dan mudah dikonsumsi (Agung, 2005). Namun, asumsi ini telah berubah sesuai dengan perkembangan zaman bahwa makanan ringan dapat dinikmati kapan saja dan dimana saja. Banyak orang yang sedang sibuk dan tidak dapat makan tepat pada waktunya, dapat memilih makanan ringan sebagai pengganjal perut di saat lapar. Produk makanan ringan yang akan kami produksi adalah berupa wafer coklat yang target marketnya untuk anak-anak dan remaja di semua golongan. Alasan kami memilih produk wafer coklat adalah produk makanan ringan wafer disukai oleh semua golongan, baik itu golongan atas maupun bawah. Selain itu dapat dikonsumsi semua umur, baik itu orangtua maupun anak anak. Ditambah dengan rasa coklat yang menjadi rasa favorit dari banyak orang. Produk kami masih tergolong baru (diproduksi pada tahun 2012) dan masih kurang dikenal oleh masyarakat. Untuk saat ini pesaing produk kami adalah Chocolatos, Gery Chocolate, Waffer Superman, Momogi, dll. Mengingat produk kami bukan berada pada posisi market leader, sehingga disini kami hanya bermain di inovasinya saja, yaitu bentuknya unik, lebih tebal, dan coklat yang lebih banyak dibandingkan dengan produk lain. Sehingga dapat dikatakan produk kami tergolong pada posisi market challenger. Pada awal peluncuran produk ini, pihak perusahaan mempercayakan produk kepada distributor spesialis. Hal ini dilakukan sebab pihak perusahaan tidak memiliki sales person yang dapat memasarkan dengan baik ke masyarakat. Di lain hal, dengan adanya distributor spesialis juga dapat membantu produk untuk lebih cepat dikenal oleh masyarakat. Selain bantuan dari distributor spesialis dibutuhkan pula kemampuan penetrasi pasar yang tepat sebelum memperkenalkan

produk. Hal ini dilakukan agar produk dapat mengena pada sasaran yang menjadi target dari perusahaan dan penjualan tidak menurun (Mahmudi, 2005).

1.2 Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk: 1. Dapat merancang dan mengenal suatu perusahaan serta masalah yang dihadapi dalam mendirikan dan menjalankan perusahaan terutama di bidang produksi, penjualan, dan distribusi. 2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang hal-hal yang bersifat teoritis dan aplikatif 3. Menerapkan ilmu yang telah didapatkan untuk diaplikasikan dalam dunia nyata.

BAB II KONSEP PRODUK

2.1 Deskripsi Produk Produk yang akan diproduksi yaitu produk makanan ringan berupa wafer coklat dalam kemasan. Wafer berlapis yang dikombinasi dengan rasa coklat sebagai perasa diharapkan banyak diminati oleh konsumen. Wafer merupakan jenis makanan ringan yang menggunakan tepung tapioka, tepung gandum, dan tepung kacang hijau sebagai bahan utamanya. Wafer coklat dengan merk Cocobo ini menggunakan pasta coklat sebagai bahan perasa utamanya. Wafer ini akan dikemas dengan 3 kemasan, yaitu kemasan primer, sekunder, dan tersier. Berat bersih per kemasan primer adalah 100 gram dengan isi produk sebanyak 8 keping wafer. Perusahaan yang akan memproduksi wafer coklat ini yaitu PT Waffeluminate. Perusahaan berlokasi di jalan Bondowoso 12A Rungkut Industrial Park Surabaya Telp/Fax : 081125250375, Email: delicious@waffeluminate.org.id dan Website: www.waffeluminate.org.id.

2.2 Berat dan Ukuran Berat wafer Cocobo yang akan diproduksi sesuai dengan yang diinginkan perusahaan, yaitu 100 gram per kemasan dengan isi dalam kemasan sebanyak 8 keping wafer yang masing-masing keping mempunyai berat 12,5 gram. Kepingan wafer berbentuk kubus dan berlapis dengan semua sisinya berukuran sama, yaitu 2,5 cm.

2.3 Komposisi (Formulasi Komponen) Dalam pembuatan wafer Cocobo terdapat beberapa komposisi bahan yang dibutuhkan. Komposisi bahan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Komposisi Bahan Pembuatan Wafer Cocobo No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Komposisi Tepung tapioka Tepung kacang hijau Tepung gandum Gula Lemak nabati Susu bubuk Dekstrosa Lesitin Garam Telur Vanili Soda kue Pasta coklat Total Persentase netto (%) 15 15 15 10 5 8 3 4 3 5 3 3 11 100 Berat (gr) 15 15 15 10 5 8 3 4 3 5 3 3 11 100

2.4 Kemasan Produk wafer coklat Cocobo dikemas dalam tiga jenis kemasan, yaitu kemasan primer, sekunder, dan tersier. Menurut Syarief, 2007 Dengan adanya kemasan dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan, dan getaran (Syarief, 2007). Kemasan yang baik dapat mencegah terjadinya perubahan fisik, kimia, dan biologis pada bahan pangan yang dikemas. Bahan pangan yang mempunyai keseimbangan kelembaban relatif (RH) yang rendah, seperti makanan kering, biscuit, dan snack, membutuhkan kemasan dengan permeabilitas terhadap air yang rendah agar tidak kehilangan kerenyahannya. Jika nilai aktivitas air (aw) dari bahan meningkat sehingga sesuai dengan tingkat aw yang dibutuhkan oleh mikroba, maka mikroba akan tumbuh dan bahan menjadi rusak. Dari segi promosi

kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Salah satu pengemasan yang baik adalah atraktif pada warna, hal ini untuk menarik perhatian konsumen. Apalagi produk wafer coklat Cocobo merupakan bahan pangan yang rentan dengan gangguan mikrobiologis apabila tidak dikemas dengan baik.

2.4.1 Kemasan Primer Kemasan primer suatu produk merupakan kemasan yang langsung bersentuhan dengan bahan atau isi kemasan (Syarief, 2007). Wafer coklat Cocobo memiliki bahan kemasan primer berupa semi foil. Dalam setiap kemasan primernya terdapat 8 keping wafer dengan berat bersih 100 gram tiap kemasan. Penggunaan semi foil sebagai bahan kemasan primer produk ini karena bahan semi foil dapat mencegah terjadinya pertukaran udara, misalnya oksigen yang dapat merusak isi dalam kemasan. Bahan semi foil juga dapat melindungi produk dari cahaya karena cahaya matahari apabila mengenai isi kemasan, maka produk akan mengalami kerusakan, misalnya tumbuhnya mikroorganisme yang tahan terhadap panas. Kemasan primer berbentuk kubus dengan semua sisi berukuran sama, yaitu 5 cm.

2.4.2 Kemasan Sekunder Kemasan sekunder suatu produk merupakan kemasan lapis kedua setelah kemasan primer, dengan tujuan untuk melindungi kemasan primer dan terlebih memberikan perlindungan kepada produk (Syarief, 2007). Wafer coklat Cocobo memiliki bahan kemasan sekunder berupa kertas. Dalam setiap kemasan sekundernya terdapat 27 bungkus wafer ukuran 100 gram dengan berat bersih kemasan sekunder 2,7 kg. Penggunaan kertas sebagai bahan kemasan sekunder wafer Cocobo, karena bahan kertas tersedia dalam jumlah besar, harganya terjangkau, mudah dibentuk, tinta mudah menempel dengan baik terhadap kertas, dan dapat melindungi kemasan primer dari cahaya. Kemasan sekunder wafer Cocobo berbentuk kubus dengan semua sisi berukuran sama, yaitu 15 cm.

2.4.3 Kemasan Tersier Kemasan tersier suatu produk merupakan kemasan lapis ketiga setelah kemasan sekunder, dengan tujuan untuk melindungi kemasan primer dan sekunder, terlebih untuk memudahkan proses transportasi agar lebih praktis dan efisien (Syarief, 2007). Wafer coklat Cocobo memiliki bahan kemasan tersier berupa kertas karton. Dalam setiap kemasan tersier terdapat 8 kemasan sekunder dengan berat bersih 21,6 kg. Penggunaan kertas karton sebagai bahan kemasan tersier wafer Cocobo karena kertas karton mempunyai karakteristik yang tebal dan kuat sehingga dapat melindungi produk yang dikemasnya dari kerusakan mekanis seperti kerusakan akibat tumpukan di gudang atau pada saat transportasi, gesekan dengan alat selama penanganan, pecah atau patah akibat tubrukan selama penanganan atau getaran selama transportasi. Kemasan tersier wafer Cocobo berbentuk kubus dengan semua sisi berukuran sama, yaitu 30 cm.

Gambar Produk

Netto: 2,7 kg PT. Delicious Cube Waferindo Gambar Kemasan

Sekunder

Gambar Kemasan Primer

Netto: 100 gr PT. Delicious Cube Waferindo

Netto: 21,6 kg Netto: 21,6 kg PT. Delicious Cube PT.Delicious Cube Waferindo Waferindo Gambar Kemasan Tersier

BAB III PEMILIHAN LOKASI PABRIK

Dasar pertimbangan utama dari pemilihan lokasi pabrik adalah kontur tanah yang akan digunakan untuk mendirikan pabrik. Diketahui bahwa di daerah RungkutSurabaya tergolong daerah industri yang cukup pesat, dimana daerah tersebut memiliki kontur tanah yang datar, sehingga tidak membutuhkan pengurukan dan luas area yang memungkinkan untuk perluasan pabrik baik memanjang atau melebar. Lokasi ini juga di tepi jalan sehingga memudahkan untuk transportasi bahan baku atau produk jadi. Di daerah Surabaya tergolong daerah dengan tingkat pendidikan dan tingkat kreatifitas yang cukup baik. Sehingga, tidak terlalu membutuhkan biaya kursus atau pelatihan yang mengeluarkan ongkos terlalu besar. Pemasaran dilakukan di grosir, pasar, dan minimarket. Mengingat di Surabaya banyak terdapat grosir, pasar, dan minimarket. Sehingga, tidak perlu takut untuk bersaing memperebutkan pasar atau konsumen dengan pesaing. Untuk bahan baku, tepung akan disuplai langsung dari PT. Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills di daerah Tanjung Perak, Surabaya. Sedangkan Pasta Coklat akan disuplai dari PT. Garudafood Chocolate Pasta di daerah Sepanjang, Surabaya. Dan bahan tambahan akan disuplai langsung dari masing-masing pabrik yang memproduksi bahan tersebut, baik di Surabaya maupun luar Surabaya. Tingkat keamanan di daerah Rungkut, Surabaya terjamin kualitasnya. Sebab di daerah industri ini banyak satpam yang berjaga di masing-masing pabrik. Selain itu, di daerah Rungkut, Surabaya dekat dengan kantor polisi sektor. Dari data yang diperoleh tingkat kriminalitas di daerah tersebut juga kecil. Jangkauan transportasi untuk daerah Rungkut, Surabaya sangat baik. Dimana jalur lalu lintas tidak terlalu padat, sehingga memungkinkan untuk melakukan proses distribusi bahan baku dan produk dengan lancar.

4.2 Jumlah Tenaga Kerja 4.2.1 Jumlah Tenaga Kerja Langsung No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Operator Timbangan Mesin pencampur Mesin pencetak Oven Shelter dan roll Mesin pendingin Mesin pemotong Meja Mesin pengemas Tenaga Perawatan Jumlah Jumlah Operator 3 3 3 3 3 3 3 12 9 6 48

4.2.2 Jumlah Tenaga Kerja Tidak Langsung No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Jabatan Direktur Wakil Direktur Sekertaris Manager R&D Manager Keuangan Manager Produksi Manager Administrasi & Personalia Manager Pemasaran Kabag Quality Control Kabag Development Karyawan Quality Control Karyawan Development Kabag Akuntan Karyawan Akuntan Kabag Bendahara Karyawan Bendahara Kabag Pengawasan Produksi Karyawan Pengawasan Produksi Kabag Pembelian Karyawan Pembelian Kabag Pengawasan Produk Karyawan Pengawasan Produk Kabag Survey & Penjualan Karyawan Survey & Penjualan Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 5 1 2 1 2 1 3 1 1 1 3 1 3

No 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Jabatan Kabag Distribusi Karyawan Distribusi Kabag Promosi Karyawan Promosi Kabag Administrasi Karyawan Administrasi Kabag Personalia Karyawan Personalia Receptionis OB Supir Buruh Angkut Tenaga Medis Security Jumlah Jumlah Total Pekerja

Jumlah 1 2 1 3 1 4 1 2 2 5 8 8 2 4 82 130

Jadi dalam manajemen tenaga kerja di PT Waffeluminate mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 130 orang. Dengan rincian yaitu 48 orang untuk tenaga kerja langsung dan 82 orang untuk tenaga kerja tidak langsung. Syarat untuk menjadi karyawan di PT Waffeluminate adalah minimal lulusan SMA hingga S2 tergantung dari posisi yang akan dipilih oleh calon karyawan dan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Penerimaan tenaga kerja dilakukan dengan pembukaan lowongan pekerjaan pada media cetak dan bekerja sama dengan universitas. Penerimaan tenaga kerja dilakukan dengan seleksi administrasi dan wawancara.

4.2.3 Jam Kerja Karyawan Hari Senin Kamis Jumat 4.3 Job Description Direktur Utama (Herlangga Norman) Memimpin aktivitas perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan. Jam Kerja 07.00 16.00 07.00 16.30 Jam Istirahat 12.00 13.00 12.00 14.00

Menentukan policy perusahaan yang bersifat intern dan ekstern demi kepentingan perusahaan. Bertanggung jawab atas perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Mengawasi dan memimpin masing-masing bagian yang ada di lingkungan perusahaan.

Wakil Direktur (Misbah Abdul Hidayat) Membantu tugas Direktur dalam mengawasi dan memimpin bagianbagian departemen dalam perusahaan. Memimpin perusahaan secara sementara apabila Direktur tidak dapat hadir dalam suatu rapat. Membatu Direktur dalam pengambilan keputusan perusahaan.

Sekretaris (Fadhila Suci) Membantu pekerjaan Direktur. Mengatur jadwal kerja dan perjanjian dengan instansi lain. Mengatur jalannya surat-surat yang masuk dan keluar. Menyiapkan surat-surat untuk direktur. Bertanggung jawab langsung terhadap direktur

Manajer Bagian: A. Bagian produksi (Janur Bisma) Menyusun rencana produksi yang akan datang berdasarkan pada penjualan yang diperhitungkan. Mengatur dan mengawasi jalannya produksi dari bahan baku menjadi produk akhir. Mengatur cara kerja pekerja demi kelancaran proses produksi Bagian produksi mencakup beberapa bagian, yaitu : a. Pembelian Kebijakan pengawasan mutu dari bahan baku Penyusunan persetujuan sumber-sumber persediaan dan kualitasnya

b.

Pengawasan Produk Pengawasan proses pembuatan bahan mentah menjadi barang jadi Menganalisa bahan mentah dan produk jadi

c.

Pengawasan produksi Mengawasi jalannya produksi Mengawasi kerja dari pekerja Bertanggung jawab atas pemeliharaan mesin-mesin produksi

B. Bagian pemasaran (Jupri Simangunsong) Mengawasi dan mengatur dari pola pemasaran yang ditentukan Menentukan saluran distribusi yang digunakan Bagian pemasaran mencakup bagian : a. Penjualan menentukan perencanaan dan perkiraan penjualan menganalisa pasar dan penelitian konsumen b. Bagian promosi Menentukan cara yang efektif bagi pemasaran produk baru Menentukan biro iklan atau menentukan sendiri iklan yang digunakan c. Bagian Distribusi Menentukan kebijakan saluran distribusi yang digunakan Melakukan pengawasan terhadap perkembangan saluran distribusi d. Bagian survey Melakukan penelitian terhadap perkembangan pasar konsumen Melakukan penelitian terhadap inovasi produk baru di pasaran

C. Bagian Administrasi dan Personalia Bertanggung jawab atas administrasi kantor yang harus dibayar Bertanggung jawab terhadap administrasi yang menyangkut personalia Bagian ini membawahi bagian : Kepegawaian dan administrasi Bertanggung jawab terhadap pembagian honor/ gaji karyawan.

Mendaftar karyawan yang berprestasi dalam kerjanya sehingga dapat dinaikkan insentifnya jika mungkin.

D. Bagian Keuangan (Moch. Anugerah Huse) Bertanggung jawab mengatur semua aliran keuangan yang ada dalam suatu perusahaan. Bekerjasama dengan bagian administrasi perusahaan dalam pemberian gaji dan insentifnya. Bertanggung jawab kepada Direktur tentang kondisi keuangan perusahaan.

E. Bagian Reaserch and Development Melakukan pengawasan terhadap kontrol mutu dari proses hingga produk jadi. Melakukan penelitian terhadap inovasi produk baru. Bekerjasama dengan bagian pemasaran untuk meneliti pasar konsumen yang dibutuhkan saat itu.

4.4 Sistem Pengupahan Upah yang diberikan oleh PT Waffeluminate khususnya bagi karyawan dan tengaga kerja langsung sesuai dengan UMR yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Surabaya tahun 2012, berkisar antara Rp 1.250.000/bulan. Karyawan juga mendapat tambahan gaji jika melakukan kerja over time sebanyak 2 kali lipat tiap jamnya. Gaji akan diberikan tiap awal bulan. Kenaikan gaji dapat dilakukan apabila tenaga kerja memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan sebelumnya. Kepala bagian mendapatkan gaji sebesar Rp 3.000.000 Rp 4.000.000/bulan. Manajer mendapatkan gaji sebesar Rp 4.000.000 Rp 5.000.000/bulan.

BAB V DIAGRAM ALIR PROSES DAN PETA KERJA

5.1 Diagram Alir


Tepung Tapioka ditimbang Gula, Telur, Susu bubuk, Lemak nabati, Dekstrosa, Lesitin kedelai, Garam, Bubuk vanili, Pasta coklat, Soda kue Tepung Gandum ditimbang Tepung Kacang Hijau ditimbang

dicampur

Adonan wafer coklat dicetak dipanggang dipipihkan didinginkan dipotong dikemas primer Wafer coklat dalam kemasan primer diperiksa dikemas sekunder Wafer coklat dalam kemasan sekunder dikemas tersier Produk

Penjelasan 1. Penimbangan Tepung Tapioka Penimbangan dilakukan untuk menghitung berat dari masing-masing bahan sesuai dengan kapasitas mesin yang akan digunakan untuk proses. 2. Pencampuran Proses ini bertujuan untuk mencampur tepung tapioka, tepung gandum, dan tepung kacang hijau dengan bahan baku yang lainnya (Gula, Telur, Susu bubuk, Lemak nabati, Dekstrosa, Lesitin kedelai, Garam, Bubuk vanili, Pasta coklat, Soda kue) menjadi satu adonan yang merata. 3. Pencetakan Untuk mencetak adonan yang sudah tercampur merata sesuai dengan bentuk dan desain produk yang diinginkan. 4. Pemanggangan Dilakukan dengan tujuan untuk mengeringkan bahan dan mengurangi kadar air dari bahan sesuaib yang diinginkan. 5. Pemipihan Proses ini dilakukan untuk membentuk ketebalan sesuai dengan ukuran kemasan primer. 6. Pendinginan

PETA ALIRAN PROSES Nama proses : Pembuatan Wafer Coklat Departemen : Produksi Pabrik : PT Waffeluminate

Dicatat oleh : Misbah Abdul Hayat Operasi Pengangkutan Penundaan Penyimpanan Langkah Uraian tentang metode sekarang Jarak Jumlah tenaga kerja Waktu (sekon)

1.

Menerima bahan baku (Tepung tapioka, Tepung gandum, Tepung kacang hijau, Gula, Telur, Susu bubuk, Lemak nabati, Dekstrosa, Lesitin kedelai, Garam, Bubuk vanili, Pasta coklat, Soda kue) dari Supplier Memeriksa bahan baku Menimbang bahan baku Mencampur bahan Mencetak Memanggang Memipihkan Mendinginkan Memotong Mengemas primer Memeriksa Mengemas sekunder Mengemas tersier Menyimpan

120

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

2 3 3 3 3 3 3 3 6 3 6 6 5

1800 360 1200 300 432 216 144 216 144 144 144 144 -

5.2 Operation Process Chart (OPC) Nama Objek Nomor Peta Dipetakan oleh Tangggal dipetakan : Pembuatan Wafer Coklat : 01 : Misbah Abdul Hayat : 9 Mei 2012

Tepung Kacang Hijau 2'

Tepung Gandum Penimbangan Timbangan 2'

Tepung Tapioka Penimbangan Timbangan 2' Penimbangan Timbangan

O-3

O-2

O-1

Gula, Lemak nabati, Susu bubuk, Dekstrosa, Lesitin kedelai, Garam, Telur, Bubuk vanili, Soda kue, Pasta cokelat

20'

O-4

Pencampuran Mesin Pencampur Pencetakan Mesin Pencetak Pemanggangan Oven Pemipihan Shelter dan Roll Pendinginan Mesin Pendingin Pemotongan Mesin Pemotong Pengemasan primer Meja I, Mesin Pengemas Pemeriksaan Meja II Pengemasan sekunder Meja III, Mesin Pengemas Pengemasan tersier Meja IV, Mesin Pengemas

5'

O-5

7,2'

O-6

3,6'

O-7

2,4'

O-8

3,6'

O-9

Kegiatan

Ringkasan Jumlah Waktu (menit) 12 1 0 1 55' 2,4' 0

2,4'

O-10

2,4'

I-1

2,4'

O-11

2,4'

O-12

0 57,4'
Penyimpanan Gudang

Jumlah

14

5.3 Neraca Massa Input Penimbangan Tepung tapioka = 30 kg Tepung gandum = 30 kg Tepung kacang hijau = 30 kg Gula = 20 kg Telur = 10 kg Susu bubuk = 16 kg Lemak nabati = 10 kg Dekstrosa = 6 kg Lesitin kedelai = 8 kg Garam = 6 kg Bubuk vanili = 6 kg Pasta coklat = 22 kg Soda kue = 6 kg Jumlah = 200 kg Pencampuran Tepung tapioka = 30 kg Tepung gandum = 30 kg Tepung kacang hijau = 30 kg Gula = 20 kg Telur = 10 kg Susu bubuk = 16 kg Lemak nabati = 10 kg Dekstrosa = 6 kg Lesitin kedelai = 8 kg Garam = 6 kg Bubuk vanili = 6 kg Pasta coklat = 22 kg Soda kue = 6 kg Jumlah = 200 kg Pencetakan Adonan wafer coklat = 200 kg Jumlah = 200 kg Pemanggangan Hasil cetakan adonan = 199 kg Jumlah = 199 kg Pemipihan Wafer besar dan tebal = 195 kg Jumlah = 195 kg Pendinginan Wafer besar = 193 kg Jumlah = 193 kg Output Tepung tapioka = 30 kg Tepung gandum = 30 kg Tepung kacang hijau = 30 kg Gula = 20 kg Telur = 10 kg Susu bubuk = 16 kg Lemak nabati = 10 kg Dekstrosa = 6 kg Lesitin kedelai = 8 kg Garam = 6 kg Bubuk vanili = 6 kg Pasta coklat = 22 kg Soda kue = 6 kg Jumlah = 200 kg Adonan wafer coklat = 200 kg

Jumlah = 200 kg Scrap 0,5% = 1 kg Hasil cetakan adonan = 199 kg Jumlah = 200 kg Uap yang keluar = 4 kg Wafer besar dan tebal = 195 kg Jumlah = 199 kg Scrap = 2 kg Wafer besar = 193 kg Jumlah = 195 kg Uap air = 1 kg Wafer besar = 192 kg Jumlah = 193 kg

Pemotongan Wafer besar = 192 Jumlah = 192 kg Pengemasan primer Wafer potongan = 192 kg Kemasan primer @ 30 gram = 57,6 kg Jumlah = 249,6 kg Pemeriksaan Wafer coklat kemasan primer = 249,6 kg Jumlah = 249,6 kg Pengemasan sekunder Wafer coklat kemasan primer = 249,6 kg Kemasan sekunder @ 100 gram = 7,2 kg Jumlah = 256,8 kg Pengemasan tersier Wafer coklat kemasan sekunder = 256,8 kg Kemasan tersier @ 200 gram = 1,8 kg Jumlah = 258,6 kg Kapasitas Produksi : 185 dus/hari

Scarp = 1 kg Wafer potongan = 192 kg Jumlah = 192 kg Wafer coklat kemasan primer = 249,6 kg Jumlah = 249,6 kg Wafer coklat kemasan primer = 249,6 kg Jumlah = 249,6 kg Wafer coklat kemasan sekunder = 256,8 kg Jumlah = 256,8 kg Wafer coklat kemasan tersier = 258,6 kg Jumlah = 258,6 kg

7 kali pengolahan @ 200 kg bahan baku dengan 3 platform

BAB VI MESIN DAN PERALATAN No. 1. Nama Alat/Mesin Forklift Spesifikasi Jumlah = 2 Kapasitas = 72 kemasan tersier 2,5 ton kecepatan 5-10 km/jam dengan muatan serta 15-20 km/jam tanpa muatan 2. Timbangan Jumlah = 3 Kapasitas = 15 kg dan 30 kg. Ukuran 45 x 60 cm Alat bantu yang digunakan untuk mengetahui berat dari suatu benda. Timbangan digunakan untuk menghitung takaran dari bahan baku. 3. Mesin Pencampur/Mixer Jumlah = 3 Kapasitas = 200kg/20 menit, Ukuran 110x90x135 cm 4. Mesin Pencetak Jumlah = 3 Kapasitas = 10kg/15s, Ukuran 250x250x2,5 cm, dengan 20 cetakan 5. Oven Jumlah = 3 Kapasitas = 6. Shelter dan Roll Jumlah = 3 Kapasitas = Mesin yang digunakan untuk mencetak adonan menjadi cetakan-cetakan wafer sesuai dengan ketentuan perusahaan Alat pemanggang dengan Mesin yang digunakan untuk menghomogenkan bahan baku yang di campurkan. Fungsi Alat bantu berupa kendaraan yang fungsinya memindahkan barang dengan jumlah besar dari satu tempat ke tempat yang lain. Bahan yang dipindah adalah produk kemasan tersier dan bahan baku.

7.

Mesin Pendingin

Jumlah = 3 Kapasitas =

8.

Mesin Pemotong

Jumlah = 3 Kapasitas =

9.

Mesin Pengemas Primer

Jumlah = 3 Kapasitas = Jumlah = 3 Kapasitas = Jumlah = 3 Kapasitas =

10.

Mesin Pengemas Sekunder

11.

Mesin Pengemas Tersier

12.

Horizontal Conveyor Jumlah = 3 Kapasitas =

BAB VII DESAIN SUMBER ENERGI Energi merupakan faktor penting dalam berjalannya suatu industri dan merupakan salah satu kebutuhan vital yang harus dipertimbangkan dengan matang dalam perancangan suatu pabrik. Pemenuhan dan kontinyuitas energi adalah hal yang harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kebutuhan pabrik itu sendiri. Dengan adanya desain sumber energi yang tepat, proses industri yang berkelanjutan dapat terus terjaga dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dalam kaitannya dengan perancangan suatu pabrik, energi yang dimaksud meliputi: a. Listrik Proses pengolahan susu sapi menjadi susu skim diperlukan energi yang cukup besar untuk operasional mesin maupun untuk kebutuhan perkantoran. Energi yang diperlukan berupa listrik yang diperoleh dari instalasi listrik dari perusahaan pemerintah (PLN). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan energi yang dibutuhkan cukup besar namun akan terjadi pemborosan jika membuat pembangkit energi listrik sendiri. Selain memerlukan biaya dan investasi yang besar, hal tersebut juga belum diperlukan, namun dapat dipertimbangkan jika perusahaan ingin melakukan ekspansi.

Listrik yang dipasok dari pihak luar (PLN) kadang kala dapat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, semisal pemadaman dalam jangka waktu tertentu yang dapat berakibat pada terganggunya proses produksi ataupun kegiatan lainnya sehingga dapat menyebeabkan kerugian bagi perusahaan. Penyediaan genset dapat menjadi alternatif guna mengantisipasi hal tersebut sehingga proses dapat terus berjalan. b. Air Air merupakan salah satu komponen penting yang perlu dipertimbangkan dalam mendirikan pabrik. Selain digunakan untuk keperluan proses produksi, air juga diperlukan untuk melakukan perawatan mesin maupun kebutuhan domestik lainnya. Kota Batu menyimpan potensi air tanah yang cukup besar karena secara geografis letaknya di dataran tinggi sehingga banyak terdapat mata air. Ketersediaan air yang kontinyu sangat diperlukan agar suplai terhadap kebutuhan air dapat terpenuhi sehingga produksi maupun kebutuhan lainnya dapat terus berjalan. c. Bahan bakar Mesin dan peralatan produksi yang digerakkan menggunakan tenaga motor membutuhkan bahan bakar agar dapat bekerja dengan baik. Pada umumnya bahan akarang digunakan untuk menjalankan mesin dan peralatan berupa solar. Solar yang digunakan disuplai dari perusahaan pemerintah (Pertamina) berupa solar khusus industri (non-subsidi).

Pada perkembangannya, perlu dipertimbangkan desain sumber energi jika perusahaan akan melakukan ekspansi. Tidak menutup kemungkinan dengan peningkatan kapasitas produksi maka kebutuhan energi semakin meningkat dan pengadaan sumber energi dari luar pabrik tidak lagi efisien, maka perlu adanya pembangkit energi, terutama listrik dan uap (steam). Boiler merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan uap atau steam yang merupakan hasil pemanasan air pada temperatur tertentu untuk kemudian digunakan untuk proses yang membutuhkan uap. Fungsi boiler yaitu untuk mengubah energi fisika bahan bakar menjadi energi panas, mengubah

energi panas air menjadi uap, serta menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik serta untuk langsung digunakan dalam proses.

BAB VIII LAYOUT PABRIK 8.1 Denah PT. Makmur Jaya berlokasi di Jl. Raya Beji, Batu. Lokasi ini sangat mudah dijangkau. Dibawah ini adalah denah PT. Makmur Jaya :

Radio Tidar

PT. Makmur Jaya

Pom bensin

Pos Polisi

Ke arah Kota Malang

Ke arah Kota Batu

Batos

Perbatasan PT. Makmur Jaya : Utara = Selatan = Barat = Timur =

8.2 Layout Pabrik


Tata letak perusahaan merupakan bagian yang penting dalam suatu perusahaan. Tata letak perusahaan adalah tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas fisik pabrik, baik yang berupa bangunan pabrik maupun peralatan mesin-mesin proses dalam pabrik yang berguna bagi kelancaran proses produksi. Pengaturan bangunan dan peralatan pabrik tersebut harus efisien dan ekonomis sehingga dapat memperlancar jalannya proses produksi serta memberikan keamanan, kenyamanan bagi para karyawan yang bekerja di pabrik dan pada akhirnya dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan. Tata letak (layout) PT. Makmur Jaya terdiri dari beberapa bagian diantaranya : 1. Fasilitas perkantoran meliputi ruang Direktur Utama, ruang General Manager & Sekretaris, ruang bagian produksi, ruang bagian transportasi, ruang bagian

operasi, ruang bagian finance & Adm, ruang bagian personalia, dan ruang bagian pemasaran. 2. Ruang bagian keamanan (pos jaga) 3. Fasilitas pendukung meliputi aula, mushola, kantin, tempat parkir, baby care, poliklinik, ruang ganti, toilet, dan dapur. 4. Ruang produksi susu Healthy Choice 5. Tempat sampah 6. Pengolahan limbah 7. Power room Berikut ini merupakan layout dari PT. Makmur Jaya, Batu Malang :

8.3 Layout Produksi Tata letak fasilitas untuk bagian produksi gula yang digunakan oleh PT. PG. Rajawali II unit PG. Tersana Baru Cirebon adalah product layout. Pengaturan letak mesin-mesin atau fasilitas dalam suatu perusahaan yang menggunakan product layout didasarkan pada urutan-urutan proses produksi dalam membuat suatu barang/produk. Sebagai contoh, penyaringan I yang merupakan stasiun penyaringan awal diletakkan sebelum stasiun pasteurisasi, stasiun pemanasan, stasiun compounding, dan sebagainya karena mesin-mesin tersebut digunakan untuk menjalankan proses yang saling berurutan dalam pembuatan produk. Menurut Wignjosoebroto (2003), jika suatu pabrik secara khusus memproduksi satu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah/volume besar dan waktu produksi yang lama, maka segala fasilitas-fasilitas produksi dari pabrik tersebut haruslah diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan layout berdasarkan aliran produksi, maka mesin dan fasilitas produksi lainnya akan diatur menurut prinsip machine after machine. Hal inilah yang membuat perusahaan memilih tipe tata letak fasilitas tersebut agar proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin dengan mengatur segala fasilitas-fasilitas produksi sedemikian rupa. Berikut layout produksi PT. Makmur Jaya :

BAB IX

BAB X PENGOLAHAN LIMBAH

Dalam memproduksi wafer chocolate pada sebuah pabrik sangat mungkin adanya limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Limbah tersebut dapat berupa limbah padat, limbah cair, dan limabah gas. Limbah yang ada haruslah diolah agar tiak mencemari lingkungan sekitar pabrik tersebut. Pengolahan limbah industry wafer tersebut yaitu : a. Limbah cair

Limbah cair yang dihasilkan oleh PT Sari Bumi Sentosa termasuk jenis limbah cair yang tidak berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Limbah cair tersebut dapat berupa cairan bekas pencucian paralatan, cairan bekas cuci tangan dan sanitasi karyawan. Cara pengolahan limbah cair yaitu : 1. Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment) Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada pada instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat pengolahan air limba, seperti pasir, kayu, sampah, plastik dan lain-lain. 2. Pengolahan Primer (Primary Treatment) Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan partikel-artikel padat organik dan organik melalui proses fisika, yakni sedimentasi dan flotasi. Sehingga partikel padat akan mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di atas / permukaan (disebut grease). 3. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment) Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk menghancurkan atau menghilangkan material organik yang masih ada pada air limbah. Tiga buah pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film, suspended film dan lagoon system. 4. Pengolahan Akhir (Final Treatment) Fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan organisme penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan khlorin ataupun dengan menggunakan sinar ultraviolet. 5. Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment) Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan yang dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun amonia dari air limbah. b. Limbah padat

Penanganan limbah padat seperti sisa produksi setengah jadi yang tidak digunakan sebagian dijual ke penadah untuk dijadikan pakan ternak, sedangkan sisa produksi yang sudah jadi tapi tidak digunakan biasanya dijual ke penadah dan bisa untuk dikonsumsi. Sedangkan limbah seperti plastik dan karton sebagian dijual dan yang tidak bisa digunakan lagi dibuang untuk dibakar. Limbah padat dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu limbah padat organic dan anorganik. Pada masing-masing kategori dilakukan tahap pengolahan yang berbeda yaitu : Limbah organic Untuk limbah organic dilakukan pengolahan sbb: 1. pengecilan ukuran hingga 4-5 cm 2. penyusunan tumpukan di atas bilah-bilah untuk membantu aerasi 3. pemantauan dan pengaturan suhu serta kelembaban 4. pembalikan dan penyiraman 5. pematangan 6. pengayakan Sedangkan untuk limbah anorganik dilakukan pengolahan sbb: 1. Pengecilan ukuran 2. Pengepakan 3. Pengolahan Lanjutan ( dari pabrik dikirim ke tempat daur ulang ) 4. Pengolahan di tempat daur ulang ( Recycling ) c. limbah gas Limbah gas yang berasal dari asap yang dihasilkan oleh mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar, pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan asap yang mengandung karbon monoksida. Asap yang dihasilkan oleh mesinmesin pemanggang disalurkan melalui cerobong asap, sampai sejauh ini asap buangan yang dihasilkan tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Agung. 2005. Rancangan Produk. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ peng_manajemen_operasi/bab3-rancangan_ produk.pdf. Diakses pada tanggal 30 April 2012. Mahmudi, Samsul. 2005. Perancangan Pengembangan Produk. http://markbiz.files.wordpress.com/2008/06/perancanganpengembangan-produk.pdf. Diakses pada tanggal 30 April 2012 Syarief, R. 2007. Teknologi Pengemasan pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan-Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB. Bogor.

You might also like