You are on page 1of 2

Ghafur A. 2008. Manajemen Penjaminan Mutu Perfuruan Tinggi Di Indonesia.

Jakarta: Bumi Akasara,

Perguruan tinggi merupakan lembaga penyedia jasa layanan masyarakat di bidan pendidikan . Jasa layanan tersebut sering dinyatakan dalam bentuk janji kepada masyarakat untuk dapat diterima dan didukung. Kelangsungan hidup sebuah perguruan tinggi tidak terlepas dari masyarakat pendukung maupun masyarakat yang berkepentingan dengan institusi tersebut (Stakeholder). Masyarakatlah yang akan menilai dan penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan. Terdapat suatu hubungan dan pertukaran saling memberi (take and give) antara perguruan tinggi dan masyarakat, Oleh karena itu maka sudah sewajarnya jika perguruan tinggi dituntut untuk bertanggungjawab atas setiap jasa layanan yang diberikannya. Bagaimana memberdayagunakan sumber daya , memberdayakan dana yang ada, dan seberapa tinggi kinerja yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah menjadi komitmenya. Tuntutan akuntabilitas dan tanggung jawab mengharuskan perguruan tinggi memberikan penjaminan mutu (guality memberikan masukan mengenai

assurance) kepada masayarakat. Dalam rangka melindungi dan memenuhi apa yang menjadi tuntutan masyarakat, maka negara wajib melindung hak masyarakat atas perguruan tinggi dan agar perguruan tinggi memenuhi kewajibai untuk mealkunya kepada masyarakat. Oleh karena alasan tersubut maka pemerinta mengeluarkan UndangUndang perguruan Tinggi (UUPT) No.22/1961 mengenai kewajiban perguruan tinggi untuk melakukan evaluasi dan akreditasi, yang kemudian dijabarkan lebih jelas dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.2/1989 yang menyatakan bahwa dalam rangka pembinaan satuan pendidikan, pemerintah melakukan penilain setiap satuan pendidikan secara berkala. Dimana Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.2/1989 tersebut merupakan penjabaran dari Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Tinggi No. 30/1990 yang kemudian diubah menjadi PP No. 60/1999, khususnya

pada pasal 128 ayat (3) yang menyatakan bahwa Penilain mutu perguruan tinggi dilakukan oleh badan akreditasi yang mandiri Sebagai wujud dan penjabaran dari Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang telah ditetapkan, maka Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mendirikan KOPERTIS (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) dan kemudian BAN-PT sebagai badan Akredinasi yang bersifat independen. Walaupun BAN-PT baru terbentuk pada tanggal 15 Desember 1994, akan tetapi akreditasi sendiri sudah berjalan beberapa waktu sebelumnya, tetapi berada dalam kewenangan KOPERTIS terhadap PTS (Perguruan Tinggi Swasta), dan belum berlaku pada PTN (mengacu pada Undang-Undang perguruan Tinggi (UUPT) No.22/1961) Sejak saat itu, secara bertahap dilakukan persiapan akreditasi secara bertahap, dimulai dari instrument akreditasi, rumusan standar penilaian, penetapan kriteria penilaian, pemeringkatan, serta prosedur dan tata cara akreditasi. Ketentuan akreditasi kemudian diberlakukan pada seluruh jenjang perguruan tinggi secara bertahap, mulai dari jenjang diploma, sarjana, magister dan doktor.

You might also like