You are on page 1of 2

BANGKIT DIFABEL PELATIHAN SISTEM EVAKUASI GEMPABUMI BERBASIS ORIENTASI PEMODELAN RUANG DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TUNANETRA TANGGAP

BENCANA DI BALAI REHABILITASI TERPADU PENYANDANG DISABILITAS SEWON KABUPATEN BANTUL


Oleh: Chaidir Arsyan Adlan, Citra Ridhani, Hanung Setyo Wibowo, Aditya Eka Putra, Ajrul Arin Pratiwi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Abstrak

Bencana gempa bumi tentunya memiliki dampak bahaya yang mengancam manusia. Kerawanan dan kerentanan terhadap bencana gempabumi tidak hanya dirasakan oleh orang normal, melainkan juga dialami oleh disabilitas (difabel). Penyuluhan dan antisipasi serta evakuasi terhadap bahaya bencana gempabumi seakan masih difokuskan untuk orang normal. Bahkan sampai saat ini pun belum ada program pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat yang memperhatikan kebutuhan difabel terkait evakuasi gempa bumi. Dalam konteks penanganan dan evakuasi korban, difabel memiliki karakteristik tersendiri, sehingga memerlukan penanganan yang berbeda. Untuk itu, diperlukan desain sebuah sistem evakuasi bencana yang memperhitungkan keberadaan para kelompok rentan (vulnerable group). Tanpa intervensi yang tepat, tunanetra yang memiliki hambatan penglihatan mengalami kesulitan dalam menciptakan sebuah peta mental lingkungannya, sehingga ia kesulitan untuk mengetahui arah dan menentukan jalan yang tepat agar tiba sampai tujuan dengan selamat (Kingsley, 1999). Pemodelan ruang adalah salah satu cara efektif untuk mengatasi permasalahan tunanetra tersebut. Pelatihan orientasi berguna untuk membangun peta mental seorang tunanetra agar lebih peka terhadap kondisi ruang sekitarnya. Dengan berpikir secara spasial, para tunanetra dapat dilatih kemampuan orientasinya dengan harapan memiliki kelancaran mobilitas saat evakuasi dari bencana. Pengetahuan dan keterampilan orientasi dan mobilitas secara signifikan turut andil dalam pengurangan resiko bencana gempabumi bagi para tunanetra. Fokus program ini yaitu pada peningkatan kemampuan integritas antara ketepatan orientasi dan kecakapan mobilisasi sebagai langkah antisipasi terjadinya bencana gempa bumi, guna mewujudkan tujuan Tunanetra Tanggap Bencana

"BANGKIT DIFABEL" EARTHQUAKE EVACUATION TRAINING SYSTEM BASED ON SPATIAL ORIENTATION MODELING IN ORDER TO REALIZE BLIND PEOPLE TROUGH DISASTER RESPONSE IN INTEGRATED DISABILITIES REHABILITATION CENTER IN SEWON BANTUL DISTRICT
By: Chaidir Arsyan Adlan, Citra Ridhani, Hanung Setyo Wibowo, Aditya Eka Putra, AjrulArin Pratiwi Faculty of Geography, University of Gadjah Mada University in Yogyakarta Abstract

Earthquake would have the impact of hazards that threaten humans. Insecurity and vulnerability to earthquake disasters is not only felt by normal people, but also experienced by disability (disabilities). Extension and anticipation as well as the evacuation of earthquake hazard is still focused as a normal person. Even until now there has been no government programs or nongovernmental organizations that address the needs associated with disabilities earthquake evacuation. In the context of treatment and evacuation, disabled people has its own characteristics, so it requires different handling. This requires the design of an evacuation system that takes into account the existence of vulnerable groups (vulnerable group). Without appropriate intervention, the visually impaired who have vision difficulties obstacles in creating a mental map of its environment, making it difficult to determine the direction and determine the appropriate way to arrive to your destination safely (Kingsley, 1999). Modeling of space is one effective way to solve the problems visually impaired. Orientation training is useful to construct a mental map of the visually impaired to be more sensitive to the condition of the surrounding space. By thinking spatially, the blind can be trained orientation abilities in hopes of having mobility as the smooth evacuation of the disaster. Knowledge and skills of orientation and mobility is significantly contributing to the earthquake disaster risk reduction for the blind. The focus of this program is to increase the ability of the integrity of the accuracy of orientation and mobilization skills as a precaution earthquake, in order to realize the goal of "Blind Disaster Response"

You might also like