You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Setiap bayi normal memiliki reflek saat lahir yang membantunya untuk menyusuaikan diri hidup diluar rahim. Reflek tersebut biasa disebut dengan reflek primitif. Reflek primitive merupakan pola-pola gerakan otomatis

kompleks dengan mediator pada batang otak, berkembang selama dalam kandungan dan nampak pada bayi baru lahir. Reflek primitive pada dasarnya terdapat pada pertumbuhan yang normal dan reflek-reflek ini melatarbelakangi perkembangan motorik pada anak kelak seperti berguling, duduk, merangkak, berdiri dan lain-lain. Reflek-reflek pada bayi baru lahir beraneka ragam, bukan hanya satu atau dua saja. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk membahas secara mendalam mengenai reflek-reflek yang terdapat pada bayi baru lahir.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan akan mendapat tambahan wawasan mengenai reflekreflek yang terdapat pada bayi baru lahir serta aplikasi langsung tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada pasien. b. Mahasiswa mampu melakuakan pemeriksaan umum pada pasien. c. Mahasiswa mampu melakukan intervensi yang direncanakan. d. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan secara menyeluruh.

C. Manfaat Penulisan laporan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi tambahan mengenai reflek-reflek yang terdapat pada bayi baru lahir serta asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi baru lahir

BAB II TINJAUAN TEORI

Reflek adalah gerak otot skeletal yang bangkit sebagai jawaban atas suatu rangsangan. Semua gerakan reflektorik merupakan gerakan bangkit untuk penyesuaian diri, baik untuk menjamin ketangkasan gerakan volunter maupun untuk membela diri. Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak lengkap seperti orang dewasa dalam menanggapi rangsangan tertentu. Reflek ini tidak menetap hingga dewasa, namun lama-kelamaan menghilang karena dihambat oleh lobus frontal sesuai dengan tahap perkembangan anak normal. Reflek primitif ini sering juga disebut infantile atau reflek bayi baru lahir. Refleks pada bayi merupakan gerakan primitif yang tak terkontrol atau gerakan involuntary. gerakan ini tidak diajarkan, tapi ada dalam diri bayi secaa biologis, bahkan mungkin sejak di kandungan, (fakultas psikologi UI, Dra. Retno Pujianti Azhar) jadi sifatnya bawaan. Fungsinya sebagai pertahanan diri dari sesuatu hal yang bisa membahayakan diri bayi. Pada awalnya sebagian besar gerakan bayi dipicu oleh refleks, gerakan naluriah sebagai tanggapan terhadap rangsangan. Banyak gerakan refleks yang penting bagi kehidupan, seperti refleks pernafasan, proses otomatis pengosongan kandung kemih, serta refleks usus besar dan rasa lapar untuk meminta makanan. Saat tumbuh dan berkembang, sebagian besar tingkah laku bayi mulai dapat dikendalikan, dan tidak lagi merupakan gerakan refleks. Refleks yang dilakukan bayi bersifat spontan, sebagai respons otomatis terhadap rangsangan dari luar atau dalam. Gerak refleks merupakan blok bangunan kecerdasan dan dasar dari koordinasi fisik. Beberapa gerak refleks tersebut antara lain muntah/tersedak dan berkedip, merenggut dan berjalan, bersembunyi dan hanya akan muncul kembali sebagai perilaku terkendali yang disadari.

Macam-macam reflek normal yang terdapat pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut, yaitu : 1. Reflek Ketuk Glabella Reflek ini diperiksa dengan mengetuk secara berulang pada dahi. Ketukan akan diterjemahkan sebagai sinyal yang diterima oleh saraf sensori aferen yang akan dipindahkan oleh nervus trigeminal dan sinyal saraf eferen akan kembali ke otot orbicularis oculi melalui saraf facial yang akan menggerakkan reflek pada mata yaitu berkedip. Kedipan mata akan mucul sebagai reaksi terhadap ketukan tersebut namun hanya timbul sekali yaitu pada ketukan pertama. Jika kedipan mata terus berlangsung pada ketukan-ketukan selanjutnya, maka disebut tanda-tanda Myerson, yang merupakan gejala awal penyakit Parkinson, dan hal tersebut tidak normal. Jika tidak berkedip maka akan menunjukkan kebutaan. 2. Reflek Mata Boneka Reflek ini diperiksa sebagai salah satu cara untuk menentukan mati batang otak. Jika kepala diputar-putar (ditolehkan ke samping kanan dan kiri) maka bola mata akan bergerak. Namun jika pada pemeriksaan ini bola mata tetap berhenti atau tidak bergerak sama sekali berarti dimungkinkan ada kematian batang otak. 3. Reflek Moro Reflek ini muncul sejak lahir, paling kuat pada usia satu bulan dan akan mulai menghilang pada usia dua bulan. Reflek ini terjadi jika kepala bayi tibatiba terangkat, suhu tubuh bayi berubah secara drastis atau pada saat bayi dikagetkan oleh suara yang keras. Kaki dan tangan akan melakukan gerakan ekstensi dan lengan akan tersentak ke atas dengan telapak tangan ke atas dan ibu jarinya bergerak fleksi. Siingkatnya, kedua lengan akan terangkat dan tangan seperti ingin mencengkeram atau memeluk tubuh dan bayi menangis sangat keras. Reflek ini normalnya akan menghilang pada usia tiga sampai empat bulan, meskipun terkadang akan menetap hingga usia enam bulan. Tidak adanya reflek ini pada kedua sisi tubuh atau bilateral (kanan dan kiri) menandakan adanya kerusakan pada sistem saraf pusat bayi, sementara tidak adanya reflek moro

unilateral (pada satu sisi saja) dapat menandakan adanya trauma persalinan seperti fraktur klavikula atau perlukaan pada pleksus brakhialis. 4. Reflek Rooting Reflek ini ditunjukkan pada saat kelahiran dan akan membantu proses menyusui. Reflek ini akan mulai terhambat pada usia sekitar empat bulan dan berangsur-angsur akan terbawa di bawah sadar. Seorang bayi baru lahir akan menggerakkan kepalanya menuju sesuatu yang menyentuh pipi atau mulutnya, dan mencari obyek tersebut dengan menggerakkan kepalanya terus-menerus hingga ia berhasil menemukan obyek tersebut. Setelah merespon rangsang ini (jika menyusui, kira-kira selama tiga minggu setelah kelahiran) bayi akan langsung menggerakkan kepalanya lebih cepat dan tepat untuk menemukan obyek tanpa harus mencari-cari. 5. Reflek Sucking Reflek sucking disebut juga dengan reflek mengisap. Bayi akan secara otomatis mengisap benda yang diletakkan di mulutnya, dan mungkin telah berlatih di dalam rahim dengan mengisap ibu jarinya (bibir bayi mengerut, sedangkan lidahnya dilipat ke dalam). Refleks mengisap yang baik penting untuk mendapatkan makanan pada bulan-bulan pertama dan setelah 6 bulan akan berkurang dan secara berangsur-angsur akan menghilang. Reflek yang lemah atau tidak ada menunjukkan kelambataan perkembangan atau keadaan neurologi yang abnormal. 6. Refleks Swallowing Reflek ini dapat diartikan pula sebagai reflek menelan. Refleks ini ditandai dengan menelan secara tepat cairan yang dimasukan ke dalam mulut, reflek ini dapat dengan mudah di observasi pada saat makan. Reflek ini tidak akan menghilang. 7. Relek Gawn Merupakan kebiasaan menguap yang sering dilakukan oleh bayi. Hal ini normal terjadi pada bayi.

8.

Reflek Ekstruction Merupakan reflek yang ditandai dengan bayi akan mendorong keluar jari yang dimasukkan kedalam mulut, menyentuh atau menekan lidahnya.

9.

Reflek Tonick Neck Dan Asymmetric Tonick Neck Reflek tersebut disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang pada sekitar usia lima bulan. Saat kepala bayi digerakkan ke samping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah). Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonick neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar.

10. Reflek Iddol Merupakan reflek yang ditunjukkan dengan kemampuan bayi untuk menoleh kepalanya ke kanan yang diikuti dengan pergerakan badannya. Reflek ini akan menghilang pada minggu pertama atau kedua. 11. Reflek Startel Merupakan reflek yang ditunjukkan dengan tanda bayi mampu menoleh saat telinganya disentuh dengan jari. 12. Refleks Blinking Merupakan reflek yang ditunjukkan ketika bayi terkena sinar atau hembusan angin, maka matanya akan menutup atau dia akan mengerjapkan matanya. 13. Refleks Tonic Labyrinthine / Labirin Merupakan reflek yang dapat diukur dengan cara pada posisi telentang, reflek ini dapat diamati dengan menggangkat tungkai bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan sesaat, kemudian jatuh. Reflek ini akan hilang pada usia 6 bulan.

14. Refleks Crawling Merupakan reflek yang dapat dinilai ketika seorang ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, ia membentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya. 15. Reflek Peres Penilaian reflek ini dapat dilakukan dengan cara menggoreskan punggung tengah darai bawah ke atas. Hasil akan positif jika bayi menggeliat. 16. Reflek Palmar Grasping Reflek ini muncul pada saat kelahiran dan akan menetap hingga usia 5 sampai 6 bulan. Saat sebuah benda diletakkan di tangan bayi dan menyentuh telapak tangannya, maka jari-jari tangan akan menutup dan menggenggam benda tersebut. Genggaman yang ditimbulkan sangat kuat namun tidak dapat diperkirakan, walaupun juga dimungkinkan akan mendorong berat badan bayi, bayi mungkin juga akan menggenggam tiba-tiba dan tanpa rangsangan. Genggaman bayi dapat dikurangi kekuatannya dengan menggosok punggung atau bagian samping tangan bayi. 17. Reflek Plantar Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak lahir dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini dapat diperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-jari kakinya akan melekuk secara erat. 18. Reflek Babinsky Reflek babinsky muncul sejak lahir dan berlangsung hingga kira-kira satu tahun. Reflek ini ditunjukkan pada saat bagian samping telapak kaki digosok, dan menyebabkan jari-jari kaki menyebar dan jempol kaki ekstensi. Reflek disebabkan oleh kurangnya myelinasi traktus corticospinal pada bayi. Reflek babinsky juga merupakan tanda abnormalitas saraf seperti lesi neuromotorik atas pada orang dewasa.

19. Reflek Galant Reflek ini juga dikenal sebagai reflek Galants infantile. Reflek ini muncul sejak lahir dan berlangsung sampai pada usia empat hingga enam bulan. Pada saat kulit di sepanjang sisi punggung bayi digosok, maka bayi akan berayun menuju sisi yang digosok. Jika reflek ini menetap hingga lewat enam bulan, dimungkinkan ada patologis. 20. Reflek Kremaster Merupakan reflek yang terjadi pada alat genitalia bayi laki-laki, yaitu gerakan skrotum yang terangkat saat paha medial digoreskan dari bawah ke atas. 21. Reflek Walking / Stepping Reflek ini muncul sejak lahir, walaupun bayi tidak dapat menahan berat tubuhnya, namun saat tumit kakinya disentuhkan pada suatu permukaan yang rata, bayi akan terdorong untuk berjalan dengan menempatkan satu kakinya di depan kaki yang lain. Jika tulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti akan melangkahi benda tersebut. Reflek ini akan menghilang sebagai sebuah respon otomatis dan muncul kembali sebagai kebiasaan secara sadar pada sekitar usia delapan bulan hingga satu tahun untuk persiapan kemampuan berjalan. 22. Reflek Swimming Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam yang berisii air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang. Reflek ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan. Reflek ini berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam. Meskipun bayi akan mulai mengayuh dan menendang seperti berenang, namun meletakkan bayi di air sangat berisiko. Bayi akan menelan banyak air pada saat itu. Disarankan untuk menunda meletakkan bayi di air hingga usia tiga tahun. 23. Reflek Snout Merupakan reflek yang dinilai dengan cara dilakukan perkusi pada daerah bibir atas. Refleks SNOUT dikatakan positif apabila didapatkan respon berupa bibir atas dan bayah menyengir atau kontraksi otot-otot di sekitar bibir dan bawah hidung. Refleks SNOUT ini dijumpai sejak lahir dan menghilang

setelah usia 3 bulan. Refleks SNOUT yang menetap pada anak besar, menunjukkan adanya regresi SSP. 24. Reflek Parachute Reflek ini disebut juga sebagai reflek terjun. Penilaiannya adalah dengan cara bayi dipegang pada daerah toraks dengan kedua tangan pemeriksa dan kemudian diposisikan selah-olah akan terjun dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki. Refleks terjun dikatakan positif apabila kedua lengan bayi diluruskan dan jari-jari kedua tangannya dikembangkan seolah-olah hendak mendarat dengan kedua tangannya. Reflek terjun tidak dipengaruhi oleh kemampuan visual, karena pada bayi buta dengan fungsi motorik normal akan memberikan hasil yang positif. Refleks terjun mulai tampak pada usia 8 9 Bulan dan menetap. Reflek terjun negatif bila dijumpai pada bayi tetraplegi atau SSP yang tertekan. Selain reflek-reflek normal tersebut, terdapat pula reflek-reflek abnormal. Reflek abnormal merupakan reflek yang seharusnya tidak terjadi pada bayi. Berikut akan dijelaskan mengenai reflek-reflek abnormal tersebut, yatu : 1. Brudzinskis Neck Sign (Brudzinski I) Gerakan fleksi kepala pasif yang diikuti dengan gerakan fleksi sendi lutut dan panggul. Gerakan ini terjadi saat pemeriksa memfleksikan kepala bayi sampai dagunya menyentuh dada dengan kedua tangan pemeriksa menahan dada bayi agar tidak ikut terangkat. 2. Brudzinskis Contralateral Sign (Brudzinski II) Tes ini dilakukan dengan memposisikan bayi pada posisi tidur telentang dengan salah satu tungkai diangkat, fleksi sendi panggul dan ekstensi sendi lutut. Didapatkan hasil posistif bila terjadi fleksi reflektoris di sendi lutut dan panggul tungkai kontralateral. Bila respon yang terjadi sebaliknya, yaitu ekstensi sendi lutut dan panggul kontralateral maka disebut Brudzinski Resiprocal

Contralateral Leg Sign. 3. Brudzinskis Check Sign (Brudzinski III) Gerakan fleksi reflekstoris kedua siku ke atas sejenak ketika pemeriksaan menekan pipi kiri dan kanan.

4.

Brudzinskis Symphysis Sign (Brudzinski IV) Bayi diperiksa dengan posisi tidur telentang. Pemeriksaan menekan simfisis pubis dengan kedua ibu jari. Hasil tes positif bila tibul fleksi reflektoris pada kedua sendi lutut dan panggul.

BAB III TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian Tempat Pengkajian

: 17 Mei 2012 : Ruang Teratai (Bayi)

A. Subjective Data 1. Identitas Bayi Nama Tanggal / Jam Lahir Jenis Kelamin Orang Tua Ayah Nama Umur Agama Suku / Bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat Tn. H 33 tahun Islam Banjar / Indonesia SMA Swasta Jl. A.Yani Gg. Dahlia RT.30 Ibu Ny. N 36 tahun Islam Banjar / Indonesia SMP IRT Jl. A.Yani Gg. Dahlia RT.30 : By. Ny. N : 16 Mei 2012 / 18.00 WITA : laki-laki

2. Keluhan Utama Bayi baru lahir 1 hari yang lalu ada tanggal 16 Mai 2012 pada pukul 18.00 WITA. Dilahirkan secara spontan belakang kepala dengan ibu ysng disertai PEB. 3. Riwayat Prenatal a. Kehamilan ke b. Tempat ANC c. Imunisasi TT : 5 : Puskesmas dan BPS : lengkap

d. Obat yang diminum selama hamil

: Fe, Kalk

e. Penerimaan ibu / keluarga terhadap kehamilan : baik f. Masalah / keluhan yang pernah dialami ibu selama hamil : No 1. Keluhan / Masalah Cepat lelah Umur Kehamilan Tindakan Oleh Ket -

32 minggu Konseling

istirahat, Bidan

pemberian neurotropin secara IM

4. Riwayat Intranatal a. Persalinan ke : 5

b. Tempat / Penolong persalinan : RS / Dokter c. Masalah saat persalinan d. Cara persalinan e. Keadaan Bayi Keadaan umum Segera menangis / tidak : tidak ada : spontan belakang kepala : : baik : segera menangis, BB/PB : 3000 gram/ 48 cm Jenis kelamin 5. Riwayat Kesehatan a. Kesehatan Bayi Bayi tidak mengalami masalah dan penyuilit pada saat persalinan, serta tidak mengalami kelainan congenital. APGAR Score APGAR A : ppearance P : ulse G : rimace A : ctivity R : espiration 1 1 1 1 2 2 5 1 2 1 2 2 10 2 2 1 2 2 : laki-laki

Jumlah

b. Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan baik dari suami maupun keluarga tidak pernah menderita penyakit seperti asma, hipertensi, diabetes mellitus, hepatitis, TBC, jantung dan penyakit kronis lainnya. 6. Status Imunisasi Jenis Imunisasi Hepatitis B0 Hepatitis B1 Hepatitis B2 Hepatitis B3 BCG Polio1 Polio2 Polio3 DPT1 DPT2 DPT3 Campak Vit K Umur Diberikan Belum diberikan Segera setelah lahir Tempat Pemberian RS

7. Data Kebutuhan Biologis a. Kebutuhan Nutrisi Jenis makan dan minum Frekuensi Banyaknya b. Eliminasi BAB Frekuensi : 2-3 kali sehari BAK Frekuensi : 45 kali ganti popok : PASI : sesuai keinginan : on demand

Warna

: hijau kehitaman

Warna

: putih kekuningan

Konsistensi : lembek c. Personal Hygiene Frekuensi mandi Frekuensi ganti pakaian Penggunaan popok anti tembus

Bau

: khas

: bayi hanya diseka : sesuai kebuutuhan : menggunakan dan diganti sesuai kebutuhan

8. Data Psiososial dan Spiritual Orang Tua / Keluarga a. Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi b. Tanggapan keluarga terhadap keadaan bayi c. Pegambil keputusan dalam keluarga : baik : senang : suami tenaga dan

d. Pengetahuan keluarga terhadap perawatan bayi : pengalaman, kesehatan keluarga

e. Kebiasaan dan ritual dalam keluarga berkaitan dengan kelahiran dan perawatan bayi : aqiqah dan Tasmiyah

B. Objective Data 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan Umum b. Kesadaran c. Tanda Vital : baik : composmenthis : HR : 120 x/menit RR 2. Pemeriksaan Antropometri a. Berat badan b. Panjang badan c. Lingkar kepala Sirkumferensia suboksipito bregmatika Sirkumferensia fronto oksipito : 32 cm : 35 cm : 3000 gram : 49 cm : 48 x/menit Suhu : 36,9 C

Sirkumferensia mento oksipito d. Lingkar dada e. LILA 3. Pemeriksaan Khusus a. Kepala

: 39 cm : 33 cm : 10 cm

: simetris, tidak lecet, ubun-ubun tampak rata, tidak terdapat capput suksedaneum atau cephal hematoma, tidak ada molase

b. Muka c. Mata

: simetris, tidak ada paralisis wajah, tidak ada hematoma : simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, tidak ada pengeluaran cairan, sklera tidak ikterik, tidak ada strabismus

d. Telinga e. Hidung

: simetris, tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada massa : simetris, tidak ada pergerakan cuping hidung, tidak ada sumbatan jalan napas, tidak ada cairan yang keluar

f. Mulut

: simetris, bibir tidak pucat, tidak ada labioschisis atau labiopalatoschisis.

g. Leher

: tidak ada pembengkakan vena jugularis dan kelanjar tiroid

h. Dada

: simetris pada saat inspirasi dan ekspirasi, tidak ada retraksi dada.

i. Mamae

: simetris, terdapat putting pada areola

j. Ekstremitas : lengkap, simetris, gerakan aktif, warna kulit merah, jari tangan dan kaki lengkap, tidak ada fraktur k. Genetalia : vagina dan uretra berlubang, terdapat labia mayora dan minora, labio minora sudah tertutup oleh labia mayora, tidaka ada pengeluaran cairan l. Anus : berlubang, tidak ada kelainan, tidak ada lecet maupun massa pada anus 4. Pemeriksaan Reflek Primitif a. Reflek Moro b. Reflek Rooting : (+) : (+)

c. Reflek Grashping d. Reflek Sucking e. Reflek Babinsky

: (+) : (+) : (+)

f. Reflek Tonick Neck : (-) 5. Kemampuan Perkembangan Bayi a. Kemampuan bahasa bayi : menangis

b. Kemampuan motorik halus : belum c. Kemampuan motorik kasar : belum 6. Pemeriksaan Penunjang Tanggal 16 Mei 2012 Hasil GDS CRD kualitatif 116 mg/dl 0,9 mg/dl Nilai Rujukan < 200 mg < 1,35

C. Assessment 1. Diagnosa Kebidanan : bayi baru lahir 1 hari yang lalu 2. Masalah 3. Kebutuhan : tidak ada : konseling dan perawatan abyi baru lahir

D. Planning 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu keadaan umum bayi secara keseluruhan baik, HR : 120 x/menit, RR : 48 x/menit, Suhu : 36,9C, lingkar kepala normal, pemeriksaan khusus pada kepala, ekstremitas, genetalia dan anus secara keseluruhan normal dan pemriksaan reflek baik. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan 2. Menjaga kebersihan dan memberikan kenyamanan pada bayi, serta mencegah bayi dari hipotermi dengan cara mengganti popok bayi apabila kotor atau basah. Popok bayi diganti 3. Memberikan bayi PASI untuk sementara karena ASI ibu belum tersedia guna memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan mencegahnya dari dehidrasi.

PASI sudah diberikan 4. Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya pemberian ASI karena memiliki beberapa keuntungan yaitu membuat kedekatan emosional bagi ibu dan bayi, membantu perkembangan otak, kecerdasan bagi bayi, memberikan imunitas yang bagus bagi bayi, serta dari segi ekonomi akan lebih hemat. Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI 5. Menjelaskan kepada ibu tentang cara perawatan bayi yang benar, yaitu : a. Jangan membiarkan popok atau bajunya basah, segera ganti apabila basah karena akan membuat bayi kehilanagn panas tubuhnya. b. Memandikan bayi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. c. Jangan membiarkan bayi tanpa baju, diletakkan ditempat dingin atau didekatkan dengan benda yang dingin karena akan membuat bayi kehilangan panas tubuhnya atau kedinginan. d. Jangan menggunakan apapun untuk perawatan tali pusat, seperti memberi garam, kunyit atau apapun, cukup dibiarkan saja karena penggunaan ramuan dan lain-lain hanya akan membuat lembab sehingga memperlambat puputnya tali pusat, serta mengakibatkan infeksi. e. Apabila menemukan bercak putih bekas ASI, segera bersihkan dengan kasa bersih, jangan biarkan ASI menumpuk karena akan susah dibersihkan. Ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan pada bayi dengan baik dan benar 6. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu : a. Megap-megap atau tampak sesak napas b. Kejang c. Peradarah tali pusat

d. Demam tinggi e. Malas menyusu f. Kulit kebiruan

Apabila menemui tanda-tanda tersebut, segera bawa bayi ke petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan. Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada bayi yang disampaikan 7. Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan imunisasi dasar yang sesuai dengan umur bayinya, yaitu : a. Hepatitis B b. BCG c. DPT dan Polio : segera setela bayi lahir, umur 1 sampai 6 bulan : umur kurang dari 2 bulan : diberikan umur 2 bulan atau 3 bulan, setelah 1 bulan atau 2 bulan diulang, kemudian diulang lagi umur 18 tahun Ibu mengerti dan bersedia memberikan imunisasi pada bayinya

CATATAN PERKEMBANGAN No 1. Hari/Tanggal Rabu, 18 2012 13.00 WITA S:O: Keadaan umum : baik Kesadaran : composmenthis HR : 120 x/menit, RR : 46 x/menit,Suhu : 36,9C gerak : aktif, tangis: kuat, BAB/BAK : (+)/(+), muntah (-), reflek baik. A : Bayi Baru Lahir 2 hari yang lalu P: 1. Mengbservasi Tanda Vital Observasi dilakukan 2. Menjaga kebersihan bayi dan berikan kenyamanan pada bayi Kebersihan terjaga dengan menggganti popok yang basah 3. Memberikan PASI pda bayi agar memenuhi kebutuhan nutrisinya. Catatan Perkembangan

PASI sudah diberikan 2. Kamis, 19 Mei 2012 S:O: Keadaan umum : baik Kesadaran : composmenthis HR : 118 x/menit, RR : 48 x/menit,Suhu : 37,1C Gerak : aktif, Tangis: kuat, BAB/BAK : (+)/(+), muntah (-), reflek baik. A : Bayi Baru Lahir 3 hari yang lalu P: 1. Observasi Tanda Vital Observasi dilakukan 2. Jaga kebersihan bayi dan berikan kenyamanan pada bayi Kebersihan terjaga dengan menggganti popok yang basah. 4. Memberikan PASI pda bayi agar memenuhi kebutuhan nutrisinya. PASI sudah diberikan 3. Bayi diperbolehkan dokter untuk pulang Bayi pulang

BAB IV PEMBAHASAN

Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak lengkap seperti orang dewasa dalam menanggapi rangsangan tertentu. Refleks yang dilakukan bayi bersifat spontan, sebagai respons otomatis terhadap rangsangan dari luar atau dalam. Gerak refleks merupakan blok bangunan kecerdasan dan dasar dari koordinasi fisik. Beberapa gerak refleks tersebut antara lain muntah/tersedak dan berkedip, merenggut dan berjalan, bersembunyi dan hanya akan muncul kembali sebagai perilaku terkendali yang disadari. Gerakan-gerakan reflek tersebut merupakan gerakan normal bayi yang harus ada pada bayi diawal kehidupannya. Jika pada awal kelahirannya bayi tidak memiliki gerakan tersebut maka akan susah bagi bayi untuk melindungi dirinya dan bertahan hidup. Gerakan-gerakan reflek akan menghilang dengan sendirinya sesuai usia perkembangan bayi. Tidak semua reflek yang dijelaskan pada bab sebelumnya dapat ditemui pada bayi baru lahir karena kemunculan reflek-reflek tersebut disesuaikan dengan umur bayi. Reflek-refek yang dapat ditemui pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Reflek Moro Reflek Rooting Reflek Sucking Reflek Grashping Reflek Babinsky Dengan memperhatikan gerakan refleks ini, orang tua dapat memantau dan membantu identifikasi saraf otak bayi bekerja normal, sehingga identifikasi kelainan dapat diketahui lebih dini.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Reflek adalah gerak otot skeletal yang bangkit sebagai jawaban atas suatu rangsangan. Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak lengkap seperti orang dewasa dalam menanggapi rangsangan tertentu. Reflek ini tidak menetap hingga dewasa, namun lama-kelamaan menghilang. Reflek-reflek yang terdapat pada bayi adalah sebagai berikut : 1. Reflek Ketuk Glabella. 2. Reflek Mata Boneka. 3. Reflek Moro 4. Reflek Rooting 5. Reflek Sucking 6. Refleks Swallowing 7. Relek Gawn 8. Reflek Ekstruction 9. Reflek Tonick Neck Dan Asymmetric Tonick Neck 10. Reflek Iddol 11. Reflek Startel 12. Refleks Blinking 13. Refleks Tonic Labyrinthine / Labirin 14. Refleks Crawling 15. Reflek Peres 16. Reflek Palmar Grasping 17. Reflek Plantar 18. Reflek Babinsky 19. Reflek Galant 20. Reflek Kremaster 21. Reflek Walking / Stepping

22. Reflek Swimming 23. Reflek Snout 24. Reflek Parachute

B. Saran 1. Bagi Orang Tua Lakukan pemeriksaan pada bayi apabila didapatkan tanada-tanda bahaya atau keadaan bayi yang tampak berbeda dari biasanya atau dari bayi-bayi laian, serta lakukan imunisasi sesuai dengan umur bayi. 2. Bagi Petugas Kesehatan a. Berikan pelayanan yang tepat dan sesuai pada bayi. b. Berikan asuhan kebidanan secara menyeluruh kepada bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Dedeh Sri. 2009. Asuhan Keperawatan Anak Dan Neonatus. Jakarta : Salemba Medika http://nyzas-world.blogspot.com/2009/01/reflek-primitif.html http://sintadotners.wordpress.com/2011/06/29/reflek-primiti-pada-bayi-barulahir/

You might also like