You are on page 1of 16

BAB 2

SISTEM MAKRO DAN MIKRO





Sistem yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah sistem fermion yang
mengikuti kaidah eksklusi Pauli, merupakan partikel identik dan memiliki sifat-sifat yang
berbeda jika di bandingkan dengan sistem boson. Oleh karena itu dalam skripsi ini, untuk
menjelaskan gambaran mengenai partikel fermion secara lebih detail sebaiknya terlebih
dahulu kita mengkaji mengenai dasar-dasar mekanika statistik sebagai bahan bagi kita
untuk lebih memahami skripsi ini.

2.1 Sistem Makroskopik dan Mikroskopik

Cabang fisika mekanika statistik menunjukkan atau menjelaskan hubungan
antara sifat makroskopik sistem banyak partikel dengan sifat mikroskopik partikel itu
sendiri. Pokok utama mekanika statistik adalah mencari gambaran semua hukum-hukum
termodinamika dengan kelakuan atom-atom atau molekul-molekul materi, sehingga
pandangan tentang hukum-hukum termodinamika dapat di mengerti secara rinci.
Mekanika statistik sesungguhnya tidaklah mempersoalkan interaksi antara partikel
individual melainkan mempersoalkan kelakuan dengan peluang terbesar.

2.1.1 Review ( kajian) Mekanika Kuantum

Prinsip mekanika kuantum (sistem mikroskopik) mengarah kepada hasil
bahwa energi partikel, tidak mematuhi beberapa gaya konservatif seperti gravitasi, listrik,
atau medan magnetik, tidak bisa menerima beberapa harga yang berubah-ubah, atau tidak
dapat berubah dalam bentuk kontinu. Melainkan partikel dapat berada hanya dalam salah
satu jumlah keadaan yang memiliki energi yang khusus. Energi ini dikatakan
terkuantisasi. Persamaan yang paling dikenal dalam mekanika kuantum adalah
schrodinger.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Partikel Identik (Indistinguishable Particles)

Dua partikel dikatakan identik jika tidak ada efek ketika kedua partikel
tersebut dipertukarkan. Lebih tepatnya, semua kuantitas teramati harus tidak berubah jika
posisi, momentum dan variabel dinamis lainnya seperti spin dari partikel pertama
dipertukarkan dengan variabel dinamis dari partikel kedua. Fungsi gelombang lengkap
dari elektron dalam atom hidrogen dapat dinyatakan sebagai perkalian dari fungsi-fungsi
gelombang yang terpisah, masing-masing menggambarkan bagian dari variabel-
variabel dinamis yang di ketahui.
(1,2,3,) = (1) (2)(3) (2.1)
Kita misalkan salah satu partikel yang kita tinjau dalam keadaan kuantum a
dan yang lain dalam keadaan kuantum b, karena partikel itu identik, tidak terdapat
perbedaan dalam kerapatan peluang ||
2
dari sistem itu jika partikel itu dipertukarkan,
partikel dalam keadaan a menggantikan yang dalam keadaan b dan sebaliknya.dengan
kata lain
||
2
(1,2) = ||
2
(2,1) (2.2)
Jadi fungsi gelombang (2,1) menyatakan partikel yang dipertukarkan dapat diberikan
oleh salah satu
(2,1) = (2,1) (2.3)
(2,1) = -(2,1) (2.4)
dan tetap memenuhi persamaan(2.2). Fungsi gelombang sendiri bukanlah kualitas yang
dapat diukur, sehingga dapat diubah tandanya oleh pertukaran partikel. Fungsi
gelombang yang tidak dipengaruhi oleh pertukaran partikel disebut simetrik, sedangkan
yang tandanya berubah setelah pertukaran partikel disebut antisimetrik.

Jika partikel 1 dalam keadaan a dan partikel 2 dalam keadaan b, menurut persamaan (2.1)
fungsi gelombang sistim menjadi

I
=
a
(1)
b
(2) (2.5)

sedangkan jika partikel 2 dalam keadaan a dan partikel 1 dalam keadaan b, fungsi
gelombangnya adalah
Universitas Sumatera Utara

II
=
a
(2)
b
(1) (2.6)
Karena kedua partikel tidak dapat dibedakan, maka kombinasi linier
I
dan
II

merupakan pemberian yang tepat untuk menyatakan keadaan sistim. Terdapat dua
kombinasi yang mungkin, simetrik (
S
) dan antisimetrik (
A
).

S
=
2
1
|
a
(1)
b
(2) +
a
(2)
b
(1) | (2.7)


A
=
2
1
|
a
(1)
b
(2)-
a
(2)
b
(1) | (2.8)
Faktor
2
1
diperlukan untuk menormalisasi
s
dan
A
.
Perbedaan yang mencolok antara kasus yang pertama dan kedua adalah pada
kasus pertama, partikel 1 dan 2 dapat berada dalam keadaan kuantum yang sama secara
serentak, dengan a = b, sedangkan dalam kasus kedua partikel tidak dapat berada dalam
keadaan kuantum yang sama.
Kondisi inilah yang membedakan kedua partikel kuantum fermion dan boson. Fermion
mengikuti fungsi gelombang antisimetrik dan boson mengikuti fungsi gelombang
simetrik. Sehingga ketika fermion-fermion dalam keadaan yang sama, total adalah nol.
Contohnya,
a
=
b
, ini membuktikan kebenaran dari hukum yang menyatakan tidak
terdapat dua elektron dalam keadaan kuantum yang sama atau berlakunya prinsip
eksklusi Pauli.

2.1.3 Prinsip Eksklusi Pauli

Dalam tahun 1925, Wolfgang Pauli menemukan prinsip pokok yang mengatur
konfigurasi elektronik atom yang memiliki lebih dari satu elektron. Prinsip eksklusinya
(larangannya) menyatakan bahwa tidak terdapat dua elektron dalam sebuah atom yang
dapat berada dalam keadaan kuantum yang sama. Masing-masing elektron dalam sebuah
atom harus memiliki kumpulan bilangan kuantum n,l,m
l
dan m
s
yang berbeda. Bersifat
gelombang simetrik atau asimetrik. Sifat gelombang maksudnya adalah fungsi
Universitas Sumatera Utara
gelombang yang tidak dipengaruhi oleh pertukaran partikel dan sebaliknya fungsi
gelombang yang berpengaruh terhadap pertukaran partikelnya disebut gelombang
asimetrik.

2.2 Mekanika Statistik

Kita menggunakan mekanika statistik untuk membuktikan sistem riil (sistem
banyak partikel). Dengan mudah kita dapat memecahkan persamaan schrodinger satu
partikel. Untuk banyak partikel,solusinya adalah

total
= kombinasi linier
a
(1)
b
(2)
c
(3) (2.9)

a
artinya partikel dalam keadaan a dengan suatu energi E
a
.
Jika distribusi dari partikel-partikel dari sistem sepanjang energi keadaannya
diketahui, sifat-sifat makroskopik dari sistem dapat ditentukan. Jadi masalah inti dari
mekanika statistik adalah menentukan distribusi yang mungkin dari partikel-partikel
sepanjang energi level dan energi keadaan.

Gambaran dari suatu kumpulan partikel tunggal tergantung kepada apakah partikel-
partikel tersebut terbedakan (distinguishable) atau tak-terbedakan (indistinguishable).

2.2.1 Mikrokanonik,Kanonik dan Kanonik Total

Tinjau suatu sistem partikel-partikel yang tidak saling berinteraksi, dengan
Hamiltoniannya diberikan oleh

H =

m
a
a
E
a
N

(2.10)

Dimana E
a
merupakan energi keadaan kuantum partikel tunggal

i dan

merupakan operator yang mencacah banyaknya partikel yang berada pada

i ,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan m menunjukkan jumlah aras energi yang berbeda (dapat merosot), dinotasikan
sebagai
i
= 1,,m, dengan m dapat tak berhingga.

Mekanika statistik kita diperhadapkan dengan situasi dimana keadaan
kuantum dari sistem tidak diketahui.Nilai harap dari suatu observabel harus dirata-
ratakan
A =
i
w i A i | | (2.11)
Dimana keadaan i adalah ortonormal dari Hamiltonian H dan w
i
adalah peluang berada
dalam keadaan i .w
i
harus memenuhi
i
w = 1. Nilai harap dapat dituliskan dalam
bentuk bebas

A = Tr{ } A (2.12)

adalah matriks densitas. Dalam hal ini =

i
i
w i i . Keadaan
i
w = 1 yakni
peluangnya bertambah 1,yaitu
Tr{ } = 1 (2.13)

Kita selalu diperhadapkan kepada tiga ensemble: mikrokanonik ensemble,
kanonik ensemble, dan kanonik ensemble total. Dalam mikrokanonik ensemble
diasumsikan sistim dalam keadaan tertutup, sehingga energi E tetap, tetapi semua
keadaan dengan energi E sama dengan probabilitas
= C (H E) (2.14)
dimana adalah matriks densitas.
adalah delta kronecker.

C adalah konstanta normalisasi dan entropi diberikan oleh:
S = - ln C (2.15)

Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian S = ln (# keadaan dari energi E).
Temperatur invers,

T k
B
1
= (2.16)

V
E
S
|
.
|

\
|

= (2.17)

Tekanan P,


E B
V
S
T k
P
|
.
|

\
|

= (2.18)
Dari hukum pertama termodinamika


dS = dV
V
S
dE
E
S

(2.19)

dE = k
B
TdS PdV (2.20)
Energi bebas,
F = E - k
B
TS (2.21)

Jika persamaan ini diturunkan dan dihubungkan dengan persamaan sebelumnya

dF = dE - k
B
(SdT + TdS )
= k
B
TdS PdV - k
B
SdT - k
B
TdS (2.22)
= - k
B
SdT PdV


Maka diperoleh persamaan persamaan

Entropi,
Universitas Sumatera Utara
S = -
V B
T
F
T k
|
.
|

\
|

1
(2.23)
Tekanan P,
P = -
T
V
F
|
.
|

\
|

(2.24)

Energi E kita peroleh kembali dalam formulasi yang baru
E = F + k
B
TS
= F - T
V
T
F
|
.
|

\
|

(2.25)
= - T
2
|
.
|

\
|

T
F
T


Dalam kesetimbangan termal, asumsinya sistem kontak dengan panas reservoir sehingga
temperatur dalam keadaan konstan. Matrik densitasnya


H
Ce


= (2.26)

Ini berguna untuk menurunkan konstanta normalisasi, C dan bekerja dengan matriks
densitas tanpa normalisasi sehingga kita dapat mendefenisikan fungsi partisi

Z = Tr{ } (2.27)
atau

Z =


i
E
i
e

(2.28)

Energi rata-ratanya diperoleh

E =


a
E
a
i
e E
Z

1

Universitas Sumatera Utara
= - Z ln

(2.29)
= - k Z
T
T ln
2



Oleh karena itu dapat diperoleh persamaan energi bebas berdasarkan kanonik ensembel
F = - k

T ln Z (2.30)
Potensial kimia di defenisikan sebagai


N
F

= (2.31)

N adalah jumlah partikel.

Dalam kanonik lengkap total, temperatur T dan potensial kimia diketahui
dan matriks densitas


) ( N H
Ce


= (2.32)
Di sini juga berlaku matriks densitas tanpa normalisasi dan membentuk fungsi partisi
kanonik lengkap

Z =


a
a
E N
N E
e
,
) (
(2.33)
Jumlah partikel rata-rata di peroleh

N = - k

ln Z (2.34)
Sehingga energi rata-ratanya diperoleh

E = -

ln Z +

T k
B
ln Z (2.35)
Universitas Sumatera Utara
Pada skripsi ini kita akan menggunakan fungsi partisi kanonik lengkap untuk kondisi
temperatur dan potensial kimia yang diketahui dalam suatu sistem.

2.2.2 Ensemble Kanonik

Semua ensemble yang berada dalam ensemble kanonik mempunyai
temperatur yang sama. Oleh karena itu di dinding pemisah bersifat permeabel yang
artinya dapat ditembus oleh panas atau cairan. Oleh karena setiap ensemble yang
mempunyai temperatur yang sama maka terjadi kesetimbangan termodinamika. Energi
dari sebuah ensemble yang berada dalam ensemble kanonik berubah terhadap waktu
mulai dari energi ke nol sampai ke energi totalnya. Apabila sebuah ensemble yang di
dalam ensemble kanonik berada pada state ke i dengan energi
i
yang dinyatakan posisi.
Probobilitas bahwa sebuah berada dalam state ke i sama dengan nol.
P
i
= P(0) e
kT /
(2.36)
Di mana P(0) adalah fungsi temperatur T.
Oleh karena pada state ke i ensemble harus sama dengan 1 sehingga probabilitas
menjadi:
P
i
= 1
Fungsi partisi dari ensembel yang berada di dalam ensemble kanonik adalah :
Z =


i
kT i
e
/
(2.37)
Fungsi partisi ini mempunyai sifat-sifat sama dengan partisi total.
Z =
! N
Z
N
(2.38)
Sehingga
P
i
= p(o) e
kT i /
(2.39)
Po =
kT i
e
/
1

(2.40)
Di mana
Z = e
kT i /
(2.41)
Maka
Universitas Sumatera Utara
P
i
=
kT i
kT i
e
e
/
/

(2.42)
P
i
=
Z
e
kT i /


2.2.3 Sifat- Sifat Termodinamika Ensemble Kanonik

Pengertian ensemble disini adalah suatu ensemble yang terdiri dari beberapa
sistem yang berada pada satu ruangan masing-masing tempat dapat berada pada sistem
energi. Energi rata-rata dari sebuah ensemble dapat dituliskan persamaannya sebagai
berikut di bawah ini
=

E P
i
i (2.43)
P
i
= P(0) e
kT i /

P(0) =
kT i
ze
/
1


Z = e
kT i /

P
i
=
kT i
kT i
ze
e
/
/


P
i
=
Z
e
kT i /

E = Z P
i
i
Maka
E
Z
e
E
kT i /

=
) (
1
/
i e
Z
E
kT i

= (2.44)

T
Z
kT e
T
E
e E
kT i
kT
i kT i /
/ 1
) : /
(

(2.45)

T
Z
Z
kT
E

2

Universitas Sumatera Utara
2.3 Fermion dan Boson

Fermion, diambil dari nama Enrico Fermi, yang artinya adalah partikel yang
membentuk status kuantum komposit yang benar-benar antisimetrik. Hasilnya fermion
bersifat sesuai dengan prinsip eksklusi Pauli dan juga sesuai dengan statistik Fermi-
Dirac.Teori spin-statistik menyatakan bahwa fermion mempunyai spin yang berupa
separuh bilangan bulat. Salah satu cara untuk menggambarkan spin ini ialah bahwa
partikel dengan spin 1/2 , seperti fermion, harus diputar oleh dua rotasi penuh untuk
mengembalikan mereka ke keadaan semula. Contoh-contoh fermion antara lain: elektron,
proton, dan neutron.
Karena masing-masing keadaan kuantum hanya dapat dihuni paling banyak
oleh satu elektron, kita harus mengingat bahwa lebih dari N keadaan kuantum, N
1
dari
seluruhnya yang akan ditempati(terisi).
Jadi, untuk memberikan jumlah dari tingkat energi g
i
, banyaknya cara n
i
menempati
tingkat-tingkat energi ini adalah

( )
|
|
.
|

\
|
=
i
i
i i
n
g
E
( )
( )! !
!
i i i
i
i i
n g n
g
E

= (2.46)
Dengan E
i
= ni
i
.Jadi untuk keseluruhan sistem

(E) =


=
i i i i
i
i
i
i
n g n
g
E
)! (
!
) (
!
(2.47)
dan
E =

=
i
i i i
n E (2.48)
Dengan menggunakan pendekatan sterling, kita dapat menghitung entropi, energi bebas,
dan potensial kimia.

Entropinya (S),
Universitas Sumatera Utara
S = k ln(E) = k

i
i
g ln g
i
n
i
ln n
i
(g
i
n
i
) ln(g
i
n
i
) (2.49)
Energi bebas (F),

F = E TS
Di mana E = n
Maka
F =


i
i i i i i i i i i i
n g n g n n g g T n )] ln( ) ( ln ln ( [ (2.50)

Untuk menghitung potensial kimia melalui persamaan (2.31) dari kulit I yaitu


i
i
n
F

=
= ] 1 ) ln( 1 ln [ + +
i i i i
n g n T
Sehingga,

(

i
i i i i
n
n g
T
) (
ln


Maka,
n
i
=
1 ) exp( +

T
g
i i
i

(2.51)
Dalam kesetimbangan, semua potensial kimia untuk semua kulit yang berbeda
harus sama. Dalam hal ini
i
dan mengintepretasikan kedudukan n
i
dalam bentuk
yang bersesuaian dengan nilai rata-rata kedudukan dalam kesetimbangan, sehingga dapat
dituliskan:
Untuk distribusi fermion

=
i
n
1 ) exp( +

T
g
i i
i

(2.52)
Untuk distribusi boson
Universitas Sumatera Utara


1 ) exp(

=
T
g
n
i i
i
i

(2.53)

2.3.1 Distribusi Bose Einstein

Untuk sistem boson, fungsi partisinya dari persamaan fungsi partisi kanonik
lengkap (2.33) yaitu

Z =


a
a
E N
N E
e
,
) (
(2.54)

Suku-suku dalam nilai eigen partikel tunggal dan energi partikel tunggal adalah

...
1 1 0 0
+ + = =

n n n E
i
i i a
(2.55)
n
i
= 0,1,2,3

Sehingga,
Z =
{ }



i
i i
i i i
n
n n
e
) (

=

|
|
.
|

\
|

i n
n n
i
i i i
e
) (
(2.56)
=

i
i
e
) (
1
1



1
1
) (

=

i
e
n
i
(2.57)
Banyaknya jumlah partikel dalam sistem,

N =

i
i
n
Universitas Sumatera Utara
=

i
i
e 1
1
) (
(2.58)

Energinya diberikan oleh

a
E =
i
i
i
n


=
i
i
i
e
1 ) (

(2.59)
N akan meningkat seiring peningkatan . Kondensasi Bose-Einstein terjadi ketika
N >

0 i
i
n (2.60)

2.3.2 Distribusi Fermi-Dirac

Statistik Fermi-Dirac pertama sekali di perkenalkan oleh Enrico Fermi dan
Paul Dirac pada 1926. Salah satu aplikasi dari statistika Fermi-Dirac ini adalah dalam
distribusi Fermi-Dirac yaitu untuk sistem fermion identik.

Oleh sebab itu prinsip eksklusi Pauli yaitu bahwa tidak terdapat dua elektron
dalam sebuah atom yang dapat barada dalam keadaan kuantum yang sama, jadi jumlah
partikel yang dapat menempati keadaan tunggal hanya 0 dan 1, sehingga jika ada g
i

keadaan berenergi sama
i
dan ada n
i
partikel,maka n
i
keadaan terisi dan (g
i
-n
i
)
kosong. Sejumlah
i
g keadaan dapat diatur dalam g
i
! cara yang berbeda, tetapi ada n
i
!
permutasi dari keadaan terisi di antara mereka yang tidak relavan partikel itu tak
terbedakan dan )! (
i i
n g permutasi keadaan kosong di antara mereka yang tidak relavan
karena keadaan tidak ada isinya.

Untuk sistem fermion bebas, fungsi partisinya dari persamaan (2.33) adalah

Z =


a
a
E N
N E
e
,
) (

Universitas Sumatera Utara
sama halnya pada distribusi Bose-Einstein, bahwa

E
a
=

+ + =
i
i i
n n n ...
1 1 0 0

hanya, oleh karena prinsip eksklusi pauli
n
i
= 0,1 (2.61)
sehingga
Z =
{ }



i
i i
i
n
n n
e
) (

=

|
|
.
|

\
|
=

i n
n n
i
i i i
e
1
0
) (
(2.62)
= ( )


+
i
i
e
) (
1



1
1
) (
+
=

i
e
n
i
(2.63)
dari persamaan ini diperoleh
N = ,
1
1
) (

i
i
e

(2.64)
dan
E =

i
i
e 1
) (

(2.65)
maka distribusi Fermi-Dirac untuk fermion adalah
f( ) =
1
1
) (
+

e
(2.66)
Jikalau dibandingkan dengan sistem boson, maka distribusi untuk partikel
boson yang mengikuti distribusi Bose-Einstein adalah

f( = )
1
1
) (


e
(2.67)

Pada sistem boson tidak ada batas dalam mengisi jumlah pada masing-masing level
keadaan atau tidak memenuhi eksklusi Pauli.
Universitas Sumatera Utara

Tanda positif dan negatif pada persamaan inilah yang menyebabkan perbedaan antara
kedua distribusi ini. Di mana bahwa dalam distribusi Fermi-Dirac terbukti bahwa peluang
elektron menempati suatu keadaan adalah antara 0 dan 1, karena dibatasi oleh pembagi
+1.

2.4 Statistika Kuantum

Statistika kuantum adalah sejumlah energi yang terdistribusi diantara sistem
partikel dalam kesetimbangan termal pada temperatur dimana bahwa sistem mekanika
kuantum yang terdiri dari N partikel. Fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann berlaku untuk
sistem partikel identik yang satu sama lain dapat di bedakan dengan fungsi
gelombangnya bertumpangan. Molekul dalam gas cocok dengan pemerian tersebut, dan
memenuhi statistika Maxwell-Boltzman. Jika fungsi gelombang cukup banyak saling
bertumpangan, keadaannya berubah karena partikel tersebut tidak dapat dibedakan.
Akibat mekanika kuantum dari partikel yang tak terbedakan, maka fungsi gelombang
dalam sistem partikel tersebut yang saling bertumpangan dapat dilihat dalam dua bagian
yaitu:
1. Partikel dengan spin 0 atau bilangan bulat yang disebut boson. Boson tidak me
menuhi prinsip eksklusi, dan fungsi gelombang boson tidak terpengaruh oleh
pertukaran setiap pasangan partikel. Fungsi gelombang semacan ini disebut
simetrik.
2. Partikel dengan spin setengah bilangin bulat-ganjil (
2
1
, ,...)
2
5
,
2
3
di sebut fer-
mion. Fermion memenuhi prinsip eksklusi yaitu bahwa tidak terdapat dua
elektron dalam sebuah atom yang barada dalam keadaan kuantum yang sama,
dan fungsi gelombang sistem fermion berubah tanda terhadap pertukaran setiap
pasangan partikel. Fungsi gelombang semacam ini disebut antisimetri.





Universitas Sumatera Utara

You might also like