Professional Documents
Culture Documents
Komposisi kimia
Azolla pinnata dan komposnya.
Sumber : *
CASTILLOet al
(1982) dalam Sudibya (1992)
* * * SUDIB YA
et
al (1992).
Keterangan : B K= B ahan Kering ; PK=
Protein Kasar
; SK
= Serat Kasar ;
LK= Lemak Kasar ; B ETN =
B ahan Ekstrak tanpa Nitrogen ; Ca =
Kalsium
; P = Posfor
Seperti hijauan
lainnya kandungan gizi Azolla pinnata bervariasi
tergantung pada
lingkungannya di mana tanaman air tersebut tumbuh (Tabel 1).
Azolla pinnata selain sebagai sumber protein dan energi juga sebagai sumber
mineral. Menurut MANILA (1997) berdasarkan berat keringnya Azolla pinnata
mengandung protein kasar 24 -30 %, lemak kasar 3 - 3,2 %,abu 10 - 19 %,
kalsium 0,4 -1,0 %
dan
fosfor 0,5
- 0,9%
.
Sedangkan menurut KHATUN
et al
(1999) azolla
adalah hijauan sumber protein dengan kadar protein 28,54%, daya
cerna proteinnya
sebesar 21,98% dan nilai metabolisme energinya 7, 59 MJ/kg.
Azolla dapat dijadikan konsentrat protein daun (KPD) dengan
mengkoagulasikan protein hijauan tersebut pada 800C dalam penangas air
selanjutnya disentrifus . KPD Azolla africana mengandung protein 71,3%
sedangkan residunya mengandung protein 12,6%. KPD azolla mengandung
lemak dan serat yang lebih
rendah, kandungan
sianidanya berkisar antara 0,12
mg/100 g sampai
dengan 0,15 mg/100g (FASAKIN, 1999). Kandungan
sianida
ini masih
rendah bila dibandingkan dengan daun singkong yang biasa
dipakai
sebagai
pakan ternak, sianidanya berkisar antara 40mg/100g -
62mg/100g
(ASKAR, 1996) . Sianida adalah racun bagi ternak yang dapat menimbulkan
kematian akut maupun kronis .
Di samping itu azolla mengandung xantophil dan asam amino yang
sangat baik untuk pakan ternak . B eberapa asam amino esensial kandungannya
lebih tinggi daripada bungkil kedelai (Tabel 2).
69
a an a an
o omposlsi imla o a an ermg
PK SK
LK Abu B ETN Ca
P
Azolla pinnata'
10,78 21,58 17,86
Azolla pinnata" 10
. 68 26,83 11,06 t
~00
Azollrrpinnata"' - 30
9,1 - - 1,0 - 0,7
Kompos
A . pinnata+"
-
24
9
- - 1
0,4 1
0,7
r:~: : :ou: :::. :.o o:
,o~ .::
,~u:: ~zo: ,:: :~c:: ,:: ~: :~c:: oc:.,u
o~:
c::
,:: : : :~,~ u.,u ::u ]:u: :~: o: .~.cu:
~:: .~w:
c: .~o:,:: :cu: :::. :.o : ~c
c:
|rJ:J~||1, ,
~~: o : F:: .~u]u: c:w: ::, o:,:
.~c~: :zo:
:~c:: : c~: c~.c: :.: c: o~: o:: c~:
o:~:
-:: ,~~: o ,: :zo: o :]u: ,~.c~:: ``
`o::.
::u. c~o:::: c~: ~: uu c~c:: ~:, :.u o
:
~:o:, ::u. c:c ,~.c~:: ::.,: ` I::.: .uo: o:,:
oc~:
,:o: :., :~.u: ]~: ~: :~,~ ::,, u::, c:c o: :
|rJ:J~||1, ,
:uc:u: cu ~o~: o~:
~zo: ,:: o::. ::u.
::. ,~~u
~zo:
,:: o:,: oc~: ,:o: ~: o::. c~u ~
.::: ::u o::. c~u o.,o:
| c:w: :: ,~~: |:J|1~ ~
:, `, : .~u:: ~zo:
,:: ~ o: o.,o: : o c~:
,:o: ::u. ::. ,~~u :~c:: ,~:
cu ~o~:, o~: :uc:u:
:~c~:: ` ` `` o: ` : o:.:
,:o: ,~oo~ ,~:.c::
| ::~ ow~, o: ,~oo~ c~~u |:~, :o:: ,~:.c::
coco c:o:
`
I:c~`
ro.,o:: ~::
~.o :~:: ~zo: ,:: o:
u r~o~:
:u.c~ r-~| | , o::. rJ:J~||1 |,
I~.u I~: u:o: |o ~~
```
r~|~~I~| ~ZCFF~ 1||~I~ :~G~1 ~r~|
IP|~r
~: ~::.
~.o r:o: ~::. ~.o |c~:
,o~,
~zo:
,:: u r~o~:
I~o~
+,`
,
:~
, +,
r~o~
, ,`
1:o~uc~
, +,
F~uc~
,` ,
~::~
,+ ,`
F:~ ,+
,+
-:o~ `,
`,
~~ ,` ,
I,o,: `,` ,`
( p b b ) , konsumsi p akan dan konversi p akan .
SUDIBYAet al (1992) .
Ransumyang mengandungAzollapinnata 20%
menghasilkan pbb yang
sangat
tinggi, dapat meningkatkan palatabilitas ransum sehingga temak
itik
akan
mengkonsumsi ransum dalamjumlah besar. Namun tidak berlaku pada
penambahan
Azolla pinnata
40%,
walaupun konsumsi pakan meningkat tetapi
tidak diikuti dengan
pertambahan bobot badan yang meningkat akibatnya nilai
konversi pakan naik (nilai
konversi paling tinggi). Di samping itu meningkatnya
Azolla pinnata dalam ransum menyebabkan
meningkatnya serat kasar dalam
ransum dan menurunkan retensi nitrogen. Menurut WAHYU
(1992) dalam
MANILA (1997) bahwa serat kasar dalam ransum mengakibatkan
tergertaknya
peristaltik usus sehingga zat-zat makanan mudah dicema
terbawa keluar
bersama serat dalamfeses sebelum sempat diserap.
Tabe15
.
69 : 185 - 187 .
KHATUN, A. , MA ALIDAN JG DIN-GLE(1999) .
Comp orison of the nutritive
value for laying hens of diets containing
atolls (Azolla p innata) based
on formulation using digestible amino acid versus
total p rotein and total
amino
acid . Anim. Feed Sci. Technol.
81 : 43 -
56 .
KUSWANDI (1985) . Bisakah azolla untuk
p akan ternak. Ayam dan
Telur
.
Maj alah Pertanian dan Peternakan,
15 (03) .
MANIN (1997) . Penggunaan
tep ung eceng gondok (Eichornia
crassip es Mart)
dan azolla (Azolla p innata
Brown) dalam ransum ternak Itik
p eriode
p ertumbuhan . J. Peternakan Lingk. , 3(2)
: 13-20.
SUDIBYA, D. ADISUWIRio, K.
WIDAYAKA(1992) . Penggunaan
Azolla Pinnata
sebagai p engganti bungkil
kedele dan bentuk p emberiannya
dalam
ransum ayam p etelur terhadap
p erfoman. Lap oran Hasil
Penelitian.
Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto
.