You are on page 1of 22

Limbah Padat (Sampah)

Oleh Marike Mahmud

Penggolongan Sampah Berdasarkan Asalnya


Sampah hasil kegiatan rumah tangga, termasuk di dalamnya sampah rumah sakit, hotel dan kantor. Sampah hasil kegiatan industri/pabrik Sampah hasil kegiatan perdagangan, misalnya pasar dan toko Sampah hasil kegiatan pembangunan Sampah jalan raya

Penggolongan Sampah Berdasarkan Komposisinya


Sampah seragam : sampah kantor seperti kertas, karton, kertas karbon dan sejenisnya. Sampah campuran. Misalnya sampah pasar atau dari tempat-tempat umum lainnya.
Lokasinya

Sampah kota : terkumpul di kota-kota besar

Sampah daerah : terkumpul di luar perkotaan

Penggolongan sampah berdasarkan bentuknya


Sampah padatan : daun kertas, karton, kaleng, plastik dan logam Sampah cairan (bubur) : bekas air pencuci,bekas cairan tumpah, tetes tebu dan limbah industri yang cair Sampah gas : Co2, amoniak dan H2S dan lainnya.

Penggolongan Berdasarkan proses terjadinya


Sampah alami : sampah yang terjadinya karena proses alami. Misalnya rontokan dedaunan. Sampah nonalami : sampah yang terjadinya karena kegiatan manusia.
Sifatnya

Organik : dedaunan, kayu, tulang, sisa makanan

An Organik : kaleng, besi, logam dll

Secara Garis Besar:


Sampah organik : daun-daunan, sampah dapur Sampah anorganik : logam, besi dll Sampah berbahaya : jarum suntik bekas, limbah racun kimia dll.

Pengelolaan Persampahan
Penimbunan Sampah : Standar Departemen PU SK SNI S-04-1993-03 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah untuk kota besar dan sedang. Besarnya timbulan sampah untuk kota sedang : 2,75 -3,25 l/org/hr atau 0,7 0,8 kg/orang/hari. Penanganan di tempat (on site handling) : penanganan sampah di tempat atau pada sumbernya : semua perlakuan terhadap sampah yang dilakukan sebelum sampah ditempatkan di lokasi tempat pembuangan. Contoh : pemilihan, pemanfaatan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). Tujuan untuk mereduksi besarnya timbulan sampah (reduce).

Pengumpulan (Collecting)
Pengumpulan ini merupakan tindakan pengumpulan sampah dari sumbernya menuju ke TPS dengan menggunakan gerobak dorong atau mobil pick-up khusus sampah.

Pengolahan Sampah
Transformasi Fisik : pemisahan sampah, pemadatan bertujuan mempermudah penyimpanan dan pengangkutan. Pembakaran (incenerate) : Teknik pengolahan sampah yang mengubah sampah menjadi bentuk gas, sehingga volumenya berkurang hingga 90-95%. Meski efektif tapi tidak dianjurkan karena berpotensi menimbulkan pencemaran udara. Pembuatan Kompos : mengubah sampah melalui proses mikrobiologi menjadi produk lain yang dapat digunakan. Output : kompos dan gas bio.

Energy recovery : transformasi sampah menjadi energi baik energi panas maupun energi listrik. (Metode ini dinegara maju)

Pembuangan Akhir
Pembuangan akhir harus memenuhi syarat kesehatan dan lingkungan. Teknik open dumping : sampah yang ada hanya ditempatkan begitu saja hingga kapasitasnnya tidak lagi terpenuhi. Berpotensi terhadap gangguan lingkungan

Proses penanganan sampah ada empat fase (Teknis):


Tahap penampungan : masyarakat menampung sampah masing-masing di tempat sampahnya. Tahap pengumpulan sampah : pengumpulan sampah setempatdari sumber sampah mis : pemukiman, sekolah dll

Tahap pemindahan sampah : sampah dipindah ke Tempat Penampungan Sementara


Tahap pengangkutan sampah : sampah diangkut menggunakan truk sampah dari TPS ke TPA Tahap pembuangan akhir : pemusnahan sampah di lokasi pembuangan akhir

Pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat : Tempat berkembang dan sarang bagi serangga dan tikus. Menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara (bau) Menjadi sumber dan tempat hidup kumankuman yang berbahaya Bencana sampah yang tidak yang dikelola dengan baik : tumpukan sampah Leuwi Gajah

Beberapa cara pemusnahan sampah


Penumpukan dan pengerukan tanah (open dumping): sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun membusuk menjadi bahan organik. Metode murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko penyakitmenular, bau. Pengomposan : cara pengomposan merupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi

Pembakaran : sampah di bakar habis. Harus jauh dari pemukiman untuk menghindari asap

Pengarukan tanah : hampir sama dengan penumpukan, tetapi cekungan yang telah diisi. Membutuhkan areal yang luas.

Integrated Rubbish Managing


Sistem ini mengkombinasikan berbagai cara pengelolaan sampah : daur ulang, recycling centre, pengomposan, perubahan image pemulung, pembuatan kerajinan sampah & pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Sistem Node, Sub Point & Center Point


Inovasi sistem pengolahan sampah secara terpadu dan frofesional dengan melakukan pembagian area center, sub point dan node. Pengolahan dengan mengubah anorganik menjadi siap daur ulang. Contoh : kertas bekas diproses menjadi kertas daur ulang. Plastik menjadi biji-biji palstik untuk industri berbahan baku plastik.

Proses kerja node, sub point dan center point


Pewadahan, memakai plastik. Diambil 2 kali seminggu. Sampah campuran : diangkut menuju ke node. Pemulung yang dipekerjakan di node langsung memilah sampah itu berdasarkan jenis sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik dari node dibawa ke sub point, lalu dipisahkan lebih detail lagi. Mis plastik ada 10 macam. Logam juga dipisah-pisahkan : baja, alumunium tembaga dll. Besi tidak di daur ulang hanya dijual lagi. Hasil pemilahan dari sub point kemudian dikirim ke center point. Pemrosesan sampah terpadu dilakukan di center point.

Recycling center
Daur ulang merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah padat terdiri atas kegiatan pemilihan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk dan material bekas pakai. Kunci keberhasilan pada pemilahan awal, jika telah dipilah maka memudahkan proses selanjutnya. Material anorganik yang dapat di daur ulang : botol bekas wadah kecap, saus, sirup, creamer dll. Kertas terutama kertas bekas kantor atau kertas koran, majalah, kardus dll. Besi bekas rangka meja, tempat tidur, besi rangka beton dll. Plastikbekas wadah air mineral, shampoo, jerigen, ember, sedotan.

Kompositing
Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahanbahan organik secara biologis dalam suhu tinggi dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Bahan baku: semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen seperti : kotoran hewan, sampah hijau, sampah kota, lumpur cair dll. Secara alami diurai oleh makhluk hidup : serangga dan unggas lalu cacing. Setelah itu diurai oleh mikroba. Cara buatan : menggunkan mesin pencacah (crusher) untuk menggantikan fungsi unggas dan serangga. Sampah disemprot selama satu menit agar baunya hilang. Sampah dicacah habis, volumenya akan turun karena menjadi padat. Setelah dicacah menjadi urusan kecil-kecil hingga tidak tampak. Selanjutnya diberi mikroba supaya mempercepat proses pembusukan dan menjadi bahan baku kompos. 7 14 hari menjadi kompos. Mesim dapat mencacah 10 kubik setiap harinya. Luas lahan diperlukan membuat kompos sebesar 50 meter persegi.

Sampah menjadi listrik


Sampah perkotaan yang organik biasanya dikonversi menjadi energi melalui proses pengolahan, baik melalui sejumlah proses pengolahan, baik dengan maupun tanpa oksigen yang bertemperatur tinggi. Untuk pembuangan sampah disediakan area tanah dalam 10 15 meter, panjang 5 km dan lebar 3 km, diproses dengan sanitary landfill. Gundukan tanah menghasilkan gas metan sebagai sumber listrik dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk. Tidak bau sehingga bisa dekat dengan pemukiman.

Cara Kerjanya Sampah menjadi Listrik


Pertama sampah dicacah, lalu dilewatkan conveyor menuju tungku dan dibakar hingga menjadi abu dan uap air. Uap air yang dihasilkan akan menggerakkan turbin pembangkit listrik. Residu 10 % akan menjadi debu jatuh (bottom ash) dan debut terbang (fly ash). Bottom ash dapat sbg campuran pupuk, bahan pelapis jalan, reklamasi pulau; fly ashdapat sbg bahan campuran semen serta bahan pembuatan batako.

Sampah Elekronik
Dapat mencemari lingkungan melalui bahan kimia beracun dan logam berat. Cara pengolahan dengan mengolah sampah elektronik seperti komputer dan asesorinya, radio kabel, handphone dll. Peralatan tersebut mengandung bahan yang bernilai tinggi seperti tembaga, emas, paladium yang bisa dijual kembali dan menghasilkan uang. Namun pekerja harus memilih dan mengelupas material tersebut harus mendapatkan pakaian pelindung dari bahan B3 dengan memakai sarung tangan, sepatu boot, serta minum susu kedelai agar tetap sehat.

Pengelolaan Sampah Setempat (4R)


Reduce. Menimilisasi barang atau material yang digunakan. Reuse. Pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang disposable (sekali pakai,buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum menjadi sampah. Recycly (mendaur ulang). Tidak semua barang dapat didaur ulang, namun saat ini sudah ada industri non-formal dan rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barng lain. Replace (mengganti). Pakailah barang-barang yang ramah lingkungan. Misalnya, tas kresek diganti dengan keranjang dan jangan menggunakan styrofoam karena tidak terdegradasi dengan sempurna.

You might also like