Professional Documents
Culture Documents
Penemuan alpha (α) dan beta (β) diawali dengan penelitian oleh Rutherford. Rutherford
menggunakan electrometer untuk mengukur arus listrik yang dihasilkan akibat proses radiasi
dengan teknik “photographic plates”. Penelitian ini menghasilkan paper pada tahun 1899.
Gambar 1. Electrometer
Eksperimen ini dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 1. Lapisan yang seragam dari senyawa
Uranium dihamburkan ke plate A dan kemudian dipancarkan sebagai ion dalam bentuk gas
diantara plate A dan B. Jumlah ionisasi yang terjadi diukur sebagai “saturation current” yang
diterima oleh plate B pada saat terjadi beda potensial yang cukup besar antara A dan B untuk
menarik semua ion yang ada pada plate sebelum terjadinya rekombinasi.
Pada ekesperimen ini, Rutherford menggunakan Uranium yang dilapisi dengan Aluminium pada
berbagai ketebalan dan diukur sebagai kuat arus listrik menggunakan electrometer. Sebelumnya,
Becquerel telah memberikan kesimpulan (Pada 30 Maret 1896; dua tahun sebelum Rutherford
melakukan penelitian dibidang ini) bahwa radiasi Uranium dapat menimbulkan dua atau lebih
radiasi yang berbeda.
Selanjutnya Rutherford melakukan cross check untuk mengetahui apakah pernyataan Becquerel
benar atau tidak. Hal ini dikarenakan Rutherford mengklaim bahwa radiasi Uranium yang terjadi
adalah tidak benar. Tetapi, Rutherford menemukan bahwa radiasi sinar yang berbeda tersebut
yang diemisikan Uranium disebut α dan β.
r = exp (-λd)
I = Io exp (-λt)
Io merupakan arus listrik yang ada pada plate A dan I adalah kuat arus disetiap ketebalan tertentu
yaitu t.
Perbedaan nilai pada persamaan ini sangat ditentukan oleh λ, yang merupakan koefisien
absorpsi. Jika radiasi Uranium bersifat homogeny (hanya satu tipe), maka λ akan bernilai
konstan dan terus menurun yang menyebabkan nilai I juga turun. Ternyata, hal ini tidak terjadi.
Rutherford menemukan nilai λ yang tetap konstan untuk beberapa nilai dari Aluminium yang
melapisi Uranium dan secara signifikan nilai ini turun, ketika ketebalan dari lapisan Aluminium
ditingkatkan, sehingga Rutherford menarik sebuah kesimpulan bahwa ada dua atau lebih jenis
radiasi dari Uranium. Radiasi yang paling mudah terabsorpsi diberi nama alpha (α) dan yang
dapat menembus lapisan Aluminium disebut beta (β).
1. Partikel memiliki massa karena tersusun atas proton dan neutron pada inti sedangkan
foton tidak memiliki massa.
2. Partikel memiliki memiliki muatan listrik sedangkan partikel tidak memiliki muatan
listrik.
3. Partikel dapat meluruh secara spontan diruang hampa sedangkan foton tidak dapat
meluruh secara spontan.
4. Partikel tidak dapat bergerak dengan laju c (kecepatan cahaya) dalam ruang hampa
sedangkan foton dapat bergerak dengan kecepatan cahaya dengan energi dan momentum
tertentu.
Salah satu contoh reaksi inti yang menghasilkan sinar beta adalah penggunaan Cobalt-60 untuk
terapi kanker. Reaksi yang terjadi seperti pada persamaan reaksi berikut:
Selain rekasi diatas, pemanfaatan phosphor-32 sebagai pendeteksi kanker payudara juga
melepaskan sinar beta.
Pemanfaatan emisi positron, salahh satunya adalah penggunaan Carbon-11 sebagai PET
scanning otak. Reaksi inti ini menghasilkan positron seperti pada rekasi berikut:
t1/2 = 24 hari
t1/2 = 27 menit
t1/2 = 20 menit
t1/2 = 22 tahun
t1/2 = 5 hari
Stabil
Unsur merupakan unsur yang stabil dari proses akhir Uranium-238 decay series.
Unsur 12C.
= 12.09927 amu
= 12.09927 – 12.01100
= 0.08827 amu/atom
∆E = ∆m.c2
= 55.457145 amu
= 55.457145 – 54.9380
= 0.519145 amu/atom
∆E = ∆m.c2
Kobychev. 2005. Constraints on the Photon Charge from Observations of Extragalactic Sources.
Vol 31. Pp 147-151.
Sonzogni, Alejandro. 2008. Interactive Chart of Nuclides. National Nuclear Data Center:
Brookhaven National Laboratory.