You are on page 1of 14

PANDUAN PEMETAAN RSBI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN


JAKARTA, JULI 2011

Kata Pengantar
Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional sejak awal tahun 2011 telah mengembangkan berbagai perangkat penjaminan mutu, salah satunya adalah pengembangan instrumen pemetaan mutu sekolah diantaranya adalah penyelenggara rintisan sekolah bertaraf internasional. Hal ini dilaksanakan atas dasar Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, PP No 17/2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008, Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009 yang diperbaharui, dan peraturan perundangan lainnya. Dalam kerangka pengembangan system penjaminan mutu, Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan telah melakukan berbagai upaya dan usaha dalam rangka peningkatkan mutu pendidikan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan pemetaan mutu yang memotret pengembangan sekolah-sekolah yang bertaraf internasional, khususnya dimensi-dimensi internasional yang telah dilaksanakan oleh sekolah. Tujuan utama pemetaan mutu adalah : (1) mengetahui kinerja sekolah ditinjau dari pemenuhan dimeni keinternasionalan-nya, (2) mengetahui kinerja masing-masing standar ,kompoenen, dan indicator pendidikan sebagai sekolah penyelenggara RSBI, (3) mengetahui perkembangan profil sekolah penyelenggara RSBI, (4) mengetahui berbagai kendala dalam penyelenggaraan RSBI, dan 5) memberikan rekomendasi kepada direktorat teknis untuk melakukan pembinaan sekolah penyelenggara RSBI. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam kegiatan pemetaan mutu ini dilengkapi dengan beberapa perangkat instrumen yaitu: a) instrument pemetaan mutu RSBI (kualitatif), b) instrumen pemetaan mutu (kualitatif), dan c) profil sekolah terbaru. Untuk memahami perangkat semua instrumen dan pelaksanaannya, maka dapat dilihat dalam Panduan pemetaan mutu RSBI tahun 2011. Diharapkan, informasi dan semua perangkat instrumen pemetaan mutu RSBI ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam melakukan pembinaan, pengontrolan, dan sekaligus sebagai upaya meningkatkan akuntabilitas dan

penjaminan mutu dalam penyelenggaraan RSBI. Atas segala kritikan dan masukan terhadap instrumen ini diucapkan terima kasih.
Jakarta, Juli 2011 Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan

A. Rasional Perubahan kebijakan nasional dari sentralisasi menuju desentralisasi yang direalisasi dengan pelaksanaan otonomi daerah dalam semua aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan berakibat langsung pada beberapa kewenangan dan tanggung jawab, khususnya dalam pelaksanaan dan pengelolaan sumber daya manusia. Konsekuensi logis dari perubahan kebijakan tersebut, berakibat pada terjadinya proses distribusi kewenangan ke daerah. Meskipun demikian masih ada kewenangan-kewenangan tertentu yang langsung masih ditangani oleh pusat, khususnya dalam pengembangan dan inovasi pendidikan, khususnya inovasi manajemen pendidikan. Inovasi-inovasi tersebut dikembangkan oleh pusat, diujicobakan oleh pusat dan di implementasikan di tingkat daerah (sekolah). Untuk mengoptimalkan pengembangan dan terobosan, khususnya dalam bidang pendidikan melalui Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan telah menetapkan menetapkan lima pilar utama yakni : a) Ketersediaan, b) keterjangkauan, c) kualitas, d) kepastian, dan e) kesetaraan. Khusus program peningkatan kualitas, Pusat penjaminan Mutu Pendidikan telah mengembangkan berbagai program yang berkaitan dengan penjaminan mutu pendidikan, salah satunya adalah melakukan pemetaan sekolah baik yang berkategori sekolah potensial, sekolah standar nasional (SSN), dan sekolah bertaraf internasional (termasuk RSBI). Dalam proses pemetaan sekolah tersebut Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan mengembangkan berbagai instrument pemetaan, yang salah satunya adalah instrumen pemetaan SBI/RSBI. Dalam pengembangan instrumen RSBI, hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain definisi RSBI yang merupakan sekolah yang grade-nya di atas standar Nasional pendidikan (SNP)dan sebagai rintisan yang akan dikembangkan dalam menjadi RSI pada pereode tertentu (PP No. 17 tahun 2010). RSBI juga merupakan sekolah yang dikembangkan dari SSN yang memiliki skore kinerja sekolah berada di level atas dari SSN (rintisan). Penetapan SBI juga didasarkan pada support dana (dukungan) dana dari pihak ekternal (pemda) baik propinsi maupun kabupaten/kota terhadap Rencana Anggaran pendapatan belanja Sekolah (RAPBS). Dalam pengembangan RSBI tersebut masing-masing Direktorat Teknis telah mengembangkan konsep SBI, implementasikan konsep, mengembangkan instrumen dalam rangka menyeleksi RSBI, melakukan sosialisasi pengembangan RSBI, dan mengembangkan alat evaluasi dan monitoring untuk mengetahui keberhasilan konsep tersebut di tingkat sekolah. Namun demikian dalam rangka membuat pemetaan mutu RSBI secara menyeluruh untuk semua jenjang (SD, SMP, SMA dan SMK) perlu dikembangkan konsep, kerangka, dan instrumen pemetaan RSBI untuk semua jenjang. Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan telah mengembangkan seperangkat instrumen pemetaan mutu RSBI yang terdiri dari kelompok instrumen SD, instrument SMP, instrumen SMA, dan instrumen SMK. Instrumen-instrumen tersebut dikembangkan berdasarkan indikator esensial Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang berkaitan dengan Indikator Kenerja Kunci Tambahan atau demensi-dimensi internasional yang merupakan ciri khusus keberadaan RSBI. Berbagai bentuk pembinaan dilakukan oleh Kemendiknas dalam rangka mengimpelmentasikan perintah Sistem perundang-undangan, dan salah satu diantaranya adalah melakukan pemetaan 1

mutu yang menjadi salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Pusat Penjaminan Mutu pendidikan. Pemetaan dilakukan untuk mengetahui kondisi dan lingkungan sekolah terhadap penyelenggaraan RSBI beserta hasil-hasilnya. Agar langkahlangkah dalam pemetaan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang optimal, maka perlu panduan yang sistimatis, dan komprehensif. B. Tujuan Tujuan dilaksanakannya pemetaan mutu RSBI adalah untuk memberikan masukan, jalan keluar, dan mengatasi segala problem dan hambatan yang terjadi di sekolah dalam penyelenggaraan RSBI, khususnya ditinjau dari jenis-jenis SNP, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian yang bernuansa internasional. Penekanan pendalaman dan analisis dalam pemetaan ini berkaitan erat dengan bidang-bidang manajemen pendidikan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan tindak lanjut. Dengan demikian, pihak sekolah dan pihak lain yang terkait dapat melakukan perbaikan atau penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan tujuan umum dari pemetaan mutu RSBI adalah untuk menegtahui sejauhmana kinerja sekolah baik dalam kerangka pemenuhan standar nasional pendidikan (SNP) maupun pemenuhan dimensi keinternasionalan. Secara rinci (khusus) tujuan pemetaan RSBI adalah untuk: 1. mengetahui kinerja sekolah ditinjau dari pemenuhan dimensi-dimensi keinternasionalan; 2. mengetahui kinerja masing-masing standar, komponen, dan indicator pendidikan sebagai sekolah RSBI 3. mengetahui perkembangan profil sekolah RSBI; 4. mengetahui berbagai kendala dalam penyelenggaraan RSBI. 5. melakukan rekomendasi kepada direktorat teknis untuk melakukan pembinaan sekolah RSBI. C. Sararan Sasaran pemetaan mutu adalah semua sekolah jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK yang telah ditetapkan oleh Direktorat teknis (Direktorat SD, Direktorat SMP, Direktorat SMA, dan Direktorat SMK) sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional atau disebut sekolah yang dikembangkan menjadi SBI. D. Petugas Petugas pemetaan mutu RSBI adalah tim yang ditetapkan oleh Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan, Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Tim ini terdiri dari staf di Pusat PMP, Dinas Pendidikan Daerah, Unsur Perguruan Tinggi dan lainnya yang ditunjuk dengan memiliki kemampuan, 2

kesanggupan, keseriusan dan pemikiran inovatif, serta pengetahuan yang memadai tentang pengembangan sekolah, khususnya sekolah bertaraf internasional (SBI). Selanjutnya sebelum menjalankan tugasnya, tim ini diberi pembekalan secukupnya. Setiap petugas memiliki tanggung jawab mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan serta membuat laporan singkat hasil pemetaan RSBI dengan rambu-rambu dan kelengkapan sebagai berikut: 1. Semua isian yang ada di instrumen harus diisi dengan lengkap dan rapi. 2. Dukungan data untuk kelengkapan profil sekolah harus disertakan halhal yang esensial TENTANG INDIKATOR KEINTERNASIONALAN, dengan memfotocopy dokumen-dokumen perdukung tersebut (khususnya dokumen tambahan yang berkaitan dengan instrumen pendukung ciri-ciri sekolah bertaraf internasional). 3. Petugas memberikan file kepada sekolah, yaitu: file PROFIL SEKOLAH. File tersebut setelah diisi diharuskan diserahkan ke petugas dan atau DIKIRIM Pusat penjaminan Mutu Pendidikan melalui alamat email: paudni_ppmp@yahoo.com. 4. Petugas mengembalikan semua instrumen pemetaan mutu RSBI, yaitu: Instrumen pemetaan mutu RSBI dan profil sekolah. Secara administratif daftar dokumen dan kelengkapan administrasi yang perlu dibawa oleh setiap petugas ke lapangan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Daftar Perangkat Pemetaan Mutu RSBI Tahun 2011 No. 1 2 3 4 5 6 Dokumen/kelengkapan administrasi SPPD Surat Tugas Panduan Pemetaan Mutu RSBI Instrumen Pemetaan Mutu RSBI Biaya Transport lokal pendamping petugas Pemetaan Mutu RSBI CD berisi: file profil sekolah

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Coaching Pemetaan Mutu Pemetaan Mutu akan dilaksanakan pada bulan September Tahun 2011 dengan skedule sbb: Tabel 2. Pentahapan Kegiatan Pemetaaan Mutu RSBI Tahun 2011 No. Pentahapan Kegiatan Waktu

A Pembekalan petugas : B Pelaksanaan Pemetaan Mutu RSBI ke lapangan C Pelaporan petugas D Pelaporan keseluruhan

F. Mekanisme Pemetaan Mutu RSBI 1. Tahap persiapan Tahap persiapan pada dasarnya adalah pemersiapan berbagai perangkat berkaitan dengan pelaksanaan Pemetaan Mutu RSBI antara lain : (1) pengembangan instrumen Pemetaan Mutu RSBI untu ksemua jenjang yang telah disesuaikan dengan konsep RSBI dan peraturan perundang-undangan terbaru; (2) Identifikasi sekolah, melalui data base yang ada di Direktorat teknis (SD, SMP, SMA, dan SMK); (3) Penetapan petugas sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selanjutnya dalam tahap persiapan juga dilakukan coaching bagi petugas yang akan ke lapangan (sekolah). Materi coaching meliputi : Kebijakan PMP, Pedoman Pemetaan Mutu, Konsep dasar RSBI, Instrumen Pemetaan Mutu RSBI, Pensekoran dan Penilaian, serta Pelaporan Pemetaan Mutu RSBI, dan lainnya. 2. Pelaksanaan a. Pemetaan Mutu RSBI ke Sekolah dan Dinas Pendidikan Daerah Pemetaan Mutu RSBI dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang komprehensif tentang kondisi sekolah dan hal-hal yang lain, melalui pemetaan dan atau pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara petugas mengisi kuesioner/inventory berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden, pengamatan lapangan, dan telaah dokumentasi. Urutan pengumpulan data melalui sebagai berikut: 1) Kepala Sekolah Selain mengumpulkan data untuk mengetahui profil sekolah dan untuk mendapatkan data-data tentang sekolah beserta dokumen pendukungnya sesuai instrumen, khususnya yang berkaitan dengan dimensi-dimensi internasional. 2) Guru Wawancara dengan guru dilakukan untuk memverifikasi data-data yang berkaitan langsung dengan tugas-tugas guru baik sebagai tenaga pengajar maupun sebagai sub-sistem dari sekolah, khususnya dalam pengembangan sekolah bertaraf internasional dan pembelajaran. 3) Komite Sekolah Wawancara dengan komite sekolah dilakukan untuk memverifikasi datadata yang berkaitan langsung dengan peran komite sekolah sebagai supporter pengembangan sekolah bertaraf internasional. 4

4) Siswa Wawancara dengan siswa dilakukan untuk memverifikasi data-data yang berkaitan langsung dengan peran guru, khususnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran. 5) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Wawancara dengan pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang terkait dengan penyelenggaraan, pembinaan, dan kewenangan RSBI/SBI, diantaranya tentang: kebijakan, kurikulum, pendanaan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta pengawasan RSBI. 6) Dinas Pendidikan Provinsi Wawancara dengan pejabat Dinas Pendidikan Provinsi pada dasarnya adalah sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, yaitu apa saja yang terkait dengan penyelenggaraan, pembinaan, dan kewenangan RSBI/SBI, diantaranya tentang: kebijakan, kurikulum, pendanaan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta pengawasan RSBI.

b.

Pelaporan Petugas wajib melaporkan hasilnya dari lapangan untuk selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun yang perlu diserahkan/dilaporkan oleh petugas antara lain: semua instrument supervise dan ME RSBI yang telah diisi, dan profil sekolah (dalam bentuk file dan cetakan) serta dokumen (file dan cetakan) dari instrumen II.

INSTRUMEN, PEMBOBOTAN, PENSKORAN, DAN PENILAIAN KINERJA SEKOLAH A.Instrumen Dalam kerangka pengembangan instrumen, untuk membangun konstruk variabel yang akan diukur pada umumnya dijabarkan dalam komponen, dan indikator, demikian juga untuk pengembangan instrumen kinerja sekolah. Dalam konteks kinerja sekolah yang tolok ukur pencapaiannya adalah pengayaan, pendalaman, perluasan dari SNP sesuai dengan standar internasional. Penilaian kinerja keseluruhan merupakan jumlah setiap indikator atau komponen, dan untuk lebih mudah penghitungannya menggunakan skor komulatif komponen. Indikator-indikator penilaian kinerja sekolah RSBI merupakan acuan untuk mengembangkan butir-butir penilaian kinerja sekolah. Indikator ini dijabarkan dari komponen-komponen yang dijabarkan dari SNP 5

merupakan fokus penilaian, sebagai suatu ukuran kinerja sekolah. Dalam merumuskan indikator-indikator ini digunakan kriteria: a. Teramati, kriteria ini menunjukkan bahwa setiap indikator yang digunakan sebagai acuan pengembangan butir-butir penilaian harus dapat diamati substansi dan keberadaanya. b. Terukur, kriteria ini menunjukkan bahwa setiap indikator dapat diukur dan ditujukkan. c. Praktis, kriteria ini menunjukan bahwa dari setiap indikator harus dapat diturunkan butir-butir penilaian yang akan digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja sekolah. d. Relevan, kriteria ini menunjukkan bahwa setiap indikator yang dikembangkan harus relevan dengan harapan pihak yang berkepentingan di sekolah. e. Representatif, kriteria ini menunjukkan bahwa setiap indikator yang dikembangkan harus mewakili aspek-aspek tertentu dari komponen kualitas sekolah. f. Pengembangan instrumen pemetaan dalam rangka penilaian kinerja perlu memperhatikan kepentingan penilaian kinerja sekolah. Instrumen pemetaan ini disusun berdasarkan indikator-indikator standar keinternasionalan sekolah, maka dalam penyusunan instrumen ini di samping didasarkan semua regulasi di atas, juga didasarkan atas PP No 17/2010, PP No 38/2007, PP No 48/2008, Permendiknas No 78/2009 Tentang Penyelenggaraan SBI yang diperbaharui, Kebijakan Mandikdasmen tentang Penjaminan Mutu Penyelenggaraan SBI, kebijakan-kebijakan lain yang relevan dari kementerian Pendidikan Nasional. Di samping itu, juga dikembangkan atas dasar pemahaman konsep manajemen pendidikan dan mempertimbangkan kondisi lapangan dalam praktik persekolahan. Instrumen dimensi keinternasionalan juga memuat indikator-indikator keinternasionalan yang dikembangkan dari setiap komponen masing-masing standar dalam standar nasional pendidikan, yang selanjutnya dikembangkan menjadi butir-butir pernyataan. Dalam upaya menggali data dan informasi yang komprehensif dalam kerangka pengambilan kebijakan pemerintah untuk melakukan pembinaan sekolah secara tepat, maka dalam kegiatan pemetaan mutu ini dipergunakan beberapa instrumen untuk sasaran/responden yang berbeda-beda. Beberapa instrumen pemetaan mutu tersebut adalah sebagai berikut:

1.

InInstrumen yang sifatnya tertutup (dengan butir-butir pernyataan yang diberikan alternatip jawaban), yaitu untuk mengetahui kinerja sekolah, yaitu pemenuhan dimensi keinternasionalan (Indikator Kinerja Kunci Tambahan/IKKT). 2. Instrumen yang bersifat terbuka dan dipergunakan untuk mengungkap fakta secara kualitatif, di samping itu juga untuk melengkapi instrumen kinerja sekolah. 3. Profil sekolah, untuk mengetahui potret sekolah (dilihat secara kuantitatif) sebagai data pendukung penilaian kinerja sekolah. 6

B.

Bobot Standar, Komponen, dan Indikator Keinternasionalan

Adapun besarnya bobot tiap standar pendidikan adalah sebagai berikut: Tabel 4. Pembobotan unsur-unsur No 1 2 3 4 5 6 7 8 Standar Pendidikan Standar Kompetensi Lulusan Standar Penilaian Pendidikan Standar Proses Standar Isi Standar Pendidik dan Tendik Standar Pengelolaan Standar Sarana dan Prasarana Standar Pembiayaan Jumlah Bobot 130 110 150 130 150 110 120 100 1000

C. Penskoran Butir Pernyataan Instrumen Kinerja Sekolah Instrumen kinerja sekolah ini terdiri dari sejumlah butir sebagaimana disebutkan sebelumnya, butir-butir yang berupa pernyataan yang sifatnya tertutup. Selanjutnya butir-butir pernyataan terdiri dari dua model: a) model pernyataan yang opsinya skala/kontinum, dan b) model pernyataan yang opsinya ceklist/diskrit. Untuk pernyataan yang jawabannya skala/kontinum diberikan lima (5) opsi jawaban, dengan skor 5, 4, 3, 2, dan 1 hanya boleh memilih (x) salah satu opsi, sedangkan pernyataan yang jawabannya menggunakan ceklist/diskrit (boleh memilih (x) lebih dari satu opsi. Konversi pilihan opsi menjadi skor 5, 4, 3, 2, dan 1 dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Hitung jumlah opsi yang tersedia pada pernyataan (misal N) 2. Hitung jumlah opsi yang dipilih (misal M) 3. Hitung persentase jumlah opsi yang dipilih dengan rumus: Persen (%) = M/N x 100 4. Konversi persentase jumlah opsi yang dipilih menggunakan tabel konversi sbb: No. 1. 2. Persenta se 100 72 - 99 Skor 5 4 7

3. 4. 5.

48 - < 3 72 24 - < 2 48 <24 1

Model pernyataan yang opsinya ceklist/diskrit dalam instrumen pemetaan RSBI ini mempunyai jumlah opsi maksimum 9 dan minimum 3. Dengan menggunakan rumus dan tabel konversi tersebut maka berbagai kemungkinan konversi persentase jumlah opsi yang dipilih menjadi skor ditunjukkan tabel seperti berikut: Jumlah Opsi (N) 9 Opsi yang Dipilih (M) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1 7 6 5 4 3 2 1 6 Persenta se (%) 100.00 88.89 77.78 66.67 55.56 44.44 33.33 22.22 11.11 100.00 87.50 75.00 62.50 50.00 37.50 25.00 12.50 100.00 85.71 71.43 57.14 42.86 28.57 14.29 100.00

No. 1.

Skor 5 4 4 3 3 2 2 1 1 5 4 4 3 3 2 2 1 5 4 3 3 2 2 1 5 8

2.

3.

4.

5 4 3 2 1 5. 5 5 4 3 2 1 4 3 2 1 3 2 1

83.33 66.67 50.00 33.33 16.67 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 100.00 75.00 50.00 25.00 100.00 66.67 33.33

4 3/4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 5 3 2

6.

7.

Contoh-contoh pengisian instrumen


1. Contoh
1. pengisian skala/kontinum: instrumen kinerja sekolah dengan opsi

Prosentase lulusan yang melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs bertaraf internasional atau SSN yang unggul X 100 % (76-99) % (50-75) % (24-49) % < 23 %

Skor 4

Keterangan : Pada butir pernyataan di atas ditanyakan prosentase lulusan yang


melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs bertaraf international atau SSN unggul, responden menjawab (x) 76-99 % pada opsi ke 4, artinya menurut responden/sekolah yang bersangkutan, memiliki skor 4.

2. Contoh

pengisian ceklist/diskrit:

instrumen

kinerja

sekolah

dengan

opsi 9

1.

Sekolah memperoleh kejuaraan tertinggi dalam mengekspresikan/unjuk kerja/apresiasi/refleksi diri melalui kegiatan seni dan budaya seperti pameran lukisan, konser musik, pagelaran tari, drama dan sebagainya satu tahun terakhir: tingkat internasional X tingkat nasional X tingkat provinsi X tingkat kabupaten/kota tidak ada

Skor

Keterangan : Pada butir pernyataan di atas persentase kejuaraan tertinggi


dalam mengekspresikan/unjuk kerja/apresiasi/refleksi diri melalui kegiatan seni dan budaya yang dicapai sekolah adalah 3/5 x 100 = 60%. Berdasarkan tabel konversi, maka skor jawaban tersebut adalah 4.

Penjelasan: D. Perhitungan Nilai Indikator ME Nilai komponen (Nk) diperoleh dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tiap pernyataan diberikan skor sesuai fakta di lapangan 2. Menjumlahkan tiap penskoran dari tiap pernyataan dari tiap komponen (diperoleh jumlah skor/komponen) 3. Menghitung Nk tiap komponen, dengan rumus: Nk 1,2, = Jumlah skor X Bobot tiap komponen D. Perhitungan Nilai per Standar Keinternasionalan Nilai per Standar Keinternasionalan dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai tiap komponen, dengan rumus: NSK1,2, = Jumlah Nk F. Perhitungan Nilai Kinerja Keinternasionalan (NKK) Nilai NKK dapat diperoleh dengan rumus: NKK 3 + NSK 4 + NSK 5 + NSK 6 + NSK7 + NSK 8 = NSK 1 + NSK 2 + NSK

G. Perhitungan skor Kualitatif 1. Data kualitatif tidak dikuantifikasikan (di-sekor-kan), namun data kualitatif
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk men-justifikasi skor kuantitatif yang diperoleh oleh sekolah yang bersangkutan. Dari informasi 10

data kualitatif dapat digunakan sebagai penguatan dan atau catatan skor kuantitatif.

2. Deskripsi data kualitatif juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan


pembinaan selanjutnya terkait dengan perolehan skor kinerja sekolah secara keseluruhan.

11

You might also like